Tari Topeng Cirebon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Pranala sama dengan teksnya) |
||
(57 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Tari topeng cirebon.jpg|jmpl|ka|360px|Tari Topeng kelana yang dipentaskan di [[Area Wisata Batik Trusmi]] Cirebon]]
'''Tari
Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh satu penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.
[[Berkas: Arya-pementasan_tari_topeng_Wotgali_2019.webm|jmpl|360px|Pementasan tari topeng]]
Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java mendeskripsikan bahwa kesenian topeng Cirebon merupakan penjabaran dari cerita Panji dimana dalam satu kelompok kesenian topeng terdiri dari dalang (yang menarasikan kisahnya) dan enam orang pemuda yang mementaskannya diiringi oleh empat orang musisi gamelan ([[bahasa Cirebon]]: ''Wiyaga'')<ref>Raffles, Thomas Stamford. 1817. The History of Java. [[London]]: Black, Parbury and Allen</ref>▼
▲[[Thomas Stamford Raffles]] dalam bukunya ''The History of Java'' mendeskripsikan bahwa kesenian topeng Cirebon merupakan penjabaran dari [[cerita Panji]]
== Tempat pagelaran ==
Tari Topeng Cirebon pada zaman dahulu biasanya dipentaskan menggunakan tempat pagelaran yang terbuka berbentuk setengah lingkaran, misalnya di halaman rumah, di ''blandongan'' (bahasa Indonesia: tenda pesta) atau di ''bale'' (bahasa Indonesia: panggung) dengan obor sebagai penerangannya
== Tujuan pagelaran ==
Tujuan diselenggarakan suatu pagelaran tari Topeng Cirebon secara garis besar dibagi kedalam tiga tujuan utama yaitu;<ref>Masunah. Juju. 2003. Topeng Cirebon. [[Bandung]]: P4ST Universitas Pendidikan Indonesia</ref>
* Pagelaran komunal, merupakan acara pagelaran yang dilaksanakan untuk kepentingan bersama masyarakat, sehingga hampir seluruh masyarakat ditempat tersebut berpartisipasi dalam pagelaran ini, acara yang dipertunjukan pun sangat spektakuler dengan adanya arak-arakan dalang, atraksi seni dan sebagainya serta digelar lebih dari satu malam, contoh dari pagelaran komunal diantaranya adalah hajatan desa, ''ngarot kasinoman'' (acara kepemudaan), ''ngunjungan'' (ziarah kubur)
Baris 23 ⟶ 27:
* Topeng ''alit'', memiliki struktur yang minimalis baik dari segi dalang, peralatan, kru dan sajiannya. Jumlah rata-rata kru dalam struktur pagelaran topeng ''alit'' biasanya hanya terdiri dari lima sampai tujuh orang yang kesemuanya bersifat multi peran, dalam artian tidak hanya seorang dalang Topeng saja yang membawakan babak topeng, tetapi para wiyaganya juga ikut membantu dengan memberikan guyonan-guyonan ringan. Dialog dalam topeng ''alit'' dilakukan secara spontan berdasarkan situasi yang ada.
* Topeng ''gede'', memiliki struktur yang lebih besar dan baku jika dibandingkan dari penyajian topeng ''alit''. Hal tersebut dikarenakan topeng ''gede''
== Jenis ==
Salah satu jenis lainnya dari [[tari topeng]] ini adalah tari topeng kelana kencana [[Wungu, Madiun|wungu]] merupakan rangkaian '''tari topeng''' gaya [[Parahyangan]] yang menceritakan ratu Kencana wungu yang dikejar-kejar oleh prabu Minakjingga yang tergila-tergila padanya. Pada dasarnya masing-masing [[topeng]] yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna [[biru]], mewakili karakter yang lincah namun anggun. Minakjingga (disebut juga kelana), dengan topeng warna [[merah]] mewakili karakter yang berangasan, tempramental dan tidak sabaran. Tari ini merupakan karya [[Nugraha Soeradiredja]].
== Gaya tarian ==
Pada tari Topeng Cirebon terdapat beberapa gaya tarian yang secara yang telah diakui secara adat,<ref name=Tikarmedia1>
=== Tari Topeng Cirebon gaya Beber ===
[[Berkas:Reynan-Topeng-Beber-Sendi-1.jpg|jmpl|ka| Dalang Sendi Setiyawan sedang menggayakan tari Topeng Cirebon gaya Beber dengan pakaian klasik dalang tari Topeng Cirebon yang dipinjam dari ISBI Bandung oleh ''Ki'' dalang Panji Surono]]
Tari Topeng Cirebon gaya Beber adalah salah satu gaya tari Topeng Cirebon yang lahir di [[Beber, Ligung, Majalengka|desa Beber]], [[Ligung, Majalengka|kecamatan Ligung]], [[kabupaten Majalengka]], [[Jawa Barat]]. Sejak abad ke 17, awalnya tari Topeng yang ada di [[Beber, Ligung, Majalengka|desa Beber]] dibawa oleh seorang [[seniman]] dari [[Gegesik, Cirebon|Gegesik]], [[Cirebon]] yang bernama Setian, tetapi menurut para ahli ''Dalang'' Topeng Cirebon gaya Beber seperti ''mimi'' Yayah dan ''Ki'' Dalang Kardama yang pertama kali membawa tarian Topeng ke [[Beber, Ligung, Majalengka|desa Beber]] dan menjadi tari Topeng Cirebon gaya Beber adalah ''mimi'' Sonten dan Surawarcita yang masih berasal dari Gegesik sejak itu menurunkan beberapa generasi para seniman.
==== ''Babak'' tarian ====
Pembagian ''babak'' pada tari topeng Cirebon gaya Beber menurut ''Ki'' Andet Suanda dilakukan dengan berdasar para interpretasi tentang sifat dan kesadaran manusia.<ref name=disbudkota1>
* Topeng Panji, merupakan sebuah penggambaran dari sebuah jiwa yang halus
Baris 52 ⟶ 56:
==== Dalang tari Topeng Cirebon gaya Beber ====
Para dalang tari Topeng Cirebon yang terkenal jamannya di antaranya Andet Suanda, Ening Tasminah, H. Warniti yang kesemuanya telah almarhum, Generasi berikutnya yaitu Rohati (anak tunggal dari Ening Tasminah), Iyat (telah almarhum), Iis, Nengsih, juga para buyut, cucu serta pewarisnya yaitu Yayah, istri dari ''Ki dalang'' Suhadi di desa Randegan (sekarang telah mekar menjadi [[Randegan Kulon, Jatitujuh, Majalengka|desa Randegan Kulon]] dan [[Randegan Wetan, Jatitujuh, Majalengka|desa Randegan Wetan]], [[Jatitujuh, Majalengka|kecamatan Jatitujuh]], [[kabupaten Majalengka]]
<gallery>
Baris 60 ⟶ 64:
Berkas:Reynan-Topeng-Beber-Sendi-Santana-2.jpg| Fitri Nurfaida, S.Sn.M.Pd (istri ''Ki'' dalang Pandi Surono sekaligus guru pendamping), dalang Sony Santana (siswa SMPN 2 Cianjur (juara 2), ''Ki'' dalang Pandi Surono, dalang Sendy Setiyawan (siswa SMPN 1 Cibeber, Cianjur) juara 1), dan Uci S.Sn.(guru pendamping). Dalam acara Pasanggiri tari Tradisional [[Jawa Barat]] tingkat SMP di [[kabupaten Cianjur]] tahun 2013.
</gallery>
=== Tari Topeng Cirebon gaya Brebes ===
Menurut ''Babad Tanah Losari'' diceritakan bahwa Pangeran Angkawijaya pergi ke Losari dari [[kesultanan Cirebon]] menepi dari kehidupan Keraton karena tidak ingin terkungkung dengan sistem kehidupan kesultanan yang serba gemerlap. Selain itu, menepinya Pangeran Angkawijaya dari [[kesultanan Cirebon]] karena adanya konflik Internal soal perjodohan antara dirinya dengan kakaknya yakni Panembahan Ratu.<ref>
Saat itu Panembahan Ratu yang termasuk kakak Angkawijaya hendak menikahi putri dari Raja Pajang yakni Nyai Mas Gamblok, sebenarnya putri Gamblok lebih menyukai Pangeran Angkawijaya, tetapi karena urutan usia, Panembahan Ratu yang lebih tua menyatakan berhak mengawini Nyai Mas gamblok, menghindari hal yang tidak dinginkan terjadi, Pangeran Pangeran Angkawijaya lalu pergi ke arah timur dari tanah Cirebon hingga menetap di daerah pedukuhan pinggir sungai Cisanggarung yang akhirnya dinamakan Losari, dari tempat ini kemudian Pangeran Angkawijaya mengembangkan keterampilannya di bidang seni, beberapa hasil kreasinya diyakini adalah batik Cirebon motif ''Gringsing'' dan tari Topeng Cirebon gaya Losari.
Baris 78 ⟶ 77:
==== ''Babak'' tarian ====
'''Tari Topeng Cirebon gaya Brebes'''
Tari Topeng Cirebon gaya Brebes menceritakan legenda Joko Bluwo, seorang pemuda petani desa yang berwajah buruk rupa berkeinginan untuk mempersunting putri raja yang cantik jelita bernama Putri Candra Kirana. Dikisahkan, keinginan Joko Bluwo akhirnya dikabulkan sang raja, setelah Joko Bluwo memenuhi syarat yang diajukan Raja.
Baris 86 ⟶ 85:
=== Tari Topeng Cirebon gaya Celeng ===
''' Tari Topeng Cirebon gaya Celeng''
==== Musik pengiring ====
Baris 108 ⟶ 107:
=== Tari Topeng Cirebon gaya Cipunegara ===
'''Tari Topeng Cirebon gaya Cipunegara'''
Pusat tari Topeng Cirebon gaya Cipunegara berada di [[Jati, Cipunagara, Subang|desa Jati]], [[Cipunagara, Subang|kecamatan Cipunegara]] dan [[Gunungsembung, Pagaden, Subang|desa Gunung Sembung]], [[Pagaden, Subang|kecamatan Pegaden]], [[kabupaten Subang]]. Dikarenakan [[Jati, Cipunagara, Subang|desa Jati]] terkenal sebagai salah satu pusat tari Topeng Cirebon gaya Cipunegara, maka tari Topeng Cirebon gaya Cipunegara ini juga dikenal dengan nama '''tari Topeng Jati'''.
Baris 151 ⟶ 150:
==== ''Babak'' tarian ====
'Pada gaya Gegesik, ''babak'' (alur cerita) tariannya hampir sama dengan ''babak'' tarian yang ada di gaya-gaya tari Topeng Cirebon wilayah barat, penamaan ''babak'' pada pementasan tari Topeng Cirebon pada wilayah barat hanyalah mengambil namanya saja untuk menggambarkan kesamaan watak, para dalang topeng Cirebon pada umumnya tidak mengaitkan tariannya dengan tokoh Panji seperti dalam cerita Panji. Artinya, nama tari tersebut bukan sebagai gambaran tokoh Panji. Kata Panji hanya dipinjam untuk menyatakan salah satu karakter tari yang halus, yang secara kebetulan karakternya sama dengan tokoh Panji. Berbeda dengan di Losari, Topeng Panji justru ditarikan dalam sebuah lakonan dan penarinya benar-benar memerankan tokoh Panji seperti yang ada di cerita Panji.<ref>Saidi, Agus Maolana. 2013.
Perbedaan ''babak'' antara tari Topeng Cirebon gaya Gegesik dengan Slangit yang sama-sama berasal dari [[kabupaten Cirebon]] wilayah barat terletak pada susunan ''babaknya'', jika pada gaya Gegesik ''babak'' rumyang ditampilkan pada urutan keempat atau kelima, maka pada gaya Slangit ''babak'' tersebut ditampilkan pada urutan ketiga. Berikut ''babak'' pada tari Topeng Cirebon gaya Gegesik ;
Baris 168 ⟶ 167:
Dalang Baerni kini pindah ke wilayah [[Pagaden, Subang|kecamatan Pegaden]], [[kabupaten Subang]] untuk mengikuti suaminya yang bekerja sebagai guru Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan dalang Baedah juga mengikuti suaminya pindah ke wilayah [[kota Cirebon]]
=== Tari Topeng Cirebon gaya Gujeg ===
Baris 195 ⟶ 190:
==== Dalang tari Topeng Cirebon gaya Kreyo ====
Pada masa jayanya, gaya Kreyo memiliki seorang dalang tari Topeng yang terkenal, dia bernama Tarmi atau biasa dikenal dengan nama dalang Tarmi, sekarang yang ada hanyalah dalang Tumus, tetapi dia lebih sering menjadi ''nayaga'' (penabuh gamelan) kelompok tari Topeng Cirebon milik dalang Keni Arja (seorang maestro Topeng Cirebon gaya Slangit)<ref name=Keni1>
=== Tari Topeng Cirebon gaya Losarang ===
Baris 203 ⟶ 198:
=== Tari Topeng Cirebon gaya Losari ===
'''Tari Topeng Cirebon gaya Losari''' memiliki daerah penyebaran di sekitar [[losari, cirebon|kecamatan Losari, kabupaten Cirebon]] dan [[losari, brebes|kecamatan Losari, kabupaten Brebes]], menurut maestro tari Topeng Cirebon Irawati Ardjo, lokasi Losari yang berbatasan dengan wilayah [[Jawa Tengah]] membuat tari Topeng Cirebon gaya Losari banyak dipengaruhi elemen-elemen budaya jawa, keterangan serupa juga diberikan oleh Dr. Een Herdiani dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung, menurut dia perbedaan yang menjadi ciri khas tari Topeng Cirebon gaya Losari ada pada musik pengiringnya, gerakan tari dan pakaian penarinya.<ref name=Pikiranrakyat1>
==== Pakaian penari ====
Baris 223 ⟶ 218:
==== Gerakan tari ====
Pada gaya Losari, gerakan tidak hanya berpaku pada pola geometris seperti yang biasa dilakukan pada kebanyakan gaya tari Topeng Cirebon, tetapi juga menggunakan pola gerakan yang luwes.<ref name=Pikiranrakyat1 /> Gerakan yang menjadi khas gaya Losari di antaranya adalah ;<ref>
:* ''gantung sikil'' yaitu gerakan menaikan satu kaki dan bertumpu pada kaki lainnya dengan berjinjit selama kurang lebih sepuluh menit
:* ''geleyong'' yaitu gerakan badan didorong ke kiri dan ke kanan dengan sesekali melenggokan badan ke belakang
:* ''naga seser'' yaitu gerakan kuda-kuda
==== ''Babak'' tarian ====
Baris 255 ⟶ 250:
Di dalam gaya Losari, dalang yang terkenal di antaranya adalah almarhumah Sawitri dan Dewi dari sanggar tari Topeng Cirebon '''Purwa Kecana''', perjuangan melestarikan gaya Losari kemudian diteruskan kepada keturunannya, di antaranya Taningsih, Nur Anani, Kartini, Srinarti, Warsono dan Susana.<ref name=Tikarmedia1 />
=== Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan ===
Baris 298 ⟶ 289:
==== Dalang tari Topeng Cirebon gaya Palimanan ====
Para dalang tari Topeng Cirebon gaya Palimanan sebagian besar merupakan keturunan dari dalang Wentar, ''Ki'' Dalang Wentar mempunya beberapa orang anak diantaranya Mimi Mini, Mimi Ami, Ki Dalang Saca, Mimi Nesih dan Mimi Soedji, di antara keturunan dari Wentar yang terkenal adalah Tursini anak dari dalang Soedji seorang maestro tari Topeng Cirebon gaya Palimanan. Beberapa keturunan dalang Wentar tidak hanya berdiam di [[Palimanan, Cirebon|kecamatan Palimanan]] saja. namun menyebar ke wilayah lainnya terutama [[kabupaten Majalengka]]. Dalang Sukarta yang kini tinggal di desa Bongas, [[Sumberjaya, Majalengka|kecamatan Sumber Jaya]], [[kabupaten Majalengka]], merupakan salah satunya, dalang Sukarta merupakan keturunan ''Ki Wentar'' dari jalur Mimi Mini, anak Mimi Mini yaitu Mimi Ina yang kemudian menikah dengan ''Ki'' dalang Entang dari [[Balad, Dukupuntang, Cirebon|desa Balad]], [[Dukupuntang, Cirebon|kecamatan Dukupuntang]], [[kabupaten Cirebon]]
<gallery>
Baris 304 ⟶ 295:
Berkas:Topeng-palimanan-kiempek-waryo.jpg| ''Ki'' Empek (maestro kesenian Cirebon) sekaligus dalang Topeng Cirebon gaya Palimanan.<br /> Pada foto terlihat ''Ki'' Waryo kecil sedang mengambil camilan dari kantung camilan sang ayah (''Ki'' Empek)
</gallery>
==== Galeri gerak Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan ====
Baris 317 ⟶ 303:
Perbedaan topeng ''Tumenggung Bebarang'' dan yang bukan bisa dilihat dari penggunaan tutup kepala pada pagelarannya, ada 2 jenis pemakaian tutup kepala, bila menggunakan ''sobra'' itu termasuk ''Tumenggung Bebarang'' dan ada juga menggunakan topi pet (bukan Tumenggung Bebarang), tetapi gerak tarian di antara keduanya sama.
Berkas:Reynan-Topeng-palimanan-kiempek.jpg| Kang Mer kakang tunggal buyut menggayakan topeng Tumenggung Magangdiraja dan ''Ki'' Empek (maestro kesenian Cirebon) ayah dari ''Ki'' Waryo (budayawan Cirebon) menggayakan topeng Jinggananom.
</gallery>
=== Tari Topeng Cirebon gaya Pekandangan ===
'''Tari Topeng Cirebon gaya Pekandangan'''
==== ''Babak'' tarian ====
Baris 339 ⟶ 323:
==== Dalang tari Topeng Cirebon gaya Pekandangan ====
Dalang topeng gaya Pekandangan yang terkenal adalah ''mimi'' (bahasa Indonesia: ibu) [[Mimi Rasinah|Rasinah]] anak dari ''Ki'' Dalang Lastra dan ibunya seorang dalang ronggeng,<ref>[http://www.tosupedia.com/2014/11/sanggar-tari-topeng-mimi-rasinah.html | Sudiyanto. Toto. 2014. Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah lahirkan bibit-bibit baru pelestari tari topeng Indramayu. [[Bongas, Indramayu|Bongas]]: Tosupedia</ref>
Pada awalnya keluarga besar ''Ki'' dalang Lastra mengalami kesulitan besar ketika hendak mengembangkan tari topeng Cirebon gaya Pekandangan, kesulitan itu muncul dari penjajah yang berfikir bahwa aktivitas pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Pekandangan yang dilakukan oleh ''Ki'' Lastra merupakan sebuah aktivitas mata-mata oleh pejuang Republik Indonesia. Pada zaman penjajahan Jepang, kelompok tari yang dipimpin oleh ''Ki'' Lastra dibekukan hingga selanjutnya pada masa agresi militer Belanda, ''Ki'' Lastra tewas ditembak tentara Belanda dengan tuduhan yang sama dengan sebelumnya yaitu melakukan aktivitas mata-mata untuk Republik Indonesia.<ref>
Usaha melestarikan gaya Pekandangan oleh keluarga besar [[Mimi Rasinah|M''imi'' Rasinah]] membuahkan hasil dengan dipentaskannya pagelaran tari Topeng yang berjudul Napak Tilas Sang Maestro Tari Topeng Pekandangan: Mimi Rasinah di teater terbuka balai pengelolaan taman budaya [[Jawa Barat]] pada maret 2014 yang diperagakan oleh ratusan dalang topeng gaya Pekandangan dari berbagai usia dan dihadiri oleh para peminat seni termasuk para murid ''mimi'' Rasinah dari berbagai negara.<ref>
=== Tari Topeng Cirebon gaya Randegan ===
[[Berkas:Reynan-Topeng-Randegan-warsita-rumyang-udeng.jpg|jmpl|ka|Ki Rawita membawakan ''babak Rumyang Udeng'' pada pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Randegan di acara Festival Topeng Nusantara yang bertempat di [[keraton Kasepuhan]], [[kesultanan Kasepuhan]], [[kota Cirebon]] pada tahun 2006 ]]
'''Tari Topeng Cirebon gaya Randegan''
==== ''Babak'' tarian ====
Baris 370 ⟶ 354:
=== Tari Topeng Cirebon gaya Slangit ===
[[Berkas:Reynan-Topeng-slangit-waryo-satu-babak.jpg|jmpl|ka| ''Ki'' Waryo dan ''Ki'' Wiyono saat membawakan drama satu babak dalam pertunjukan topeng Cirebon pada saat acara ''kaulan'' dirumah keluarga ''mimi'' Keni Arja (budayawan Cirebon sekaligus maestro tari Topeng Cirebon gaya Slangit).<br /><br />Menurut keterangan dari ''Ki'' Erik North (budayawan Cirebon asal Santa
'''Tari Topeng Cirebon gaya Slangit''' utamanya terpusat disekitar [[slangit, klangenan, cirebon|desa Slangit]], [[klangenan, cirebon|kecamatan Klangenan]], [[kabupaten Cirebon]], gaya inilah yang kemudian digunakan dan dikembangkan menjadi gaya tari Topeng Cirebon pada sanggar kesenian Sekar Pandan milik [[kesultanan Kacirebonan]]. Pada era tahun 80-an, sekitar tahun 1986 seorang peneliti asing bernama Pamela Rogers-Aguiniga telah mendokumentasikan secara mendetail berbagai dinamika dari tari Topeng Cirebon gaya Slangit melalui bimbingan ''Ki'' Sujana Arja (maestro tari Topeng Cirebon gaya Slangit).
Baris 376 ⟶ 360:
==== Musik pengiring ====
Musik pengiring yang digunakan dalam tari Topeng Cirebon gaya Slangit merupakan musik-musik khas gamelan Cirebon, berikut urutannya;<ref>Ningsi, Ayoe. 2007. Tari Topeng Cirebon di Wilayah
* Tetaluan, dikenal juga dengan nama ''gagalan''
* Kembang Sungsang, merupakan lagu pengiring yang digunakan untuk mengiringi pagelaran tari Topeng pada ''babak'' Panji.
* Singa Kawung, merupakan lagu pengiring yang digunakan untuk mengiringi pagelaran tari Topeng pada ''babak'' Samba.
* Kembang Kapas, merupakan lagu pengiring yang digunakan untuk mengiringi pagelaran tari Topeng pada ''babak'' Rumyang.
* Tumenggungan, atau dikenal dengan nama ''bendrong''
* Gonjing, merupakan lagu pengiring yang digunakan untuk mengiringi pagelaran tari Topeng pada ''babak'' Klana.
Baris 405 ⟶ 389:
Dalang tari pada gaya Slangit yang terkenal di masyarakat hampir seluruhnya merupakan keturunan dari keluarga Arja, salah satu yang masih aktif melestarikan dan juga sebagai pengajar formal adalah Keni Arja (saudara almarhum ''Ki'' Sujana Arja), perjuangan keluarga Arja pada masa lalu dalam mempertahankan gaya Slangit agar tetap lestari bukanlah sebuah hal yang mudah, setelah kematian enam saudaranya hanya tinggal ''Ki'' Sujana Arja dan Keni Arja yang berjuang mempertahankan gaya Slangit agar tetap lestari, karena dari sembilan orang anak keturunan ''Ki'' Dalang Arja hanya delapan orang yang kemudian menjadi seniman tari Topeng Cirebon, baik sebagai ''nayaga'' (penabuh gamelan) atau sebagai ''dalang'' topeng, di antara sembilan orang anak ''Ki'' Dalang Arja hanya Durman yang tidak menjadi seorang seniman Topeng Cirebonan.
Perjuangan almarhum ''Ki'' Sujana Arja dan adiknya Keni dalam upaya melestarikan gaya Slangit dimulai dari ''Bebarangan'' yakni mengamen topeng dari kampung ke kampung dan memenuhi panggilan pentas, ditengah terjepit dalam sulitnya mempertahankan tari Topeng Cirebon gaya Slangit yang sepi dari panggilan pentas, kelompok tari Topeng Cirebon juga pada masa itu (sekitar tahun 1960-an) dihadapkan dengan tuduhan bahwa mereka terkait dengan Gerakan Tiga Puluh September (G-30-S) sehingga menyebabkan ada beberapa kelompok tari Topeng Cirebon yang memilih untuk membubarkan diri karena takut dikait-kaitkan dengan gerakan tersebut, tetapi karena berniat untuk melestarikan gaya Slangit maka ''Ki'' Sujana Arja beserta saudaranya Keni Arja tetap melakukan pagelaran untuk membuktikan bahwa tari Topeng Cirebon gaya Slangit mampu bertahan dalam segala perubahan.<ref>[http://news.liputan6.com/read/115888/sujana-arja-maestro-topeng-cirebon Liputan
Setelah meninggalnya ''Ki'' Dalang Sujana Arja, pelestarian tari Topeng Cirebon gaya Slangit diteruskan oleh kedua puteranya, yaitu Inu Kertapati dan Astori, serta dalang-dalang topeng Cirebon gaya Slangit lainnya seperti Miah, Maskeni, Karmina, Wiyono (putera dari Keni Arja), Nunung Nurasih, Oliah, Iin, dan Turini.
=== Tari Topeng Cirebon gaya Sinar Rancang ===
Baris 422 ⟶ 399:
=== Tari Topeng Cirebon gaya Tambi ===
'''Tari Topeng Cirebon gaya Tambi''
==== Pakaian Penari ====
Baris 443 ⟶ 420:
''Dalang'' Topeng yang terkenal dari gaya Tambi salah satunya adalah ''Nyai'' Wangi Indria, anak dari ''Ki Dalang'' Taham (dalang [[wayang Kulit Cirebon]] dan cucu dari ''Ki'' Wisad (seniman tradisional).
== Topeng pelengkap ==
Baris 458 ⟶ 431:
* Ngabehi Subakrama ayah Tumenggung Magangdiraja.
Pada era sekitar tahun 60-70-an topeng-topeng pelengkap seperti ''Sentingpraya'' masih dipentaskan pada ''pagelaran dinaan'' (bahasa Indonesia: pagelaran siang) tari Topeng Cirebon, pada periode tersebut menurut ''Ki'' Waryo, ''babak'' tumenggung Mangangdiraja melawan Jinggananom akan diteruskan adegannya dengan mementaskan adegan ''Aki-aki perangan''
== Pewarisan keahlian ==
Baris 468 ⟶ 441:
Proses pewarisan secara tradisional biasanya dilakukan dengan cara penyampaian lisan, sang murid dalam proses tradisional ini biasanya selalu mengikuti pagelaran tari topeng yang dilakukan oleh gurunya, sehingga ia dituntut untuk mendengarkan dan melihat apa yang dilakukan gurunya diatas panggung pagelaran, pada proses ini, murid belajar dengan cara mendengarkan, melihat dan kemudian mengembangkan sendiri pola-pola gerakan tari Topengnya miliknya, dikarenakan pada proses tradisional ini murid belajar langsunhg dari gurunya dipanggung, maka dalam istilah adat Cirebon proses pembelajaran model seperti ini dikenal dengan istilah''guru panggung''<ref>Rasidin, Dindin. 2004. Rasinah Dalang Topeng Indramayu Jawa Barat. Sebuah Biografi. [[Yogyakarta]]: Universitas Gadjah Mada</ref>
Proses pewarisan keahlian dalang Tari Topeng Cirebon kepada murid atau keturunannya tidak selalu mengajarkan gerak tarian yang sama percis, menurut ''Ki'' Sujana Arja (maestro tari Topeng Cirebon gaya Slangit) pengajaran gerakan tarian Topeng ada yang sengaja dibedakan gerakannya dari guru kepada muridnya, hal ini terbukti dari adanya gaya Celeng dan gaya Cipunegara yang berasal dari keluarga yang sama yaitu ''Ki'' Kartam (maestro tari Topeng Cirebon gaya Celeng) dan ''Ki'' Panggah (maestro tari Topeng Cirebon gaya Cipunegara) yang merupakan
* Proses pewarisan secara modern, proses pengalihan pengetahuan ini biasanya dilakukan di sanggar-sanggar tari milik para dalang Topeng Cirebon, murid tidak hanya mendengarkan dan melihat gurunya mementaskan tari Topeng Cirebon saja, tetapi juga diajarkan pola-pola gerakan yang didapat gurunya secara turun temurun mulai dari kuda-kuda, gerakan tangan, tatapan wajah dan lainnya, sehingga pada proses ini bisanya memunculkan pola gerakan yang kurang lebih sama antara murid yang satu dengan yang lain di dalam satu sanggar tari.
Baris 478 ⟶ 451:
Kesenian Tari Topeng ini masih eksis dipelajari di sanggar-sanggar tari yang ada, dan masih sering dipentaskan pada acara-acara resmi daerah, ataupun pada momen tradisional daerah lainnya.
Salah satu maestro tari topeng adalah [[Mimi Rasinah]], yang aktif menari dan mengajarkan kesenian Tari Topeng di sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah yang terletak di desa [[Pekandangan, Indramayu, Indramayu]].<ref name=wafat /> Sejak tahun 2006 [[Mimi Rasinah]] menderita lumpuh, tetapi ia masih tetap bersemangat untuk berpentas, menari dan mengajarkan tari topeng hingga akhir hayatnya, [[Mimi Rasinah]] wafat pada bulan Agustus 2010 pada usia 80 tahun.<ref name=wafat>[http://oase.kompas.com/read/2010/08/07/19292888/Mimi.Rasinah.Wafat Kompas]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Wafatnya sang maestro [[tari topeng]]</ref>
== Galeri ==
<gallery mode="packed" heights="211">
Berkas:"+arya+"_tari_topeng_Cirebon_2015.jpg
Berkas:Arya-tari topeng-wotgali-2019-2.jpg
Berkas:Arya-tari topeng-wotgali-2019.jpg
Berkas:Tari topeng cirebon.jpg
Berkas:Beautiful of mask dance cirebon.jpg
</gallery>
== Lihat pula ==
Baris 486 ⟶ 469:
== Referensi ==
{{Reflist|colwidth=30em}}
{{indo-tari-stub}}
{{Tarian di wilayah pulau Jawa|state=autocollapse}}
[[Kategori:Cirebon]]
[[Kategori:Kesenian Cirebon]]
[[Kategori:Tari di Indonesia]]
[[Kategori:Tarian dari
[[Kategori:Topeng]]
|