Bandotan: Perbedaan antara revisi

{{untuk|nama-nama tempat dan arti yangkegunaan lain|Wedusan (disambiguasi)}}

|image_caption name = Bandotan liar di [[Majalengka]]

|ordo authority = [[AsteralesCarl Linnaeus|L.]]

Di luar Indonesia, bandotan juga dikenal sebagai gulma yang menjengkelkan di [[Afrika]], [[Asia Tenggara]], [[Australia]], serta di [[Amerika Serikat]].<ref>[http://www.hear.org/gcw/species/ageratum_conyzoides/ Global Compendium of Weeds, ''Ageratum conyzoides'' (Asteraceae)]</ref><ref>{{cite web | url = http://www.herbarium.unc.edu/flora.htm | title = ''Flora of the Carolinas, Virginia, and Georgia, and Surrounding Areas'' | author = Alan S. Weakley | date = April 2008 | access-date = 2010-02-19 | archive-date = 2018-10-06 | archive-url = https://web.archive.org/web/20181006082209/http://herbarium.unc.edu/flora.htm | dead-url = yes }}</ref>.

Di [[Bogor]], babadotan dikenal luas sebagai obat luka. Caranya, dengan menumbuk bandotan dan dicampur dengan [[minyak goreng]], dan dipergunakan untuk obat luar saja.<ref name=Dharma/> Menurut Heyne,<ref name="heyne">{{aut|Heyne, K. 1987.}} ''Tumbuhan Berguna Indonesia'', jil. '''3''':1825-1826. Terj. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta</ref>, daun tumbuhan ini diremas-remas, dicampur dengan [[kapur]], dioleskan pada luka yang masih segar. Rebusan dari daun juga digunakan untuk obat sakit dada, sementara ekstrak daunnya untuk obat mata yang panas. Akar yang ditumbuk dioleskan ke badan untuk obat demam; ekstraknya dapat diminum. [[Daun]]nya bisa dijadikan obat tetes [[mata]], dengan jalan menumbuknya; air tumbukan tersebut, bisa diteteskan ke [[mata]] untuk cuci mata. Cara ini umum di [[Pantai Gading]]. Di sana pula, bandotan dipergunakan untuk sakit [[perut]], penyembuhan luka, dan untuk menyembuhkan [[patah tulang]].<ref name=Dharma/>

Zat yang terkandung dalam babadotan yang dilaporkan pada tahun 1987 adalah sebagai berikut: minyak esensial, [[alkaloid]], dan [[kumarin]].<ref name=Dharma/> Meski demikian, tumbuhan ini juga memiliki daya racun. Di Barat, bandotan juga dimanfaatkan sebagai [[insektisida]] dan [[nematisida]].<ref>Ming, L.C. (1999) [http://www.hort.purdue.edu/newcrop/proceedings1999/v4-469.html ''Ageratum conyzoides'': A tropical source of medicinal and agricultural products. p. 469–473.] In: J. Janick (ed.), Perspectives on new crops and new uses. ASHS Press, Alexandria, VA.</ref> Sementara, penelitian lain menemukan bahwa bandotan dapat menyebabkan luka-luka pada [[liver|hati]] dan menumbuhkan [[tumor]].<ref>Sani, Y., Bahri, S. 1994. [http://agris.fao.org/agris-search/search/display.do?f=1997/v2304/ID9600846.xml;ID9600846 "Pathological changes in liver due to the toxicity of <u>Ageratum conyzoides</u> (babadotan)"]. ''Penyakit Hewan'' (Indonesia),, v. '''26'''(48): 64-70</ref><ref>Molyneux, R., "Hepatatoxic alkaloids in Afghan and Ethioipian cereal grains: a need for rapid screening methods", AOAC Pacific Northwest Section, Annual Meeting, June 2009.[http://www.aoacpacnw.com/speakers.htm]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>. Tumbuhan ini mengandung [[alkaloid]] pirolizidina.<ref>Fu, P.P., Yang, Y.C., Xia, Q., Chou, M.C., Cui, Y.Y., Lin G., "Pyrrolizidine alkaloids-tumorigenic components in Chinese herbal medicines and dietary supplements", ''Journal of Food and Drug Analysis'', Vol. 10, No. 4, 2002, pp. 198-211</ref>.

[[Kategori:Tumbuhan beracun| *]]