Eric Samola: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Helfy Husni (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(33 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox officeholder
'''Eric Samola''' (1936- ) adalah eksekutif puncak dari Grup Pembangunan Jaya. Ia berhasil mengembangkan "konglomerat" baru dalam bidang pers di Indonesia sehingga ia dijuluki "Raja Pers" dan "[[Rupert Murdoch|Murdoch]] Indonesia". Julukan itu diberikan para pengamat kepada Eric Samola atas kepeloporannya dalam membina dunia pers Indonesia menjadi sebuah arena binis yang komersial serta menguntungkan.▼
| name = Eric Frits Hermanus Samola
| image =
| imagesize =
| office =
| term_start =
| term_end =
| president =
| office1 =
| term_start1 =
| term_end1 =
| president1 =
| birthname =
| birth_date = {{birth date|1936|8|26}}
| birth_place = {{negara|Hindia Belanda}} [[Kabupaten Minahasa|Minahasa]], [[Sulawesi Utara]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|2000|10|10|1936|8|26}}
| death_place = {{negara|Singapura}} [[Singapura]]
| restingplace =
| restingplacecoordinates =
| othername =
| occupation = {{hlist|[[pengusaha]] media}}
| known_for = *Majalah [[Tempo (majalah Indonesia)|Tempo]]
*Surat kabar [[Jawa Pos]]
| yearsactive =
| partner =
| influences =
| influenced =
| spouse = Dorothea Sara Luntungan
| domesticpartner =
| children =
| parents = Paul Samola
| relations =
| almameter =
| religion =
| salary =
| website =
}}
▲'''Eric Frits Hermanus Samola, [[Sarjana Hukum|S.H.]]'''
== Kehidupan awal ==
Setamat SMA Eric pergi ke Jawa dengan cita-cita menjadi polisi. Akan tetapi, setiba di Jakarta, ia beralih ingin menjadi hakim. Oleh karenanya, ia memilih kuliah di Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Unversitas Indonesia (sekarang [[FHUI|FH-UI]]) dan lulus pada tahun 1964. Semasa kuliah Eric aktif dalam kepengurusan organisasi mahasiswa Kristen [[Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia|GMKI]]. Dari sanalah ia mengenal dunia politik dan bertemu Dorothea Sara Luntungan, calon jodohnya.▼
Eric Frits Hermanus Samola (dengan nama kecil Eric) lahir di [[Rerewokan, Tondano Barat, Minahasa|Rerewokan]], [[Tondano Barat, Minahasa]], [[Sulawesi Utara]] pada tanggal 26 Agustus 1936. Ayahnya, Paul Samola, berpulang saat Eric berusia satu tahun dan adiknya masih dalam kandungan.
Berbekal gelar sarjana hukumnya, Eric Samola melamar kerja ke Depertemen Kehakiman. Karena tidak mau ditempatkan di luar Pulau Jawa, Eric lalu bekerja di Depertemen Perdagangan sembari mengajar di FH-UI hingga tahun 1966. Lalu, ia pindah ke Pembangunan Jaya, yang kemudian dikenal dengan nama [[Jaya Group]] sebagai karyawan paro waktu di bagian Hubungan Masyarakat. Tak lama kemudian, ia diangkat sebagai Kepala Bagian Humas merangkap Kepala Biro Hukum. Keberhasilan Eric menangani kasus-kasus hukum di perusahaannya, terutama berkaitan dengan pembebasan tanah, mengantarkan kariernya sebagai jajaran eksekutif puncak grup tersebut.<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis, & Manajemen Jilid 2|last=Lumbantoruan|first=Magdalena|publisher=PT Cipta Adi Pustaka|year=1992|isbn=-|location=Jakarta|page=272-273|last2=Suwartoyo}}</ref>▼
▲Setamat SMA Eric pergi ke Jawa dengan cita-cita menjadi [[polisi]]. Akan tetapi, setiba di Jakarta, ia beralih ingin menjadi
==Karir==
▲Berbekal gelar sarjana hukumnya, Eric Samola
Eric juga pernah menjabat Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia dan di DPP Golkar, Eric menjadi Ketua Departemen Koperasi dan Wiraswasta.<ref>https://ahmad.web.id/sites/apa_dan_siapa_tempo/profil/E/20030617-42-E_1.html</ref>
==Tempo dan Jawa Pos==
Pada tahun [[1982]], Eric Samola, yang pada waktu itu adalah Direktur Utama PT. Grafiti Pers ([[Tempo Inti Media]]) yaitu penerbit [[Tempo (majalah Indonesia)|majalah Tempo]] Indonesia, mengambil alih '''Jawa Pos''' dan membentuk manajemen baru, Eric mengangkat [[Dahlan Iskan]], yang sebelumnya adalah kepala biro ''Tempo'' di Surabaya untuk memimpin Jawa Pos. Dengan manajemen baru ini, menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 eksemplar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Kemudian pada tahun 1997, Jawa Pos yang sebelumnya berada di Jl. Karah Agung 45, berpindah kantor ke Gedung [[Graha Pena]], gedung berlantai 21 yang berada di Jl. Ahmad Yani 88 Surabaya.<ref>{{Cite news|last=LIE|first=RAVANDO|date=1 Juli 2021|title=Jawa Pos Diiklankan 24 Juni, Diresmikan 26 Juni, Dirayakan 1 Juli|url=https://www.jawapos.com/nasional/01/07/2021/jawa-pos-diiklankan-24-juni-diresmikan-26-juni-dirayakan-1-juli/|work=JawaPos.com|access-date=7 Juli 2021|editor-first=Dhimas|editor-last=Ginanjar}}</ref>
Lima tahun kemudian terbentuklah '''Jawa Pos News Network''' (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, di mana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di [[Indonesia]].
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Tokoh media massa Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Utara]]
[[Kategori:Tokoh dari Minahasa]]
|