Pelacuran di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Enztun (bicara | kontrib)
 
(31 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Batavia1948.jpg|250px|ka|jmpl|Pelacur di Jakarta pada tahun 1948]]
'''Prostitusi di Indonesia''' dianggap sebagai kejahatan "terhadap kesusilaan/ atau moral" dan melawan hukum agama serta undang-undang.<ref name="usds">
{{ cite web
| url=http://www.state.gov/g/drl/rls/hrrpt/2007/100521.htm
| title=US Department of State: Indonesia
| accessdate=2010-02-21
}}</ref><ref>{{cite news|title=Paedophile's Paradise - Indonesia|work= [[Journeyman Pictures]]|date=|url=http://www.youtube.com/watch?v=-E00e-8&feature=related|accessdate=2010-04-04}}</ref> Dalam praktiknya, prostitusi tersebar luas, ditoleransi, dan diatur. Pelacuran adalah praktik prostitusi yang paling tampak, seringkalisering kali diwujudkan dalam kompleks pelacuran Indonesia yang juga dikenal dengan nama "lokalisasi", serta dapat ditemukan di seluruh negeri.<ref>{{cite web|url=http://intersections.anu.edu.au/issue10/surtees.html|title=Intersections: Traditional and Emergent Sex Work in Urban Indonesia|website=intersections.anu.edu.au|accessdate=15 September 2017}}</ref> Bordil ini dikelola di bawah peraturan pemerintah daerah.<ref>{{Cite web |url=http://www.catw-ap.org/programs/research-documentation-publications/facts-and-statistics/ |title=Salinan arsip |access-date=2010-08-17 |archive-date=2011-04-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110411173813/http://www.catw-ap.org/programs/research-documentation-publications/facts-and-statistics |dead-url=yes }}</ref> UNICEF memperkirakan bahwa 30 persen pelacur perempuan di Indonesia adalah wanita yang berusia dibawah 18 tahun.<ref>{{Cite web |url=http://www.humantrafficking.org/countries/indonesia |title=Salinan arsip |access-date=2010-08-17 |archive-date=2013-09-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130916135602/http://humantrafficking.org/countries/indonesia |dead-url=yes }}</ref> [[Wisata seks anak]] juga menjadi masalah, khususnya di pulau-pulau resor seperti di [[Bali]] dan [[Batam]].<ref>{{cite web|url=http://www.crin.org/violence/search/closeup.asp?infoID=19897|title=INDONESIA: Child sex tourism &#039;rampant&#039; in S.E Asia|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.indonesiamatters.com/1464/bali-sex-tourism/|title=Bali Sex Tourism|website=www.indonesiamatters.com|accessdate=15 September 2017}}</ref>
 
== Penyebab ==
Salah satu alasan utama untuk seorang pelacur untuk memasuki bisnis adalah daya tarik untuk mendapatkan uang secara cepat,. ''[[The Jakarta Post]]'' melaporkan bahwa pelacur kelas atas di Jakarta bisa mendapatkan Rp 15 juta -. Rpjuta–Rp 30 juta (USD 1.755 untuk 3755–3.510) per bulan. Rata-rata para pelacur ini mampu menghasilkan uang lebih dari Rp 3 juta untuk setiap sesi layanan mereka. Namun bagian terbesar dari jumlah mereka yang memasuki dunia prostitusi dengan alasan uang datang dari masyarakat kelas menengah dan keluarga miskin.{{sfn|Tampubolon 2010-11-23, Quick money}}
 
Penyebab utama lainnya adalah adanya [[Pelacuran paksa|pola pemaksaan]] dan penipuan, dimana para perempuan muda dari pedesaan dan kota-kota kecil ditawarkan peluang kerja di kota-kota besar. Namun sesampainya dikota para perempuan ini diperkosa dan dipaksa untuk melacurkan diri sementara menghasilkan uang bagi mucikari mereka.{{sfn|Gunawan 2006-05-23, Teen escapes}} Sering pula para orang tua menawarkan anak-anak perempuan mereka kepada mucikari agar memperoleh uang. Berdasarkan laporan [[Organisasi Buruh Internasional]] (ILO) bahwa sekitar 70 persen dari [[Pelacuran anak|pelacur anak]] Indonesia dibawa oleh keluarga dekat atau teman-teman ke dalam dunia prostitusi.{{sfn|The Jakarta Post 2005-07-25, Child prostitutes}}
 
== Bentuk ==
Prostitusi ada dalam banyak bentuk dan dipraktikkan oleh banyak jenis kelamin, [[gender]], [[Orientasi seksual|orientasi]] dan usia. Bali, misalnya, dikenal dengan "Kuta Cowboys"-nya, pekerja seks laki-laki yang menawarkan jasanya kepada turis asing.<ref>{{cite news |title='Kuta Cowboys' strutting their stuff for lovelorn visitors |date=5 May 2002 |author=Claire Harvey |newspaper=The Jakarta Post |url=http://www.thejakartapost.com/news/2002/05/05/039kuta-cowboys039-strutting-their-stuff-lovelorn-visitors.html |accessdate=16 October 2014 }}</ref>
 
Prostitusi mencakup berbagai orientasi seksual. Yang paling umum adalah prostitusi perempuan heteroseksual, meskipun prostitusi [[transvestit]] dan pria homoseksual juga ada pada tingkat yang lebih rendah. [[Pelacuran anak]] juga ada di pulau-pulau resor pariwisata tertentu, seperti Batam dan Bali. Diperkirakan bahwa 40.000 hingga 70.000 anak Indonesia terlibat dalam pelacuran di dalam negeri.<ref>{{cite web |title=Indonesia |publisher=humantrafficking.org |url=http://www.humantrafficking.org/countries/indonesia |accessdate=16 October 2014 |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20130916135602/http://humantrafficking.org/countries/indonesia |archivedate=16 September 2013 |df= }}</ref>
 
Pelacur terkadang bekerja di [[bordil]], beberapa di antaranya memiliki lebih dari 200 pelacur. [[Distrik lampu merah]] besar terakhir yang mengandung banyak tempat pelacuran adalah [[Gang Dolly]] di Surabaya, salah satu yang terbesar di Asia Tenggara,<ref>{{cite news |title=Battle over Indonesian red-light district |author=Sri Lestari |date=18 June 2014 |newspaper= |url=https://www.bbc.com/news/world-asia-27903426 |accessdate=17 October 2014}}</ref> yang ditutup pada tahun 2014.<ref>{{cite newspaper|url=http://jakartaglobe.id/news/dolly-done-se-asias-largest-red-light-district-closes/|title=Gang Dolly Is Done as SE Asia's Largest Red Light District Closes|newspaper=Jakarta Globe|date=18 June 2014|access-date=21 February 2018}}</ref> Pelacur dapat ditemukan di [[diskotek]], [[panti pijat]], dan tempat [[karaoke]],{{sfn|Maryono 2009-07-24, Prostitution fuels}} dan juga terlihat di [[Pelacuran jalan|jalan-jalan]] tertentu. Mereka juga dapat dipesan melalui telepon.{{sfn|De Suriyani 2010-03-01, Bali faces}}
 
Pelacuran daring juga biasa terjadi. Dalam [[Forum Internet|forum-forum Internet]], pelacur dan [[pornografi]] ditawarkan kepada anggota terdaftar yang bereputasi baik, yang diukur dengan aktivitas mereka di forum. Anggota senior dari forum memposting "laporan gratis" yang menawarkan deskripsi pengalaman anggota dengan pelacur; informasi kontak disediakan atas permintaan melalui pesan pribadi. Cincin pelacuran di [[Facebook]] juga telah dilaporkan.{{sfn|Tampubolon 2011-01-25, Prostitutes and porn}}
 
== Status legal ==
[[File:Prostitution in Indonesia.png|thumb|Jumlah pelacur terdaftar di Indonesia, dari tahun 1984 hingga 1995]]
Prostitusi tidak secara khusus dibahas dalam undang-undang. Namun, banyak pejabat menafsirkan "kejahatan terhadap kesusilaan/moralitas" untuk diterapkan pada pelacuran. Prostitusi tersebar luas dan sebagian besar ditoleransi, terlepas dari kontradiksinya dengan norma-norma sosial dan agama yang populer{{sfn|USDS: Indonesia}} Prostitusi paling nyata dimanifestasikan di kompleks bordil Indonesia, atau lokalisasi, yang ditemukan di seluruh negeri.{{sfn|Intersections}} Bordil ini dikelola berdasarkan peraturan pemerintah setempat.{{sfn|Catw-Ap 2010-11-22, Facts and Statistics}} Selama atau setelah penggerebekan oleh polisi, para pelacur dapat membayar dan dibebaskan dari tahanan; ini telah menyebabkan penggerebekan polisi disebut "tidak lebih dari sumber pendapatan bagi petugas ketertiban umum".{{sfn|Winarti 2008-12-26, Raids on prostitution}}
 
[[Komisi Perlindungan Anak Indonesia]] (KPAI) memperkirakan bahwa 30 persen pelacur di Indonesia berusia di bawah 18 tahun.<ref>{{cite web|last1=Rakhmat|first1=Muhammad Zulfikar|last2=Tarahita|first2=Dikanaya|title=Indonesia's Child Trafficking Crisis - Asia Sentinel|url=https://www.asiasentinel.com/society/indonesia-child-trafficking-crisis/|website=Asia Sentinel|accessdate=14 April 2018|date=7 May 2017}}</ref> ILO menempatkan jumlah pelacur anak di [[Jakarta]] pada angka 5.000; menurut pemerintah kota Jakarta, ini terkonsentrasi di Prumpung ([[Jakarta Utara]]), [[Grogol, Grogol Petamburan, Jakarta Barat|Grogol]] ([[Jakarta Barat]]), [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]] ([[Jakarta Pusat]]), [[Blok M]] ([[Jakarta Selatan]]), serta [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]] dan [[Ciracas, Jakarta Timur|Ciracas]] (keduanya di [[Jakarta Timur]]).{{sfn|The Jakarta Post 2005-07-25, Child prostitutes}} [[Wisata seks anak]] terjadi, terutama di pulau-pulau resor Bali dan Batam.{{sfn|CRIN, Violence study}}{{sfn|Indonesiamatters.com, Bali Sex Tourism}}
 
== Sejarah ==
[[File:Masalah 'P' (1952).pdf|thumb|''Masalah "P"'', sebuah buku tahun 1952 oleh [[Kementerian Sosial Republik Indonesia]] tentang pelacuran]]
Sedikit catatan sejarah yang mengungkap tentang prostitusi Indonesia pada masa sebelum penjajahan bangsa Eropa. Diperkirakan sejak lama telah berlangsung pembelian budak seks dan hubungan seksual yang dilandasi hubungan yang semu lazim terjadi. Pada masa tersebarnya agama Islam Setelah penyebaran Islam di Indonesia, prostitusi diperkirakan telah meningkat karena ketidaksetujuan Islam pernikahan kontrak.{{sfn|Cribb|Kahin|2004|p=357}} Dalam sejarahnya raja-raja di Jawa yang memiliki sejumlah tempat diistananya untuk ditempati sejumlah besar selir, sementara itu raja-raja di Bali bisa melacurkan para janda yang tidak lagi diterima oleh keluarganya.{{sfn|Jones|Sulistyaningsih|Hull|1998|pp=29-30}}
Salah satu laporan paling awal tentang pelacuran di Indonesia kuno berasal dari sumber Tiongkok. Catatan sejarah [[Dinasti Tang]] Ch'iu-T'ang shu dan Hsin T'ang shu, yang berasal dari sekitar tahun 640 M, melaporkan bahwa di negara [[Kerajaan Kalingga|Ho-ling]] di Jawa, ada sejumlah "wanita beracun". Mereka yang berhubungan seks dengan pelacur ini akan menderita luka bernanah dan mati sesudahnya. Ini adalah catatan awal prostitusi dan hubungannya dengan [[penyakit menular seksual]] di Jawa kuno.<ref name="SNI-II:Zaman Kuno">{{cite book |author1=Marwati Djoened Poesponegoro |author2=Nugroho Notosusanto | title=Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Kuno | date=2008 | publisher=Balai Pustaka | isbn=978-9794074084 | language=Indonesian |oclc=318053182 }}</ref>{{rp|119}}
 
Sedikit catatan sejarah yang mengungkap tentang prostitusi Indonesia pada masa sebelum penjajahan bangsa Eropa. Diperkirakan sejak lama telah berlangsung pembelian [[Perbudakan seksual|budak seks]] dan hubungan seksual yang dilandasi hubungan yang semu lazim terjadi. Pada masa tersebarnya agama Islam Setelah [[penyebaran Islam di Indonesia]], prostitusi diperkirakan telah meningkat karena ketidaksetujuan Islam pernikahandengan [[nikah kontrak]].{{sfn|Cribb|Kahin|2004|p=357}} Dalam sejarahnya raja-raja di Jawa yang memiliki sejumlah tempat diistananya untuk ditempati sejumlah besar [[selir]], sementara itu raja-raja di Bali bisa melacurkan para janda yang tidak lagi diterima oleh keluarganya.{{sfn|Jones|Sulistyaningsih|Hull|1998|pp=29-30}}
Selama periode awal kolonial Belanda, pria Eropa yang hendak memperoleh kepuasan seksual mulai mempekerjakan pelacur atau selir yang berasal dari wanita lokal. Para perempuan lokal dengan senang hati melakoni aksi prostitusi ini demi termotivasi oleh masalah finansial, bahkan tak jarang ada keluarga, yang mengajukan anak perempuan mereka untuk dilacurkan. Aturan tentang larangan pernikahan antar ras oleh penguasa kolonial membuat praktik prostitusi adalah hal yang paling bisa diterima oleh para pemimpin Belanda.{{sfn|Jones|Sulistyaningsih|Hull|1998|pp=29-30}}
 
[[Serat Centhini]], sebuah manuskrip Jawa dari awal abad ke-19, merujuk pada bisnis prostitusi di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Manuskrip itu menjelaskan berbagai posisi dan teknik seksual yang dikuasai oleh pelacur-pelacur di Jawa untuk memuaskan pelanggannya. Serat Centhini juga mengatakan bahwa dulu pernah ada [[bordil]] yang ramai di dekat makam kerajaan di [[Imogiri]].<ref>{{Cite web|url=https://www.perwara.com/2017/serat-centhini-dan-sejarah-pelacuran-di-yogyakarta/|title=Serat Centhini dan Sejarah Pelacuran di Yogyakarta – Warta Kebangsaan|website=www.perwara.com|language=id-ID|access-date=12 July 2018}}</ref>
Pada awal tahun 1800-an praktik prostitusi mulai meluas, ketika itu jumlah selir dipelihara oleh tentara Kerajaan Hindia Belanda dan pejabat pemerintah menurun. Sementara perpindahan laki-laki pribumi meninggalkan istri dan keluarga mereka untuk mencari pekerjaan di daerah lain juga memberikan kontribusi besar bagi maraknya praktik prostitusi pada masa itu.{{sfn|Cribb|Kahin|2004|p=357}} Pada tahun 1852 pemerintah kolonial mulai membutuhkan pemeriksaan kesehatan secara teratur pelacur untuk memeriksa [[sifilis]] dan penyakit kelamin lainnya. Para pelacur juga diharuskan membawa kartu identitas pekerjaan mereka, meskipun kebijakan ini tidak berhasil menekan angka pertumbuhan prostitusi yang meningkat secara dramatis selama periode pembangunan yang berlangsung secara luas hingga akhir 1800.{{sfn|Jones|Sulistyaningsih|Hull|1998|pp=30-32}}
 
Selama periode awal kolonial Belanda, pria Eropa yang hendak memperoleh kepuasan seksual mulai mempekerjakan pelacur atau selir (''[[nyai]]'') yang berasal dari wanita lokal. Para perempuan lokal dengan senang hati melakoni aksi prostitusi ini demikarena termotivasi oleh masalah finansial, bahkan tak jarang ada keluarga, yang mengajukan anak perempuan mereka untuk dilacurkan. Aturan tentang larangan [[pernikahan antar rasantarras]] oleh penguasa kolonial membuat praktik prostitusi adalah hal yang paling bisa diterima oleh para pemimpin Belanda.{{sfn|Jones|Sulistyaningsih|Hull|1998|pp=29-30}}
== Prostitusi di Aceh ==
Meski sudah menerapkan [[syariat Islam]] dalam peraturan daerah, prostitusi masih terjadi di [[Daftar Provinsi di Indonesia|Provinsi]] [[Aceh]]. Kasus yang ditemukan paling banyak berada di [[Banda Aceh]] dan sebagian besar dikelola oleh pendatang dari luar Aceh. Perempuan yang diperdagangkan masih berusia muda dan mengenakan [[kerudung]] untuk mengelabui [[polisi syariat Aceh]] ([[wilayatul hisbah]]). Tempat yang menjadi lokasi prostitusi yaitu hotel berbintang dan penginapan. Umumnya mucikari atau pengelola prostitusi dikenakan pidana, tetapi wanita yang diperdagangkan tidak dipidanakan melainkan hanya dikembalikan kepada orang tua masing-masing.<ref>{{cite web|url=http://www.merdeka.com/peristiwa/masih-banyak-hotel-di-banda-aceh-jadi-tempat-prostitusi.html|title=Masih banyak hotel di Banda Aceh jadi tempat prostitusi - merdeka.com|first=|last=Afif|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref><ref>http://edisinews.com/berita-prostitusi-di-banda-aceh-kian-membuat-berang.html</ref><ref>{{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/13/11/12/mw426g-banda-aceh-berbenah-diri-bebas-dari-prostitusi|title=Banda Aceh Berbenah Diri Bebas dari Prostitusi - Republika Online|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref> Tidak jarang pelajar perempuan yang masih belajar di SMP dan SMA terlibat dalam praktik prostitusi di Aceh.<ref>http://news.detik.com/read/2013/02/05/002330/2161056/10/polisi-ungkap-praktik-prostitusi-abg-di-aceh-seorang-kakek-ditangkap</ref><ref>{{cite web|url=http://news.okezone.com/read/2013/02/05/340/756919/bisnis-prostitusi-melibatkan-abg-di-aceh-dibongkar|title=Bisnis Prostitusi Melibatkan ABG di Aceh Dibongkar|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref>
 
Pada awal tahun 1800-an praktik prostitusi mulai meluas, ketika itu jumlah selir yang dipelihara oleh [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger|tentara Kerajaan Hindia Belanda]] dan pejabat pemerintah menurun. Sementara perpindahan laki-laki pribumi meninggalkan istri dan keluarga mereka untuk mencari pekerjaan di daerah lain juga memberikan kontribusi besar bagi maraknya praktik prostitusi pada masa itu.{{sfn|Cribb|Kahin|2004|p=357}} Pada tahun 1852 pemerintah kolonial mulai membutuhkan pemeriksaan kesehatan secara teratur pelacur untuk memeriksa [[sifilis]] dan penyakit kelamin lainnya. Para pelacur juga diharuskan membawa kartu identitas pekerjaan mereka, meskipun kebijakan ini tidak berhasil menekan angka pertumbuhan prostitusi yang meningkat secara dramatis selama periode pembangunan yang berlangsung secara luas hingga akhir 1800.{{sfn|Jones|Sulistyaningsih|Hull|1998|pp=30-32}}
== Prostitusi di Jakarta ==
[[Batavia]] adalah nama kota Jakarta pada masa kolonial, di Batavia praktik prostitusi telah berlangsung secara masif pada masa [[VOC]]. Para penduduk Betawi menyebutkan para perempuan pelaku prostitusi sebagai ''Cabo'' yang diadaptasi dari bahasa Cina ''Caibo''. Lokalisasi untuk para cabo ini bisa ditemukan disekitaran hotel dan kawasan niaga. Pada sebuah lokasi prostitusi elit di Batavia para perempuan didatangkan secara khusus oleh mucikari mereka dari [[Makau]]. Prostitusi untuk kalangan rendahan biasa ditemukan di kawasan Glodok dan Mangga Besar, dimana para penduduk kota mengenali penyakit sifilis yang timbul akibat prostitusi itu sebagai penyakit mangga.<ref name="jakarta.go.id">http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/190/Cabo</ref>
 
Undang-undang 1852 kemudian digantikan oleh undang-undang [[moralitas publik]] baru yang lebih ketat pada tahun 1913, yang mengkriminalkan "dengan sengaja menjadikan percabulan antara orang lain dengan pihak ketiga dan menjadikan ini profesinya", atau mucikari; tidak disebutkan tentang pelacur. Penegakan undang-undang ini terbukti hampir tidak mungkin, dan untuk suatu waktu penyelidikan rumah bordil memerlukan izin dari gubernur.{{sfn|Jones|Sulistyaningsih|Hull|1998|p=32}}
Setelah kemerdekaan Indonesia praktik prostitusi di Jakarta juga masih marak ditemukan. Hingga tahun 1950 di daerah Petojo banyak terdapat kompleks lokalisasi tak resmi prostitusi, meski melewati banyak proses penertiban oleh pemerintah kota hal ini masih tetap ditemukan hingga awal tahun 1980-an.<ref name="jakarta.go.id"/>. Pada periode 1970-an riwayat prostitusi di Jakarta berlangsung dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Gubernur DKI Jakarta, [[Ali Sadikin]] yang terinspirasi dari lokalisasi prostitusi di kota [[Bangkok]] mulai menerapkan kebijakan melokalisasi prostitusi ini dalam satu wilayah agar mudah terpantau. Melalui beberapa surat keputusan Gubernur pada tahun 1970 menginstruksikan para wali kota untuk menertibkan prostitusi yang berlangsung secara liar. Para mucikari yang melakukan usaha prostitusi diperintahkan untuk menempati kawasan baru khusus prostitusi di Kramat Tunggak. Pada sejarah puncaknya pada periode 1980 hingga 1990-an komplek lokalisasi Kramat Tunggak yang berdiri diatas tanah negara seluas 11,5 ha ini diisi oleh ratusan mucikari yang mempekerjakan ribuan perempuan pekerja seks komersial. Lokalisasi prostitusi terbesar di Jakarta ini akhirnya secara resmi ditutup oleh pemerintah DKI pada penghujung tahun 1999.<ref>http://historia.id/modern/prostitusi-di-jakarta-sejak-zaman-ali-sadikin-sampai-ahok</ref>
 
Selama [[pendudukan Jepang di Indonesia]], pelacur yang ada dipilih untuk melayani tentara Jepang di rumah bordil khusus. Perempuan dan anak perempuan lainnya, baik asli maupun Belanda, dipaksa untuk menjadi "[[wanita penghibur]]". Setelah Perang Dunia II, migrasi perempuan dari desa-desa terpencil ke kota-kota, ditambah dengan tingkat perceraian yang tinggi, menyebabkan peningkatan pelacuran.{{sfn|Jones|Sulistyaningsih|Hull|1998|pp=32-34}}
== Prostitusi di Bangka Belitung ==
Modus prostitusi di [[Daftar Provinsi di Indonesia|Provinsi]] [[Kepulauan Bangka Belitung]] dilakukan dengan cara yang variatif. Ada yang melibatkan rema remaja usia di bawah 18 tahun<ref>{{cite web|url=http://bangka.tribunnews.com/2013/08/29/pelacuran-abg-tanggung-jawab-bersama|title=Pelacuran ABG Tanggung Jawab Bersama - Bangka Pos|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref> hingga mahasiswi.<ref>{{cite web|url=http://www.beritakaget.com/berita/1361/ratusan-siswi-dan-mahasiswi-terjun-ke-dunia-prostitusi.html|title=beritakaget.com|website=www.beritakaget.com|accessdate=15 September 2017}}</ref> Ada juga yang menggunakan modus bangunan komersial seperti [[kafe]] dan [[karaoke]] yang berlokasi dekat dengan objek wisata namun jauh dari pusat keramaian.<ref>{{cite web|url=http://bangka.tribunnews.com/2011/05/28/cafe-di-belitung-identik-prostitusi|title=Cafe di Belitung Identik Prostitusi - Bangka Pos|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref><ref name="harianbabelpos.com">http://www.harianbabelpos.com/2013/07/24/prostitusi-teluk-bayur-tetap-berlangsung/</ref><ref name="babel.antaranews.com">{{cite web|url=http://babel.antaranews.com/print/6380/masyarakat-desak-pemkot-pangkalpinang-hentikan-kegiatan-prostitusi|title=Masyarakat Desak Pemkot Pangkalpinang Hentikan Kegiatan Prostitusi - Cetak ANTARA News Bangka Belitung|website=babel.antaranews.com|accessdate=15 September 2017}}</ref> Yang lainnya dilakukan secara terselubung oleh pemilik kamar kontrakan dan penginapan.<ref name="harianbabelpos.com"/><ref>{{cite web|url=http://www.babel.polri.go.id/polres/belitung-timur/6609-setelah-beroperasi-5-tahun-akhirnya-polsek-manggar-bongkar-praktik-prostitusi-terselubung.html|title=Setelah Beroperasi 5 Tahun, Akhirnya Polsek Manggar Bongkar Praktek Prostitusi Terselubung|first=|last=humasresbeltim|website=www.babel.polri.go.id|accessdate=15 September 2017}}</ref> Pelaku prostitusi sebagian besar datang dari luar Bangka Belitung.<ref name="babel.antaranews.com"/><ref>http://www.pikiran-rakyat.com/node/106178</ref>
 
== Tanggapan ==
== Prostitusi di Jawa Barat ==
Respons pemerintah terhadap pelacuran di Indonesia beragam. Respons umum adalah berusaha melarang dan menutup rumah bordil.{{sfn|The Jakarta Post 2006-06-28, Depok working}} Tanggapan lain yang diusulkan adalah memajaki biaya pelacur; proposal tersebut telah menemui kontroversi, karena pendapatan itu dianggap [[haram]].{{sfn|Fadli 2010-02-17, Legislator proposes}}
Di [[Daftar Provinsi di Indonesia|Provinsi]] [[Jawa Barat]], prostitusi terbanyak dilakukan di kabupaten yang dekat dengan ibu kota [[Jakarta]], seperti [[Karawang]],<ref name="republika.co.id">{{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/02/17/n15b6a-fenomena-prostitusi-remaja-di-karawang-makin-marak|title=Fenomena Prostitusi Remaja di Karawang Makin Marak - Republika Online|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref> [[Bogor]],<ref>{{cite web|url=http://news.liputan6.com/read/2018771/video-puluhan-preman-hadang-eksekusi-lokasi-prostitusi-di-bogor|title=[VIDEO] Puluhan Preman Hadang Eksekusi Lokasi Prostitusi di Bogor|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref><ref name="ReferenceA">{{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/14/03/03/n1uyky-melongok-kampung-prostitusi-di-ciluengsi|title=Melongok Kampung Prostitusi di Ciluengsi - Republika Online|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref> dan [[Bekasi]].<ref name="suarapembaruan.com">{{cite web|url=http://www.suarapembaruan.com/home/wah-bisnis-prostitusi-di-bekasi-capai-rp-33-miliar-per-bulan/24346|title=Wah!.. Bisnis Prostitusi di Bekasi Capai Rp 33 Miliar per Bulan - Suara Pembaruan|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref> Bisnis yang mempekerjakan remaja itu berpotensi menghasilkan omzet hingga miliaran rupiah.<ref name="suarapembaruan.com"/> Bisnis prostitusi demikian besarnya hingga mampu menunjang suatu bentuk perekonomian yang menggantungkan hidupnya pada bisnis tersebut, seperti pedagang makanan<ref name="ReferenceA"/> dan penginapan.<ref name="republika.co.id"/>
 
== Efek ==
== Prostitusi di Sulawesi Selatan ==
Prostitusi dipersalahkan atas meningkatnya angka [[HIV/AIDS]] di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk [[Jawa Tengah]]{{sfn|Maryono 2009-07-24, Prostitution fuels}} dan Bali. Kurangnya kontrol kesehatan di rumah bordil{{sfn|Maryono 2009-07-24, Prostitution fuels}} dan kurangnya penggunaan kondom telah dipersalahkan;{{sfn|Maryono 2009-07-24, Prostitution fuels}} pada 2010 komisi AIDS di Bali melaporkan bahwa hanya 40% klien yang menggunakan perlindungan.{{sfn|De Suriyani 2010-03-01, Bali faces}}
Seperti halnya prostitusi di provinsi lain di Indonesia, prostitusi di [[Sulawesi Selatan]] pun identik dengan para pelajar berusia di bawah 18 tahun dan dapat menjadi pintu gerbang penyebaran [[minuman keras]] dan [[kriminalitas]].<ref>http://www.antara-sulawesiselatan.com/print/5745/profil-antara</ref> Selain di kota besar seperti di [[Makassar]],<ref>{{cite web|url=http://www.tempo.co/read/news/2013/01/27/058457136/Pelacuran-Gadis-Bau-Kencur-di-Makassar-Terungkap|title=Pelacuran Gadis Bau Kencur di Makassar Terungkap|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref> prostitusi juga terjadi di tempat wisata seperti di [[Pantai Bira]] [[Kabupaten Bulukumba]].<ref>http://kabarmakassar.com/hukum-kriminal/item/10685-prostitusi-marak-di-bira.html</ref>
 
Pelacur itu sendiri bisa menjadi korban masalah psiko-sosial, seperti [[gangguan identitas disosiatif]]. Ketika melayani pelanggan atau berurusan dengan mucikarinya, mereka mungkin mengalami pelecehan fisik dan mental. Mereka juga berisiko tertular HIV/AIDS.{{sfn|The Jakarta Post 2005-07-25, Child prostitutes}}
 
== Menurut wilayah ==
=== Aceh ===
Meski sudah menerapkan [[syariat Islam]] dalam peraturan daerah, prostitusi masih terjadi di [[Daftar Provinsi di Indonesia|Provinsi]] [[Aceh]]. Kasus yang ditemukan paling banyak berada di [[Banda Aceh]] dan sebagian besar dikelola oleh pendatang dari luar Aceh. Perempuan yang diperdagangkan masih berusia muda dan mengenakan [[kerudung]] untuk mengelabui [[polisi syariat Aceh]] ([[wilayatul hisbah]]). Tempat yang menjadi lokasi prostitusi yaitu hotel berbintang dan penginapan. Umumnya mucikari atau pengelola prostitusi dikenakan pidana, tetapi wanita yang diperdagangkan tidakbukannya dipidanakan, melainkanmalah hanya dikembalikan kepada orang tua masing-masing.<ref>{{citeCite webnews|url=http://www.merdeka.com/peristiwa/masih-banyak-hotel-di-banda-aceh-jadi-tempat-prostitusi.html|title=Masih banyak hotel di Banda Aceh jadi tempat prostitusi - merdeka.com|first=|last=Afif|publisher=|accessdate=15 September 2017|editor-last=Hasits|editor-first=Muhammad|work=[[Merdeka.com]]}}</ref><ref>http://edisinews.com/berita-prostitusi-di-banda-aceh-kian-membuat-berang.html</ref><ref>{{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/13/11/12/mw426g-banda-aceh-berbenah-diri-bebas-dari-prostitusi|title=Banda Aceh Berbenah Diri Bebas dari Prostitusi - Republika Online|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref> Tidak jarang pelajar perempuan yang masih belajar di SMP dan SMA terlibat dalam praktik prostitusi di Aceh.<ref>http://news.detik.com/read/2013/02/05/002330/2161056/10/polisi-ungkap-praktik-prostitusi-abg-di-aceh-seorang-kakek-ditangkap</ref><ref>{{citeCite webnews|url=http://news.okezone.com/read/2013/02/05/340/756919/bisnis-prostitusi-melibatkan-abg-di-aceh-dibongkar|title=Bisnis Prostitusi Melibatkan ABG di Aceh Dibongkar|publisher=|accessdate=15 September 2017|last=Mardira|first=Salman|work=[[Okezone.com]]|date=2013-02-05}}</ref>
 
== Prostitusi di= Jakarta ===
[[Batavia]] adalah nama kota Jakarta pada masa kolonial, di Batavia praktik prostitusi telah berlangsung secara masif pada masa [[VOC]]. Para penduduk Betawi menyebutkan para perempuan pelaku prostitusi sebagai ''Cabo'' yang diadaptasi dari bahasa Cina ''Caibo''. Lokalisasi untuk para cabo ini bisa ditemukan disekitaran hotel dan kawasan niaga. Pada sebuah lokasi prostitusi elit di Batavia para perempuan didatangkan secara khusus oleh mucikari mereka dari [[Makau]]. Prostitusi untuk kalangan rendahan biasa ditemukan di kawasan Glodok dan Mangga Besar, dimana para penduduk kota mengenali penyakit sifilis yang timbul akibat prostitusi itu sebagai penyakit mangga.<ref name="jakarta.go.id">{{Cite web |url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/190/Cabo |title=Salinan arsip |access-date=2016-04-15 |archive-date=2016-04-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160423201912/http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/190/Cabo |dead-url=yes }}</ref>
 
Setelah kemerdekaan Indonesia praktik prostitusi di Jakarta juga masih marak ditemukan. Hingga tahun 1950 di daerah Petojo banyak terdapat kompleks lokalisasi tak resmi prostitusi, meski melewati banyak proses penertiban oleh pemerintah kota hal ini masih tetap ditemukan hingga awal tahun 1980-an.<ref name="jakarta.go.id"/>. Pada periode 1970-an riwayat prostitusi di Jakarta berlangsung dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Gubernur DKI Jakarta, [[Ali Sadikin]] yang terinspirasi dari lokalisasi prostitusi di kota [[Bangkok]] mulai menerapkan kebijakan melokalisasi prostitusi ini dalam satu wilayah agar mudah terpantau. Melalui beberapa surat keputusan Gubernur pada tahun 1970 menginstruksikan para wali kota untuk menertibkan prostitusi yang berlangsung secara liar. Para mucikari yang melakukan usaha prostitusi diperintahkan untuk menempati kawasan baru khusus prostitusi di Kramat Tunggak. Pada sejarah puncaknya pada periode 1980 hingga 1990-an komplek lokalisasi Kramat Tunggak yang berdiri diatas tanah negara seluas 11,5 ha ini diisi oleh ratusan mucikari yang mempekerjakan ribuan perempuan pekerja seks komersial. Lokalisasi prostitusi terbesar di Jakarta ini akhirnya secara resmi ditutup oleh pemerintah DKI pada penghujung tahun 1999.<ref>http://historia.id/modern/prostitusi-di-jakarta-sejak-zaman-ali-sadikin-sampai-ahok</ref>
 
=== Surabaya ===
Surabaya sebagai ibukota Jawa Timur termasuk di kategori Kota [[Pelabuhan]] yang memiliki lalu-lintas ekonomi padat, pada tahun 1867 tercatat memiliki 228 wisma atau rumah bordil di kawasan [[Bandar Udara Internasional Juanda|Bandara Juanda]] dan kawasan sekitar [[Pelabuhan Tanjung Priok]].<ref>{{Cite journal|last=Febriyanti|first=Lathifatuzzahro|date=2019|title=JARINGAN MUCIKARI DOLLY DI SURABAYA TAHUN 1967 – 1999|url=https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/53510/42772|journal=AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah|volume=13|issue=2|pages=2}}</ref> Dari sekian banyak tempat pelacuran di Surabaya, Dolly adalah yang paling terkenal di tahun 1968 - 2014. Dolly sendiri resmi ditutup pada awal 2014 atas inisiatif Walikota Surabaya yang menjabat pada saat itu, [[Tri Rismaharini]].<ref>{{Cite web|date=2014-06-18|title=Lokalisasi Dolly-Jarak resmi ditutup|url=https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/06/140618_dolly_jarak_tutup|website=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2024-12-11}}</ref>
 
== Prostitusi di= Bangka Belitung ===
Modus prostitusi di [[Daftar Provinsi di Indonesia|Provinsi]] [[Kepulauan Bangka Belitung]] dilakukan dengan cara yang variatif. Ada yang melibatkan rema remaja usia di bawah 18 tahun<ref>{{citeCite webnews|url=http://bangka.tribunnews.com/2013/08/29/pelacuran-abg-tanggung-jawab-bersama|title=Pelacuran ABG Tanggung Jawab Bersama - Bangka Pos|publisher=|accessdate=15 September 2017|first=Iwan|last=Satriawan|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|date=2013-08-29}}</ref> hingga mahasiswi.<ref>{{cite web|url=http://www.beritakaget.com/berita/1361/ratusan-siswi-dan-mahasiswi-terjun-ke-dunia-prostitusi.html|title=beritakaget.com|website=www.beritakaget.com|accessdate=15 September 2017}}</ref> Ada juga yang menggunakan modus bangunan komersial seperti [[kafe]] dan [[karaoke]] yang berlokasi dekat dengan objek wisata namun jauh dari pusat keramaian.<ref>{{citeCite webnews|url=http://bangka.tribunnews.com/2011/05/28/cafe-di-belitung-identik-prostitusi|title=Cafe di Belitung Identik Prostitusi - Bangka Pos|publisher=|accessdate=15 September 2017|first=Pos|last=Belitung|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|date=2011-05-28}}</ref><ref name="harianbabelpos.com">{{Cite web |url=http://www.harianbabelpos.com/2013/07/24/prostitusi-teluk-bayur-tetap-berlangsung/ |title=Salinan arsip |access-date=2014-02-19 |archive-date=2014-02-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140224130234/http://www.harianbabelpos.com/2013/07/24/prostitusi-teluk-bayur-tetap-berlangsung/ |dead-url=yes }}</ref><ref name="babel.antaranews.com">{{citeCite webnews|url=http://babel.antaranews.com/print/6380/masyarakat-desak-pemkot-pangkalpinang-hentikan-kegiatan-prostitusi|title=Masyarakat Desak Pemkot Pangkalpinang Hentikan Kegiatan Prostitusi - Cetak ANTARA News Bangka Belitung|websitework=babel.antaranews.com[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|accessdate=15 September 2017|archive-date=2014-02-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20140228112743/http://babel.antaranews.com/print/6380/masyarakat-desak-pemkot-pangkalpinang-hentikan-kegiatan-prostitusi|dead-url=yes}}</ref> Yang lainnya dilakukan secara terselubung oleh pemilik kamar kontrakan dan penginapan.<ref name="harianbabelpos.com"/><ref>{{cite web|url=http://www.babel.polri.go.id/polres/belitung-timur/6609-setelah-beroperasi-5-tahun-akhirnya-polsek-manggar-bongkar-praktik-prostitusi-terselubung.html|title=Setelah Beroperasi 5 Tahun, Akhirnya Polsek Manggar Bongkar Praktek Prostitusi Terselubung|first=|last=humasresbeltim|website=www.babel.polri.go.id|accessdate=15 September 2017|archive-date=2017-09-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20170916025135/http://www.babel.polri.go.id/polres/belitung-timur/6609-setelah-beroperasi-5-tahun-akhirnya-polsek-manggar-bongkar-praktik-prostitusi-terselubung.html|dead-url=yes}}</ref> Pelaku prostitusi sebagian besar datang dari luar Bangka Belitung.<ref name="babel.antaranews.com"/><ref>{{Cite news|url=http://www.pikiran-rakyat.com/node/106178 |title=Salinan arsip |access-date=2014-02-19 |archive-date=2014-02-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140224000141/http://www.pikiran-rakyat.com/node/106178 |dead-url=yes |work=[[Pikiran Rakyat|Pikiran-Rakyat.com]] }}</ref>
 
== Prostitusi di= Jawa Barat ===
Di [[Daftar Provinsi di Indonesia|Provinsi]] [[Jawa Barat]], prostitusi terbanyak dilakukan di kabupaten yang dekat dengan ibu kota [[Jakarta]], seperti [[Karawang]],<ref name="republika.co.id">{{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/02/17/n15b6a-fenomena-prostitusi-remaja-di-karawang-makin-marak|title=Fenomena Prostitusi Remaja di Karawang Makin Marak - Republika Online|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref> [[Bogor]],<ref>{{citeCite webnews|url=http://news.liputan6.com/read/2018771/video-puluhan-preman-hadang-eksekusi-lokasi-prostitusi-di-bogor|title=[VIDEO] Puluhan Preman Hadang Eksekusi Lokasi Prostitusi di Bogor|publisher=|accessdate=15 September 2017|editor-last=Nuramdani|editor-first=Muhamad|first=Tim Liputan 6|last=SCTV|work=[[Liputan6.com]]}}</ref><ref name="ReferenceA">{{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/14/03/03/n1uyky-melongok-kampung-prostitusi-di-ciluengsi|title=Melongok Kampung Prostitusi di Ciluengsi - Republika Online|publisher=|accessdate=15 September 2017}}</ref> dan [[Bekasi]].<ref name="suarapembaruan.com">{{cite web|url=http://www.suarapembaruan.com/home/wah-bisnis-prostitusi-di-bekasi-capai-rp-33-miliar-per-bulan/24346|title=Wah!.. Bisnis Prostitusi di Bekasi Capai Rp 33 Miliar per Bulan - Suara Pembaruan|publisher=|accessdate=15 September 2017|archive-date=2014-03-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20140307073605/http://www.suarapembaruan.com/home/wah-bisnis-prostitusi-di-bekasi-capai-rp-33-miliar-per-bulan/24346|dead-url=yes}}</ref> Bisnis yang mempekerjakan remaja itu berpotensi menghasilkan omzet hingga miliaran rupiah.<ref name="suarapembaruan.com"/> Bisnis prostitusi demikian besarnya hingga mampu menunjang suatu bentuk perekonomian yang menggantungkan hidupnya pada bisnis tersebut, seperti pedagang makanan<ref name="ReferenceA"/> dan penginapan.<ref name="republika.co.id"/>
 
== Prostitusi di= Sulawesi Selatan ===
Seperti halnya prostitusi di provinsi lain di Indonesia, prostitusi di [[Sulawesi Selatan]] pun identik dengan para pelajar berusia di bawah 18 tahun dan dapat menjadi pintu gerbang penyebaran [[minuman keras]] dan [[kriminalitas]].<ref>{{Cite web |url=http://www.antara-sulawesiselatan.com/print/5745/profil-antara |title=Salinan arsip |access-date=2014-03-14 |archive-date=2014-03-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140314073705/http://www.antara-sulawesiselatan.com/print/5745/profil-antara |dead-url=yes }}</ref> Selain di kota besar seperti di [[Makassar]],<ref>{{citeCite webnews|url=http://www.tempo.co/read/news/2013/01/27/058457136/Pelacuran-Gadis-Bau-Kencur-di-Makassar-Terungkap|title=Pelacuran Gadis Bau Kencur di Makassar Terungkap|publisher=|accessdate=15 September 2017|work=[[Tempo.co]]|archive-date=2014-03-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20140314100611/http://www.tempo.co/read/news/2013/01/27/058457136/Pelacuran-Gadis-Bau-Kencur-di-Makassar-Terungkap|dead-url=yes}}</ref> prostitusi juga terjadi di tempat wisata seperti di [[Pantai Bira]] [[Kabupaten Bulukumba]].<ref>{{Cite web |url=http://kabarmakassar.com/hukum-kriminal/item/10685-prostitusi-marak-di-bira.html |title=Salinan arsip |access-date=2014-03-14 |archive-date=2014-03-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140314073750/http://kabarmakassar.com/hukum-kriminal/item/10685-prostitusi-marak-di-bira.html |dead-url=yes }}</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Ayam kampus]], istilah untuk pekerja seks komersial (PSK) dari kalangan mahasiswi
* [[Cabe-cabean]], Seorang remeja yang hanya ingin narsis namun terkesan vulgar
 
== Referensi ==
;Catatan kaki
{{reflist|30em}}
 
;Bibliografi
*{{cite web|url=http://www.indonesiamatters.com/1464/bali-sex-tourism/ |title=Bali Sex Tourism|publisher=Indonesiamatters.com|accessdate=30 March 2011|ref={{harvid|Indonesiamatters.com, Bali Sex Tourism}}}}
*{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2005/07/25/child-prostitutes-big-problem-jakarta.html |title=Child prostitutes big problem in Jakarta |date=25 July 2005 |website=The Jakarta Post |ref={{harvid|The Jakarta Post 2005-07-25, Child prostitutes}} |accessdate=24 August 2011 |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20121015023122/http://www.thejakartapost.com/news/2005/07/25/child-prostitutes-big-problem-jakarta.html |archivedate=15 October 2012 |df= }}
*{{cite book |title=Historical Dictionary of Indonesia |last1=Cribb |first1=Robert|last2=Kahin|first2=Audrey|year=2004|publisher=Scarecrow Press|location=Lanham, Maryland|series=Historical dictionaries of Asia, Oceania, and the Middle East|isbn=978-0-8108-4935-8 |ref=harv|url=https://books.google.com/books?id=SawyrExg75cC&pg=PR25 |accessdate=}}
*{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2010/03/01/bali-faces-higher-hivaids-prevalence.html |title=Bali faces higher HIV/AIDS prevalence |last1=De Suriyani |first1=Luh |date=1 March 2010 |website=The Jakarta Post|ref={{harvid|De Suriyani 2010-03-01, Bali faces}} |accessdate=24 August 2011}}
*{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2006/06/28/depok-working-prostitution-ban.html |title=Depok working on prostitution ban |date=28 June 2006 |website=The Jakarta Post |ref={{harvid|The Jakarta Post 2006-06-28, Depok working}} |accessdate=24 August 2011 |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20121014234108/http://www.thejakartapost.com/news/2006/06/28/depok-working-prostitution-ban.html |archivedate=14 October 2012 |df= }}
*{{cite web |url=http://www.catw-ap.org/programs/research-documentation-publications/facts-and-statistics/ |title=Facts and Statistics " Coalition Against Trafficking In Women – Asia Pacific |publisher=Catw-Ap |date=22 November 2010 |accessdate=30 March 2011 |ref={{harvid|Catw-Ap 2010-11-22, Facts and Statistics}} |archive-url=https://web.archive.org/web/20110411173813/http://www.catw-ap.org/programs/research-documentation-publications/facts-and-statistics |archive-date=11 April 2011 |url-status=dead }}
*{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2010/02/17/legislator-proposes-tax-fees-prostitution.html |title=Legislator proposes tax fees for prostitution |last1=Fadli |date=17 February 2010 |website=The Jakarta Post|ref={{harvid|Fadli 2010-02-17, Legislator proposes}} |accessdate=24 August 2011}}
*{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2006/05/23/teen-escapes-life-prostitution.html |title=Teen escapes life of prostitution |last1=Gunawan |first1=Apriadi |date=23 May 2006 |website=The Jakarta Post |ref={{harvid|Gunawan 2006-05-23, Teen escapes}} |accessdate=24 August 2011 |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20121015023105/http://www.thejakartapost.com/news/2006/05/23/teen-escapes-life-prostitution.html |archivedate=15 October 2012 |df= }}
*{{cite web|url=http://www.unicef.org/indonesia/protection.html|title=Overview - Child Protection|publisher=UNICEF|accessdate=24 August 2011|ref=|archive-date=2018-08-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20180831035600/https://www.unicef.org/indonesia/protection.html|dead-url=yes}}
*{{cite web|url=http://intersections.anu.edu.au/issue10/surtees.html |title=Intersections: Traditional and Emergent Sex Work in Urban Indonesia|publisher=Intersections.anu.edu.au |accessdate=30 March 2011|ref={{harvid|Intersections}}}}
*{{cite book|last1=Jones|first1=Gavin W.|last2=Sulistyaningsih|first2=Endang|last3=Hull|first3=Terence H. |title=The Sex Sector: The Economic and Social Bases of Prostitution in Southeast Asia|chapter=Prostitution in Indonesia|editor-last=Lim|editor-first=Lin Lean|year=1998|publisher=International Labour Office |location=Geneva |isbn=978-92-2-109522-4 |ref=harv|chapter-url=https://books.google.com/books?id=VFNKZbL1jWwC&pg=PA52 |accessdate=}}
*{{cite web |url=http://images.thejakartapost.com/news/2009/07/24/prostitution-fuels-hivaids-rate-c-java.html |title=Prostitution fuels HIV/AIDS rate in C. Java |last=Maryono |first=Agus |date=24 July 2009 |website=The Jakarta Post |ref={{harvid|Maryono 2009-07-24, Prostitution fuels}} |accessdate=24 August 2011 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20120321195031/http://images.thejakartapost.com/news/2009/07/24/prostitution-fuels-hivaids-rate-c-java.html |archivedate=21 March 2012 |url-status=dead |df= }}
*{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2010/11/23/quick-money-lures-young-girls-prostitution.html |title=Quick money lures girls into prostitution |last1=Tampubolon |first1=Hans David |date=23 November 2010 |website=The Jakarta Post|ref={{harvid|Tampubolon 2010-11-23, Quick money}} |accessdate=24 August 2011}}
*{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/01/25/prostitutes-and-porn-still-available-online.html |title=Prostitutes and porn still available online |last1=Tampubolon |first1=Hans David |date=25 January 2011 |website=The Jakarta Post|ref={{harvid|Tampubolon 2011-01-25, Prostitutes and porn}} |accessdate=24 August 2011}}
*{{cite web
| url=https://2001-2009.state.gov/g/drl/rls/hrrpt/2007/100521.htm
| title=US Department of State: Indonesia
| accessdate=21 February 2010
|ref={{harvid|USDS: Indonesia}}
| date=11 March 2008
}}
*{{cite web|url=http://www.crin.org/violence/search/closeup.asp?infoID=19897|title=Violence Study - INDONESIA: Child sex tourism 'rampant' in S.E Asia|publisher=CRIN|accessdate= 30 March 2011|ref={{harvid|CRIN, Violence study}}}}
*{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2008/12/26/raids-prostitution-merely-039income-source-officials039.html |title=Raids on prostitution merely 'income source for officials' |last1=Winarti |first1=Agnes |date=26 December 2008 |website=The Jakarta Post|ref={{harvid|Winarti 2008-12-26, Raids on prostitution}} |accessdate=24 August 2011}}
 
== Pranala luar ==
* [http://www.voanews.com/english/archive/2007-09/2007-09-12-voa6.cfm?CFID=291214933&CFTOKEN=90936332 Indonesia Faces Rising Tide of HIV]
* [https://archive.istoday/20121230121710/www.news.com.au/dailytelegraph/story/0,22049,23519497-5013605,00.html No sex masseuses in Indonesia doesn't stop prostitution]
* [http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/aids/countries/id.html A conservative culture faces AIDS]
* [http://www.newswatch.in/newsblog/7728 Prostitution just a newspaper away] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111106090845/http://www.newswatch.in/newsblog/7728 |date=2011-11-06 }}
* [https://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=1290 Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, SEKILAS SEJARAH PELACURAN DI INDONESIA, 24 Mei 2011]] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160427094326/https://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=1290 |date=2016-04-27 }}
{{Topik Asia|ProstitusiPelacuran di}}
{{masyarakat-stub}}
 
[[Kategori:ProstitusiPelacuran menurutdi Indonesia| negara]]
[[Kategori:Masyarakat Indonesia]]