Begalan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Thesillent (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Begalan''' adalah salah satu [[tradisi]] [[budaya]] masyarakat [[suku Jawa]], utamanya [[Banyumas]] yang dilaksanakan sebagai bagian dari [[prosesi]] pernikahan. Begalan kali pertama diperkenalkan semasa [[Bupati]] [[Banyumas]] XIV, Raden Adipati [[Tjokronegoro]] (tahun 1850). Tradisi yang hanya ditampilkan apabila mempelai laki-laki merupakan putra [[sulung]], ini berupa perarakan pengantin, para penari, penabuh [[gamelan]], dilengkapi dengan usungan berupa perabot rumah tangga.<ref>{{Cite web
 
|url=http://budayajawa.id/tradisi-begalan-banyumasan/
|website=Budaya Jawa
|title=Tradisi “Begalan” Banyumas
|accessdate=18 Maret 2019
}}{{Pranala mati|date=Agustus 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{Cite web
|url=http://kanalbaca.com/lectura/begalan-ritual-dalam-pernikahan-adat-banyumas/
|website=Kanal Baca
|title=Begalan : Ritual dalam Pernikahan Adat Banyumas
|accessdate=18 Maret 2019
}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
}}</ref>
 
== Asal usul ==
Menurut para pakar budaya di Banyumas, tra­disi begalan muncul sejak Pemerintah Bupati Ba­nyumas ke XIV, saat itu Raden Adipati Tjokronegoro (tahun 1850). Pada zaman itu Adipati Wirasaba berhajat mengawinkan puteri bung­sunya, Dewi Sukesi, dengan Pangeran Tirtokencono, putra sulung Adipati Ba­nyumas. Satu minggu se­telah pernikahannya Sang Adipati Banyumas ber­kenan memboyong kedua mempelai dari Wirasaba ke Kadipaten Banyumas (ngun­duh temanten), berjarak kurang lebih 20 &nbsp;km.
 
Setelah menyeberangi [[Sungai Serayu]] dengan me­nggunakan perahu tambang, rombongan yang dikawal sesepuh dan pengawal Kadi­paten Wirasaba dan Ba­nyumas, di tengah per­jalanan yang angker di­hadang oleh seorang begal (perampok) berbadan tinggi besar, hendak merampas semua barang bawaan rombongan pengantin. Maka terjadilah peperangan antara para pengawal melawan begal raksasa yang mengaku sebagai penunggu daerah tersebut.
 
Pada saat pertempuran akhirnya begal dapat di­kalahkan. Kemudian lari menghilang masuk ke dalam Hutan yang angker dan wingit. Perjalanan dilanjut­kan kembali, melewati desa Sokaweradan Kedunguter. Sejak itu para leluhur daerah Banyumas berpesan kepada anak-cucu agar menaati tata cara persyaratan perkawinan yang dikandung maksud swmogasemoga kedua mempelai terhindar dari marabahaya.
 
== Proses begalan ==
Baris 27 ⟶ 28:
 
== Referensi ==
{{reflist}}{{budaya-stub}}
 
[[Kategori:Budaya]]
Baris 33 ⟶ 34:
[[Kategori:Budaya Jawa Tengah]]
[[Kategori:Budaya Jawa]]
 
 
{{budaya-stub}}