Kerajaan Tunisia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Vedolique (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: pengguna baru menambah pranala merah Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox former country|capital=Tunis|common_name=Kerajaan Tunisia|conventional_long_name=Kerajaan Tunisia|image_flag=Flag_of_Tunisia_(1959–1999).svg|image_coat=Coat of arms of the Kingdom of Tunisia.svg|image_map=Location_Tunisia_AU_Africa.svg|government_type=Monarki Konstitusional|year_leader1=1956–1957|leader1=Muhammad VIII al-Amin|life_span=1956–1957|year_start=1956|year_end=1957|country=Tunisia|continent=Afrika|title_leader=Raja|native_name=المملكة التونسية<br>Royaume de Tunisie
|national_anthem=[[Salam al-Bey]]
|common_languages=[[Bahasa Arab Tunisia|Arab Tunisia]]
[[Bahasa Prancis|Prancis]]|event_start=Kemerdekaan dari Prancis|event_end=Deklarasi Republik|s1=Tunisia|flag_s1=Flag_of_Tunisia.svg|p1=Protektorat Tunisia Prancis|flag_p1=Flag_of_Tunisia.svg|date_start=20 Maret|date_end=25 Juli}}
 
'''Kerajaan Tunisia''' ( bahasa Arab : المملكة التونسية el ''''-Mamlka et-Tūnsīya'''' ) adalah kerajaan berumur pendek yang didirikan pada 20 Maret 1956 setelah kemerdekaan Tunisia dan berlangsung hingga deklarasi republik pada 25 Juli 1957.
 
=== Sejarah ===
Sebuah gerakan kemerdekaan yang berlangsung selama beberapa dekade, menyebabkan Tunisia melepaskan diri dari [[Protektorat Tunisia Prancis|protektorat Prancis]]. Pada tahun 1954 pejuang kemerdekaan Tunisia dan rakyat sipil memulai negosiasi dengan [[Republik Perancis Keempat|Prancis]]. Hingga pada 20 Maret 1956, Tunisia mencapai kemerdekaan penuh. Pada bulan Juli tahun itu juga Tunisia mendaftarkan diri sebagai anggota [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]].
Sebuah gerakan kemerdekaan yang berlangsung beberapa dekade akhirnya menang, yang mengarah ke akhir [[Protektorat Tunisia Prancis|protektorat Prancis]] (dimulai pada 1881). Pada tahun 1954 perjuangan Tunisia dan gangguan sipil yang diakibatkannya mengakibatkan dimulainya negosiasi untuk otonomi antara Perancis dan partai politik Neo Destour (pada dasarnya di bawah Habib Bourguiba) didukung oleh serikat buruh Tunisia dan oleh Liga Arab .''Konvensi'' April yang disepakati, 1955, menyatakan bahwa Prancis akan mempertahankan kendali atas militer dan urusan luar negeri sambil memberikan otonomi, yang akan dimulai pada tahun berikutnya. Bourguiba dibebaskan dari penjara oleh Prancis dengan sambutan yang kacau. Kompromi ini, bagaimanapun, membagi Neo Destour; akhirnya hal itu menyebabkan penindasan terhadap sayap kirinya, dan pengusiran pemimpin radikal, pan-Arab Salah ben Youssef (atau Yusuf), yang kemudian melarikan diri ke Mesir . Resolusi perselisihan intra-partai ini menandakan bahwa Neo Destour akan menempuh jalur moderat. Prancis kemudian mengakhiri ''protektorat'' mereka atas Maroko , untuk memusatkan pasukan mereka di Aljazair . Sebagai reaksi, dan mengikuti opini publik yang kuat yang disuarakan oleh warga Tunisia, Bourguiba mendesak kemerdekaan. Prancis, mengatasi keberatan panas dari para pemukim Prancis, akhirnya mengaksesi dan protokol disusun. Pada 20 Maret 1956, Tunisia mencapai kedaulatan penuhnya. Pada bulan Juli, permohonan keanggotaan Tunisia di PBB diterima.
== Pemerintahan ==
 
[[Berkas:Lamine Bey.jpg|jmpl|200x200px|'''Muhammad VIII al-Amin''', Raja Kerajaan Tunisia|al=|kiri]]Setelah Prancis melepaskan [[Protektorat Tunisia Prancis|Protektorat Tunisia]], Pemerintahan Tunisia yang berbentuk [[monarki konstitusional]] yang diperintah oleh Lamine Bey dengan gelar [[Muhammad VIII al-Amin Bey|Muhammad VIII al-Amin]]. Bey ialah gelar penguasa [[Beylik Tunis|Tunisia]] dari era [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]], gelar tersebut tetap dipertahankan di bawah [[Imperium kolonial Prancis|Kolonial Prancis]]. Meskipun [[Bey Muhammad VII al-Munsif]], Bey sebelumnya adalah seorang nasionalis yang populer, tetapi Lamine Bey dianggap sebagai konspirasi oleh Prancis, untuk menyingkirkan [[Salah bin Youssef]], salah satu tokoh Gerakan Nasional Tunisia. Meskipun pada akhirnya Pemilihan Umum yang telah dijadwalkan diadakan pada tanggal 25 Maret 1956, dicurangi persekongkolan Lamine Bey, partai [[Neo Destour]] di bawah kepemimpinan [[Habib Burquibah|Habib Bourguiba]] memenangkan Pemilihan Umum yang kemudian menjadi perdana menteri. Pada 25 Juli 1957, monarki dihapuskan dan Tunisia memproklamirkan sebuah [[Tunisia|Republik Tunisia]]. Kemudian Majelis menjadikan Bourguiba sebagai presiden pertama menjadikan negara tersebut dengan sistem satu partai.
Lamine Bey , raja pertama dan terakhir Tunisia
 
Prancis menganggap Tunisia yang merdeka sebagai monarki konstitusional yang diperintah oleh Bey dari Tunis , [[Muhammad VIII al-Amin Bey]] (Lamine atau Amin Bey). Bey adalah institusi yang berasal dari era Utsmaniyah awal. Bey Muhammad VII al-Munsif (Moncef Bey) sebelumnya adalah seorang nasionalis yang populer, tetapi Amin Bey keduanya dianggap oleh beberapa dikompromikan oleh Prancis, oleh yang lain sebagai ''youssef'' . Pemilihan yang telah dijadwalkan diadakan pada tanggal 25 Maret 1956; karena pengaturan rahasia dinegosiasikan oleh Bourguiba dengan Bey para pemilih hanya memilih daftar partai, bukan kandidat. Pengaturan ini membuatnya lebih mudah bagi pihak Neo Destour untuk mencegah ''youssefis'' atau pembangkang lainnya, dan mempertahankan disiplin partai. <sup>[1]</sup> Pemilihan kemudian disapu oleh partai Neo Destour, yang pemimpinnya Habib Bourguiba (Habib Abu Ruqaiba) menjadi perdana menteri. Pada 25 Juli 1957, monarki dihapuskan, kantor resmi ditutup, dan Tunisia memproklamirkan sebuah Republik. Majelis kemudian menjadikan Bourguiba sebagai presiden pertama, dari apa yang akan menjadi negara satu partai.
 
<ref>Kenneth J. Perkins, ''A History of Modern Tunisia'' (Cambridge University 2004) at 125-129, 131-133.</ref><ref>Lisa Anderson, ''The State and Social Transformation in Tunisia and Libya, 1830-1980'' (Princeton University 1986) at 231-235.</ref><ref>Ivan Hrbek, "North Africa and the Horn" 127-160, at 129-132, [under section "The struggle for political sovereignty: from 1945 to independence"], in Ali A. Mazrui, editor, ''General History of Africa. VIII Africa since 1935'' (UNESCO 1993).</ref><ref>Jane Soames Nickerson, ''A Short History of North Africa'' (New York: Devin-Adair 1961) at 162-165.</ref><ref>Richard M. Brace, ''Morocco Algeria Tunisia'' (Prentice-Hall 1964) at 114-116, 121-123.</ref>