Ular bangkai laut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Anam Goi (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Kim Nansa (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Taxobox
| name = Ular Bangkai laut
| image = Trimeresurus albolabris, White-lipped pit viper (female) - Kaeng Krachan National Park (27493423545).jpg
| image = Trim albo 060615 cklpa.jpg
| image size = 250px
| image_caption = Ular bangkai laut, ''Trimeresurus albolabris'' </br>dari [[Jabranti, Karangkancana, Kuningan|Jabranti]], [[Karangkancana, Kuningan|Karangkancana]], [[Kuningan]]
| regnum = [[Animalia]]
| phylum = [[Chordata]]
Baris 18:
}}
 
'''Ular bangkai laut''' biasa juga dikenal dengan sebutan viper Hijau adalah sejenis [[ular]] berbisa yang berbahaya. Memiliki nama ilmiah ''Trimeresurus albolabris'', ular ini juga dikenal dengan nama-nama lain seperti ''oray bungka'', ''oray majapait'' ([[bahasa Sunda|Sd.]]), ''ula bangka-laut'' atau ''ula gadung luwuk'' ([[bahasa Jawa|Jw.]]), ''ulah sanggit'' (Lombok), Sawa ''tarihu'' atau juga Cindalu ([[bahasa Bima|Bima Dompu]]), dan lain-lain. Dalam [[bahasa Inggris]] disebut dengan nama ''white-lipped tree viper, white-lipped pit-viper'', merujuk pada bibirnya yang berwarna keputih-putihan, atau ''bamboo pit-viper'' karena kebiasaannya berada di rumpun [[bambu]].
 
Ular ini juga dinamai '''[[ular hijau]]''' karena warna tubuhnya. Namun penamaan ini bisa menyesatkan, karena cukup banyak jenis-jenis ular pohon yang berwarna hijau, seperti halnya [[ular pucuk]] (''Ahaetulla'' spp.) dan [[ular bajing]] (''Gonyosoma oxycephalum'') yang tidak berbahaya.
Baris 25:
Ular yang sedang besarnya, agak gemuk pendek dan tak begitu lincah. Kepala jelas menjendol besar, ''seperti seekor kodok yang ‘tertancap’ di atas leher yang mengecil''. Memiliki dekik pipi (''loreal pit'') yang besar dan menyolok di belakang lubang hidung di depan mata. Sepasang taring besar dan panjang yang bisa dilipat terdapat di bagian depan rahang atas, tertutup oleh selaput lendir mulut.
 
Panjang ular jantan sekitar 60 &nbsp;cm dan yang betinanya bisa mencapai 80 &nbsp;cm. Berekor kecil pendek, sekitar 10-13 10–13&nbsp;cm, tetapi kuat ‘memegang’ ranting yang ditempatinya (''prehensile tail'').
 
[[Berkas: T albo 041109 011 resize.jpg|jmpl|kiri|''Trimeresurus albolabris'' jantan]]
Baris 35:
 
== Kebiasaan ==
Ular yang aktif di malam hari ([[nokturnal]]) dan tidak begitu lincah. Kerap terlihat menjalar lambat-lambat di antara ranting atau di atas lantai [[hutan]]; meskipun apabila terancam dapat pula bergerak dengan cepat dan gesit. Menyukai hutan [[bambu]] dan [[belukar]] yang tidak jauh dari [[sungai]], ular bangkai laut sering didapati berdiam di antara [[Daun|daun-daun]] dan ranting semak atau pohon kecil sampai dengan 3 [[meter|m]] di atas tanah. Tidak jarang pula ditemukan di [[kebun]] dan [[karang|pekarangan]] di dekat rumah.
 
Mangsa ular ini terutama adalah [[kodok]], [[burung]] dan [[mamalia]] kecil; juga [[kadal]]. Perburuannya dalam gelap malam amat dibantu oleh indra penghidu bahang (panas) tubuh yang terletak pada dekik pipinya.
Baris 52:
Ular bangkai laut termasuk ular yang agresif, mudah merasa terganggu dan lekas menggigit. Ular ini merupakan penyumbang kasus gigitan ular terbanyak, yakni sekitar 50% kasus di Indonesia (Kawamura dkk. 1975, seperti dikutip dalam David and Vogel, 1997). 2,4% di antaranya berakibat fatal.
 
Menurut pengalaman, ular ini biasanya menggigit para pencari [[kayu bakar]], pencari rumput atau gembala yang tengah berjalan di hutan. Keyakinan orang-orang desa di [[Kabupaten Dompu|Dompu]], [[Sumbawa]], ular ini menggigit sebab merasa terganggu. Ketika serombongan orang lalu di hutan, orang pertama yang lewat dan secara tak sengaja menyenggol dahan tempat tidur ular ''tarihu'' ini biasanya selamat, tak digigit. Ular itu hanya terbangun dan berwaspada. Orang kedua atau ketigalah yang biasanya tergigit.
 
Seperti umumnya ular bandotan (''viper''), ular bangkai laut ini memiliki [[bisa]] yang berbahaya. Bisa ini disuntikkan ke tubuh korbannya melalui sepasang taring besar melengkung yang beralur di tengahnya. Meski demikian, tidak semua gigitan ular disertai dengan pengeluaran bisa. Gigitan ‘kering’, yang bersifat refleks atau peringatan, biasanya tidak disertai bisa dan karenanya tidak membahayakan. Gigitan ‘kering’ ular ini tidak menimbulkan gejala-gejala keracunan seperti yang diuraikan di bawah.
 
[[Bisa ular]] ini, dan umumnya ular Crotalinae, bersifat hemotoksin, merusak sistem peredaran darah. Gigitan ular ini pada manusia menimbulkan rasa sakit yang hebat, dan kerusakan jaringan di sekitar luka gigitan. Dalam menit-menit pertama setelah gigitan, jaringan akan membengkak dan sebagian akan berwarna merah gelap, pertanda terjadi perdarahan di bawah kulit di sekitar luka. Menyusul terjadi pembengkakan, rasa kaku dan nyeri yang meluas perlahan-lahan ke seluruh bagian anggota yang tergigit. Rasa nyeri terasa terutama pada persendian antara luka dan jantung. Apabila tidak ditangani dengan baik, perdarahan internal dapat menyusul terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa hari kemudian, dan bahkan dapat membawa kematian.
 
== Bahan bacaan dan Rujukan ==
Baris 68:
== Pranala luar ==
* [http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=634904 ITIS Database on ''Trimeresurus albolabris''], diakses 8/11/2006.
 
{{Taxonbar|from=Q263271}}
 
{{DEFAULTSORT:Bangkai laut, ular}}