Sugondo Djojopuspito: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(188 revisi perantara oleh 62 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:MuseumSumpahPemuda-8-Soegondo.jpg|jmpl|200 px|ka|Patung dada dari Sugondo Djojopuspito yang terletak di [[Museum Sumpah Pemuda]], jalan Kramat Raya No. 106, [[Jakarta Pusat]], [[Indonesia]].]]
 
'''Sugondo Djojopuspito''' ({{lahirmati|[[Tuban]], [[22Jawa FebruariTimur]] [[1904]] - |22|2|1905|[[Yogyakarta]], [[|23|4|1978]]}}) adalah ''tokoh pemuda tahun [[1928]]'' yang memimpin [[KonggresKongres Pemuda 1928Indonesia Kedua]] dan menghasilkan ''[[Sumpah Pemuda]]'', dengan motto: Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa: Indonesia.<ref>Ensiklopedia Indonesia, ''Sugondo Djojopoespito'', Volume 3</ref>
 
== Latar Belakang dan Pendidikan ==
Sugondo Djojopuspito <ref>Drs. M. Soenyata Kartadarmadja: ''Sugondo Djodjopuspito, Hasil Karya dan Pengabdiannya'', Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Dokumentasi Sejarah Nasional 1982/1983</ref><ref>Sunaryo Joyopuspito: ''Soegondo Djodjopoespito, Tokoh Pemuda 1928'', Museum Sumpah Pemuda 2011</ref> lahir di [[Tuban]], [[22 Februari]] [[1905]] bapaknya bernama Kromosardjono adalah seorang [[Penghulu]] dan [[Mantri Juru Tulis Desa]] di kota [[Tuban]], [[Jawa Timur]]. Ketika Soegondo masih kecil, ibunda Soegondo sakit-sakitan dan meninggal dunia, kemudian Bapak Kromosardjono kawin lagi dan pindah ke [[Brebes]] [[Jawa Tengah]] menjabat sebagai [[lurah]] di sana. Selanjutnya Soegondo dan adiknya (Soenarjati) diangkat anak oleh pamannya yang bernama Bapak ''Hadisewojo'' (seorang ''[[collecteur]]'' wilayah [[Blora]], dan tidak punya anak, dan juga mengangkat ''Sudarjati'' dari anak saudara sepupu ''Keluarga Ny. Brotoamidjojo'', serta ''Sumijati'' dari anak saudara sepupu ''Keluarga S. Soekadji'', sehingga Bapak ''Hadisewojo'' mempunyai ''4 anak angkat'' yang saling ikatan saudara sepupu).<ref>Data silsilah keluarga Soegondo Djojopuspito</ref> Pamannya ini yang menyekolahkan Soegondo dari [[HIS]] di Tuban hingga [[RH]] di [[Batavia]], termasuk adik-adiknya. Peranan Bapak Hadisewojo sangat besar dalam membimbing Soegondo sejak dari HIS di Tuban, menitipkan mondok di [[Cokroaminoto]] [[Surabaya]], menitipkan mondok di [[Ki Hadjar Dewantara]] [[Yogyakarta]], dan hingga mengarahkan masuk ke [[RH Batavia]].
Sugondo Djojopuspito lahir di [[Tuban]], [[22 Februari]] [[1904]] anak seorang Mantri Juru Tulis Desa di kota Tuban. Pendidikan [[HIS]] (Sekolah Dasar 7 tahun) tahun 1911-1918 di kota [[Tuban]]. Tahun 1919 pindah ke [[Surabaya]] untuk meneruskan ke [[MULO]] (Sekolah Lanjutan Pertama 3 tahun) tahun 1919-1921. Selama di [[Surabaya]] mondok bersama [[Soekarno]] di rumah [[HOS Cokroaminoto]]. Setelah lulus MULO, tahun 1922 melanjutkan sekolah ke [[AMS]] afdeling B (Sekolah Menengah Atas bagian B - paspal - 3 tahun) di [[Yogyakarta]] tahun 1922-1924.
 
SugondoSoegondo Djojopuspitomengenyam lahir di [[Tuban]], [[22 Februari]] [[1904]] anak seorang Mantri Juru Tulis Desa di kota Tuban. Pendidikanpendidikan [[HIS]] (Sekolah Dasar 7 tahun) tahun 1911-1918 di kota [[Tuban]]. Tahun 1919 setelah lulus HIS pindah ke [[Surabaya]] untuk meneruskan ke [[MULO]] (Sekolah Lanjutan Pertama 3 tahun) tahun 1919 -1921. Selama1922 di [[Surabaya]], mondokoleh bersamapamanya [[Soekarno]]ia dititipkan mondok di rumah [[HOS Cokroaminoto]] bersama [[Soekarno]]. SetelahKemudian setelah lulus MULO, tahun 1922 melanjutkan sekolah ke [[SMA Negeri 3 Yogyakarta|AMS]] afdeling B (Sekolah Menengah Atas bagian B - paspal - 3 tahun) di [[Yogyakarta]] tahun 1922-19241925, dan oleh pamannya melalui [[HOS Cokroaminoto]] dititipkan mondok di rumah [[Ki Hadjardewantoro]] di Lempoejangan Stationweg 28 Jogjakarta (dulu Jl. Tanjung, sekarang Jl. Gajah Mada), yaitu sebelah barat [[Puro Paku Alam]].
Setelah lulus AMS tahun 1925 melanjutkan kuliah ke Batavia (Jakarta) pada RHS (Rechts Hooge School - didirikan tahun 1924 - Sekolah Tinggi Hukum - Fakultas [[Hukum]] [[Universitas Indonesia]] sekarang). Selama mahasiswa hidup sulit hanya punya satu baju, yang harus dicuci dulu kalau mau kuliah. Kuliah di RHS hanya mencapai tingkat P (propadeus - sekarang D2)
 
Setelah lulus [[AMS]] tahun 1925 melanjutkan kuliah atas biaya pamannya dan beasiswa di ''[[Rechtshoogeschool te Batavia]]'' (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta - didirikan tahun 1924 - cikal bakal [[Fakultas Hukum Universitas Indonesia]] sekarang). Ia mondok di rumah pegawai pos bersama beberapa pegawai pos [[Pasar Baru]] lainnya di Gang Rijksman (belakang Rijswijk - sekarang Jl Juanda belakang Hotel Amaris Stasiun Juanda), sehingga ia bisa membaca majalah ''Indonesia Merdeka'' asuhan [[Mohammad Hatta]] terbitan ''Perhimpunan Indonesia'' di Negeri Belanda yang dilarang masuk ke Indonesia. Selama [[mahasiswa]] hidup sulit hanya punya satu baju, yang harus dicuci dulu kalau mau kuliah. Kuliah di [[RHS]] hanya mencapai lulus tingkat Candidat Satu (C1), setelah Propadeus, karena beasiswanya dicabut akibat kegiatan politiknya dan juga pamannya meninggal dunia (sekarang setingkat dengan ijazah D2, karena sistem pendidikan sekolah tinggi pada waktu itu adalah terdiri atas 4 jenjang, yaitu: Propadeus, Candidat 1 dan Candidat 2, serta Doktoral).
==Perjuangan==
=== Sumpah Pemuda "28 Oktober 1928"===
Pada waktu semua orang ikut dalam organisasi pemuda, pemuda Sugondo masuk dalam PPI (Persatuan Pemuda Indonesia - dan tidak masuk dalam Jong Java). Pada tahun 1926 saat Konggres Pemuda I, Sugondo ikut serta dalam kegiatan tersebut. Tahun 1928, ketika akan ada Konggres Pemuda II 1928, maka Sugondo terpilih jadi Ketua atas persetujuan Drs. [[Mohammad Hatta]] sebagai ketua PPI di Negeri Belanda dan [[Ir. Sukarno]] (yang pernah serumah di Surabaya) di Bandung. Mengapa Sugondo terpilih menjadi Ketua Konggres, karena beliau adalah anggota PPI (Persatuan Pemuda Indonesia - wadah pemuda independen pada waktu itu dan bukan berdasarkan kesukuan.
 
== Perjuangan ==
Saat itu [[Mohammad Yamin]] adalah salah satu kandidat lain menjadi ketua, tetapi dia berasal dari Yong Sumatra (kesukuan), sehingga diangkat menjadi Sekretaris. Perlu diketahui bahwa Moh. Yamin adalah Sekretaris dan juga salah satu peserta yang mahir berbahasa Indonesia (sastrawan), sehingga hal-hal yang perlu diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia yang benar tidak menjadi hambatan (notulen ditulis dalam bahasa Belanda).
=== Sumpah Pemuda "28 Oktober 1928" ===
Pada waktu semua orang ikut dalam [[organisasi pemuda]], pemuda Sugondo masuk dalam PPI ([[Persatuan Pemuda Indonesia]] - dan tidak masuk dalam [[Jong Java]]). Pada tahun 1926 saat Konggres[[Kongres Pemuda I]], Sugondo ikut serta dalam kegiatan tersebut. Tahun 1928, ketika akan ada Konggres[[Kongres Pemuda II]] 1928, maka Sugondo terpilih jadi Ketua atas persetujuan [[Drs.]] [[Mohammad Hatta]] sebagai ketua PPI di Negeri Belanda dan [[Ir.]] [[Sukarno]] (yang pernah serumah di [[Surabaya]]) di Bandung. Mengapa Sugondo terpilih menjadi Ketua KonggresKongres, karena beliauia adalah anggota PPI (Persatuan Pemuda Indonesia - wadah pemuda independen pada waktu itu dan bukan berdasarkan kesukuan).
 
Saat itu [[Mohammad Yamin]] adalah salah satu kandidat lain menjadi ketua, tetapi dia berasal dari [[Yong Sumatra]] (kesukuan), sehingga diangkat menjadi Sekretaris. Perlu diketahui bahwa Moh. Yamin adalah [[Sekretaris]] dan juga salah satu peserta yang mahir berbahasa Indonesia ([[sastrawan]]), sehingga hal-hal yang perlu diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia yang benar tidak menjadi hambatan (seperti diketahui bahwa [[notulen]] rapat ditulis dalam [[bahasa Belanda]] yang masih disimpan dalam [[museum]]).
Konggres Pemuda 1928 yang berlangsung tanggal [[27 Oktober|27]]-[[28 Oktober]] [[1928]] di Jakarta menghasilkan [[Sumpah Pemuda]] 1928 yang terkenal itu, di mana Para Pemuda setuju dengan Trilogi: Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa: Indonesia. Selain kesepakatan ini, juga telah disepakati Lagu Kebangsaan: [[Indonesia Raya]] ciptaan [[Wage Rudolf Supratman]]. Dalam kesempatan ini, WR Supratman berbisik meminta ijin kepada Sugondo agar boleh memperdengarkan Lagu [[Indonesia Raya]] ciptannya. Karena Konggres dijaga oleh Polisi Hindia Belanda, dan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (misalnya Konggres dibubarkan atau para peserta ditangkap), maka Sugondo secara elegan dan diplomatis dengan bisik-bisik kepada WR Supratman dipersilahkan memperdengarkan lagu INDONESIA RAYA dengan biolanya, sehingga kata-kata Indonesia Raya dan Merdeka tidak jelas diperdengarkan (dengan biola). Hal ini tidak banyak yang tahu mengapa WR Supratman memainkan biola pada waktu itu.
 
Kongres Pemuda 1928 yang berlangsung tanggal [[27 Oktober|27]]-[[28 Oktober]] [[1928]] di Jakarta menghasilkan [[Sumpah Pemuda]] 1928 yang terkenal itu, di mana Para Pemuda setuju dengan
===Masa Kebangkitan Nasional 1928-1942===
'''[[Trilogi]]:''' ''Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa: INDONESIA''. Seperti diketahui, bahwa ''Trilogi'' ini lahir pada detik terakhir kongres, di mana Yamin yang duduk di sebelah Soegondo menyodorkan secarik kertas kepada Soegondo seraya berbisik: ''Ik heb een elegante formule voor de resolutie'' (saya mempunyai rumusan resolusi yang lebih luwes). Dalam secarik kertas tersebut tertulis 3 kata/trilogi: ''satu nusa, satu bangsa, satu bahasa''. Selanjutnya Soegondo memberi paraf pada secarik kertas itu yang menyatakan setuju, dan diikuti oleh anggota lainnya yang menyatakan setuju juga.<ref>Soegondo Djojopuspito: ''Ke arah Kongres Pemuda II'', Media MUDA No. 6 & 7 tahun I, November 1973</ref>
Pada masa [[Kebangkitan Nasional]] aktif dalam organisasi pemuda dan sebagai guru pada Perguruan Rakyat dan [[Taman Siswa|Perguruan Taman Siswa]]. Sekitar tahun 1935 bekerja pada Kantor Statistik yang beralamat di Jl. Sutomo - Pasar Baru. Pada tahun 1937 sebagai jurnalis ikut mendirikan dan dipercaya memimpin [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|Kantor Berita Antara]] yang beralamat di Jl. Pos Utara No. 53 - Pasar Baru.
 
KonggresSelain Pemuda 1928 yang berlangsung tanggal [[27 Oktober|27]]-[[28 Oktober]] [[1928]] di Jakarta menghasilkan [[Sumpah Pemuda]] 1928 yang terkenaltrilogi itu, di mana Para Pemuda setuju dengan Trilogi: Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa: Indonesia. Selain kesepakatan ini, juga telah disepakati Lagu Kebangsaan: [[Indonesia Raya]] ciptaan [[Wage Rudolf Supratman]]. Dalam kesempatan ini, WR Supratman berbisik meminta ijinizin kepada Sugondo agar boleh memperdengarkan Lagu [[Indonesia Raya]] ciptannya. Karena KonggresKongres dijaga oleh [[Polisi Hindia Belanda]], dan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (misalnya KonggresKongres dibubarkan atau para peserta ditangkap), maka Sugondo secara elegan dan [[diplomatis]] dengan bisik-bisik kepada WR Supratman dipersilahkan memperdengarkan lagu INDONESIA RAYA dengan biolanya, sehingga kata-kata [[Indonesia Raya]] dan Merdeka tidak jelas diperdengarkan (dengan biola). Hal ini tidak banyak yang tahu mengapa WR Supratman memainkan biola pada waktu itu.
===Masa Penjajahan Dai Nippon 1943-1945===
Bekerja sebagai pegawai Kepenjaraan yang berkantor di Jl. Cilacap Jakarta Pusat.
 
=== Masa RevolusiKebangkitan FisikNasional 19451928-19501942 ===
Pada masa [[Kebangkitan Nasional]] aktif sebagai [[guru]] dan masuk [[partai politik]]. Pada tanggal 11 Desember 1928 bersama Mr. [[Sunario Sastrowardoyo]] mendirikan [[Perguruan Rakyat]] yang beralamat di Gang Kenari No. 15 Salemba, dan diangkat sebagai [[Kepala Sekolah]].
Pada masa revolusi aktif dalam Badan Pekerja [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (BP-KNIP) (beranggotakan 28 orang saja). Pada masa RIS, dalam Negara Republik Indonesia dengan Acting Presiden [[Assaat|Mr. Assaat]], Sugondo diangkat dalam [[Kabinet Halim]] sebagai Menteri Pembangunan Masyarakat.
 
Namun pada tahun 1930 ia diminta oleh [[Ki Hadjar Dewantara]] untuk menjadi guru [[Taman Siswa|Perguruan Taman Siswa]] Bandung. Pada waktu di Bandung tahun 1930 ia mulai sebagai [[simpatisan]] [[PNI]] (''Perserikatan Nasional Indonesia'') pimpinan [[Sukarno]]. Tahun 1932, ia diangkat menjadi Kepala Sekolah [[Perguruan Tamansiswa Bandung]]. Tahun 1933 menikah dengan penulis [[Suwarsih Djojopuspito]] di Cibadak dan isterinya ikut membantu mengajar di Perguruan Tamansiswa Bandung. Kakak iparnya adalah Mr. [[A.K.Pringgodigdo]], suami dari kakak isterinya (Ny. Suwarni).
===Setelah RIS tahun 1950===
Setelah tahun 1950, meskipun usianya masih 46 tahun, memilih pensiun, membaca buku dan sering bertemu dengan rekan seperjuangan dalam dan luar negeri. Pernah Presiden Sukarno (sebagai kawan yang pernah sepondokan) tahun 1952 meminta beliau datang ke Jakarta untuk diberi jabatan penting, tetapi beliau menolak. Kawan dekat beliau adalah Romo Mangun (Y. B. [[Mangunwijaya]]) yang sering bertandang, karena bertetangga dekat dengan Seminari Yogyakarta di Kota Baru di mana beliau menghabiskan waktu sehari-harinya di rumahnya yang di Kota Baru juga. Pada tahun [[1978]] wafat kemudian dimakamkan di Pemakamam Keluarga Besar Tamansiswa [[Taman Wijayabrata]] di Celeban, Umbulharjo - Yogyakarta.
Pada tahun 1933 ketika Pemerintah Hindia Belanda di bawah Pemerintahan [[Gubernur General]] [[Mr.]] [[Bonifacius Cornelis de Jonge]], maka para aktivis politik mulai ditangkap. Ir. [[Soekarno]] ditangkap dan diasingkan ke [[Flores]] kemudian dipindahkan ke [[Bengkulu]]. Pada saat itu PNI pimpinan Ir. [[Soekarno]] beralih pimpinan pecah menjadi dua, yaitu dilanjutkan sebagai ''[[Partindo]]'' (Partai Indonesia) pimpinan ''Mr. [[Sartono]]'' dan ''[[Pendidikan Nasional Indonesia]]'' (PNI) pimpinan ''Drs. [[Mohammad Hatta]]'' dan ''[[Sutan Syahrir]]''. Sugondo memilih masuk dalam ''Pendidikan Nasional Indonesia'' (PNI) pimpinan [[Syahrir]]. Kemudian pada tahun 1934 gilirannya [[Mohammad Hatta]] dan [[Sutan Syahrir]] ditangkap dan diasingkan ke [[Boven Digoel]] kemudian dipindahkan ke [[Banda Neira]].
 
Dan selanjutnya tahun 1934 itu juga, giliran Sugondo juga ditangkap, tetapi tidak terbukti bahwa ia anggota partai, sehingga ia hanya mendapat larangan mengajar (''Onderwijs Verbod'') oleh Pemerintah Hindia Belanda. Setelah larangan mengajar dicabut tahun 1935 ia pindah ke [[Bogor]] dan mendirikan Sekolah ''[[Loka Siswa]]'', tetapi sepi murid, sehingga ditutup.<ref>Suwarsih Djojopuspito, ''Manusia Bebas'', PT Djambatan 1975</ref>
==Tanda Jasa==
Atas jasa pada masa pemuda dalam memimpin ''Sumpah Pemuda'', maka oleh Pemerintah Republik Indonesia diberikan Tanda Kehormatan Republik Indonesia: berupa [[Bintang Jasa Utama]].
 
Setelah gagal mendirikan Sekolah ''Loka Siswa'' di Bogor, Sugondo pada tahun 1936 pindah mencari pekerjaan ke [[Semarang]], dan ia mengajar di [[sekolah Tamansiswa Semarang]], sedangkan isterinya bekerja di sekolah pimpinan Drs. Sigit. Namun kemudian akhir tahun 1936 ia pindah ke Surabaya bekerja sebagai wartawan lepas ''[[De Indische Courant Soerabaia]]''.
=====Sedikit catatan tentang Soenario=====
 
'''Mr. Soenario adalah kawan baik atau sobat dari Sugondo, sebagai kenangan tanda persahabatan, sehingga anak beliau diberi nama Sunaryo.'''
Setelah di Surabaya, tahun 1938 ia pindah lagi ke Bandung dan Sugondo diterima menjadi guru di ''[[Handels Cologium Ksatria Instituut]]'' ([[Sekolah Dagang Ksatria]]) pimpinan ''[[Dr.]] [[Douwes Dekker]]''.
 
Ketika keadaan [[Eropa]] genting, menjelang [[Perang Dunia II]], maka pada tahun 1940 Soegondo pindah ke [[Batavia]] ikut isterinya yang mengisi lowongan guru yang ditinggal pergi orang Balanda. Soewarsih menjadi guru di [[GOSVO]] (Gouvernement Opleiding School voor Vak Onderwijzeressen Paser Baroe Batavia - Sekolah Guru Kepandaian Putri Negeri Pasar Baru Batavia - sekarang [[SMKN 27 Pasar Baru]]). Selain itu ia juga dipercaya oleh kenalannya yang pulang ke Eropa untuk menjaga rumah di daerah Menteng (Tjioedjoengweg, sekarang Jl. Teluk Betung belakang HI). Ia sempat bekerja di ''Centraal Kantoor voor de Statistiek Pasar Baru'' (CKS - Badan Pusat Statistik) sebelah GOSVO tempat isterinya bekerja, dan juga sebagai wartawan lepas ''De Bataviaasch Nieuwsblad''.
 
Pada tahun 1941 oleh Mr. [[Soemanang]] dipercaya memimpin [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|Kantor Berita Antara]](sebagai Direktur, melalui dua orang utusan [[Djohan Sjahroezah]] dan [[Adam Malik]] yang datang meminta di rumahnya Tjioedjoengweg, sedangkan [[Adam Malik]] tetap menjadi Redaktur/merangkap Wakil Direktur) yang beralamat pada waktu itu di Buiten Tijgerstraat 30 Noord Batavia (Jl. Pinangsia 70 Jakarta Utara) sebelum pindah ke Jl. Pos Utara No. 53 - Pasar Baru.<ref>Soebagio IN, ''Surat yang dikirim oleh Sugondo Djojopuspito'', Majalah TEMPO 06 Mei 1978</ref>
 
=== Masa Penjajahan Dai Nippon 1943-1945 ===
Pada masa [[penjajahan Jepang]], bekerja sebagai pegawai Shihabu (Kepenjaraan), atas bantuan Mr. Notosoesanto sebagai kawan yang pernah bersama kuliah di RH Batavia dan berkantor di Jl. Cilacap Jakarta Pusat, serta pindah rumah di Jl. Serang No. 13, Jakarta Pusat, rumah bekas orang Belanda yang pulang ke Eropa akibat penjajahan Jepang (di muka rumah Mr. Johannes Latuharhary sebelah dokter Soeradi).
 
=== Masa Revolusi Fisik 1945-1950 ===
Pada masa revolusi aktif dalam Badan Pekerja [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (BP-KNIP) (beranggotakan 28 orang saja). Pada masa [[RIS]], dalam [[Negara Republik Indonesia]] dengan Acting Presiden [[Assaat|Mr. Assaat]], Sugondo diangkat dalam [[Kabinet Halim]] sebagai [[Menteri Pembangunan Masyarakat.]], dan jabatan di BP-KNIP digantikan oleh [[Djohan Sjahroezah]] yang ia kenal baik.
 
=== Setelah RIS tahun 1950 ===
Setelah tahun 1950, meskipun usianya masih 46 tahun, memilih pensiun sebagai [[bekas menteri]] dan [[perintis kemerdekaan]], membaca buku dan sering bertemu dengan rekan seperjuangan dalam dan luar negeri. Pernah Presiden Sukarno (sebagai kawan yang pernah sepondokan) tahun 1952 meminta ia datang ke Jakarta, yang disampaikan kepada isterinya waktu datang di istana mengantarkan kakaknya (Ny. Soewarni isteri Mr. A.K. Pringgodigdo, sekretaris kabinet), ia berujar: ''Waar is Mas Gondo, laat hem maar bij mij even komen, ik zal een positie voor hem geven'' (Di mana Mas Gondo, suruh dia menemui saya, akan saya beri jabatan untuk dia), tetapi ia menolak jabatan ini, tidak ada kejelasan mengapa ia menolak. Kawan dekatnya sebelum tahun 1955 adalah [[Sultan Hamengkubuwono IX]] yang sering datang ke rumah naik [[mobil]] kecil warna abu-abu merk [[Vauxhall Motors|Vauxhall]] AB-1881 dan [[Sutan Syahrir]] yang datang menjenguknya naik pesawat kecil ke [[Maguwo]] mengemudi sendiri bersama pelatihnya, serta setelah tahun 1965 adalah [[Romo Mangun]] ([[Y. B.]] [[Mangunwijaya]]) yang sering bertandang (karena bertetangga dekat dengan Seminari Yogyakarta di Kota Baru di mana ia menghabiskan waktu sehari-harinya di rumahnya yang di Kota Baru juga).
 
Pada tahun [[1978]] wafat kemudian dimakamkan di [[Pemakamam Keluarga Besar Tamansiswa]] [[Taman Wijayabrata]] di [[Celeban]], [[Umbulharjo]] - [[Yogyakarta]].
 
== Penghargaan Pemerintah ==
=== Tanda Kehormatan Republik Indonesia ===
Atas jasa pada masa pemuda dalam memimpin ''Sumpah Pemuda'', maka oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1978 diberikan Tanda Kehormatan Republik Indonesia: berupa [[Bintang Jasa Utama]]. Selain itu, ia juga mendapat Satya Lencana Perintis Kemerdekaan pada tahun 1992.
 
=== Wisma Soegondo Djodjopoespito Cibubur ===
Pihak Kemenpora telah mengabadikan nama ia pada Gedung Pertemuan Pemuda sebagai [[Wisma Soegondo Djodjopoespito Cibubur]] milik PP-PON ([[Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional]]) yang dibangun oleh Kemenpora dan diresmikan oleh Menpora pada tanggal 18 Juli 2012. Gedung ini disediakan kepada umum untuk dapat dimanfaatkan, terutama untuk kegiatan kepemudaan - pramuka - olahraga untuk tingkat lokal maupun nasional. Pada waktu peresmian sedang dimanfaatkan untuk penggemblengan pelaku Paskibraka 2012.
 
=== Belum Diakui Sebagai Pahlawan Nasional ===
Sudah banyak pelaku sejarah setelah 1928 yang mendapat pengakuan Pahlawan Nasional, tetapi ia hingga kini belum mendapat pengakuan Pahlawan Nasional, mengingat setiap tahun peristiwa Sumpah Pemuda 1928 selalu diperingati secara resmi. Namun pihak Kemenpora sejak bulan Juli 2012 sedang mengusungnya menjadi Pahlawan Nasional.
 
== Teman Baik Mr. Soenario ==
Dia adalah teman baik dari [[Sunario Sastrowardoyo]] dan mendirikan bulan Desember 1928 sebuah Perguruan Rakyat di Jakarta. Karena kedekatan dengan Mr. Soenario, maka anak Sugondo kemudian diberi nama Sunaryo.
 
== Keluarga ==
* [[Suwarsih Djojopuspito]] [http://www.damescompartiment.nl/biosoe.htm] (1911-1976) - ''Penulis Wanita Indonesia yang menulis dalam 3 bahasa (Belanda, Sunda dan Indonesia) - buku dalam bahasa Belanda (Buiten het Gareel - roman kehidupan pemuda perjuangan di masa Hindia Belanda - ditulis pada usia 21 tahun dan diterbitkan di Negeri Belanda'' (ditulis lagi dalam Bahasa Indonesia - Manusia Bebas - terbitan Jambatan Jakarta); ''karangan dalam bahasa Sunda Maryanah - Balai Pustaka Jakarta; karangan dalam bahasa Indonesia antara lain Riwayat Nabi Muhamad s.a.w. - Bulan Bintang Jakarta)''
* Sunartini, SH (1935-1996) - ''Aktifis Bantuan Hukum (LBH) di Yogyakarta''
* Sunarindrati, SH (lahir 1937) - ''Pensiunan Bank Indonesia Jakarta'' dan ''kini bekerja sebagai salah satu direktur Mizuho Bank of Japan cabang Jakarta'', pernah menulis buku anak-anak ("Si Kucing") pada masa remaja
* Ir. [[Sunaryo Joyopuspito]], M.Eng. [http://www.asdu.ait.ac.th/Alumni/AlumniByID.cfm?AlumniID=19830134] (lahir 1939) - ''Pensiunan Departemen Perhubungan Jakarta'' dan juga ''ahli teori musik'' (menulis 5 buku Teori Musik: ''1. Dasar-dasar [[Kontrapun Musik]], 2. Ilmu [[Harmoni Musik]], 3. Ilmu [[Bentuk Musik]], 4. Analisa Musik [[Keroncong]], 5. Kursus Mencipta [[Lagu Pop]]''; 5 buku Panduan Bermain Musik: ''1. [[Piano]]/4 jilid, 2. [[Organ]]/2 jilid, 3. [[Biola]]/4 jilid, 4. Rekorder [http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Recorder#History]/1 jilid, 5. [[Piano Pop]]/4 jilid''; 4 buku Aransemen Easy Piano: ''1. The Best of [[Beatles]], 2. Album Tempo Doeloe, 3. Album Tembang Abadi, 4. Album Lagu Anak2''); pernah jadi dosen pada Fakultas Teknik Sipil - [[Universitas Trisakti]] Jakarta (1985-1995) untuk mata kuliah [[Jalan raya]] dan menulis buku ''Kuliah dan Kliping Jalan Raya jilid I (1986) dan jilid II (1987)''
 
* '''[[Suwarsih Djojopuspito]]''', (Lahir Cibatok 1912 - Wafat Yogyakarta 1977), isteri, seorang guru lulusan Europeesche Kweek School Surabaya, adalah seorang wanita Sunda yang menulis novel dalam 3 bahasa (Sunda, Belanda, Indonesia), mendapat Bintang Kehormatan Budaya Parama Dharma pada tgl. 14 Agustus 2013 oleh SBY
==Referensi==
* '''Sunartini Djanan Chudori, SH''' (almarhum, Lahir Bandung 1935 - Wafat Yogyakarta 1996), anak pertama, Sarjana Hukum lulusan UGM, aktivis LBH Yogyakarta
===Sumber===
* '''Sunarindrati Tjahyono, SH''', (Lahir Yogyakarta 22 Februari 1937, tanggal kelahiran sama dengan bapaknya), anak kedua, Sarjana Hukum lulusan UGM, pensiunan Bank Indonesia, sekarang bekerja sebagai Direktur Bank Mizuho Jakarta
{{reflist}}
* '''Ir. Sunaryo Joyopuspito, M.Eng.''', (Lahir Bandung 1939), anak ketiga, Sarjana Teknik ITB, Sertifikat Urban Transport JICA Tokyo, dan Magister Engineering AIT Bangkok, pensiunan Departemen Perhubungan, sekarang guru musik di Jakarta (piano dan biola)
 
== Referensi ==
=== Sumber ===
{{Reflist}}
 
=== Lihat pula= ==
* [[Sumpah Pemuda]]
* [[Kabinet Halim]]
Baris 49 ⟶ 78:
 
== Pranala luar ==
 
* [http://sejarahkita.blogspot.com/2006/09/mperingati-sumpah-pemuda-28-oktober.html Memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober 28 untuk Kesatuan Bangsa]
* [http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/24/Editor/edit02.htm Gedung Sumpah Pemuda dan Sie Kok Liong] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071027052423/http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/24/Editor/edit02.htm |date=2007-10-27 }}
* [http://www.museumsumpahpemuda.go.id/Sumpah_pemuda.htm 1. Museum Sumpah Pemuda] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080418042026/http://www.museumsumpahpemuda.go.id/Sumpah_pemuda.htm |date=2008-04-18 }}
* [http://www.museumsumpahpemuda.org/ 2. Museum Sumpah Pemuda]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://blog-indonesia.com/archive.php/tblogger/5734/language/english/tsite/hprlnks_djunaedird_dot_wordpress_dot_com_slsh_2008_slsh_05_slsh_20_slsh_demi_dash_monumen_dash_pemuda_dash_tanah_dash_air_dash_indonesia_slsh_ Monumen Pemuda Tanah Air]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_tandajasa&cat=6&id=14&Itemid=43&limit=1&limitstart=19 Tanda Kehormatan Republik Indonesia]
 
{{lifetime|1904|1978|}}
{{DEFAULTSORT:Djojopuspito, Sugondo}}
 
{{DEFAULTSORT:Djojopuspito, Sugondo}}
[[Kategori:Kelahiran 1904]]
[[Kategori:KematianTokoh 1978dari Tuban]]
[[Kategori:Tokoh Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Anggota DPRDewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh IndonesiaJawa Timur]]
[[Kategori:KelahiranTokoh 1904Jawa]]
[[Kategori:Alumni SMA Negeri 3 Yogyakarta]]