Keraton Kanoman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Infobox
Sedjati88 (bicara | kontrib)
 
(26 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{More citations needed}}{{Infobox building
{{coord|display=title|-6.722425|108.567547}}
{{Infobox building
| name = Keraton Kanoman Cirebon
| native_name = Karaton Kanoman<br/>[[Berkas:Carakan Djoharuddin Karaton KanomanKARATON_KANOMAN_DJOHARUDIN.svg|x20px]]<br/>{{jav|ꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀​ꦏꦤꦺꦴꦩꦤ꧀}}
| native_name_lang = Cirebon
| image = COLLECTIE TROPENMUSEUM Kinderen voor de poort van de kraton Kanoman Cheribon TMnr 60005192.jpg
Baris 8 ⟶ 7:
| image_alt = Pintu gerbang masuk Keraton Kanoman
| image_caption = Gapura barat pada komplek ''Lemah duwur'' di keraton Kanoman (tahun 1920-1933)
| map_type = Indonesia Kotamadya Cirebon#Indonesia Jawa Barat#Indonesia Jawa#Indonesia
| coordinates = {{coord|-6.726290847074585|108.57091691627097|display = title,inline}}
| map_alt = Lokasi di Jawa Barat
| map_captionmap_size = Lokasi di Jawa= Barat300px
| map_size = 250px
| address = Jalan Kanoman 40, [[Lemahwungkuk, Lemahwungkuk, Cirebon]]
| location_city = [[Kota Cirebon]]
| location_country = {{flag|Indonesia}}
|building_type = Istana/keraton
| inauguration_date =1678 M{{start date and age|1678|p=yes}}}}
}}
'''Keraton Kanoman''' adalah salah satu dari dua bangunan [[kesultanan Cirebon]], setelah berdiri keraton Kanoman pada tahun 1678 M [[kesultanan Cirebon]] terdiri dari [[keraton Kasepuhan]] dan keraton Kanoman. Kebesaran [[Islam]] di Jawa bagian barat tidak lepas dari Cirebon. [[Sunan Gunung Jati]] adalah orang yang bertanggung jawab menyebarkan agama Islam di Jawa Barat, sehingga berbicara tentang Cirebon tidak akan lepas dari sosok Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
 
Keraton Kanoman didirikan oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I pada sekitar tahun 1678 M. Keraton Kanoman masih taat memegang adat-istiadat dan pepakem, di antaranya melaksanakan tradisi Grebeg Syawal,seminggu setelah [[Idul Fitri]] dan berziarah ke makam leluhur, Sunan Gunung Jati di Desa Astana, [[Cirebon Utara]]. Peninggalan-peninggalan bersejarah di Keraton Kanoman erat kaitannya dengan syiar agama Islam yang giat dilakukan Sunan Gunung Jati, yang juga dikenal dengan [[Syarif Hidayatullah]].
 
Kompleks Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektare ini berlokasi di belakang pasar Kanoman. Di Kraton ini tinggal sultan ke dua belas yang bernama Sultan Anom Raja MuhammadMochammad EmiruddinSaladin berserta keluarga. Kraton Kanoman merupakan komplek yang luas, yang terdiri dari bangunan kuno. salah satunya saung yang bernama bangsal witana yang merupakan cikal bakal Kraton yang luasnya hampir lima kali lapangan [[sepak bola]].
 
Di keraton ini masih terdapat barang barang, seperti dua kereta bernama [[Kereta kencana Paksi Naga Liman|Paksi Naga Liman]] dan Jempana yang masih terawat baik dan tersimpan di museum. Bentuknya burak, yakni [[hewan]] yang dikendarai [[Nabi Muhammad]] ketika ia [[Isra Mi'raj]]. Tidak jauh dari [[kereta]], terdapat bangsal Jinem, atau Pendopo untuk Menerima tamu, penobatan sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid Nabi. Dan di bagian tengah Kraton terdapat kompleks bangunan bangunan bernama Siti Hinggil.
Baris 30 ⟶ 27:
== Tata letak keraton Kanoman ==
 
Kompleks keraton Kanoman merupakan kompleks tertua di Cirebon dikarenakan bangunan ''Witana'' yang ada pada bagian belakang komplek ini yang merupakan rumah pangeran Walangsungsang dibangun pada 1428<ref name=made>[http://travel.kompas.com/read/2013/03/29/15391187/Kanoman.Sejarah.yang.Luka. Asdhiana, I Made. 2013. Kanoman, Sejarah yang Luka. Jakarta: Kompas.com]</ref> sementara ''Dalem Agung'' yang ada disebelah timur kompleks keraton Pakungwati (Kasepuhan) dibangun pada 1430.<ref name= Rosmalia>Rosmalia. Dini. 2013. Identifikasi Pengaruh Kosmologi pada Lanskap Kraton Kasepuhan di Kota Cirebon. Bandung: Institut Teknologi Bandung</ref><ref name=Susilaningrat>[https://www.youtube.com/watch?v=Nym2NMv2d8w Susilaningrat. R. Chaidir. 2013. Dalem Agung Pakungwati Kraton Kasepuhan Cirebon]</ref><ref name=hardhi>Hardhi. TR. 2014. Dakwah Sunan Gunung Jati dalam Proses Islamisasi Kesultanan Cirebon Tahun 1479-1568. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta</ref><ref name=rizky>Fajar, Rizky Nur. 2013. Perancangan Komunikasi Visual Publikasi Buku Seri Keraton Cirebon. Jakarta: Universitas Bina Nusantara</ref> .
 
=== Alun alun Kanoman ===
Baris 36 ⟶ 33:
Area alun alun Kanoman merupakan area terluar dari kompleks keraton Kanoman, pada masa lalu sebelum tahun 1924, alun-alun Kanoman dapat terlihat dari jalan besar di utaranya, di sebelah timurnya adalah tempat aktivitas jual beli masyarakat, di sebelah baratnya ada masjid agung Keraton Kanoman dan di sebelah selatannya adalah area ''Lemah Duwur'' yang salah satunya berisi bangunan ''Mande Manguntur'' (tempat sultan), namun Belanda yang berniat menjauhkan keraton Kanoman dari rakyat Cirebon akhirnya dengan sengaja memperluas area jual beli masyarakat yang ada disebelah timur alun alun dengan mendirikan pasar diatas sebagian tanah alun alun di sebelah utara sehingga secara sistematis keraton Kanoman tidak bisa langsung terlihat dari jalan besar di utaranya karena sudah tertutup oleh bangunan pasar yang diseleseikan Belanda pada 1924<ref name=made/>
 
Pada area alun alun Kanoman sebelah selatan menuju ke area ''Lemah Duwur'' terdapat dua buah bangunan yang mengapit jalan masuk menuju ''Mande Manguntur'', bangunan tersebut adalah ''Pancaratna'' dan ''Pancaniti'', selain itu juga terdapat dua buah ''Cungkup'' tempat menyimpan ''alu'' dan ''lesung'' yang berada di sebelah timur ''Pancaniti''<ref name=disbudpar>[{{Cite web |url=http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=217&lang |title=Tim Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2011. Keraton Kanoman. Bandung: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat] |access-date=2018-05-06 |archive-date=2018-05-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180507085139/http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=217&lang |dead-url=yes }}</ref>
 
[[Berkas:Reynan-Pancaratna_Kanoman"+arya+" ꦏꦿꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦤꦺꦴꦩꦤ꧀ ꦥꦤ꧀ꦕꦫꦠ꧀ꦤ pancaratna kanoman.jpg|jmpl|ka|300px|''Pancaratna'' pada area alun-alun di komplek keraton Kanoman]]
 
* '''''Pancaratna''''' merupakanadalah bangunan kayu tanpa dinding yang terletak di sebelah barat jalan menuju ''Mande Manguntur'' di area ''Lemah Duwur''. Bangunan ini menghadap utara berbentuk bujursangkar dengan ukuran 8 x 8 meter dan berlantai keramik. ''Pancaratna'' merupakanadalah bangunan terbuka (tanpa tembok) hanya ada tiang-tiang yang menopang atap. ''Pancaratna'' berfungsi sebagai tempat menghadap atau tempat para pembesar desa menemui ''Demang'' atau ''Wedana'' (asisten Bupati), selain itu ''Pancaratna'' juga dijadikan tempat jaga prajurit kesultanan.
 
[[Berkas:Reynan-Cungkup-Alu-Lesung.jpg|jmpl|ka|300px|''Cungkup Alu'' dan ''Cungkup Lesung'']]
 
* '''''Pancaniti''''' adalah bangunan yang terletak di sebelah timur jalan menuju ''Mande Manguntur'', strukturnya sama dengan bangunan ''Pancaratna'' yang merupakan bangunan terbuka (tanpa tembok), ''Pancaniti'' menghadap utara, berbentuk persegi panjang dengan ukuran 8 x 10 meter dan berlantai keramik. ''Pancaniti'' berfungsi sebagai tempat perwira melatih dan mengawasi prajurit dalam latihan perang di alun-alun, ''Pancaniti'' juga berfungsi sebagai tempat peristirahatan perwira tersebut, selain itu ''Pancaniti'' juga dijadikan sebagai tempat pengadilan serta sebagai tempat jaga prajurit kesultanan.
* '''''Cungkup Alu''''' merupakanadalah bangunan terbuka berukuran 0,7 x 1 x 1,5 meter, terbuat dari bahan kayu, beratap genteng dan ditopanh oleh 4 tiang.
* '''''Cungkup Lesung''''' merupakanadalah bangunan terbuka berukuran 0,7 x 1 x 1,5 meter, terbuat dari bahan kayu, beratap genteng dan ditopang oleh 4 tiang.
 
=== ''Lemah duwur'' (tanah tinggi) ===
Baris 56 ⟶ 53:
[[Berkas:Reynan-Panggung_IMG-20180508-WA0002.jpg|jmpl|300px|Bangunan ''Panggung'' yang terletak di sebelah timur ''Mande Manguntur'' pada komplek ''Lemah duwur'' di keraton Kanoman, ''Panggung'' dipergunakan untuk menggelar pertunjukan (foto : 2017)]]
 
* '''''Mande Manguntur''''', bangunan ini menghadap ke alun alun Kanoman di sebelah utara, berukuran 6,5 x 6,5 x 5 meter, berbahan bata yang dilabur putih, berlantai keramik dan bertingkat dua. ''Mande Manguntur'' merupakanadalah bangunan terbuka tanpa dinding, tiang-tiang luarnya melengkung ke atas menyerupai gerbang, di dalamnya terdapat tempat duduk sultan Anom berukuran 1,50 x 1,50 meter, atapnya berbentuk kerucut. Bangunan ''Mande Manguntur'' dihias dengan piringan keramik ([[bahasa Cirebon]]: ''jun'') yang ditempelkan pada tiang-tiang bangunannya.
* '''''Panggung''''', bangunan ini menghadap ke ''Mande Manguntur'' berukuran 6 x 10 x 5 meter, berlantai keramik dan merupakan bangunan terbuka tanpa dinding. Pada bangunan ''panggung'' hanya terdapat tiang-tiang yang menopang atap yang berbentuk limasan. Bangunan ''Panggung'' berfungsi sebagai tempat pertunjukan yang dipersembahkan untuk sultan.
 
Baris 65 ⟶ 62:
Halaman ini merupakan halaman yang mengelilingi area ''Lemah Duwur'' di sebelah barat dan selatan, pada halaman ini terdapat pintu gerbang besar berbentuk kori agung (''paduraksa'') yang disebut ''Lawang Seblawong'' dan ''Bale Paseban'' di sebelah selatannya.
 
* ''''' Lawang Seblawong ''''' merupakanadalah gerbang besar yang terbuat dari batu bata yang dilabur putih, berbentuk kori agung (paduraksa) dengan tinggi 9 meter, lebar 4,8 meter dan tebal 2 meter, pada bagian tengahnya terdapat sebuah pintu yang terbuat dari kayu jati. ''Lawang Seblawong'' dihiasi oleh piring-piring keramik ([[bahasa Cirebon]]: ''jun'') yang ditempelkan pada permukaan dindingnya. ''Lawang Seblawong'' hanya dibuka pada waktu perayaan ''maulid'' nabi Muhammad saw.
 
[[Berkas:Reynan-Bale_Paseban_IMG-20180508-WA0000"+arya+" ꦏꦿꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦤꦺꦴꦩꦤ꧀ ꦧꦭꦺ ꦥꦱꦺꦧꦤ꧀ Bale Paseban kanoman 2014.jpg|jmpl|ka|300px|''Bale Paseban'' keraton Kanoman (foto : 20172014)]]
 
* '''''Bale Paseban''''' merupakanadalah bangunan yang tepat berada di sebelah selatan ''Mande Manguntur'' dan ''Panggung'', berukuran 12 x 12 x 4 meter, berbahan kayu, berlantai ''tegel'' (ubin) dan merupakan bangunan terbuka (tanpa dinding). Pada ''Bale Paseban'' hanya terdapat tiang-tiang yang menopang atap berbentuk limasan. ''Bale Paseban'' berfungsi sebagai tempat tunggu untuk menghadap Sultan.
 
=== Halaman ''Tajug Kanoman'' ===
 
[[Berkas:Reynan-Gajah_Mungkur_P_20180422_133100_vHDR_Auto"+arya+" ꦏꦿꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦤꦺꦴꦩꦤ꧀ ꦒꦼꦢꦺꦴꦁ ꦒꦗꦃ ꦩꦸꦁꦏꦸꦂ Gedong Gajah Mungkur kanoman 2018.jpg|jmpl|ka|300px|''Gedong Gajah Mungkur'' yang berada di sebelah ''Tajug Kanoman'']]
 
Pada halaman ini terdapat dua buah bangunan yaitu ''Tajug Kanoman'' (mushala Kanoman) dan ''gedong Gajah Mungkur'' (tempat menyimpan lonceng besar), untuk memasuki halaman ini dari halaman ''Seblawong'' pengunjung harus terlebih dahulu memasuki halaman ''Jinem Kanoman'' dari sana terdapat pintu masuk menuju halaman ''Tajug Kanoman''. Halaman ''Tajug Kanoman'' dipisahkan dengan halaman ''Seblawong'' dan halaman ''Jinem Kanoman'' dengan tembok bata yang dilabur putih.
 
* '''''Tajug Kanoman''''' merupakanadalah bangunan tempat shalat yang ada di komplek keraton Kanoman selain masjid Agung Kanoman. ''Tajug Kanoman'' atau biasa disebut juga ''Langgar Kanoman'' merupakanadalah bangunan sederhana yang berukuran 6 x 8 x 3,5 meter, berlantai ''tegel'' (ubin), berdinding bata yang dilabur putih dan beratap genteng berbentuk limasan.
* '''''Gedong Gajah Mungkur''''' merupakanadalah bangunan yang menghadap ke timur yang berfungsi sebagai tempat menyimpan lonceng besar dengan ukuran 3 x 2 x 2,5 meter, berlantai semen, berdinding bata yang dilabur putih dan beratap genteng.
 
=== Halaman ''Jinem Kanoman'' ===
 
[[Berkas:Reynan-Paseban_Singabrata_P_20180422_133033_vHDR_Auto"+arya+" ꦏꦿꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦤꦺꦴꦩꦤ꧀ ꦱꦼꦩꦶꦫꦁ ꦱꦶꦔꦧꦿꦠ Paseban Singabrata Kanoman 2014.jpg|jmpl|ka|300px|''Paseban Singabrata'' pada halaman ''Jinem'' Kanoman]]
 
Halaman ''Jinem'' merupakanadalah halaman yang berada di sebelah timur, selatan dan barat dari halaman ''Tajug Kanoman''. Pada halaman ini terdapat beberapa bangunan yaitu, ''Gedong Pusaka'', ''Paseban Singabrata'', ''Jinem'' dan ''Bale Semirang''.
 
[[Berkas:Reynan-Bale_Semirang_P_20180422_133144_vHDR_Auto"+arya+" ꦏꦿꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦤꦺꦴꦩꦤ꧀ ꦧꦭꦺ ꦱꦼꦩꦶꦫꦁ Bale Semirang kanoman 2014 2.jpg|jmpl|ka|300px|''Bale Semirang'' pada kompleks keraton Kanoman]]
 
* '''''Sanggar Kemuning''''' merupakanadalah sebuah bangunan yang berada di aebelah timur dari pintu masuk halaman ''Lawang Seblawong'', bangunan ini berfungsi sebagai tempat menaruh peralatan gamelang dan kesenian.
* '''''Gedong Pusaka''''' merupakanadalah bangunan yang menghadap ke arah barat, berbentuk persegi panjang dan berfungsi sebagai tempat menyimpan pusaka [[kesultanan Kanoman]] diantaranya adalah kereta Paksinagaliman dan kereta Jempana
* '''''Paseban Singabrata''''' merupakanadalah tempat jaga perwira keraton. ''Paseban Singabrata'' ini menghadap ke arah barat, berukuran 8 x 10 meter, berlantai keramik dan merupakan bangunan terbuka (tanpa dinding). Pada bangunan ini hanya terdapat beberapa tiang yang menopang atap berbentuk limasan. ''Paseban Singabrata'' berfungsi sebagai ruang tunggu menghadap sultan.
* '''''Jinem''''' merupakanadalah bagian dari istana sultan yang menjorok keluar, menghadap utara dan berukuran 12 x 8 meter serta berlantai keramik. ''Jinem'' ini berfungsi sebagai tempat para pembesar menghadap Sultan.
* '''''Bale Semirang''''' merupakanadalah bangunan yang menghadap ke arah timur, berbentuk persegi panjang dengan ukuran 3 x 6 x 3 meter serta berlantai semen. ''Bale Semirang'' merupakanadalah bangunan sederhana yang terbuka (tanpa dinding) dengan berbentuk limasan. ''Bale Semirang'' berfungsi sebagai tempat bermusyawarah dengan sultan atau sebagai tempat memberi informasi.
 
[[Berkas:Reynan-Panorama_halaman_Jinem_P_20180422_133001_PN"+arya+" ꦏꦿꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦤꦺꦴꦩꦤ꧀ ꦥꦤꦺꦴꦫꦩ panorama kanoman 2018.jpg|1024px|pus|jmpl|'''Panorama halaman ''Jinem Kanoman''.''' Dari kiri ke kanan: '''1.''' ''Sanggar Kemuning''; '''2.''' ''Gedong Pusaka''; '''3.''' ''Paseban Singabrata''; '''4.''' ''Jinem'']]
 
=== Halaman ''Keraton Kanoman'' ===
Baris 100 ⟶ 97:
Halaman keraton Kanoman merupakan halaman yang berada di sebelah selatan halaman ''Jinem Kanoman'', antara halaman ''Jinem Kanoman'' dengan halaman ''Keraton Kanoman'' dibatasi pagar dengan tinggi sekitar 2 meter. Pada halaman ini terdapat tempat tinggal kerabat [[kesultanan Kanoman]], ''Kaputren'' dan ''Pulantara''
 
* '''''Kaputren''''' merupakanadalah tempat tinggal putra dan putri sultan. Bangunan yang bergaya kolonial ini dibangun oleh Sultan Anom III, Pangeran Raja Adipati (PRA) Alimuddin, sebelumnya anak-anak Sultan Anom tinggal di ''Pulantara''.<ref name=dit>[{{Cite web |url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpcbm/revitalisasi-pulantara-keraton-kanoman/ |title=PCBM, Dit. 2018 . Revitalisasi Pulantara Keraton Kanoman. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan] |access-date=2018-05-07 |archive-date=2018-05-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180507153559/https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpcbm/revitalisasi-pulantara-keraton-kanoman/ |dead-url=yes }}</ref>
 
[[Berkas:Pulantara-1-696x522.jpg|jmpl|ka|300px|''Pulantara'' yang telah direvitalisasi kembali. Pada masa lalu ''Pulantara'' sempat dipergunakan sebagai tempat tinggal anak-anak Sultan]]
 
* '''''Pulantara''''' merupakanadalah bangunan yang dikelilingi pepohonan yang berada di ujung timur halaman keraton Kanoman, berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 24,8 meter, lebar 13 meter, dan tinggi 9,5 meter dan menghadap ke arah selatan. ''Pulantara'' dibangun tidak lama setelah keraton Kanoman berdiri, didirikan oleh Elang (Pangeran) Purbaya, putra dari Sultan Mohammad Badriddin (Sultan Anom I) sekitar 1600-an sebagai tempat tinggal untuk anak-anak Sultan, namun setelah Sultan Anom III Alimuddin mendirikan ''Kaputren'' maka ''Pulantara'' difungsikan sebagai tempat tinggal para prajurit [[kesultanan Kanoman]]. Pada masa Pangeran Raja (PR) Dzulkarnaen berkuasa menjadi Sultan Anom VIII setelah perundingan dengan kakaknya yaitu Pangeran Raja (PR) Anta yang keturunan Belanda-Prancis, Dzulkarnaen kemudian menjadikan ''Pulantara'' sebagai tempat menyimpan benda-benda pusaka yang akan dipergunakan untuk acara maulid nabi Muhammad saw.<ref>[https://sportourism.id/jelajah/pulantara-bangunan-megah-keraton-kanoman-yang-terancam-lenyap Rahmadsyah, Agung. 2017. Pulantara, Bangunan Megah Keraton Kanoman yang Terancam Lenyap. Jakarta: Sportourism]{{Pranala mati |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Keraton Kanoman sebagai Objek Vital ==
 
[[keratonKeraton Kasepuhan]] berserta Keraton Kanoman ditetapkan menjadi ''objek vital'' yang harus dilindungi. Penilaian tersebut berdasarkan pertimbangan dari institusi kepolisian, dengan adanya penilaian tersebut maka kepolisian setempat wajib menempatkan personilnya untuk melakukan penjagaan di keraton tersebut.<ref>{{Cite web |url=http://www.pikiran-rakyat.com/node/306048 |title=2014 - Pikiran Rakyat - Empat Keraton di Kota Cirebon Menjadi Objek Vital |access-date=2014-11-28 |archive-date=2014-11-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20141128061121/http://www.pikiran-rakyat.com/node/306048 |dead-url=yes }}</ref>
 
.<ref>[http://www.pikiran-rakyat.com/node/306048 2014 - Pikiran Rakyat - Empat Keraton di Kota Cirebon Menjadi Objek Vital]</ref>
 
Sebagai bentuk realisasi pengamanan objek vital, maka keraton harus dijaga oleh personil kepolisian
Baris 117 ⟶ 112:
* Patroli 2 personil
* Pengamanan kegiatan keraton, minimal 10 personil ''(khusus untuk pengamanan kegiatan yang berskala besar, maka diadakan pengamanan penuh yang melibatkan lebih banyak personil kepolisian)''.
 
== Silsilah ==
 
* Sultan Anom I Muhammad Badrudin Kartawijaya
* Sultan Anom II Pangeran Raja Mandurareja Muhammad Qadirudin
* Sultan Anom III Pangeran Raja Adipati Muhammad Alimudin
* Sultan Anom IV Pangeran Raja Adipati Sultan Muhammad Chaeruddin
* Sultan Anom V Pangeran Raja Abu Soleh Muhammad Imammudin)
* Sultan Anom VI Muhammad Kamaroedin I
* Sultan Anom VII Muhamamad Kamaroedin II
* Sultan Anom VIII Pangeran Raja Muhamamad Dzulkarnaen
* Sultan Anom IX Pangeran Raja Adipati Muhamamad Nurbuat
* Sultan Anom X Pangeran Raja Adipati Muhamamad Nurus
* Sultan Anom XI Pangeran Raja Adipati Muhamamad Jalalludin
* Sultan Anom XII Pangeran Raja Muhammad Emiruddin
 
== Pranala luar ==
Baris 138 ⟶ 118:
 
{{reflist}}
{{cirebon}}
{{Istana di Indonesia}}
 
[[Kategori:Kesultanan CirebonKanoman]]
[[Kategori:Istana di Indonesia]]
[[Kategori:Keraton]]