XL Axiata: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
XL Axiata |
Tag: Pembatalan |
||
(223 revisi perantara oleh 81 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{about|perusahaan
{{kotak info perusahaan
| company_name
| company_logo
| former_name = PT Grahametropolitan Lestari (1989-1996)<br>PT Excelcomindo Pratama Tbk (1996-2009)
| company_type = [[Perusahaan publik|Publik]]
| traded_as = {{BEI|EXCL}}<br/>Komponen [[LQ45]]
|
|
| industry = [[Operator telepon|Operator]] [[Telekomunikasi seluler di Indonesia|telekomunikasi seluler]]
| foundation = {{start date and age|1989|10|6}}
| location = [[XL Axiata Tower]]<br>[[Jalan HR Rasuna Said (Jakarta)|Jl. H.R. Rasuna Said]] X5/11-12<br>''Sebelumnya'':<br>[[CoHive 101|Grha XL]]<br>Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung 1<br>[[Jakarta]], [[Indonesia]]
| key_people = [[Chatib Basri]] (Presiden Komisaris)<br/>Dian Siswarini (Presiden Direktur)
| products = Telepon Seluler, Aplikasi, Content, dan Datacom
| revenue = {{increase}} Rp 32,3 triliun (2023)
| net_income = {{increase}} Rp. 1,2 triliun (2023)
| assets = {{increase}} Rp 87,6 triliun (2023)
| equity = {{increase}} Rp 26,5 triliun (2023)
| num_employees = 1.495 (2023)
| brands = [[XL (telekomunikasi)|XL]]<br/>[[AXIS]]<br/>[[First Media]]
| owners = [[Axiata|Axiata Investments Indonesia]] (66,2%)
| subsid = *[[Princeton Digital Group#Princeton Digital Group di Indonesia|PDG Indonesia]] (14,8%)
*[[LinkNet]]<ref name=linknet>{{Cite news|url=https://inet.detik.com/telecommunication/d-5917558/sah-xl-axiata-akuisisi-link-net-senilai-rp-872-triliun|title=Sah! XL Axiata Akuisisi Link Net Senilai Rp 8,72 Triliun|work=[[Detik.com|detikcom]]|first=Agus Tri|last=Haryanto}}</ref> (19,2%)
*[[Hypernet Technologies|Hypernet]]<ref name=hypernet>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20220323101726-17-325181/excl-akuisisi-51-saham-hypernet-senilai-rp-3213-m/ EXCL Akuisisi 51% Saham Hypernet Senilai Rp 321,3 M]</ref> (51%)
| homepage = {{URL|xl.co.id }}
}}
'''
XL Axiata mempunyai berbagai produk utama yaitu [[XL (telekomunikasi)|XL Prabayar]], [[XL (telekomunikasi)|XL Prioritas]], XL Home, XL Business Solutions, [[AXIS]], dan [[First Media]]. Saat ini, saham XL Axiata dimiliki oleh Axiata Investments (Indonesia) (66,4%) yang tergabung dalam [[Axiata|Axiata Group]] Berhad, [[Malaysia]] dan publik (33,6%). XL Axiata terus berinovasi dan menjadi operator telekomunikasi pertama di Indonesia yang meluncurkan konvergensi.
==Sejarah==
===Pendirian===
PT XL Axiata Tbk didirikan dengan nama '''PT Grahametropolitan Lestari''' pada [[6 Oktober]] [[1989]],<ref name="Prospektus Excelcomindo 2005">[https://staticxl.ext.xlaxiata.co.id/s3fs-public/media/documents/3.%20Prospectus%20copy.pdf Prospektus Excelcomindo 2005]</ref> dengan 100% sahamnya dikuasai oleh PT [[Rajawali Wira Bhakti Utama]] (milik [[Peter Sondakh]]).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=1AQWAQAAMAAJ&q=excelcomindo+lestari&dq=excelcomindo+lestari&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwit5fO94dzuAhX4IbcAHSdTAcYQ6AEwAnoECAIQAg Globe Asia, Volume 2,Masalah 5-8]</ref><ref name=masal>[https://books.google.co.id/books?id=Jt7sAAAAMAAJ&q=excelcomindo+telekomindo&dq=excelcomindo+telekomindo&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjjg8qJ4NzuAhWl73MBHXitChIQ6AEwB3oECAkQAg Informasi, Masalah 203-208]</ref> Di bulan Juni 1995, seluruh kepemilikan PT Rajawali Wira Bhakti Utama dialihkan kepada anak usahanya, PT [[Telekomindo Primabhakti]] dan PT Grahametropolitan mengubah namanya menjadi '''PT Excelcomindo Pratama'''.<ref name=masal/> Pada 6 September 1995, Excelcomindo berhasil mendapat lisensi untuk membangun jaringan [[GSM]] ketiga di Indonesia, setelah [[Satelindo]] dan [[Telkomsel]], yang sebenarnya merupakan pengalihan dari Telekomindo (diberikan pada 28 April 1995).<ref name="Prospektus Excelcomindo 2005"/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=ZRHkAAAAMAAJ&q=excelcomindo+september+1995&dq=excelcomindo+september+1995&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjrv6mt5NzuAhUrH7cAHZO_B7IQ6AEwBnoECAUQAg Indonesian Capital Market Directory]</ref>
Setelah didapatnya izin tersebut, pada Oktober 1995 Excelcomindo berhasil menjalin kerjasama dengan sejumlah investor asing, meliputi [[NYNEX]] [[Amerika Serikat|AS]] (lewat anak usahanya, NYNEX (Asia) Indonesia Ltd.) dengan kepemilikan 23,1%, [[Mitsui]] [[Jepang]] sebesar 4,2% kepemilikan, dan [[AIF Capital|Asia Infrastructure Fund]] [[Taiwan]] dengan saham sebesar 12,7%. Adapun para investor asing tersebut membayar US$ 250 juta untuk investasi mereka. Direncanakan NYNEX akan memberikan bantuan dana sebesar [[Dolar Amerika Serikat|US$]] 800 juta maupun dukungan dalam pembangunan jaringan, teknologi dan infrastruktur Excelcomindo.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=3ylPAQAAIAAJ&q=excelcomindo+mitsui&dq=excelcomindo+mitsui&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjKjobR5tzuAhWJbisKHR9zCUY4ChDoATAJegQIBRAC Far Eastern Economic Review]</ref><ref>[https://www.verizon.com/about/news/press-releases/nynex-joins-indonesian-cellular-venture-largest-us-investment-indonesian NYNEX joins Indonesian cellular venture; largest U.S. investment in Indonesian telecommunications market]</ref> Selain pemegang saham asing, kemudian juga bergabung pemegang saham lokal seperti PT Santana Telekomindo (milik perusahaan [[Ibnu Sutowo]], [[Nugra Santana]]) sebesar 10%, [[Yayasan Tridaya]] sebesar 2,5% dan [[Yayasan Kartika Eka Paksi]] sebesar 7,5%. Namun, PT Telekomindo tetap menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 42,5%.<ref name="Prospektus Excelcomindo 2005"/><ref>[https://www.rcrwireless.com/19951023/archived-articles/nynex-enters-cellular-venture-for-gsm-network-in-indonesia NYNEX ENTERS CELLULAR VENTURE FOR GSM NETWORK IN INDONESIA]</ref>
===Perkembangan awal===
Setelah persiapan selama beberapa bulan, Excelcomindo resmi meluncurkan jaringan GSM-nya yang pada saat itu diresmikan oleh [[Daftar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia|Menparpostel]] [[Joop Ave]] pada [[8 Oktober]] [[1996]].<ref name=panji>[https://books.google.co.id/books?id=JfEqAAAAMAAJ&q=excelcomindo+oktober++1996+jakarta&dq=excelcomindo+oktober++1996+jakarta&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi_xPTJ6dzuAhUBfH0KHa35DxoQ6AEwAHoECAAQAQ Panji masyarakat]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=bZ-1AAAAIAAJ&q=excelcomindo+1996&dq=excelcomindo+1996&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjT7P6j6dzuAhX88HMBHQPmC2cQ6AEwA3oECAAQAg Yearbook of asia-pacific telecommunications]</ref> Awalnya, Excelcomindo menjual produknya dengan nama "GSM-XL" yang hanya beroperasi di [[Jakarta]] dan sekitarnya saja, tetapi direncanakan untuk beroperasi secara nasional ke depan. Pada 1997, Excelcomindo memperluas operasinya ke beberapa kota besar seperti [[Bandung]], [[Semarang]], [[Surabaya]], [[Malang]] dan [[Denpasar]], yang selanjutnya akan diperluas ke berbagai kota lainnya di pulau Jawa dan seluruh Indonesia dalam beberapa fase.<ref name=panji/> Di akhir tahun itu, pelanggan Excelcomindo ditargetkan mencapai 180.000 pelanggan, dan pada Agustus 1997 sudah mencapai 107.000 pelanggan. Untuk membantu jaringannya, Excelcomindo menggandeng [[Ericsson]] untuk membangun jaringan [[mikrosel]] di [[Segitiga Emas Jakarta]]. Menurut salah satu pimpinan Excelcomindo saat itu, [[Rudiantara]], proyeknya ini merupakan yang terbesar di Indonesia.<ref>[https://jawawa.id/newsitem/excelcomido-installs-17-km-microcell-network-1447893297 JP/Excelcomido installs 17-km microcell network]</ref> Sebelumnya, keduanya sudah menjalin kesepakatan untuk membangun infrastruktur awal Excelcomindo pada 8 Mei 1996 senilai Rp 1 triliun.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=oqRuAAAAMAAJ&q=excelcomindo+ericsson&dq=excelcomindo+ericsson&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi3xe-h9dzuAhUg7XMBHTF0Cd8Q6AEwAnoECAIQAg Indonesia News Service, Masalah 1033-1129]</ref> Selanjutnya, untuk membangun infrastruktur di kota-kota lain seperti [[Surakarta]], Excelcomindo berusaha mendanainya dengan [[kredit sindikasi]] sebesar US$ 400 juta dari 22 bank asing di pertengahan 1997.<ref name=panji2/> Beberapa layanan juga terus dihadirkan untuk pelanggan, seperti ''[[call center]]'', gerai XL Store dan jaringan [[serat optik]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Rik_Au7O0lAC&pg=PA191&dq=excelcomindo+1998&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjz1q6X7dzuAhVS63MBHR24BtsQ6AEwB3oECAkQAg Full Circle]</ref> Pada tahun ini juga, pemegang saham Excelcomindo mengalami perubahan dengan menghilangnya kepemilikan PT Santana, Yayasan Kartika Eka Paksi dan Yayasan Tridaya, sehingga komposisi kepemilikannya menjadi PT Telekomindo 60% dan sisanya masih dipegang investor asing dengan komposisi saham tidak berubah.<ref name="Prospektus Excelcomindo 2005"/>
Namun, di tengah kondisi perusahaan yang masih baru beberapa saat beroperasi, [[krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi 1997-1998]] menerjang Indonesia. Excelcomindo mengalami masalah yang tidak mudah, mengingat pelanggannya turun dari 133.000 menjadi 65.000.<ref name=panji2/> Untuk membantu kinerjanya agar tetap stabil, pada tahun ini XL meluncurkan layanan [[prabayar]] pertamanya yang diberi nama "Pro-XL", pada 29 April 1998. Produk ini bersaing dengan kartu sejenis yang diluncurkan di tahun yang sama seperti [[Mentari Ooredoo|Mentari]] [[Satelindo]], dan berhasil menggaet 113.000 pelanggan pada Oktober 1998.<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=V7m1AAAAIAAJ&dq=excelcomindo+2000&focus=searchwithinvolume&q=excelcomindo AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 6]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Uw1YAAAAMAAJ&q=proxl+diluncurkan+1998&dq=proxl+diluncurkan+1998&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiWy7GM7tzuAhVMVH0KHVzxB_gQ6AEwA3oECAgQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 9,Masalah 46-52]</ref> Lalu, manajemen juga menunda pembangunan BTS Excelcomindo dan justru malah memindahkan sejumlah infrastrukturnya yang sudah dibangun ke tempat lain yang lebih potensial.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=DpVuAAAAMAAJ&q=admitted+that+his+company+was+forced+to+relocate+some+equipment+and+did+not&dq=admitted+that+his+company+was+forced+to+relocate+some+equipment+and+did+not&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi-19fm9dzuAhVSg-YKHae2CWkQ6AEwAHoECAIQAg Indonesia News Service, Masalah 1602-1703]</ref><ref name=panji1>[https://books.google.co.id/books?id=KD3jAAAAMAAJ&q=excelcomindo+bts+prabayar+1998&dq=excelcomindo+bts+prabayar+1998&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjd07rG7tzuAhUFb30KHXM4CKMQ6AEwAHoECAQQAg Gamma, Volume 3,Masalah 33-40]</ref> Dalam krisis itu, Excelcomindo dan induknya, PT Telekomindo terjerat hutang yang cukup banyak. Sempat ada kabar pada 1999 yang menyatakan bahwa [[Indosat]] akan mengakuisisi Excelcomindo dan salah satu pemegang saham utamanya, [[Bell Atlantic]] (pengganti NYNEX) akan mengambil saham tambahan, tetapi kemudian nyatanya tidak terwujud.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=KDHjAAAAMAAJ&q=excelcomindo+indosat+1998+akuisisi&dq=excelcomindo+indosat+1998+akuisisi&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwicrs-c79zuAhXeILcAHQDTCawQ6AEwAHoECAEQAg Gamma, Volume 1,Masalah 10-14]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=lW4vAAAAMAAJ&dq=Excelcomindo+yang+memiliki+utang+...+1998&focus=searchwithinvolume&q=andersen Eksekutif, Masalah 240-245]</ref> Namun, pada 1999 Excelcomindo bisa memperbaiki kinerjanya dengan meraup 383.000 pelanggan (17,2% pasar GSM).<ref name=panji2>[https://books.google.co.id/books?id=vZ61AAAAIAAJ&q=excelcomindo+shaky&dq=excelcomindo+shaky&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiD49Oi6tzuAhUDgUsFHWDACJsQ6AEwAHoECAAQAg Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications]</ref> Perbaikan jumlah pelanggan ini dibantu oleh manajemen Excelcomindo yang tetap fokus bermain di kartu prabayarnya yang kebetulan memiliki kelebihan karena dapat digunakan di [[pulau Jawa|Jawa]] dan [[Bali]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=XqASjmIKdLoC&pg=PA50&dq=excelcomindo+1998&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjC2u7r8NzuAhXWbCsKHfd7A-A4ChDoATAFegQIBRAC#v=onepage&q=excelcomindo%201998&f=false Launching for Marketer + Box]</ref>
Pihak Excelcomindo terus meluncurkan layanan lain, seperti [[WAP]] pada 2000,<ref name=panji1/> dan layanan SMS grafis pada Mei 2001.<ref>[https://jawawa.id/newsitem/excelcomindos-new-service-1447893297 JP/Excelcomindo's new service]</ref> Ekspansi juga dilakukan misalnya dengan menambah ''[[mobile switching center]]'' di Jakarta dan Surabaya, dengan investasi US$ 10 juta. Dengan penambahan ini, kapasitas Excelcomindo bisa menjadi 320.000 dari sebelumnya sebesar 170.000.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=r143AgAAQBAJ&pg=PA197&dq=excelcomindo+1999&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj7k-vN8tzuAhVYfX0KHSC6DJo4ChDoATACegQIBhAC#v=onepage&q=excelcomindo%201999&f=false Towards a Knowledge-based Economy: East Asia's Changing Industrial Geography]</ref> Kerjasama dengan sejumlah bank juga dihadirkan demi kemudahan konsumen.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=6LtWAAAAMAAJ&q=excelcomindo+2000&dq=excelcomindo+2000&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjA-ciL89zuAhULfSsKHbbDBN4Q6AEwAXoECAQQAg Panji masyarakat, Bagian 4]</ref> Hasilnya cukup baik karena pada 2000 pelanggan Excelcomindo menjadi 767.250, dan pertumbuhannya kedua setelah [[Satelindo]]. Pada 2002, pelanggannya justru menjadi 1,3 juta orang, walaupun tetap di posisi ketiga setelah Telkomsel dan Satelindo. Ditargetkan pada akhir 2003 pelanggannya sudah menjadi 3 juta.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=TB1YAAAAMAAJ&q=Excelcomindo+2002&dq=Excelcomindo+2002&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjx0_-N9tzuAhUF73MBHRhbD5s4ChDoATABegQIBRAC Eksekutif, Masalah 287-292]</ref> Demi mewujudkan hal tersebut, manajemen Excelcomindo sudah menyiapkan dana US$ 175 juta untuk memperluas jaringannya di [[Sulawesi]], [[Sumatra]] dan [[Kalimantan]].<ref name=panji2/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=3rMTAQAAMAAJ&q=excelcomindo+767250&dq=excelcomindo+767250&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj9rd2N9NzuAhVn_XMBHeMIDn0Q6AEwAHoECAIQAg Tempo: Indonesia's Weekly News Magazine, Volume 2,Masalah 37-42]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Mbq1AAAAIAAJ&q=Excelcomindo+has+set+aside+US+$+175+million+to+build+...+sumatra&dq=Excelcomindo+has+set+aside+US+$+175+million+to+build+...+sumatra&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj2077U9NzuAhWm7XMBHQaKBVgQ6AEwAHoECAMQAg Tele.com, Volume 4,Masalah 1-8]</ref> Sebelumnya, pada 2002 pemerintah juga memberikan izin GSM 1800 MHz (istilah lainnya DCS, ''Digital Cellular System'') kepada Excelcomindo.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=bYGyAAAAIAAJ&q=excelcomindo+1998&dq=excelcomindo+1998&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiZzOfE8dzuAhVf63MBHZ3xBNI4FBDoATAGegQIARAC AsiaCom Yearbook]</ref> Pada 2005, XL tercatat memiliki 2.977 BTS, dan 4,25 juta pelanggan. Sejak 2004, dilakukan perubahan pada merek-merek XL. Di tanggal 2 Agustus 2004, diluncurkan produk bernama "Jempol" untuk menargetkan pasar menengah-bawah, yang disusul pergantian nama Pro-XL prabayar menjadi "Bebas" dengan target pasar menengah ke atas, pada 18 Agustus 2004 dan perubahan nama layanan pascabayar menjadi "Xplor" di tanggal 1 Oktober 2004.<ref name="Prospektus Excelcomindo 2005"/>
===Penjualan XL ke [[Telekom Malaysia]]===
Bagaimanapun, tampak kemudian Grup Rajawali, lewat PT Telekomindo Primabhakti tidak ingin berada lebih lama di bisnis [[operator jaringan seluler]]. Hal ini disebabkan hal-hal seperti posisi Excelcomindo yang terus berada di posisi ketiga, dan pada 2003 keuntungannya menurun 46% dari tahun sebelumnya. Di 2004 dan 2005, bahkan kondisi keuangan Excelcomindo justru merugi masing-masing Rp 45 miliar dan Rp 224 miliar.<ref>[https://inet.detik.com/business/d-550154/tahun-2005-kerugian-xl-melonjak-395 Tahun 2005 Kerugian XL Melonjak 395%]</ref> Pada 2004, terdengar rumor bahwa [[China Mobile]] hendak mengakuisisi saham Excelcomindo.<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=E-JFAAAAYAAJ&dq=Excelcomindo+2002&focus=searchwithinvolume&q=Excelcomindo+ Latin America and the Caribbean in the World Economy]</ref> Sementara itu, selain China Mobile, ada dua calon pembeli lain terhadap saham Telekomindo di Excelcomindo, yaitu [[Telstra]] dan [[Telekom Malaysia]] (TM).<ref>[https://jawawa.id/newsitem/excelcomindos-profit-falls-by-46-percent-1447893297 JP/Excelcomindo's profit falls by 46 percent]</ref> Telstra menawar saham dengan nilai [[Dolar Australia|AU$]] 3 miliar di Excelcomindo, sementara Telekom Malaysia sudah membeli saham [[Verizon]] (dahulu bernama NYNEX dan Bell Atlantic, atas nama NYNEX Indocel) sebesar 23,1% pada Februari 2005.<ref>[https://jawawa.id/newsitem/telekom-malaysia-remains-committed-for-excelcomindo-1447893297BLOOMBERG/ Telekom Malaysia remains committed for Excelcomindo]</ref> Dalam perkembangannya, pada 14 April 2005 Mitsui juga melepas seluruh sahamnya ke Roger Partners Inc, [[Britania Raya|Inggris]] yang kemudian diketahui juga dimiliki oleh Telekom Malaysia (TM). Dengan kepemilikan 27,3% saham di Excelcomindo, dibanding dua calon investor asing lain, Telekom Malaysia-lah yang kemudian nampak paling berniat untuk mengakuisisi perusahaan ini.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-341145/mitsui-jual-sahamnya-di-exelcomindo Mitsui Jual Sahamnya di Exelcomindo]</ref> Dalam titik akhir kepemilikan mayoritas lokal ini, PT Telekomindo menguasai 60%, Asia Investment Fund (AIF) 12,7% dan Telekom Malaysia 27,3%.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-271982/malaysia-telecom-rencana-tambah-saham-excelcomindo Malaysia Telecom Rencana Tambah Saham Excelcomindo]</ref>
Seiring waktu, kemudian Excelcomindo melakukan [[penawaran umum perdana]]-nya (IPO) di [[Bursa Efek Jakarta]], pada 29 September 2005 dengan harga Rp 100.<ref>[https://www.ksei.co.id/ksei_news/read/4985/Pendaftaran-Saham-PT-Excelcomindo-Pratama-Tbk Pendaftaran Saham PT Excelcomindo Pratama Tbk]</ref> Beberapa waktu setelah pencatatan saham itu, pada 21 dan 27 Oktober 2005 Rajawali lewat PT Telekomindo menjual sebagian besar sahamnya (31,9%) kepada Telekom Malaysia (lewat anak usahanya Indocel) dengan harga US$ 460 juta. Saham Telekom Malaysia menjadi 56,9%, menjadikannya pemegang saham mayoritas dan pengendali.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-465940/telekom-malaysia-tambah-saham-xl-sampai-569 Telekom Malaysia Tambah Saham XL Sampai 56,9%]</ref> Lalu, dari 20% saham IPO Excelcomindo, juga dibeli oleh pengendali Telekom Malaysia, [[Khazanah Nasional]] sebesar 16,81%, sehingga 73% kepemilikan Excelcomindo kini berada di tangan [[Malaysia]]. Kepemilikan publik menjadi hanya 1% sehingga pada saat itu perusahaan ini tidak dimasukkan dalam [[IHSG]].<ref name="infografik.bisnis.com">[https://infografik.bisnis.com/read/20190917/547/1149420/rumor-xl-axiata-merger-dengan-tri-ini-jejak-historisnya Rumor XL Axiata Merger dengan Tri, Ini Jejak Historisnya]</ref> Saham 16,81% (dari IPO) yang dibeli Khazanah itu kemungkinan besar berasal dari saham Telekomindo, sedangkan 4% sisanya yang tidak dibeli adalah saham dari pemegang saham lain seperti AIF. Kepemilikan saham setelah transaksi ini adalah 73% TM dan induknya Khazanah, 10,14% AIF, 1% publik dan 15,97% PT Telekomindo.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-572519/presdir-excelcomindo-mundur Presdir Excelcomindo Mundur]</ref> Seiring dengan akuisisi ini, Excelcomindo merencanakan pembangunan 2.000 BTS dan telah memulai ujicoba jaringan [[3G]] pada Oktober 2005.<ref>[https://jawawa.id/newsitem/excelcomindo-to-issue-bond-for-expansion-3g-1447893297 JP/Excelcomindo to issue bond for expansion, 3G]</ref>
===Perkembangan pasca akuisisi===
Pada tahun 2007 PT Excelcomindo mengalami perubahan kepemilikan kembali, karena pada 29 Mei 2007 Telekom Malaysia kembali membeli saham sisa AIF yang pada saat itu telah berkurang menjadi 7,38% seharga US$ 114 juta. Sebelumnya saham TM sudah menjadi 59,6%.<ref>[https://www.antaranews.com/berita/59757/telekom-malaysia-akan-tambah-saham-jadi-6698-persen-di-excelcomindo Telekom Malaysia Akan Tambah Saham Jadi 66,98 Persen di Excelcomindo]</ref> Kepemilikan praktis menjadi [[Telekomindo Primabhakti|Telekomindo]] 15,97% (kemudian dialihkan ke perusahaan Rajawali lain bernama Bella Sapphire Ventures Ltd. pada 31 Mei 2007), Khazanah Nasional 16,81% dan Telekom Malaysia 67,02%. Pada 12 Desember 2007, perusahaan telekomunikasi [[Uni Emirat Arab]], [[Etisalat]] mengakuisisi seluruh sisa saham Rajawali (lewat Bella Sapphire Ventures Ltd.) sebesar 15,97% di Excelcomindo seharga US$ 438 juta. Awalnya, saham tersebut direncanakan akan dilepas ke perusahaan telekomunikasi [[Rusia]], [[Altimo]],<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-833689/rajawali-dan-alfa-group-masih-malu-malu Rajawali dan Alfa Group Masih Malu-malu]</ref> namun yang akhirnya membeli adalah Etisalat.<ref>[https://staticxl.ext.xlaxiata.co.id/s3fs-public/media/documents/3.%20Prospectus%20Limited%20Public%20Offering.pdf Prospektus Limited Public Offering 2009]</ref><ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-865618/etisalat-masuk-tidak-ada-lagi-pemegang-saham-lokal-di-xl Etisalat Masuk, Tidak Ada Lagi Pemegang Saham Lokal di XL]</ref><ref>[https://inet.detik.com/business/d-865684/etisalat-masuk-pemegang-saham-lokal-di-xl-ludes Etisalat Masuk, Pemegang Saham Lokal di XL Ludes]</ref> Dengan transaksi itu maka kini kepemilikan Excelcomindo dimiliki seluruhnya oleh pemodal asing. Di tahun 2007 itu, Excelcomindo menargetkan adanya 3.500 BTS di seluruh Indonesia dan mengeluarkan belanja modal senilai US$ 700 juta.<ref>[https://inet.detik.com/business/d-825019/65-anggaran-belanja-xl-sudah-ludes 65% Anggaran Belanja XL Sudah Ludes]</ref>
Pada 16 November 2009, nama perusahaan PT Excelcomindo Pratama Tbk diubah menjadi '''PT XL Axiata Tbk''', yang menurut Presiden [[Direktur]]nya, [[Hasnul Suhaimi]] merupakan bentuk sinergitas sebagai anak perusahaan Axiata. Namun, dalam perubahan nama ini hanya nama perusahaan saja yang diubah, sementara merek dagangnya tetap.<ref>[https://tekno.kompas.com/read/2009/11/16/1949574/excelcomindo.berubah.nama.jadi.xl.axiata Excelcomindo Berubah Nama Jadi XL Axiata]</ref> 86,5% sahamnya kini dikuasai oleh anak perusahaan TM yang baru dibentuk, [[Axiata]] Bhd (lewat Indocel). Seluruh saham TM dan Khazanah, bisa dikatakan dialihkan ke Axiata. Sementara itu, pemegang saham lain adalah Etisalat sebesar 13,3% dan publik.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/215393/excelcomindo-bersalin-rupa-jadi-xl-axiata/full&view=ok Excelcomindo Bersalin Rupa Jadi XL Axiata]{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Lalu, pada 13 September 2012, mayoritas saham (9,3%) Etisalat dijual pada harga Rp 4,8 T (US$ 502 juta).<ref>[https://investor.id/corporate-action/jual-saham-xl-etisalat-incar-rp-48-t Jual Saham XL, Etisalat Incar Rp 4,8 T]</ref> Alasan penjualan ini adalah kenaikan harga saham XL yang cukup tinggi, dan ketidaknyamanan Etisalat yang tidak memegang kendali atas XL.<ref>[https://reuters.com/article/etisalat-axiata/update-1-uaes-etisalat-launches-502-mln-stake-sale-in-xl-axiata-idUSL3E8KC3D520120912 UPDATE 1-UAE's Etisalat launches $502 mln stake sale in XL Axiata]</ref> Transaksi ini tuntas dilakukan pada 18 September 2012.<ref>[https://investor.id/corporate-action/etisalat-tuntaskan-penjualan-saham-xl Etisalat Tuntaskan Penjualan Saham XL]</ref> Kemudian, Etisalat juga melepas sisa sahamnya yang masih tersisa sebesar 4,29% ke publik beberapa waktu kemudian. Ditambah dengan pelepasan 20% saham Axiata ke publik pada Maret 2010<ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/axiata-akan-jual-20-saham-xl-senilai-rp-61-triliun Axiata akan Jual 20% Saham XL Senilai Rp 6,1 Triliun]</ref> maka sampai saat ini kepemilikan XL adalah 66% Axiata dan sisanya publik, dimana saham publik telah meningkat dari 1% pada 2010 menjadi 33%.
===Akuisisi dan merger [[Axis Telekom]]===
Pada tanggal 26 September 2013, XL Axiata menyepakati perjanjian jual beli bersyarat atau ''conditional sales purchase agreement'' dengan [[Saudi Telecom Company]] (STC) dan [[Maxis Communications]], pemilik PT [[Axis Telekom]] Indonesia yang mengelola produk bermerek AXIS. Dalam perjanjian jual-beli ini, STC dan Maxis lewat anak usahanya, Teleglobal Investment BV dan Althem BV akan menjual seluruh kepemilikan sahamnya (95%) di Axis Telekom kepada XL Axiata.<ref>{{Cite news|url=http://tekno.kompas.com/read/xml/2013/12/20/1523465/XL.dan.Axis.Umbar.Kemesraan.di.Bersahabat..|title=XL dan Axis Umbar Kemesraan di "Bersahabat"|publisher=Kompas.com|date=13 Desember 2013|accessdate=22 Desember 2016|editor-last=Wahyudi|editor-first=Reza|first=Aditya|last=Panji|work=[[Kompas.com]]}}</ref><ref name="indotelko.com">[https://www.indotelko.com/read/1380177103/Axis-Ditaksir-US-865-juta-XL-dan-STC-Tandatangani-CSPA Axis Ditaksir US$ 865 juta, XL dan STC Tandatangani CSPA]</ref> Sebenarnya, rumor akan terjadinya akuisisi ini sudah terdengar sejak Mei 2013 dari sebuah sumber anonim, tetapi belum terbukti sampai perjanjian tersebut.<ref>[https://www.commsupdate.com/articles/2013/07/22/stc-sets-out-stall-to-sell-axis-indonesia/ STC sets out stall to sell Axis Indonesia]</ref> XL Axiata akan mengeluarkan kocek senilai US$ 865 juta, yang digunakan untuk membayar saham dan hutang AXIS. Kondisi AXIS dalam akuisisi ini adalah bersih dari utang dan posisi kas nol (''cash free and debt free'').<ref>[http://tekno.kompas.com/read/2013/12/11/1734560/Axis.Diakuisisi.XL.Negara.Tak.Jadi.Rugi Axis Diakuisisi XL, Negara tak jadi rugi]</ref> Menurut Hasnul Suhaimi, akuisisi ini dilakukan dalam rangka konsolidasi industri telekomunikasi, ditambah memperkuat dan mengatasi masalah XL. Masalah yang dimaksud adalah transisi pasar yang berpindah dari telepon/SMS ke layanan internet data yang membutuhkan kapasitas besar, sehingga diharapkan dengan akuisisi ini XL bisa menambah frekuensinya.<ref name="indotelko.com"/><ref>[https://swa.co.id/swa/review/book-review/ppm-ungkap-cerita-di-balik-merger-xl-axis PPM Ungkap Cerita di Balik Merger XL-AXIS]</ref><ref>[https://id.berita.yahoo.com/xl-dan-stc-tandatangani-perjanjian-akuisisi-axis-senilai-073209023.html XL dan STC Tandatangani Perjanjian Akuisisi AXIS Senilai USD 865 Juta]</ref> Selain itu, akuisisi ini juga dilatarbelakangi beberapa hal seperti permasalahan hutang AXIS.<ref>[https://tekno.kompas.com/read/2013/12/11/1734560/Axis.Diakuisisi.XL.Negara.Tak.Jadi.Rugi Axis Diakuisisi XL, Negara Tak Jadi Rugi]</ref>
Dalam transaksi dimana Merril Lynch (Singapore) Pte. Ltd. ([[Bank of America Merrill Lynch]]) bertindak sebagai penasihat keuangan dari XL ini,<ref>{{Cite news|url=http://tekno.kompas.com/read/2013/09/26/1322238/XL.Axiata.Akuisisi.Axis |title=XL Axiata Akuisisi Axis|publisher=Kompas.com|date=26 September 2013|accessdate=26 September 2013|editor-last=Hidayat|editor-first=Wicak|first=Aditya|last=Panji|work=[[Kompas.com]]}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://techno.okezone.com/read/2014/03/21/54/958504/dipinang-xl-brand-axis-tetap-eksis |title=Dipinang XL, Brand Axis Tetap Eksis |date=Maret 21, 2014|last=Librianty |first=Andina |work=[[Okezone.com]] }}</ref><ref>{{Cite news|url=http://tekno.kompas.com/read/2014/04/04/0847461/Jaringan.XL.dan.Axis.Segera.Disatukan.?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp |title=Jaringan XL dan Axis Segera "Disatukan"|date=April 04, 2014|editor-last=Hidayat|editor-first=Wicak|first=Aditya|last=Panji|work=[[Kompas.com]]}}</ref> XL mendapatkan dananya dari pinjaman beberapa pihak, yaitu dari induknya, [[Axiata]] senilai US$ 500 juta ditambah sisanya dari pinjaman bank asing ([[UOB]], [[MUFG|Bank of Tokyo-Mitsubishi]], dan [[DBS]]).<ref name="liputan6.com">[https://www.liputan6.com/saham/read/783431/xl-axiata-merger-dengan-axis-efektif-februari-2014 XL Axiata Merger dengan Axis Efektif Februari 2014]</ref> Sebelumnya, pihak XL juga sempat merencanakan menerbitkan [[obligasi]], melakukan ''[[rights issue]]'' dan berbagai tindakan lainnya untuk mendapatkan pendanaan dalam proses akuisisi.<ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-2335150/stc-putuskan-jual-axis STC Putuskan Jual Axis]</ref> Transaksi ini rupanya mendapatkan "lampu hijau" dan persetujuan dari berbagai pihak, seperti Kemenkominfo, [[KPPU]], [[Rapat Umum Pemegang Saham|RUPSLB]] pada Februari 2014 dan juga dari pasar saham sehingga berjalan dengan cukup baik.<ref>[https://market.bisnis.com/read/20130927/192/165703/akuisisi-axis-harga-saham-xl-naik-114-ke-rp4425 Akuisisi Axis, Harga Saham XL Naik 1,14% ke Rp4.425]</ref> Syaratnya, awalnya XL harus mengembalikan sejumlah frekuensi pada negara, dan masalah frekuensi ini sempat menimbulkan polemik di [[Kemenko Perekonomian]] dan [[Komisi I DPR]].<ref>[https://teknologi.bisnis.com/read/20140224/101/205483/merger-xl-axis-ini-alasan-kemenko-perekonomian-minta-ditinjau-ulang Merger XL-Axis: Ini Alasan Kemenko Perekonomian Minta Ditinjau Ulang]</ref><ref>[https://www.merdeka.com/teknologi/merger-xl-axis-terganjal-dpr.html Merger XL-Axis terganjal DPR?]</ref> Namun akhirnya pemerintah sepakat hanya frekuensi 2.100 MHz yang dikembalikan untuk nantinya dilelang.<ref>[https://tekno.kompas.com/read/2014/03/10/1622357/Semua.Regulator.Setujui.Akuisisi.dan.Merger.XL-Axis?page=all Semua Regulator Setujui Akuisisi dan Merger XL-Axis]</ref> Belakangan, XL sukses menyelesaikan akuisisi lewat penandatangan dokumen penyelesaian transaksi pada tanggal [[19 Maret]] [[2014]] antara XL dan STC, sehingga kini 95% saham AXIS dikuasai XL Axiata.<ref>{{Cite news|url=http://tekno.kompas.com/read/2014/03/20/1034103/xl.resmi.akuisisi.axis|title=XL Resmi Akuisisi Axis|editor-last=Wahyudi|editor-first=Reza|first=Aditya|last=Panji|work=[[Kompas.com]]}}</ref> Dari US$ 865 juta yang digunakan dalam akuisisi, US$ 100 dibayar pada Teleglobal BV dan sisanya untuk membayar hutang dan kewajiban AXIS.
Proses akuisisi ini rupanya tidak berakhir dengan kepemilikan saham mayoritas XL atas PT Axis Telekom, melainkan juga merger antara keduanya. Dalam proses merger ini, yang sudah disepakati sejak awal dan disetujui dalam RUPSLB XL Februari 2014, awalnya direncanakan akan dilakukan pada 28 Februari 2014.<ref name="liputan6.com"/><ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/februari-2014-excl-dan-axis-melebur Februari 2014, EXCL dan AXIS melebur]</ref> Dalam merger ini, XL akan memiliki 65 juta pelanggan dan 21% pangsa pasar, sedangkan merek AXIS tetap dipertahankan sebagai ''brand'' XL Axiata.<ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-2549296/xl-axis-resmi-jadi-satu-badan-usaha XL-Axis Resmi Jadi Satu Badan Usaha]</ref> Setelah sempat tertunda, akhirnya pada [[8 April]] 2014 keduanya resmi merger setelah menandatangani perjanjian penggabungan.<ref>{{Cite news|url=http://tekno.kompas.com/read/2014/04/08/1717055/xl.dan.axis.resmi.jadi.satu.perusahaan|title=XL dan Axis Resmi Jadi Satu Perusahaan|editor-last=Hidayat|editor-first=Wicak|first=Aditya|last=Panji|work=[[Kompas.com]]}}</ref> Pemegang saham yang tersisa (5%) di AXIS, yaitu PT Pesona Nuansa Abadi, kemudian menjual sahamnya ke XL dalam proses merger ini sehingga dalam "detik-detik merger" kepemilikan XL atas PT Axis Telekom sudah mencapai 100%.<ref>[https://market.bisnis.com/read/20140120/194/198352/merger-xl-axis-tidak-terbitkan-saham-baru Merger XL-AXIS: Tidak Terbitkan Saham Baru]</ref><ref>[https://www.beritasatu.com/archive/176529/xlaxis-resmi-merger XL-Axis Resmi Merger]</ref> Merger ini menghasilkan XL Axiata sebagai ''surviving company'', sedangkan PT Axis Telekom adalah perusahaan yang melebur. Setelah penggabungan usaha ini, integrasi antara XL dan eks-AXIS dilakukan di segala bidang, termasuk jaringan, pelanggan, sistem tarif, hingga sumber daya karyawan.
===Perkembangan pasca-merger===
Menurut XL Axiata, pasca konsolidasi, merek AXIS akan dipertahankan dan diposisikan sebagai produk bagi kelas bawah, anak muda, pengguna data dan bertarif terjangkau dengan pesaingnya adalah [[Indosat]] dan [[3 Indonesia|Tri]], sedangkan XL akan diposisikan melawan Telkomsel. Kedua merek akan fokus ke segmennya masing-masing, melengkapi dan tidak saling "kanibalisasi".<ref>[https://www.indotelko.com/read/1425434489/xl-bidik-pelanggan-telkomsel Pertahankan Merek Axis, XL Bidik Pelanggan Telkomsel]</ref><ref>[https://www.harianbhirawa.co.id/pertahankan-axis-untuk-lengkapi-kebutuhan-masyarakat/ Pertahankan AXIS Untuk Lengkapi Kebutuhan Masyarakat]</ref><ref>[https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150107173218-185-23026/xl-merek-axis-akan-tetap-ada XL: Merek Axis akan Tetap Ada]</ref> Hasnul Suhaimi menyatakan bahwa keuntungan akan diperoleh baik oleh pengguna XL dan AXIS: pengguna XL mendapat tambahan frekuensi sedangkan pemakai AXIS mendapat jaringan yang lebih luas.<ref>[https://swa.co.id/swa/headline/akhirnya-xl-sukses-caplok-axis Akhirnya XL Sukses Caplok Axis]</ref>
Operator telekomunikasi ini dalam belakangan waktu ini juga dipenuhi rumor-rumor mengenai penggabungan usaha dengan operator lain. Pada Mei 2019, disebutkan bahwa induk XL, Axiata akan melakukan penggabungan dengan operasional [[Telenor]] [[Norwegia]] di negara-negara [[Asia]], sehingga saham XL sempat melesat.<ref>{{Cite news|url=https://www.cnbcindonesia.com/market/20190507145331-17-71000/axiata-dilebur-ke-telenor-norwegia-saham-xl-axiata-melesat|title=Axiata Dilebur ke Telenor Norwegia? Saham XL Axiata Melesat|author=CNBC|access-date=7 May 2019|last=Saleh|first=Tahir|work=[[CNBC Indonesia]]}}</ref> Namun, pada September 2019 rencana merger itu batal karena keduanya tidak mendapat kesepakatan mengenai hal kompleks.<ref>[https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190909063946-213-428621/merger-axiata-dan-telenor-resmi-batal Merger Axiata dan Telenor Resmi Batal]</ref> Di awal 2019, rumor lain mengatakan bahwa XL akan merger dengan [[Smartfren]],<ref>[https://m.bisnis.com/amp/read/20190226/547/893452/saham-fren-lepas-dari-geng-gocap-ini-kisahnya Saham FREN Lepas dari Geng Gocap, Ini Kisahnya]</ref> yang kembali mencuat pada tahun 2023 setelah Menteri Komunikasi dan Informatika [[Budi Arie Setiadi]] mendukung konsolidasi antar operator yang masih ada, sehingga nantinya Indonesia hanya memiliki tiga operator seluler demi industri telekomunikasi yang lebih efisien dan sehat.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20230929124445-17-476471/merger-fren-dan-excl-berhembus-kencang-sahamnya-melesat Merger FREN dan EXCL Berhembus Kencang, Sahamnya Melesat]</ref> XL juga pernah diisukan akan merger dengan [[3 Indonesia|Tri]] pada September 2019, yang gugur setelah Indosat mengakuisisi Tri pada tahun 2021.<ref name="infografik.bisnis.com"/> Memang harga saham XL cukup meningkat akibat rumor-rumor ini, tetapi sampai saat ini tidak ada rumor tersebut yang benar-benar terealisasi.
Pada awal 2020-an, XL Axiata mulai berekspansi ke bisnis konvergensi ''fixed-mobile convergence'' (FMC), yaitu layanan yang menggabungkan penyediaan jasa internet lewat kabel dan nirkabel. Pada Juni 2021 produk FMC XL Axiata diluncurkan yang diberi nama XL Satu, terdiri dari dua varian yaitu XL Satu Fiber dan XL Satu Lite.<ref name=link/> XL Satu menawarkan fitur kombinasi internet cepat untuk rumah dalam wadah XL Home dan kuota bersama berkapasitas besar dalam XL Prabayar.<Ref>[https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20211214092805-190-733737/xl-satu-layanan-konvergensi-pertama-di-indonesia-dari-xl-axiata XL Satu, Layanan Konvergensi pertama di Indonesia dari XL AXIATA]</ref> Pada kuartal ketiga 2023 layanan tersebut memiliki sekitar 206.000 pelanggan dan telah tersedia di 75 kota.<ref>[https://www.liputan6.com/tekno/read/5462932/xl-axiata-raih-cuan-rp-1-triliun-bakal-fokus-layanan-konvergensi XL Axiata Raih Cuan Rp 1 Triliun, Bakal Fokus Layanan Konvergensi]</ref> XL Axiata merupakan operator pertama di Indonesia yang meluncurkan produk berbasis konvergensi FMC, yang kemudian ditiru operator-operator lainnya.<ref name=link/>
Untuk memperluas bisnis FMC-nya, XL Axiata kemudian mengakuisisi dua perusahaan telekomunikasi dari pihak ketiga, yaitu [[LinkNet]] dan [[Hypernet]]. Pada 27 Januari 2022, XL Axiata bersama induknya, Axiata Group Bhd., mengakuisisi 66% saham LinkNet dari [[Grup Lippo]] (XL Axiata mendapat 20%) dalam transaksi bernilai Rp 8,72 triliun.<ref name=linknet/> LinkNet merupakan perusahaan penyedia jasa internet terkemuka dengan merek dagang salah satunya adalah [[First Media (telekomunikasi)|First Media]]. Setelah akuisisi itu, XL Axiata mulai mensinergikan bisnisnya dengan LinkNet, seperti lewat peluncuran produk bersama<Ref name=arlin>[https://www.linknet.co.id/files/document/report/annual/id/2022/AR%20LINK%202022%20-%20Empowering%20Nation%20to%20Lead%20Modern%20Community.pdf AR LINK 2022]</ref> dan rencana pembangunan jaringan. Ditargetkan sekitar 750.000 pelanggan LinkNet nantinya akan menjadi pelanggan XL Axiata, sementara LinkNet menjadi perusahaan yang fokus pada pembangunan dan pemeliharaan jaringan.<ref name=link>[https://teknologi.bisnis.com/read/20231227/101/1727399/aksi-korporasi-terbesar-telkomsel-xl-axiata-dan-indosat-demi-fmc-2023 Aksi Korporasi Terbesar Telkomsel, XL Axiata dan Indosat Demi FMC 2023]</ref><ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/layanan-konvergensi-atau-fmc-jadi-mainan-baru-industri-telekomunikasi Layanan Konvergensi Atau FMC Jadi Mainan Baru Industri Telekomunikasi]</ref> Dua bulan kemudian, di tanggal 22 Maret 2022, XL Axiata mengakuisisi 51% saham PT Hipernet Indodata (Hypernet), perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan dan penyediaan jasa telekomunikasi dan informasi bagi pelanggan (''managed service provider'') dalam transaksi senilai Rp 321,3 miliar.<ref name=hypernet/> Sama seperti LinkNet, layanan Hypernet kemudian juga disinergikan bersama layanan XL Axiata Business Solutions maupun LinkNet yang menargetkan korporasi besar dan kecil.<ref>[https://jateng.antaranews.com/berita/508956/xl-axiata-hypernet-luncurkan-open-wifi-dan-managed-wifi XL Axiata-Hypernet luncurkan "Open Wifi" dan "Managed Wifi"]</ref><ref>[https://swa.co.id/swa/business-strategy/strategi-hypernet-capai-pertumbuhan-pendapatan-40-di-2023 Strategi Hypernet Capai Pertumbuhan Pendapatan 40% di 2023]</ref>
==Identitas==
===Logo===
Logo baru XL mempersembahkan identitas baru dalam mewujudkan komitmen untuk berubah menjadi lebih baik. Sebuah logo adalah representasi identitas yang dapat menggambarkan berbagai visi dan misi untuk membantu lebih maju. Tiga dimensi warna dalam logo baru XL memiliki makna yang saling berintegrasi. Warna biru merupakan identitas prinsip dasar XL yang melambangkan kepercayaan dan tanggung jawab. Warna hijau melambangkan sumber inspirasi pertumbuhan dan harmoni. Warna kuning menggambarkan energi dan pemikiran terang yang dapat membawa kemajuan.<ref name=opsel>{{Cite web |url=http://opsel.id/xl-axiata/logo-baru-xl-mengajak-merasakan-pengalaman-baru-dengan-hotrod-4g-lte |title=Logo Baru XL |access-date=2018-02-25 |archive-date=2015-07-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150724222949/http://opsel.id/xl-axiata/logo-baru-xl-mengajak-merasakan-pengalaman-baru-dengan-hotrod-4g-lte/ |dead-url=yes }}</ref>
Pada tanggal [[5 Oktober]] [[2016]], bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) XL ke-20 tahun, XL kembali memperbaharui logonya, dengan pergantian warna logo dari warna kuning dan hijau menjadi warna biru dan hijau, seperti warna pada logo pertama XL.<ref>[http://tekno.liputan6.com/read/2621281/ulang-tahun-ke-20-xl-ganti-warna-logo Ulang Tahun ke-20, XL Ganti Warna Logo? - Tekno Liputan6.com]</ref>
<gallery>
Berkas:XL 2004.png|2004-2006
Berkas:XL Old.svg|2006-2009
</gallery>
=== Slogan ===
* ''#AdaUntukIndonesia'' (2022-sekarang)
== Manajemen ==
{| {{prettytable}}
|-
| colspan = 4 | '''<big>Dewan Komisaris'''</big> <ref name=pimp>[https://www.xlaxiata.co.id/id/tentang-xl-axiata/pimpinan-kami Pimpinan Kami]</ref>
|-
| 1 || Presiden Komisaris || [[Muhammad Chatib Basri]]
|-
| 2 || Komisaris || Vivek Sood
|-
| 3 || Komisaris || Nik Rizal Kamil
|-
| 4 || Komisaris/Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi || Hans Wijayasuriya
|-
| 5 || Komisaris Independen/Ketua Komite Audit/ Anggota Komite Risiko dan Kepatuhan || Julianto Sidarto
|-
| 6 || Komisaris Independen/Ketua Komite Audit/Anggota Komite Investasi || Didi Syafruddin Yahya
|-
| 7 || Komisaris Independen/Ketua Komite Risiko dan Kepatuhan/Anggota Komite Audit || Yasmin Aladad Khan
|-
| colspan = 4 | '''<big>Dewan Direksi'''</big>
|-
| 1 || Presiden Direktur || [[Dian Siswarini]]
|-
| 2 || Direktur || Feiruz Ikhwan
|-
| 3 || Direktur || David Arcelus Oses
|-
| 4 || Direktur || Abhijit Navalekar
|-
| 5 || Direktur || Yessie D. Yosetya
|-
| 6 || Direktur || I Gede Darmayusa
|-
| 7 || Direktur || Rico Usthavia Frans
|-
|}
== Lihat pula ==
* [[Daftar produk telekomunikasi
* [[Telekomunikasi seluler di Indonesia]]
== Referensi ==
Baris 46 ⟶ 127:
== Pranala luar ==
* {{id}} {{resmi|http://www.xl.co.id}}
{{Axiata Group}}
{{Operator Seluler Indonesia}}
[[Kategori:Perusahaan Indonesia]]
[[Kategori:Operator telekomunikasi seluler Indonesia]]
|