Bandar Udara Internasional Radin Inten II: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Septaguruh (bicara | kontrib) |
k Pembaruan sedikit, perbaikan bagian. |
||
(191 revisi perantara oleh 81 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove}}
{{Infobox airport
| name = Bandar Udara
| nativename =
| image = Wordmark of Radin Inten
| image-width = 250
|
|
|
|
|
|
|
| city-served = [[Bandar Lampung]]
| location = [[Kabupaten Lampung Selatan]], [[Lampung]], [[Indonesia]] | opened = {{start date and age|1942|df=yes}}
| elevation-
| elevation-f = 282
| timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|
| coordinates = {{coord|05|14|33|S|105|10|44|E|display=inline,title}}
| website = {{URL|www.radininten2-airport.co.id}}
| image_map = LocationSumatra.svg
| image_map_caption = [[Sumatera]] daerah di Indonesia
| pushpin_map = Indonesia Sumatra#Indonesia
| pushpin_label = '''TKG'''/WILL
| pushpin_map_caption = Lokasi bandara di Lampung / Indonesia
| r1-number = 14/32
| r1-length-m =
| r1-length-f = 9,842
| r1-surface = [[Aspal beton|Aspal]]
| stat-year = 2015
| stat1-header = Penumpang
| stat1-data = 1,419,342
| stat2-header = Pergerakan
| stat2-data = 13,259
| stat4-header = Kargo
| stat4-data = 4,437,830
| footnotes = Sumber: [[Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia]]
}}
'''Bandar Udara Radin Inten II''' {{airport codes|TKG|WILL, <s>WICT</s>}}, sebelumnya '''Bandar Udara Branti''', adalah [[Bandar udara|bandara]] yang melayani [[Kota Bandar Lampung]] di Provinsi [[Lampung]], [[Indonesia]]. Nama bandara ini diambil dari nama tokoh yaitu [[Radin Intan II]] yang merupakan bagian dari Kesultanan (Kerajaan) Lampung terakhir yang juga salah seorang [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]] asal [[Lampung]]. Bandar udara internasional ini berlokasi di [[Jalan]] [[Alamsyah Ratu Perwiranegara]] di [[Branti Raya, Natar, Lampung Selatan|Desa Branti Raya]], [[Natar, Lampung Selatan|Kecamatan Natar]], [[Kabupaten Lampung Selatan]] berada di barat laut [[Kota Bandar Lampung]]. Dan pada tahun [[2021]] bandara ini sudah memiliki 12 parking stand
Bandara internasional ini mengadopsi gaya futuristik dan memiliki gedung parkir berlantai empat di bawah pengelolaan [[PT Angkasa Pura II]]. Pembangunan gedung parkir berkapasitas 800 hingga 1000 kendaraan ini bertujuan untuk mengantisipasi peningakatan arus wisatawan menuju destinasi utama [[Lampung]]. Di antaranya arena berselancar [[Pantai Tanjung Setia]], [[Taman Nasional Way Kambas]] (ASEAN Heritage Park Way Kambas), habitat alam lumba-lumba [[Teluk Kiluan]], dan pesona bawah laut di [[Pulau Pahawang]].
Bandar Udara Internasional Radin Inten II di Provinsi Lampung merupakan bandar udara umum yang sudah di serah terimakan kepada [[PT Angkasa Pura II]] pada [[14 Oktober]] [[2019]].
== Sejarah Bandar Udara ==
[[Berkas:Radin Inten II.JPG|jmpl|ki|220px|Terminal Lama]]
Bandar Udara Internasional Radin Inten II [[Lampung]] sebelumnya bernama Pelabuhan Udara Branti adalah peninggalan [[Pemerintahan Jepang]] yang dibangun pada tahun 1943.<br>
Pada tahun [[1946]] diserahkan kepada Pemerintahan Republik Indonesia '''Cq. Detasemen Angkatan Udara / AURI'''. Dari tahun [[1946]]-[[1955]] Pelabuhan Udara Branti dikelola oleh '''Detasemen Angkatan Udara / AURI''' dan pada saat itu belum ada penerbangan komersial/ reguler.
Pada tahun [[1955]], pengelolaan Pelabuhan Udara Branti dikelola oleh [[Direktorat Jenderal Perhubungan Udara|Djawatan Penerbangan Sipil (DPS)]] karena pada tahun tersebut Detasemen Angkatan Udara / AURI memiliki pangkalan udara di [[Menggala]] [[Kabupaten Lampung Utara]].
Pada tahun [[1956]] [[Garuda Indonesia|Garuda Indonesian Airways]] merintis membuka jalur penerbangan yang pertama kali dengan rute [[Bandar Udara Internasional Kemayoran|Jakarta]] – [[Kota Bandar Lampung|Tanjung Karang]] PP, dengan menggunakan pesawat jenis Barron dan pada tahun itu juga penerbangan komersial dimulai dengan frekuensi penerbangan 3 kali/minggu (jenis pesawat Barron diganti Dakota) dengan panjang landasan pacu ± 900 meter.
Pada tahun [[1963]] secara resmi [[Bandar Udara Branti]] dari [[AURI]] diserahterimakan kepada [[Gubernur Lampung|Residen Lampung]] dan pada tahun [[1964]] diserahkan pengelolaannya kepada Djawatan Penerbangan Sipil (DPS).<br>
Pada tahun [[1975]] (Pelita II Tahun I) dimulai pembangunan landasan baru yang terletak disamping/sejajar dengan landasan lama. Pembangunan landasan baru dengan maksud untuk dapat didarati pesawat jenis [[Fokker F28|F-28]] dan sejenisnya. Secara bertahap landasan dibangun dan pada saat itu panjangnya mencapai ± 1,85 kilometer.
Pada tahun [[1976]] pembangunan landasan beserta Apron yang baru telah selesai dan diresmikan penggunaannya pada bulan Juni 1976 oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Bapak Marsma Kardono dengan menggunakan pesawat [[Fokker F28|F - 28]] MK 3.000.
Pada tanggal [[1 September]] 1985 istilah Pelabuhan Udara Branti
Sejak tanggal [[11 Agustus]] 1989 PT
Terminal baru yang selesai dibangun tahun [[1995]] diresmikan dalam pengoperasian oleh Menteri Perhubungan pada tanggal [[22 Mei]] 1995.
Bandara Branti
Terhitung mulai tanggal [[29 April]] 2004 [[Merpati Nusantara Airlines|PT
Pada Tahun Anggaran 2004 landasan pacu diperpanjang dari 1
Maskapai penerbangan [[Sriwijaya Air]] mulai membuka jalur penerbangan pada tanggal [[3 Mei]] [[2005]] dan [[Adam Air]] pada tanggal [[5 September]] 2005 dengan jenis pesawat yang sama yaitu Boeing 737 Series 200, sedangkan [[Riau Airlines]] pada tanggal
Pada Tahun Anggaran 2007 landasan pacu diperpanjang dari 2
Pada Tahun 2008 Maskapai penerbangan [[Adam Air]] ([[1 Maret]] 2008) dan [[Riau Airlines]] ([[2 Juni]] 2008) tidak melayani lagi jalur penerbangan ke Bandar Udara Radin
Maskapai penerbangan [[Batavia Air]] mulai membuka jalur penerbangan ke Bandar Udara Radin
Pada awal tahun 2009 Garuda Indonesia kembali membuka jalur penerbangan ke bandara ini dengan pesawat Boeing 737-500.
Selanjutnya landasan pacu kembali diperpanjang dan diperlebar dari 2
Selanjutnya pada 2010-2011 dimulai perluasan apron agar bandara ini dapat dimasuki pesawat Boeing 737-800 dan Boeing 737-900ER secara penuh. Apron Bandara Radin
Sejak tahun 2013 dimulailah renovasi tahap pertama dari Bandar Udara Radin
Lalu pada 2015 dilanjutkan lagi dengan konstruksi taxiway C dan perluasan apron,sehingga apron dapat menampung 7 pesawat secara bersamaan.
Disaat Menteri Perhubungan [[Ignasius Jonan]] melakukan kunjungan kerja ke Lampung, Jonan mengatakan bahwa Bandara Radin
Pada tahun 2016, akhirnya dilakukan renovasi besar-besaran di bandara ini (Selengkapnya lihat: [[Bandar Udara Internasional Radin Inten II#Perluasan
Ketika perluasan sudah selesai, beberapa maskapai seperti [[Garuda Indonesia]] dan [[Lion Air]] mulai menambah frekuensi penerbangan ke Lampung.
Pada tahun 2017, maskapai penerbangan [[Batik Air]] mulai membuka
<ref>[http://www.radinintenii.blogspot.co.id/2009/07/sejarah-singkat-bandar-udara.html?m=1 Sejarah Bandara Internasional Radin Inten II]</ref>
Baris 92 ⟶ 94:
Pada tanggal 8 Maret 2019, Bandara ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia [[Joko Widodo]] menjadi bandara internasional, dengan menandatangani prasasti berbarengan dengan peresmian [[Bandar Udara Silampari]] di [[Lubuk Linggau]].
Pada 14 Oktober 2019 Pengelolaan Bandara Radin Inten II oleh AP II diresmikan. Dalam perjanjian kerjasama. Tepatnya antara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan PT Angkasa Pura II (Persero). Perjanjian itu tentang Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Barang Milik Negara pada Bandara Kelas I Radin Inten II Lampung.
== Maskapai penerbangan ==
{{airport-dest-list
|[[Batik Air]] |[[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]]<ref>{{cite news|url=https://www.aeroroutes.com/eng/240812-idiuiwaug24 |title=LION AIR GROUP CARRIERS AUG 2024 INDONESIA NETWORK ADDITIONS|last=|first=|work=AeroRoutes|publisher=|location=|access-date=12 August 2024}}</ref>
|[[
|[[Garuda Indonesia]] |[[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]] |[[
|[[
|[[Super Air Jet]] |[[Bandar Udara Internasional Hang Nadim|Batam]],<ref>{{cite news|url=https://www.rri.co.id/daerah/704980/super-air-jet-buka-rute-batam-lampung |title=Super Air Jet Buka Rute Baru Batam dan Lampung mulai 14 Juni 2024 |last=|first=|work=rri.co.id|publisher=|location=|access-date=2024-05-21}}</ref> [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Kualanamu|Medan]]<ref>{{cite news|url=https://kupastuntas.co/2024/08/22/bandara-radin-inten-ii-tambah-rute-penerbangan-langsung-lampung-medan|title=Super Air Jet to launch Medan-Bandar Lampung service from 8 September 2024|last=|first=|work=kupastuntas|publisher=|location=|access-date=2024-08-22}}</ref>
}}
== Statistik ==
{| class="wikitable sortable" style="font-size:89%;" cellpadding=4
|+ '''Penerbangan tersibuk keluar dari Bandar Udara Radin Inten II berdasarkan frekuensi''' {{fact|date=2019}}<ref>{{en}} [http://www.https://www.flightradar24.com/data/airports/tkg] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130819141428/http://https/|date=2013-08-19}}</ref><ref>{{en}} [https://www.flightradar24.com/data/airports/tkg/routes] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130711041720/http://https/|date=2013-07-11}}</ref>
|- bgcolor="#DDDDDD"
! |Peringkat|| |Tujuan|| |Frekuensi<br>(Mingguan)|| Maskapai penerbangan
|-
|1
|[[Berkas:Jakarta COA.svg|46x46px]] Jakarta
|160
|Garuda Indonesia, Lion Air, Citilink, Batik Air, Wings Air
|-
|-
|2
|[[Berkas:Coat of arms of Riau Islands.svg|53x53px]] Batam
|35
|Lion Air, Garuda Indonesia
|-
|-
|3
|[[Berkas:Coat of arms of South Sumatra.svg|52x52px]] Palembang
|19
|Garuda Indonesia, Citilink, Wings Air
|-
|-
|4
|[[Berkas:Coat of arms of West Java.svg|40x40px]] Bandung
|22
|Garuda Indonesia, Wings Air
|-
|-
|5
|[[Berkas:Flag of East Java.svg|59x59px]] Surabaya
|8
|Sriwijaya Air
|-
|-
|6
|[[Berkas:Coat of arms of Yogyakarta.svg|40x40px]] Yogyakarta
|8
|Sriwijaya Air
|-
|-
|7
|[[Berkas:Coat of arms of Bengkulu.svg|44x44px]] Bengkulu
|8
|Wings Air
|-
|-
|8
|[[Berkas:Coat of arms of Jambi.svg|40x40px]] Jambi
|8
|Wings Air
|}
== Pajak Pelayanan Bandara ==
Baris 117 ⟶ 171:
== Perluasan Bandara ==
Pemerintah Provinsi Lampung dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sejak Juni 2012 telah menandatangani MoU tentang pengembangan dan pembangunan Bandar Udara Internasional Radin
MoU bernomor '''G/454/III.06/HK/2012''' dan '''HK.201/1/14/DRJU-2012''' itu dijadikan dasar kedua belah pihak untuk mengembangkan bandara terbesar di [[Provinsi Lampung]] tersebut menjadi bandara bertaraf internasional. Targetnya, rencana pengembangan ini rampung pada Tahun 2017.
{| class="wikitable"
|-
!Tahap!!Tahun!!Deskripsi!!Status
|-
| rowspan="
|-
|2016 || Pemindahan areal parkir ke sebelah Terminal lama || Selesai
|-
|-
|
|-
|2016|| Perpanjangan Runway bandara menjadi 3.000 Meter || Selesai
|-
| rowspan="7" align="center" |III ||2016 ||Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Dari Bandara Internasional Raden Inten II Ke Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar atau Sebaliknya || Selesai
|-
|2019|| Pembangunan menara Area Traffic Control || Selesai
|-
|2019|| Pembangunan Terminal tahap 2|| Rencana
|-
|2020 || Pembangun Jaringan Rel Kereta Api dari Stasiun Tanjung Karang ke Bandara || Proses
|-
|2020|| Pembuatan Taxi Way Pararel || Proses
|-
|2020|| Pembangunan Stasiun Bandara || Proses
|}
Tahun 2016, terminal bandara ditingkatkan menjadi tiga lantai yang diproyeksikan dapat memuat lebih dari 3 juta penumpang per tahunnya dengan gedung parkir empat lantai hingga bisa memuat 1000 kendaraan. Selain itu, sesuai rencana Kementerian Perhubungan, landasan pacu diperpanjang menjadi 3.200 meter dari sebelumnya 2.500 meter.
Bandara Internasional Radin
Jumlah pergerakan itu hanya berbeda tipis dengan [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]] [[Palembang]] yang mencapai 60 pergerakan per hari.<ref>
Karena itu, dibutuhkan lahan seluas 78 hektare dan pembebasannya dilakukan dalam dua tahap. Penambahan landasan pacu tersebut merupakan prasyarat mutlak, agar dapat didarati pesawat jenis [[Airbus]] yang banyak digunakan sebagai armada haji.
== Transportasi Darat ==
Baris 163 ⟶ 216:
* Puspa Jaya Taxi
=== Bus Rapid Transit (BRT) ===
* [[Trans Lampung]]
* [[Trans Bandar Lampung]]
====
Bandara ini terhubung melalui angkutan bus dengan [[kota Bandar Lampung]], [[Metro]], [[Kotabumi]], dan [[Kalianda]].
{| style="text-align:left; font-size:95%; border:1px solid black"
|-
! Operator !! Rute !! Lokasi
|-
| style="background-color:yellow;color:black;text-align:center;font-weight:bold" | [[Damri]] || [[Terminal Rajabasa]] ||[[Bandar Lampung]]
|-
| style="background-color:yellow;color:black;text-align:center;font-weight:bold" | Damri || Tanjung Karang||[[Bandar Lampung]]
|-
| style="background-color:cyan;color:black;text-align:center;font-weight:bold" | Trans Lampung || [[Terminal Sukaraja]]||[[Bandar Lampung]]
|-
| style="background-color:green;color:black;text-align:center;font-weight:bold" | Trans Lampung|| Jalan Z.A Pagar Alam||[[Bandar Lampung]]
|-
| style="background-color:green;color:black;text-align:center;font-weight:bold" | [[Trans Lampung]] || [[Metro]] || [[Metro]]
|-
| style="background-color:cyan;color:black;text-align:center;font-weight:bold" | Damri || pasar Kotabumi||[[Kotabumi]]
|-
| style="background-color:cyan;color:yellow;text-align:center;font-weight:bolt" | Trans Lampung || Jalan Lintas Sumatra ||[[Kalianda]]
|}
=== Kereta Api ===
Untuk mendukung pembangunan Bandara Internasional Radin Inten II sebagai bandara internasional tahun 2019, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga akan membangun jalur kereta api (KA) [[Stasiun Tanjungkarang|Tanjungkarang]] – Bandara Internasional Radin Inten II Branti [[Lampung Selatan]] guna mengurai kemacetan dan menata moda transportasi lebih baik.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara intensif akan mengoptimalkan moda transportasi kereta api menjadi pilihan angkutan massal di Bandar Lampung. Mulai dari pembangunan kereta bandara hingga kereta komuter di dalam kota dan antar kota. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Kementerian Perhubungan akan membangun stasiun KA Bandara dan Skybridge yang mempermudah akses kereta menuju Bandara Radin Inten II. Pembangunan tersebut ditargetkan akan selesai akhir 2020. Secara biaya, proses pengerjaannya membutuhkan Anggara sekitar Rp 50-100 miliar.
Dalam pembangunan tersebut akan berkolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan PT Kereta Api Indonesia. Saat ini jalur rel kereta dan jaringannya sudah ada, jadi tinggal melakukan penyelesaian tanah serta pengadaan-pengadaan lainnya seperti, gerbong keretanya.
Baris 187 ⟶ 260:
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* {{id}} [https://www.angkasapura2.co.id/id/business_relation/our_airport/32-bandar-udara-internasional-radin-inten-ii Situs web PT Angkasa Pura II]
* {{WAD|WICT|source=[[DAFIF]]}}
* {{GCM|TKG|TKG / WICT|source=[[DAFIF]]}}
Baris 195 ⟶ 269:
{{Commonscat|Radin Inten II International Airport}}
{{Bandar Udara di Indonesia}}
{{Bandar udara di pulau Sumatera|state=autocollapse}}
{{garbarata}}
[[Kategori:Bandar udara
[[Kategori:Bandar udara internasional di
[[Kategori:Bandar udara yang dikelola Angkasa Pura II|Radin Inten II]]
[[Kategori:Bandar udara di Lampung|Radin Inten II]]
[[Kategori:Bandar udara di Sumatra|Radin Inten II]]
[[Kategori:Natar, Lampung Selatan]]
[[Kategori:Kabupaten Lampung Selatan]]
|