Bandar Udara Internasional Radin Inten II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Septaguruh (bicara | kontrib)
AF1011 (bicara | kontrib)
k Pembaruan sedikit, perbaikan bagian.
 
(191 revisi perantara oleh 81 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimprove}}
 
{{Infobox airport
| name = Bandar Udara Internasional Radin Inten II
| nativename = <{{small>|{{lang|en|Radin Inten II International Airport}}</small>}}
| image = Wordmark of Radin Inten 2II International Airport.jpgpng
| image-width = 250
| IATAimage2 = TKGRadin Inten 2 Airport.jpg
| ICAO image2-width = WILL 250
| WMOIATA = 96295TKG
| typeICAO = PublikWILL, <s>WICT</s>
| ownerWMO = [[Pemerintah Indonesia]] = 96295
| operatortype = [[PT. Angkasa Pura II]] = Publik
| cityowner-servedoper = [[Bandar LampungInJourney]]
| city-served = [[Bandar Lampung]]
| location = [[Kabupaten Lampung Selatan]], [[Lampung]], [[Indonesia]]
| opened = {{start date and age|1942|df=yes}}
| elevation-m = 86
| elevation-fm = 28286
| elevation-f = 282
| coordinates = {{coord|05|14|33|S|105|10|44|E|display=inline,title}}
| timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
| website = {{URL|http://radinintenairport.id/}}
| image_maputc = LocationSumatra.svg[[UTC+07:00]]
| coordinates = {{coord|05|14|33|S|105|10|44|E|display=inline,title}}
| image_map_caption = [[Sumatera]] daerah di Indonesia
| website = {{URL|www.radininten2-airport.co.id}}
| pushpin_map = Indonesia Sumatra#Indonesia
| image_map = LocationSumatra.svg
| pushpin_label = TKG
| image_map_caption = [[Sumatera]] daerah di Indonesia
| pushpin_map = Indonesia Sumatra#Indonesia
| pushpin_label = '''TKG'''/WILL
| pushpin_map_caption = Lokasi bandara di Lampung / Indonesia
| r1-number = 14/32
| r1-length-m =3000 3,000
| r1-length-f = 9,842
| r1-surface = [[Aspal beton|Aspal]]
| stat-year = 2015
| stat1-header = Penumpang
| stat1-data = 1,419,342
| stat2-header = Pergerakan Pesawatpesawat
| stat2-data = 13,259
| stat4-header = Kargo
| stat4-data = 4,437,830
| footnotes = Sumber: [[Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia]]
}}
<!-- Image with unknown copyright status removed: [[File:Sumatra Air Network.png|right|400px|thumb|Sumatra Air Network]] -->
[[Berkas:Radin Inten II.JPG|jmpl|Terminal Lama]]
'''Bandar Udara Internasional Radin Inten II''' ({{lang-en|Radin Inten II International Airport}}), {{Airport codes|TKG|WILL}}, sebelumnya '''WICT''', adalah bandar udara internasional yang melayani [[Kota Bandar Lampung]] di [[Provinsi Lampung]], [[Indonesia]]. Nama bandar udara ini diambil dari nama tokoh yaitu [[Radin Inten II]] yang merupakan Kesultanan Lampung terakhir yang juga salah seorang [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]] asal [[Lampung]]. Bandar udara ini berlokasi di Jalan Alamsyah Ratu Prawiranegara di [[Branti Raya, Natar, Lampung Selatan|Desa Branti Raya]], [[Natar, Lampung Selatan|Kecamatan Natar]], [[Kabupaten Lampung Selatan]] berada di barat laut [[Kota Bandar Lampung]].
 
Bandara ini mengadopsi gaya futuristik dan memiliki gedung parkir berlantai empat di bawah pengelolaan [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia|Kementerian Perhubungan]]. Pembangunan gedung parkir berkapasitas 800 hingga 1000 kendaraan ini bertujuan untuk mengantisipasi peningakatan arus wisatawan menuju destinasi utama Lampung. Di antaranya arena berselancar Pantai Tanjung Setia, Taman Nasional Way Kambas (ASEAN Heritage Park Way Kambas), habitat alam lumba-lumba Teluk Kiluan, dan pesona bawah laut di Pulau Pahawang.
 
'''Bandar Udara Radin Inten II''' {{airport codes|TKG|WILL, <s>WICT</s>}}, sebelumnya '''Bandar Udara Branti''', adalah [[Bandar udara|bandara]] yang melayani [[Kota Bandar Lampung]] di Provinsi [[Lampung]], [[Indonesia]]. Nama bandara ini diambil dari nama tokoh yaitu [[Radin Intan II]] yang merupakan bagian dari Kesultanan (Kerajaan) Lampung terakhir yang juga salah seorang [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]] asal [[Lampung]]. Bandar udara internasional ini berlokasi di [[Jalan]] [[Alamsyah Ratu Perwiranegara]] di [[Branti Raya, Natar, Lampung Selatan|Desa Branti Raya]], [[Natar, Lampung Selatan|Kecamatan Natar]], [[Kabupaten Lampung Selatan]] berada di barat laut [[Kota Bandar Lampung]]. Dan pada tahun [[2021]] bandara ini sudah memiliki 12 parking stand
Bandar Udara Internasional Radin Inten II di Provinsi Lampung merupakan bandar udara umum yang diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan akan di serahterimakan ke [[PT Angkasa Pura II]] pada Maret 2019.
 
Bandara internasional ini mengadopsi gaya futuristik dan memiliki gedung parkir berlantai empat di bawah pengelolaan [[PT Angkasa Pura II]]. Pembangunan gedung parkir berkapasitas 800 hingga 1000 kendaraan ini bertujuan untuk mengantisipasi peningakatan arus wisatawan menuju destinasi utama [[Lampung]]. Di antaranya arena berselancar [[Pantai Tanjung Setia]], [[Taman Nasional Way Kambas]] (ASEAN Heritage Park Way Kambas), habitat alam lumba-lumba [[Teluk Kiluan]], dan pesona bawah laut di [[Pulau Pahawang]].
Bandara Radin Inten II Bandar Lampung resmi ditetapkan sebagai bandar udara bertaraf internasional. Keputusan Bandara Radin Inten II sebagai bandar udara internasional sesuai keputusan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
 
Bandar Udara Internasional Radin Inten II di Provinsi Lampung merupakan bandar udara umum yang sudah di serah terimakan kepada [[PT Angkasa Pura II]] pada [[14 Oktober]] [[2019]].
Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor '''KP 2044 Tahun 2018''' tentang Penetapan Bandar Udara Radin Inten di [[Kabupaten Lampung Selatan]] [[Provinsi Lampung]] sebagai Bandar Udara Internasional.<ref>[http://www.tribunnews.com m.tribunnews.com/regional/2018/12/25/bandara-raden-inten-ii-bandar-lampung-jadi-bandar-udara-bertaraf-internasional Bandara Raden Inten II Bandar Lampung jadi bandar udara bertaraf Internasional]</ref>
 
== Sejarah Bandar Udara ==
[[Berkas:Radin Inten II.JPG|jmpl|ki|220px|Terminal Lama]]
Bandar Udara Internasional Radin Inten II [[Lampung]] sebelumnya bernama Pelabuhan Udara Branti adalah peninggalan [[Pemerintahan Jepang]] yang dibangun pada tahun 1943.
Pada Tahun 1946 diserahkan kepada Pemerintahan Republik Indonesia '''Cq. Detasemen Angkatan Udara / AURI'''. Dari tahun 1946 s.d 1955 Pelabuhan Udara Branti dikelola oleh '''Detasemen Angkatan Udara / AURI''' dan pada saat itu belum ada penerbangan komersial/ reguler.
 
Bandar Udara Internasional Radin Inten II [[Lampung]] sebelumnya bernama Pelabuhan Udara Branti adalah peninggalan [[Pemerintahan Jepang]] yang dibangun pada tahun 1943.<br>
Pada tahun 1955, pengelolaan Pelabuhan Udara Branti dikelola oleh Djawatan Penerbangan Sipil (DPS) karena pada tahun tersebut Detasemen Angkatan Udara / AURI memiliki pangkalan udara di Menggala [[Kabupaten Lampung Utara]].
Pada tahun [[1946]] diserahkan kepada Pemerintahan Republik Indonesia '''Cq. Detasemen Angkatan Udara / AURI'''. Dari tahun [[1946]]-[[1955]] Pelabuhan Udara Branti dikelola oleh '''Detasemen Angkatan Udara / AURI''' dan pada saat itu belum ada penerbangan komersial/ reguler.
Pada tahun 1956 [[Garuda Indonesia|Garuda Indonesian Airways]] merintis membuka jalur penerbangan yang pertama kali dengan rute [[Jakarta]] – [[Kota Bandar Lampung|Tanjung Karang]] PP, dengan menggunakan pesawat jenis Barron dan pada tahun itu juga penerbangan komersil dimulai dengan frekuensi penerbangan tiga kali/minggu (jenis pesawat Barron diganti Dakota) dengan panjang landasan pacu ± 900 M.
Pada tahun 1963 secara resmi Bandar Udara Branti dari AURI diserahterimakan kepada Residen Lampung dan pada tahun 1964 diserahkan pengelolaannya kepada Djawatan Penerbangan Sipil (DPS).
 
Pada tahun [[1955]], pengelolaan Pelabuhan Udara Branti dikelola oleh [[Direktorat Jenderal Perhubungan Udara|Djawatan Penerbangan Sipil (DPS)]] karena pada tahun tersebut Detasemen Angkatan Udara / AURI memiliki pangkalan udara di [[Menggala]] [[Kabupaten Lampung Utara]].
Pada tahun 1975 (Pelita II Tahun I) dimulai pembangunan landasan baru yang terletak disamping/sejajar dengan landasan lama. Pembangunan landasan baru dengan maksud untuk dapat didarati pesawat jenis [[Fokker F28|F -28]] dan sejenisnya. Secara bertahap landasan dibangun dan pada saat itu panjangnya mencapai ± 1.850 M.
Pada tahun [[1956]] [[Garuda Indonesia|Garuda Indonesian Airways]] merintis membuka jalur penerbangan yang pertama kali dengan rute [[Bandar Udara Internasional Kemayoran|Jakarta]] – [[Kota Bandar Lampung|Tanjung Karang]] PP, dengan menggunakan pesawat jenis Barron dan pada tahun itu juga penerbangan komersial dimulai dengan frekuensi penerbangan 3 kali/minggu (jenis pesawat Barron diganti Dakota) dengan panjang landasan pacu ± 900 meter.
Pada tahun 1976 pembangunan landasan beserta Apron yang baru telah selesai dan diresmikan penggunaannya pada bulan Juni 1976 oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Bapak Marsma Kardono dengan menggunakan pesawat [[Fokker F28|F - 28]] MK 3.000.
Pada tahun [[1963]] secara resmi [[Bandar Udara Branti]] dari [[AURI]] diserahterimakan kepada [[Gubernur Lampung|Residen Lampung]] dan pada tahun [[1964]] diserahkan pengelolaannya kepada Djawatan Penerbangan Sipil (DPS).<br>
Pada tahun [[1975]] (Pelita II Tahun I) dimulai pembangunan landasan baru yang terletak disamping/sejajar dengan landasan lama. Pembangunan landasan baru dengan maksud untuk dapat didarati pesawat jenis [[Fokker F28|F-28]] dan sejenisnya. Secara bertahap landasan dibangun dan pada saat itu panjangnya mencapai ± 1,85 kilometer.
Pada tahun [[1976]] pembangunan landasan beserta Apron yang baru telah selesai dan diresmikan penggunaannya pada bulan Juni 1976 oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Bapak Marsma Kardono dengan menggunakan pesawat [[Fokker F28|F - 28]] MK 3.000.
 
Pada tanggal [[1 September]] 1985 istilah Pelabuhan Udara Branti dirubahdiubah menjadi Bandar Udara Branti dengan singkatan Bandara Branti, sesuai dengan Telex Sekretaris Jenderal [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia|Departemen Perhubungan]] '''No. 378/TLX/DEPHUB/VIII/85''' Tanggal [[22 Agustus]] 1985.
 
Sejak tanggal [[11 Agustus]] 1989 PT. GIA tidak melayani jalur penerbangan Jakarta – Tanjung Karang PP dialihkan kepada PT. MNA diterbangi 7 Flight/hari dengan pesawat [[CN-235]], disamping itu juga ada insidentil Flight / Penerbangan Carter. Selain untuk [[Jakarta]] – Bandar Lampung PP, dilayani juga rute [[Palembang]] – [[Bandar Lampung]] PP.
 
Terminal baru yang selesai dibangun tahun [[1995]] diresmikan dalam pengoperasian oleh Menteri Perhubungan pada tanggal [[22 Mei]] 1995.
Bandara Branti dirubahdiubah menjadi Bandar Udara Radin IntanInten II berdasarkan '''SK. Menteri Perhubungan No. KM. 10 Tahun 1997''', tanggal [[10 April]] 1997 diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada tanggal [[21 April]] 1997.
Terhitung mulai tanggal [[29 April]] 2004 [[Merpati Nusantara Airlines|PT. MNA]] yang tadinya mengoperasikan pesawat jenis [[Fokker F28]] diganti dengan pesawat berbadan lebar jenis Boeing 737-200 (MZ – 202 / Flight II).
 
Pada Tahun Anggaran 2004 landasan pacu diperpanjang dari 1.850,85&nbsp;km×30 M’ x 30 M’m menjadi 2.000 M’ x 30&nbsp;km×30 M’m.
Maskapai penerbangan [[Sriwijaya Air]] mulai membuka jalur penerbangan pada tanggal [[3 Mei]] [[2005]] dan [[Adam Air]] pada tanggal [[5 September]] 2005 dengan jenis pesawat yang sama yaitu Boeing 737 Series 200, sedangkan [[Riau Airlines]] pada tanggal 06[[6 NopemberNovember]] 2006 dengan jenis pesawat [[Fokker F50]].
 
Pada Tahun Anggaran 2007 landasan pacu diperpanjang dari 2.000&nbsp;km×30 M’ x 30 M’m menjadi 2.250 M’ x 30,25&nbsp;km×30 M’m.
Pada Tahun 2008 Maskapai penerbangan [[Adam Air]] ([[1 Maret]] 2008) dan [[Riau Airlines]] ([[2 Juni]] 2008) tidak melayani lagi jalur penerbangan ke Bandar Udara Radin IntanInten II.
Maskapai penerbangan [[Batavia Air]] mulai membuka jalur penerbangan ke Bandar Udara Radin IntanInten II pada tanggal [[8 Agustus]] 2008.
 
Pada awal tahun 2009 Garuda Indonesia kembali membuka jalur penerbangan ke bandara ini dengan pesawat Boeing 737-500.
Selanjutnya landasan pacu kembali diperpanjang dan diperlebar dari 2.250,25&nbsp;km×30 M’ x 30 M’m menjadi 2.500 M’ x 45,5&nbsp;km×45 M’m sehingga pada tahun yang sama bandara ini bisa dimasuki pesawat Boeing 737-300 dan Boeing 737-400 secara penuh.
 
Selanjutnya pada 2010-2011 dimulai perluasan apron agar bandara ini dapat dimasuki pesawat Boeing 737-800 dan Boeing 737-900ER secara penuh. Apron Bandara Radin IntanInten II yang pada saat itu hanya bisa menampung 3 pesawat Boeing 737 klasik, diperluas kapasitasnya untuk menampung 5 pesawat secara bersamaan.Pada saat bersamaan dimulai juga konstruksi taxiway B untuk mempercepat arus keluar-masuk pesawat dari apron nomor 4 dan 5.Pada tahun yang sama pula, [[Lion Air]] pun membuka rute penerbangan ke Lampung.
 
Sejak tahun 2013 dimulailah renovasi tahap pertama dari Bandar Udara Radin IntanInten II.Renovasi ini dianggap kurang sempurna karena hanya mengubah sedikit saja dari bentuk asli bandara ini. Pada tahun 2014 kembali diadakan perluasan apron sehingga Bandara Radin IntanInten II dapat menampung 6 pesawat secara bersamaan.
 
Lalu pada 2015 dilanjutkan lagi dengan konstruksi taxiway C dan perluasan apron,sehingga apron dapat menampung 7 pesawat secara bersamaan.
Disaat Menteri Perhubungan [[Ignasius Jonan]] melakukan kunjungan kerja ke Lampung, Jonan mengatakan bahwa Bandara Radin IntanInten II harus dibenahi dan dibongkar total. Pada akhir 2015, maskapai [[Wings Air]] kembali membuka rute penerbangan ke Lampung.
 
Pada tahun 2016, akhirnya dilakukan renovasi besar-besaran di bandara ini (Selengkapnya lihat: [[Bandar Udara Internasional Radin Inten II#Perluasan bandaraBandara|Perluasan Bandara]]). Salah satu bagian dari perluasan pada tahun 2016 ini adalah kembali diadakannya perluasan apron dan konstruksi taxiway D, sehingga kapasitas apron meningkat dari 7 pesawat menjadi 8 pesawat, bahkan bisa menampung 10 pesawat dalam kondisi darurat. Selain itu landasan pacu kembali diperpanjan dari 2.500,5&nbsp;km×45 M’ x 45 M’m menjadi 3.000 M’ x 45&nbsp;km×45 M’m agar dapat dimasuki pesawat berbadan lebar.
Ketika perluasan sudah selesai, beberapa maskapai seperti [[Garuda Indonesia]] dan [[Lion Air]] mulai menambah frekuensi penerbangan ke Lampung.
 
Pada tahun 2017, maskapai penerbangan [[Batik Air]] mulai membuka penerbenganpenerbangan ke Lampung dengan pesawat [[Airbus A320]],di manayang inimana merupakan debut perdana A320 di bandara ini sejak perluasan pertama pada tahun 2004.
<ref>[http://www.radinintenii.blogspot.co.id/2009/07/sejarah-singkat-bandar-udara.html?m=1 Sejarah Bandara Internasional Radin Inten II]</ref>
 
Baris 92 ⟶ 94:
Pada tanggal 8 Maret 2019, Bandara ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia [[Joko Widodo]] menjadi bandara internasional, dengan menandatangani prasasti berbarengan dengan peresmian [[Bandar Udara Silampari]] di [[Lubuk Linggau]].
 
Pada 14 Oktober 2019 Pengelolaan Bandara Radin Inten II oleh AP II diresmikan. Dalam perjanjian kerjasama. Tepatnya antara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan PT Angkasa Pura II (Persero). Perjanjian itu tentang Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Barang Milik Negara pada Bandara Kelas I Radin Inten II Lampung.
== Maskapai penerbangan dan tujuan ==
[[Berkas:P 20170301 161130.jpg|jmpl|220px|Pesawat [[Airbus A320|A320]] milik [[Batik Air]] disambut dengan ''water salute'' ketika baru mendarat untuk pertama kali di Bandara Internasional Radin Inten II]]
{{airport-dest-list
|[[Batik Air]] |'''Charter:''' [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur]],
 
== Maskapai penerbangan ==
[[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta—Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]]
{{airport-dest-list
|[[Citilink]] | [[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|Bandung]], [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta–Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II|Palembang]]
|[[Batik Air]] |[[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]]<ref>{{cite news|url=https://www.aeroroutes.com/eng/240812-idiuiwaug24 |title=LION AIR GROUP CARRIERS AUG 2024 INDONESIA NETWORK ADDITIONS|last=|first=|work=AeroRoutes|publisher=|location=|access-date=12 August 2024}}</ref>
|[[Garuda Indonesia]] | [[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|Bandung]], [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta–Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II|Palembang]]
|[[Lion AirCitilink]] | [[Bandar Udara Internasional Hang NadimSoekarno–Hatta|BatamJakarta—Soekarno—Hatta]],
|[[Garuda Indonesia]] |[[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]]
|[[NamIndonesia AirAirAsia]] | [[Bandara Ngurah Rai|Denpasar]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno HattaSoekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]]
|[[SriwijayaLion Air]] |[[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]],[[Bandar Udara Internasional Adisutjipto|Yogyakarta–Adisutjipto]], [[Bandar Udara Internasional Juanda|Surabaya-Juanda]]
|[[Super Air Jet]] |[[Bandar Udara Internasional Hang Nadim|Batam]],<ref>{{cite news|url=https://www.rri.co.id/daerah/704980/super-air-jet-buka-rute-batam-lampung |title=Super Air Jet Buka Rute Baru Batam dan Lampung mulai 14 Juni 2024 |last=|first=|work=rri.co.id|publisher=|location=|access-date=2024-05-21}}</ref> [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Kualanamu|Medan]]<ref>{{cite news|url=https://kupastuntas.co/2024/08/22/bandara-radin-inten-ii-tambah-rute-penerbangan-langsung-lampung-medan|title=Super Air Jet to launch Medan-Bandar Lampung service from 8 September 2024|last=|first=|work=kupastuntas|publisher=|location=|access-date=2024-08-22}}</ref>
|[[Wings Air]] | [[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|Bandung]], [[Bandar Udara Fatmawati Soekarno|Bengkulu]], [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta–Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Sultan Thaha|Jambi]], [[Bandar Udara Mohammad Taufik Kiemas|Pesisir Barat]], [[Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo|Surakarta-Adi Sumarmo]]
}}
 
<references group=Note/>
== Statistik ==
 
{| class="wikitable sortable" style="font-size:89%;" cellpadding=4
|+ '''Penerbangan tersibuk keluar dari Bandar Udara Radin Inten II berdasarkan frekuensi''' {{fact|date=2019}}<ref>{{en}} [http://www.https://www.flightradar24.com/data/airports/tkg] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130819141428/http://https/|date=2013-08-19}}</ref><ref>{{en}} [https://www.flightradar24.com/data/airports/tkg/routes] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130711041720/http://https/|date=2013-07-11}}</ref>
|- bgcolor="#DDDDDD"
! |Peringkat|| |Tujuan|| |Frekuensi<br>(Mingguan)|| Maskapai penerbangan
|-
|1
|[[Berkas:Jakarta COA.svg|46x46px]] Jakarta
|160
|Garuda Indonesia, Lion Air, Citilink, Batik Air, Wings Air
|-
|-
|2
|[[Berkas:Coat of arms of Riau Islands.svg|53x53px]] Batam
|35
|Lion Air, Garuda Indonesia
|-
|-
|3
|[[Berkas:Coat of arms of South Sumatra.svg|52x52px]] Palembang
|19
|Garuda Indonesia, Citilink, Wings Air
|-
|-
|4
|[[Berkas:Coat of arms of West Java.svg|40x40px]] Bandung
|22
|Garuda Indonesia, Wings Air
|-
|-
|5
|[[Berkas:Flag of East Java.svg|59x59px]] Surabaya
|8
|Sriwijaya Air
|-
|-
|6
|[[Berkas:Coat of arms of Yogyakarta.svg|40x40px]] Yogyakarta
|8
|Sriwijaya Air
|-
|-
|7
|[[Berkas:Coat of arms of Bengkulu.svg|44x44px]] Bengkulu
|8
|Wings Air
|-
|-
|8
|[[Berkas:Coat of arms of Jambi.svg|40x40px]] Jambi
|8
|Wings Air
|}
 
== Pajak Pelayanan Bandara ==
Baris 117 ⟶ 171:
 
== Perluasan Bandara ==
Pemerintah Provinsi Lampung dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sejak Juni 2012 telah menandatangani MoU tentang pengembangan dan pembangunan Bandar Udara Internasional Radin IntanInten II Lampung.
 
MoU bernomor '''G/454/III.06/HK/2012''' dan '''HK.201/1/14/DRJU-2012''' itu dijadikan dasar kedua belah pihak untuk mengembangkan bandara terbesar di [[Provinsi Lampung]] tersebut menjadi bandara bertaraf internasional. Targetnya, rencana pengembangan ini rampung pada Tahun 2017.<ref>[http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampung/89714-rencana-pengembangan-bandara-radin-inten-ii-lamsel Rencana Pengembangan Bandara Radin Intan II]</ref>
 
{| class="wikitable"
! colspan="5" style="background: #8B8589;"| '''+Tahapan Proyek Bandara Internasional Radin IntanInten II'''
|- style="font-weight:bold; background-color:#D3D3D3"
{|class="wikitable"
|-
!Tahap!!Tahun!!Deskripsi!!Status
|-
| rowspan="23" align="center" |I ||2016 || Pembangunan Terminal kedatangan dan keberangkatan di gedung lama || Selesai
|-
|2016 || Pemindahan areal parkir ke sebelah Terminal lama || Selesai
|-
| rowspan="2" align="center"|II |||2016 || Pembangunan Terminalgedung penumpangparkir 34 lantai || Selesai
|-
|2016 rowspan="2" align="center" |II |||2016 Pembangun|| arealPembangunan parkirTerminal penumpang 43 lantai || Selesai
|-
|2016|| Perpanjangan Runway bandara menjadi 3.000 Meter || Selesai
| rowspan="7" align="center"|III||2016 || Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Dari Bandara Internasional Raden Inten II Ke Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar atau Sebaliknya || Selesai
|-
| rowspan="7" align="center" |III ||2016 ||Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Dari Bandara Internasional Raden Inten II Ke Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar atau Sebaliknya || Selesai
|2016 || Pembangun Jaringan Rel Kereta Api dari Stasiun Tanjung Karang ke Bandara || Proses
|-
|2019|| Pembangunan menara Area Traffic Control || Selesai
|2016|| Pembuatan Taxi Way Pararel || Proses
|-
|2019|| Pembangunan Terminal tahap 2|| Rencana
|2016|| Perpanjangan Runway bandara menjadi 3.000 Meter || Selesai
|-
|2020 || Pembangun Jaringan Rel Kereta Api dari Stasiun Tanjung Karang ke Bandara || Proses
|2019|| Pembangunan Terminal 2 || Rencana
|-
 
|2020|| Pembuatan Taxi Way Pararel || Proses
|-
|2020|| Pembangunan Stasiun Bandara || Proses
|}
 
Tahun 2016, terminal bandara ditingkatkan menjadi tiga lantai yang diproyeksikan dapat memuat lebih dari 3 juta penumpang per tahunnya dengan gedung parkir empat lantai hingga bisa memuat 1000 kendaraan. Selain itu, sesuai rencana Kementerian Perhubungan, landasan pacu diperpanjang menjadi 3.200 meter dari sebelumnya 2.500 meter.<ref>[http://www.lampost.co/berita/wajah-lampung-di-bandara Wajah Lampung di Bandara]</ref>
 
Bandara Internasional Radin IntanInten II mampu melayani 3.350 penumpang setiap hari. Ketika beroperasi penuh pada 2017, jumlah penumpang yang mampu dilayani mencapai 8.000 per hari atau tiga juta penumpang per tahun. Adapun apron mampu menampung 10 pesawat dengan 50 pergerakan pesawat per hari.
 
Jumlah pergerakan itu hanya berbeda tipis dengan [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]] [[Palembang]] yang mencapai 60 pergerakan per hari.<ref>[{{Cite web |url=http://www.https://m.tempo.co/read/news/2016/10/07/296810402/wisman-meroket-bandara-radin-siap-go-international |title=Wisman meroket Bandara Radin Inten II siap go International] |access-date=2021-02-03 |archive-date=2013-08-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130819141428/http://https/ |dead-url=yes }}</ref>
 
Karena itu, dibutuhkan lahan seluas 78 hektare dan pembebasannya dilakukan dalam dua tahap. Penambahan landasan pacu tersebut merupakan prasyarat mutlak, agar dapat didarati pesawat jenis [[Airbus]] yang banyak digunakan sebagai armada haji.
 
Penambahan landasan pacu tersebut merupakan prasyarat mutlak, agar dapat didarati pesawat jenis [[Airbus]] yang banyak digunakan sebagai armada haji.<ref>[http://www.m.tempo.co/read/news/2015/10/14/090709474/2017-bandara-radin-inten-ii-jadi-bandara-internasional Bandara Radin Intan II jadi Bandara Internasional]</ref>
 
== Transportasi Darat ==
Baris 163 ⟶ 216:
* Puspa Jaya Taxi
=== Bus Rapid Transit (BRT) ===
* [[Trans Lampung]]
* [[Trans Bandar Lampung]]
 
==== KeretaTrayek ApiBus ====
Bandara ini terhubung melalui angkutan bus dengan [[kota Bandar Lampung]], [[Metro]], [[Kotabumi]], dan [[Kalianda]].
Untuk mendukung pembangunan Bandara Internasional Radin Intan II sebagai bandara internasional tahun 2019, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga akan membangun jalur kereta api (KA) [[Stasiun Tanjungkarang|Tanjungkarang]] – Bandara Internasional Radin Intan II Branti [[Lampung Selatan]] guna mengurai kemacetan dan menata moda transportasi lebih baik.<ref>[http://lampost.co/berita/rencana-pembangunan-kereta-bandara-ditargetkan-selesai-tahun-ini Rencana pembangun kereta bandara ditargetkan selesai tahun ini]</ref>
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara intensif akan mengoptimalkan moda transportasi kereta api menjadi pilihan angkutan massal di Bandar Lampung. Mulai dari pembangunan kereta bandara hingga kereta komuter di dalam kota dan antar kota.
 
{| style="text-align:left; font-size:95%; border:1px solid black"
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Kementerian Perhubungan akan membangun stasiun KA Bandara dan Skybridge yang mempermudah akses kereta menuju Bandara Radin Inten II.
|-
! Operator !! Rute !! Lokasi
|-
| style="background-color:yellow;color:black;text-align:center;font-weight:bold" | [[Damri]] || [[Terminal Rajabasa]] ||[[Bandar Lampung]]
|-
| style="background-color:yellow;color:black;text-align:center;font-weight:bold" | Damri || Tanjung Karang||[[Bandar Lampung]]
|-
| style="background-color:cyan;color:black;text-align:center;font-weight:bold" | Trans Lampung || [[Terminal Sukaraja]]||[[Bandar Lampung]]
|-
| style="background-color:green;color:black;text-align:center;font-weight:bold" | Trans Lampung|| Jalan Z.A Pagar Alam||[[Bandar Lampung]]
|-
| style="background-color:green;color:black;text-align:center;font-weight:bold" | [[Trans Lampung]] || [[Metro]] || [[Metro]]
|-
| style="background-color:cyan;color:black;text-align:center;font-weight:bold" | Damri || pasar Kotabumi||[[Kotabumi]]
|-
| style="background-color:cyan;color:yellow;text-align:center;font-weight:bolt" | Trans Lampung || Jalan Lintas Sumatra ||[[Kalianda]]
|}
 
=== Kereta Api ===
Untuk mendukung pembangunan Bandara Internasional Radin Inten II sebagai bandara internasional tahun 2019, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga akan membangun jalur kereta api (KA) [[Stasiun Tanjungkarang|Tanjungkarang]] – Bandara Internasional Radin Inten II Branti [[Lampung Selatan]] guna mengurai kemacetan dan menata moda transportasi lebih baik.
 
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara intensif akan mengoptimalkan moda transportasi kereta api menjadi pilihan angkutan massal di Bandar Lampung. Mulai dari pembangunan kereta bandara hingga kereta komuter di dalam kota dan antar kota. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Kementerian Perhubungan akan membangun stasiun KA Bandara dan Skybridge yang mempermudah akses kereta menuju Bandara Radin Inten II. Pembangunan tersebut ditargetkan akan selesai akhir 2020. Secara biaya, proses pengerjaannya membutuhkan Anggara sekitar Rp 50-100 miliar.
 
Dalam pembangunan tersebut akan berkolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan PT Kereta Api Indonesia. Saat ini jalur rel kereta dan jaringannya sudah ada, jadi tinggal melakukan penyelesaian tanah serta pengadaan-pengadaan lainnya seperti, gerbong keretanya.
Baris 187 ⟶ 260:
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [https://www.angkasapura2.co.id/id/business_relation/our_airport/32-bandar-udara-internasional-radin-inten-ii Situs web PT Angkasa Pura II]
* {{WAD|WICT|source=[[DAFIF]]}}
* {{GCM|TKG|TKG / WICT|source=[[DAFIF]]}}
Baris 195 ⟶ 269:
{{Commonscat|Radin Inten II International Airport}}
{{Bandar Udara di Indonesia}}
{{Bandar udara di pulau Sumatera|state=autocollapse}}
{{garbarata}}
 
[[Kategori:Bandar udara internasional di IndonesiaSumatra|Radin Inten II, Bandara]]
[[Kategori:Bandar udara internasional di LampungIndonesia|Radin Inten II]]
[[Kategori:Bandar udara yang dikelola Angkasa Pura II|Radin Inten II]]
[[Kategori:Bandar udara di Lampung|Radin Inten II]]
[[Kategori:Bandar udara di Sumatra|Radin Inten II]]
[[Kategori:Natar, Lampung Selatan]]
[[Kategori:Kabupaten Lampung Selatan]]