Kabupaten Jepara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 36.90.152.155 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bagas Chrisara Tag: Pengembalian |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(204 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
| settlement_type = Kabupaten
| nama = Kabupaten Jepara
| translit_lang1_type = [[Hanacaraka]]
| translit_lang1_info = ꦗꦼꦥꦫ
| translit_lang1_type1 = [[Pegon]]
| translit_lang1_info1 = جڤارا
| translit_lang1_type2 = [[Bahasa Jawa|Alfabet Jawa]]
| translit_lang1_info2 = d͡ʒəpɔrɔ
| nama lain =
| lambang = Seal of Jepara Regency.svg
| peta = Locator_kabupaten_jepara.gif
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 280|image_style= border:1;
|perrow = 2/2
|
|
|image2=Jepara, Jepara Sub-District, Jepara Regency, Central Java, Indonesia - panoramio.jpg
|caption2=<center>Kura-Kura Ocean Park
|image3=Pulau Karimunjawa.jpg
|caption3=<center>[[Taman Nasional Karimunjawa]]
|image4=Masjid Agung Baitul Makmur Jepara, 7 Juni 2021.jpg
|caption4=<center>Masjid Agung Baitul Makmur
}}
| koordinat = {{Coord|-6.589812|110.667390|display=inline, title}}
| motto = Trus karya tataning bumi<br>{{small|{{jv}} Terus bekerja keras membangun daerah<br>(1549 Masehi)}}<ref>{{Cite web|last=News|first=Tagar|date=2017-12-23|title=Ratu Kalinyamat, Pejuang Jepara Tak Sepopuler Kartini|url=https://www.tagar.id/ratu-kalinyamat-pejuang-jepara-tak-sepopuler-kartini|website=TAGAR|language=id|access-date=2022-01-12|archive-date=2022-01-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20220112020211/https://www.tagar.id/ratu-kalinyamat-pejuang-jepara-tak-sepopuler-kartini|dead-url=no}}</ref>
| semboyan =
| julukan = {{hlist|Kota Ukir|Bumi Kartini|''[[Scheveningen]] van Java''|''The World Woodcarving Centre''}}
| provinsi = [[Jawa Tengah]]
|
| luas = 1057,10
| penduduk = 1275182
| penduduktahun = [[2022]]
| pendudukref = <ref name="JEPARA">{{cite web|url=https://jeparakab.bps.go.id/publication/2021/02/26/86743ec5fbe8b77868787e61/kabupaten-jepara-dalam-angka-2021.html|title=Kabupaten Jepara Dalam Angka 2021|publisher=Badan Pusat Statistik Jepara|accessdate=15 Juni 2021|pages=5, 33, 92-94|format=pdf|archive-date=2021-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20210616042936/https://jeparakab.bps.go.id/publication/2021/02/26/86743ec5fbe8b77868787e61/kabupaten-jepara-dalam-angka-2021.html|dead-url=no}}</ref>
| kepadatan =
| agama = {{ublist |item_style=white-space;
|96,88% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 2,01% [[Kekristenan]]
** 1,92% [[Protestan]]
** 0,09% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,99% [[Agama Buddha|Buddha]] | 0,07% [[Hindu]] |0,05% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/><ref>{{cite web|url=https://jateng.bps.go.id/statictable/2021/04/09/2249/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-di-provinsi-jawa-tengah-2020.html|title=Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020|publisher=Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah|date=14 April 2021|accessdate=4 Maret 2022|archive-date=2022-09-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220913152650/https://jateng.bps.go.id/statictable/2021/04/09/2249/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-di-provinsi-jawa-tengah-2020.html|dead-url=no}}</ref>}}
| bahasa = [[bahasa Indonesia|Indonesia]], [[bahasa Jawa|Jawa]]
| IPM = {{increase}} 73,15 ([[2022]])<br>{{fontcolor|Green|Tinggi}}<ref>{{cite web|url=https://jeparakab.bps.go.id/indicator/26/334/1/indeks-pembangunan-manusia-metode-baru-.html|website=www.bps.go.id|accessdate=11 Mei 2023|archive-date=2023-05-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20230511144533/https://jeparakab.bps.go.id/indicator/26/334/1/indeks-pembangunan-manusia-metode-baru-.html|dead-url=unfit|title=Salinan arsip}}</ref>
| kecamatan = 16
| kelurahan = 11
| desa = 184
| dasar hukum = [https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/60295 UU No. 13 Tahun 1950]
| tanggal = {{tanggal lahir dan umur|1549|04|10}}
| hari jadi =
| kepala daerah = [[Bupati]]
| nama kepala daerah = [[Edy Supriyanta]] (Pj.)
| wakil kepala daerah = Wakil Bupati
| nama wakil kepala daerah = ''lowong''
| sekretaris daerah = Edy Sujatmiko
| ketua DPRD =
| kodearea = +62 291 (daratan)<br>+62 297 (Karimunjawa)
| SNI = JPA
| kodepos = [[Daftar kodepos di Indonesia|594xx – 594xx]]
| apbd =
| pad =
| dau = Rp 1.052.629.221.000,- ([[2020]])
| dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=15 Juni 2021}}</ref>
| flora = [[Durian petruk]]
| fauna = [[Elang-laut dada-putih]]
| nomor_polisi = K ''xxxx''
| zona waktu = GMT+7
| web = {{URL|https://jepara.go.id/}}
}}
'''Kabupaten Jepara''' ({{lang-jv|
== Etimologi ==
Menurut sejarahwan [[Hindia Belanda]] Cornelis Lekkerkerker, nama Jepara berasal dari kata ''Ujungpara'' yang kemudian berubah menjadi kata ''Ujung Mara'', ''Jumpara'', dan akhirnya ''Jepara'' atau ''Japara''. Kata ''Ujungpara'' berasal dari [[bahasa Jawa]] yang terdiri atas dua kata, yaitu ''Ujung'' dan ''Para''. Kata ''Ujung'' berarti “bagian darat yang menjorok jauh ke laut”, sedangkan kata ''Para'', berarti "menunjukkan arah”. Dengan demikian, kata ''Ujungpara'' berarti “suatu daerah yang letaknya menjorok jauh ke laut”. Dalam sumber lain, kata ''Para'' merupakan kependekan dari ''Pepara'', yang artinya "bebakulan mrono mrene" (berdagang ke sana ke mari). Dengan artian ini, maka kata ''Ujungpara'' juga berarti "sebuah ujung tempat bermukimnya para pedagang dari berbagai daerah".<ref>{{Cite journal|last=Supriyono|first=Agustinus|date=2013-01-15|title=TINJAUAN HISTORIS JEPARA SEBAGAI KERAJAAN MARITIM DAN KOTA PELABUHAN|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/2494|journal=Paramita: Historical Studies Journal|language=en|volume=23|issue=1|doi=10.15294/paramita.v23i1.2494|issn=2407-5825|access-date=2020-08-02|archive-date=2020-07-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20200726130634/https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/2494|dead-url=no}}</ref>
== Geografis ==
Secara geografis Kabupaten Jepara terletak pada posisi 110°9'48,02" sampai 110°58'37,40" Bujur Timur dan 5°43'20,67" sampai 6°47'25,83" Lintang Selatan, sehingga merupakan daerah paling ujung sebelah utara dari Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Jepara terletak di [[Jalan Nasional Rute 1|Pantura]] Timur Jawa Tengah yang bagian barat dan utaranya dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan. Luas wilayah daratan Kabupaten Jepara 1.004,132 km2 dengan panjang garis pantai 72 km. Wilayah tersempit adalah Kecamatan Kalinyamatan (24,179 km²) sedangkan wilayah terluas adalah Kecamatan Keling (231,758 km²).<ref name="Jepara">{{citeweb | url = http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1504183783RPIJM_BAB_II_.pdf | title = Profil Jepara | access-date = 2020-09-16 | archive-date = 2020-10-22 | archive-url = https://web.archive.org/web/20201022120956/http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1504183783RPIJM_BAB_II_.pdf | dead-url = yes }}</ref>
Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau di [[Laut Jawa]]. Dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Sebagian besar wilayah Karimunjawa dilindungi dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa.
=== Batas Wilayah ===
Batas wilayah administrasi Kabupaten Jepara meliputi:
{{Batas_USBT
|utara = [[Laut Jawa]]
|selatan = [[Kabupaten Demak]]
|barat = [[Laut Jawa]]
|timur = [[Kabupaten Pati]] dan [[Kabupaten Kudus]]
}}
=== Topografi ===
Secara topografi, Kabupaten Jepara dapat dibagi dalam empat wilayah yaitu wilayah pantai di bagian pesisir Barat dan Utara, wilayah dataran rendah di bagian tengah dan Selatan, wilayah pegunungan di bagian Timur yang merupakan lereng Barat dari Gunung Muria dan wilayah perairan atau kepulauan di bagian utara merupakan serangkaian Kepulauan Karimunjawa.
Dengan kondisi topografi demikian, Kabupaten Jepara memiliki variasi ketinggian antara 0 m sampai dengan 1.301 mdpl (dari permukaan laut), daerah terendah adalah Kecamatan Kedung antara 0–2 mdpl yang merupakan dataran pantai, sedangkan daerah yang tertinggi adalah Kecamatan Keling antara 0-1.301 mdpl merupakan perbukitan. Variasi ketinggian tersebut menyebabkan Kabupaten Jepara terbagai dalam empat kemiringan lahan, yaitu datar 41.327,060 Ha, bergelombang 37.689,917 Ha, curam 10.776 Ha, dan sangat curam 10.620,212 Ha.<ref name="Jepara"/>
=== Hidrologi ===
Daratan utama Kabupaten Jepara berdasarkan sistem hidrologi merupakan kawasan yang berada pada lereng Gunung Muria bagian barat yang mengalir sungai-sungai besar yang memiliki beberapa anak sungai. Sungai-sungai besar tersebut antara lain Sungai Gelis, Keling, Jarakan, Jinggotan, Banjaran, Mlonggo, Gung, Wiso, Pecangaan, Bakalan, Mayong, dan Tunggul. Berdasarkan karakteristik topografi wilayah, aliran sungai relatif dari daerah hulu di bagian timur (Gunung Muria) ke arah barat (barat daya, barat, dan barat laut) yaitu daerah hilir (laut Jawa).<ref name="Jepara"/>
=== Geologi ===
Daratan utama Kabupaten Jepara memiliki beberapa jenis tanah, yang dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis tanah berikut Andosol coklat, terdapat diperbukitan bagian utara dan puncak Gunung Muria seluas 3.525,469 Ha, Regosol terdapat dibagian utara seluas 2.700,857 Ha, Alluvial terdapat di sepanjang pantai utara seluas 9.126,433 Ha, Asosiasi Mediterian terdapat di pantai barat seluas 19.400,458 Ha, dan Latosol yang merupakan jenis tanah paling dominan di Kabupaten Jepara terdapat di perbukitan Gunung Muria seluas 65.659,972 Ha.<ref name="Jepara"/>
=== Iklim ===
Suhu udara di wilayah Jepara bervariasi antara 21°–34 °C dengan kelembapan nisbi sebesar ±81%. Iklim di wilayah Jepara adalah [[iklim tropis]] dengan tipe [[iklim muson tropis|muson tropis]] (''Am'') yang memiliki dua musim yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson, yakni [[musim hujan|musim penghujan]] dan [[musim kemarau]]. Musim kemarau di wilayah Jepara berlangsung saat angin muson timur–tenggara yang bersifat kering dan dingin bertiup, yakni pada periode [[Mei]]–[[Oktober]] dengan bulan terkering adalah [[Agustus]] yang curah hujan bulanannya kurang dari 25 mm per bulan. Sementara itu, musim penghujan di Jepara berlangsung ketika periode bertiupnya angin muson barat daya–barat laut yang bersifat basah dan lembap, angin muson ini berlangsung pada periode [[November]]–[[April]] dengan bulan terbasah adalah [[Januari]] yang curah hujan bulanannya lebih dari 500 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Jepara berkisar antara 2.200–2.800 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 100–150 hari hujan per tahun.
{{Jepara weatherbox}}
== Sejarah ==
{{Unreferenced section}}
<!--
Jauh sebelum adanya kerajaan-kerajaan di tanah Jawa. Di ujung sebelah utara pulau Jawa sudah ada sekelompok penduduk yang diyakini orang-orang itu berasal dari daerah [[Yunnan]] yang kala itu melakukan migrasi ke arah selatan. Jepara saat itu masih terpisah oleh selat Juwana.
Baris 64 ⟶ 111:
Pada abad ke-7 di Jawa, terdapat sebuah kerajaan bernama ''Ho-Ling'' yang oleh beberapa ahli disamakan dengan [[Kerajaan Kalingga|Kalingga]]. Diduga kerajaan itu berada di Jepara dengan Ibu Kota Kerajaan terletak di sekitar lokasi [[Benteng Portugis (Jepara)|Benteng Portugis]], di Kecamatan Keling. Pada 618-906 M, Kalingga diperintah oleh seorang raja perempuan bernama [[Ratu Shima]], seorang penganut agama Hindu yang merintis kerajaannya menjadi kota pelabuhan. Kelak, kota pelabuhan itu banyak dikunjungi oleh kapal asing, baik yang datang dari [[India]], [[Arab]], [[Cina]], [[Kamboja]], maupun dari [[Eropa Barat]]. Jepara kemudian menjadi sangat ramai oleh kesibukan di bidang pelayaran, perniagaan, perdagangan dan menjadi salah satu pintu gerbang masuknya berbagai pengaruh asing. Akibatnya, di satu sisi telah terjadi proses urbanisasi, di sisi lain terjadi akulturasi seni dan budaya.
Kerajaaan Kalingga berlangsung sejak abad ke 7 sampai abad ke 9, sesudah itu pusat kerajaan berpindah ke selatan untuk selanjutnya bergeser ke Timur ([[Majapahit]]). Pada tahun 1292, Jepara yang saat itu dikuasai oleh Sandang Garba seorang raja yang juga pedagang kaya, telah termasyhur sampai ke negeri [[Spanyol]], diserang oleh Dandang Gendis yang menguasai [[Tuban]] dan
=== Abad ke-11 - Abad ke-15 ===
Baris 73 ⟶ 120:
Kalinyamat atau yang disebut ''Cherinma'' atau ''Cherinhama'' pada waktu itu dianggap sebagai daerah yang sakral sebagai tinggalnya para raja-raja Demak, termasuk tempat bertirakatnya [[Sunan Kalijaga]]. Sultan Hadlirin kemudian mengangkat Cie Hwie Gwan, ayah angkatnya selama di Cina yang ahli di dalam seni ukir dan pahat, yang ikut dengannya sebagai patih dengan gelar ''Patih Sungging Badar Duwung''. (''Sungging'' = memahat, ''Badar'' = batu, ''Duwung'' = Tajam) Karena di Jepara tidak ditemukan batu putih seperti di Cina, media kayu kemudian digunakan sang Patih untuk berkreasi yang kemudian menularkan kemampuan mengukirnya kepada masyarakat Jepara secara turun menurun.
Perkembangan selanjutnya sejarah Jepara di bawah kepemimpinan [[Ratu Kalinyamat]] (1549-1579M), menggantikan peran sang suami yang dibunuh suruhan Arya Penangsang sesaat sesudah menemui [[Sunan Kudus]] untuk mengklarifikasi meninggalnya Raden Prawoto, kakak kandung Ratu Kalinyamat yang juga dibunuh oleh [[Arya Penangsang]] sebagai bagian dendam masa lalu. Ayah Arya Penangsang, Pangeran Sedo Lepen putra mahkota semestinya Sultan Demak dibunuh oleh Prawoto sebagai upaya mengalihkan pewaris tahta ke ayahnya yaitu Sultan Trenggono.
Ratu Kalinyamat sempat bersumpah dan bertapa, mulai dari benteng bukit danaraja sampai akhirnya di [[Pertapaan Sonder]] Tulakan, meninggalkan atribut ke-Ratu-annya dan bersumpah belum kembali sampi Arya Penangsang dibunuh. Arya Penangsang sendiri dibunuh pada tahun 1549 juga Danang Sutawijaya, anak angkat Sultan Hadiwijaya, adik kandung Ratu Kalinyamat yang bersama-sama berusaha untuk menumpas Arya Penangsang yang selalu menggerogoti Kasultanan Demak. Selama berkuasa pelabuhan Jepara berkembang semakin pesat, dengan semakin majunya teknologi galangan perkapalan waktu itu. Tidak hanya pertahanan, perekonomian pun semakin berkembang, dengan semakin terjalinnya hubungan yang erat dan solidaritas sesama pedagang pribumi yang semakin diganggu oleh keberadaan [[Portugis]]. Dari segi pemerintahan dan penataan kota, mulai dibangun [[Masjid Mantingan]] sebagai salah satu konsep Masjid-Makam-Keraton, karena di sanalah disemayamkan Sultan Hadlirin, pada tahun 1559 dengan sengkalan Rupa Brahmana Warna Sari. Di Masjid Mantingan ini kebudayaan dikembangkan pada ornamen-ornamen yang digunakan berupa ukiran dengan motif suluran flora dan fauna yang disamarkan. Tipologi bangunan dengan konsep perpaduan Islam-Hindu terlihat jelas pada bentuk bangunan serta gapura yang berbentuk lengkung. Di dekat Masjid Mantingan tersebut di dalamnya terdapat petilasan sebuah candi hindu yang sudah hilang. Kaligrafi juga berkembang pesat. Perkembangan sejarah Jepara selanjutnya adalah pemerintahan oleh [[Pangeran Arya Jepara]] (1579-1599), merupakan anak angkat dari Ratu Kalinyamat. Pada masa inilah kemerosotan Kota Jepara sebagai kota pelabuhan mulai dirasakan. Faktor ekspansi [[Kerajaan Pajang]] yang dulunya membiarkan Jepara berkembang ternyata lambat laun mulai digerogoti daerahnya karena pertimbangan ekonomi.
=== Masa Pendudukan Belanda (1613-1942) ===
VOC datang pada tahun 1613, dengan politik dagang monopoli. VOC semakin kuat setelah mendapatkan legalisasi Raja Mataram Amangkurat II untuk membuat benteng pada tahun 1680. Setelah era kerajaan Jepara runtuh, diperkirakan terjadi kekosongan penguasa, sehingga sampai tahun 1616 tidak tercatat sejarah siapa yang memimpin Jepara. Baru pada tahun tersebut, Jepara tercatat dipimpin oleh [[Kyai Demang Laksamana]] yang kemudian digantikan berurut-urut oleh [[Kyai Wirasetia]], Kyai Patra Manggala, Kyai Wiradika, Ngabehi Wangsadipa, Kyai Reksa Manggala, Kyai Waradika, Ngabehi Wangsadipa (jabatan kedua), Ngabehi Wiradika, Wira Atmaka, Kyai Ngabehi Wangsadipa, Tumenggung Martapura, Temenggung Sujanapura, Adipati
Selanjutnya Jepara dipimpin oleh Adipati Tjitrosomo III yang kemudian digantikan oleh Tjitrosomo IV hingga yang VI. Setelah Adipati Tjitrosomo VI, Jepara kemudian dipimpin oleh Temenggung Cendol. Namun jabatan ini tidak lama, karena Setelah Adipati Tjitrosomo VI kembali dari [[Tuban]] tahun 1838, ia mendapatkan kepercayaan untuk menjabat sebagai Bupati Jepara yang kemudian di lanjutkan oleh Adipati Tjitrosomo VII. Pada tanggal 22 Desember 1857, ia digantikan oleh iparnya yang bernama Raden Tumenggung Citro Wikromo, yang kemudian berturut-turut di gantikan oleh K.R.M.A.A. Sosroningrat.
Pada tahun 1905, [[Koesoemo Oetoyo]] diangkat sebagai Bupati Jepara. Masa pemerintahannya bersamaan dengan munculnya pergerakan nasional yang menandai kebangkitan Bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Pada tahun 1927, Soekahar diangkat sebagai pengganti. Masa pemerintahan bupati ini berakhir bersamaan dengan jatuhnya [[Hindia Belanda]] ke tangan Militer Jepang bulan Maret 1942, yaitu beberapa waktu setelah tentara Jepang berada di Jepara. Pada awal kekuasaan [[Jepang]], Bupati Jepara dipercayakan pada R.A.A. Soemitro Oetoyo yang menjabat hingga awal kemerdekaan, yaitu hingga bulan Desember 1949.
-->
[[Berkas:Ansicht Japare Java.jpg|jmpl|200px|Pemandangan kota [[Jepara, Jepara|Jepara]] di sekitar tahun 1650, dengan latar belakang Gunung Muria.]]
[[Berkas:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een groep houtsnijders uit Japara aan het werk TMnr 10017719.jpg|jmpl|200px|Pengukir Jepara di zaman kolonial]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het huis van het dorpshoofd van Bawoe TMnr 10017364.jpg|jmpl|200px|Rumah warga Jepara era Hindia Belanda.]]
Asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara, dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat permukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku “Sejarah Baru Dinasti Tang (
Menurut seorang penulis Portugis bernama [[Tomé Pires]] dalam bukunya “[[Suma Oriental]]”, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan yang kecil yang baru dihuni oleh
Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadi mata rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat digantikan oleh ipar [[Faletehan]] /Fatahillah yang berkuasa (
Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di Bukit Danaraja. Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Nimas Ratu Kalinyamat.
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (
Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke [[Malaka]] guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Adalah tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai ''Rainha de Jepara Senora de Rica'', yang artinya Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.
Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hampir 40 buah kapal yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun, serangan ini gagal, ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat dalam upaya mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara Portugis dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara Kalinyamat.
Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan gentar menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang pada abad 16 itu sedang dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.
Baris 110 ⟶ 159:
Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal di antaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai ''Quilimo''.
Walaupun demikian, akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka. Namun,
Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang disebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu, tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa dalam membudayakan
Menurut catatan sejarah, Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di Desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadirin. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat, dan mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu dia dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala ''Trus Karya Tataning Bumi'' atau terus bekerja keras membangun daerah.
Untuk Tahun 2010 ini, Jepara telah mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis terhadap produk
=== Kerajaan ===
Baris 124 ⟶ 173:
== Pemerintahan ==
===
{{utama|Daftar Bupati Jepara}}
[[Berkas:Jepara Regency Office.JPG|jmpl|220px|ka|Kantor bupati Jepara tahun 2011]]
Bupati yang menjabat di kabupaten Jepara saat ini ialah [[Edy Supriyanta]], yang bertugas sebagai penjabat bupati. Sebelumnya, posisi bupati Jepara dijabat oleh [[Ahmad Marzuqi]] sebagai pemenang dalam [[Pemilihan umum Bupati Jepara 2017]], bersama wakil bupati terpilih, [[Dian Kristiandi]]. Bagi Ahmad, jabatan tersebut merupakan jabatan periode kedua sebagai bupati Jepara. Namun pada 13 Mei 2019, Ahmad Marzuqi ditangkap oleh [[Komisi Pemberantasan Korupsi]] atas kasus suap Hakim Pengadilan Negeri Semarang dan divonis tiga tahun penjara pada 2019.<ref>{{Cite web|last=Amali|first=Zakki|date=2019-09-03|title=Bupati Jepara Nonaktif Ahmad Marzuqi Divonis 3 Tahun Penjara|url=https://tirto.id/bupati-jepara-nonaktif-ahmad-marzuqi-divonis-3-tahun-penjara-ehtL|website=[[Tirto.id]]|language=id|access-date=2021-05-23|archive-date=2023-04-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230409101620/https://tirto.id/bupati-jepara-nonaktif-ahmad-marzuqi-divonis-3-tahun-penjara-ehtL|dead-url=no}}</ref> Pelaksana tugas bupati kemudian dijabat oleh [[Dian Kristiandi]]. Setelah menjabat selama kurang lebih setahun, ia dilantik sebagi bupati Jepara, pada 2 Juni 2020.<ref>{{Cite web|date=2020-06-02|title=Lantik Bupati Jepara, Ini Pesan Ganjar|url=https://jatengprov.go.id/publik/lantik-bupati-jepara-ini-pesan-ganjar/|website=Portal Resmi Provinsi Jawa Tengah|language=id|access-date=2021-05-23|archive-date=2023-04-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230410010739/https://jatengprov.go.id/publik/lantik-bupati-jepara-ini-pesan-ganjar/|dead-url=no}}</ref> Selanjutnya, setelah masa tugas Dian sebagai bupati berakhir, jabatan bupati sebagai penjabat bupati diserahkan kepada [[Edy Supriyanta]], sejak 22 Mei 2022. Edy sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi [[Jawa Tengah]].<ref>{{cite web|last=Priyanto|first=Hadi|date=22 Mei 2022|url=https://jatenginfo.inews.id/read/85763/ini-dia-bupati-baru-kabupaten-jepara|title=Ini Dia Bupati Baru Kabupaten Jepara|website=jatenginfo.inews.id|accessdate=7 Agustus 2023|archive-date=2023-08-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20230807135948/https://jatenginfo.inews.id/read/85763/ini-dia-bupati-baru-kabupaten-jepara|dead-url=no}}</ref>
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
! Foto
! Bupati
! Mulai Jabatan
! Akhir Jabatan
! Wakil Bupati
|-
|
|[[Edy Supriyanta]]<br>(penjabat)
|2022
|[[Petahana]]
|''Lowong''
|}
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jepara}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jepara}}
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Jepara}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Jepara}}
== Referensi ==
{{reflist}}
=== Buku ===
* {{Cite book|date=2017|url=https://anri.go.id/download/naskah-sumber-arsip-citra-daerah-kabupaten-jepara-dalam-arsip-1586395697|title=Citra Daerah Kabupaten Jepara Dalam Arsip|publisher=[[Arsip Nasional Republik Indonesia]]|isbn=978-602-6503-09-1|format=PDF|ref={{harvid|ANRI|2017}}|url-status=live|layurl=https://anri.go.id/sekitar-arsip/arsip-statis/naskah-sumber}}
== Pranala luar ==
* {{id}} {{resmi|http://www.jeparakab.go.id}}
{{Kabupaten Jepara}}
{{Jateng}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Kabupaten Jepara| ]]
|