Waturaka, Kelimutu, Ende: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k fix |
||
(14 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Cleanup|reason=belum ada paragraf pembuka dan subjudul|date=Maret 2023}}
'''
Potensi pertanian holtikultura yang ada dan panorama keindahan alam yang memanjakan mata, udara bersih dan berhawa dingin serta dipadukan dengan nilai-nilai kearifan budaya yang sakral dan luhur, menjadikan Desa Waturaka sudah dikembangkan secara swadaya dengan keterlibatan masyarakat yang seluas-luasnya menjadi sebuah desa wisata dengan konsep agro wisata.
Yang
Penduduk Desa Waturaka yang pada awalnya adalah petani-petani tradisional sekarang justru bertransformasi menjadi petani pariwisata. Semua potensi pariwisata yang ada digairahkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakatnya ''(Fai walu ana kalo).''Selain potensi agro wisata, potensi wisata alam yang ada di Desa Waturaka adalah seperti air terjun ''Muru Keba'', pemandian air panas ''Liasembe'', pemandian air panas Liasembe, pemandian air panas ''Kolorongo'', sumber uap panas ''Mutu Lo,o''. Yang tidak kalah menarik adalah berbagai atrakasi budaya yang dimainkan sanggar seni “ ''Nuwa Nai''” dengan alat musik khasnya “ ''Sato”''.<ref>{{Cite web|url=https://gpswisataindonesia.info/2017/11/desa-wisata-waturaka-ende-ntt/|title=Desa Wisata Waturaka Ende NTT|last=admin|language=en-US|access-date=2019-09-02}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Di Indonesia mungkin hanya di Desa Waturaka yang sudah benar-benar menjadikan masyarakat desa sendiri sebagai subyek utama kegiatan keparwisataan di desanya. Mereka tidak lagi menjadi ‘ pemain cadangan” apalagi menjadi penonton tapi mereka sudah dijadikan “pemain-pemain utama”. Inilah idealnya dan harus menjadi contoh bagi desa-desa wisata lainnya di Indonesia. Kalau selama ini kegiatan kepariwisataan yang diuntungkan adalah para pemilik modal atau kaum kapitalis justru di Desa Waturaka masyarakatnya sendiri yang meningkat kesejahteraanya, mereka dibuat gembira ria dan bahagia atas potensi yang dimiliki.
Baris 13 ⟶ 14:
Keberhasilan pelaksanaan program ''Community Based Tourism'' (CBT) atau pariwisata berbasis masyarakat di Desa Waturaka tidaklah terlepas dari pelopor dan penggerak utama yakni Bapak Ignasius Leta Odja. Pria kelahiran Waturaka 11 April 1964 ini melakukan kerja – kerja luar biasa sehingga menjadikan Desa Waturaka mendapat penghargaan sebagai desa wisata alam terbaik nasional 2017 dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.<ref name=":0" />
Seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun melalui kerjasama dengan beberapa travel agent, atas inisiatif Pokdarwis Desa Waturaka sekarang sudah ada 17 ''Home Stay'' yang disiapkan sebagai penginapan agar para wisatawan berlama-lama di Desa Waturaka.
Yang menjadi keunikan tersendiri di Desa Waturaka adalah kalau biasanya di destinasi wisata lain para wisatawan menginap dan makan minum di hotel dan restaurant mewah, justru disini para wisatawan menginap dan makan minum bersama dirumah-rumah penduduk yang sudah dijadikan ''Home Stay''.<ref name=":0" />
Baris 21 ⟶ 22:
Kedepannya Desa Wisata Waturaka akan terus dikembangkan sebagai model pembanguna pariwisata berbasis masyarakat (''Community Based Tourism'' (CBT) yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.<ref name=":1" />
[[Kategori:Kelimutu, Ende]]
▲== Referensi : ==
[[Kategori:Desa di Kabupaten Ende]]
[[Kategori:Desa di Nusa Tenggara Timur]]
|