D. N. Aidit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan suntingan berniat baik oleh Khanzaaulia (bicara): Bukan sumber tepercaya. (Notto Disu Shitto Agen ⛔)
Tag: Pembatalan
Irfan Alli Occo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(66 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-semi-indef|small=yes}}
{{Infobox officeholder
| name = D.N. Aidit
| image = DNAiditDNAidit1963.jpg
| caption = D.N. Aidit, {{circa|1963}}
| office = [[Kategori:Daftar Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara]] ke-1
|office = Sekretaris Jenderal Komite Sentral<br />[[Partai Komunis Indonesia]]
| president = [[Sukarno]]
|term_start = 1950-an
| alongside = [[Idham Chalid]], [[Ali Sastroamidjojo]] dan [[Wilujo Puspojudo]]
|term_end = 1965
| term_start = 15 September 1960
|birth_name =
| term_end = 1 Oktober 1965
|birth_date = {{Birth date|1923|7|30|}}
| 1blankname = [[Daftar Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|Ketua]]
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Tanjung Pandan]], [[Hindia Belanda]]
| 1namedata = [[Chairul Saleh]]
|death_date = {{Death date and age|1965|11|22|1923|7|30}}
| predecessor = Jabatan dibentuk
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Boyolali]], [[Indonesia]]
| successor = {{plainlist|
|nationality = {{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
* [[Osa Maliki Wangsadinata|Osa Maliki]]
|organization = [[Partai Komunis Indonesia]]
* [[Mashudi]]
|education =
* Mohammad Subchan Z. E.
|occupation = Politikus
* [[Melanchton Siregar]]
|known_for = Pemimpin Senior [[Partai Komunis Indonesia]]
|years_active =
|spouse = [[Soetanti]]
|website =
|children = Ibarruri Putri Alam, Ilya Aidit, Iwan Aidit, [[Ilham Aidit]], Irfan Aidit
|signature = DN Aidit tanda tangan.svg
}}
| office1 = [[Daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat 1956–1959|Anggota Dewan Perwakilan Rakyat]]
'''Dipa Nusantara Aidit''' ({{lahirmati|[[Tanjung Pandan, Belitung]]|30|7|1923|[[Boyolali]], [[Jawa Tengah]]|22|11|1965}})<ref name="Ricklefs_288">{{cite book|last=Ricklefs|first=M. C.|title=A History of Modern Indonesia since c.1300|edition=2nd|publisher=MacMillan|year=1991|page=288|isbn=0-333-57689-6 }}</ref> adalah seorang pemimpin senior [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI). Lahir dengan nama '''Ahmad Aidit''' di [[Pulau Belitung]], ia akrab dipanggil "Amat" oleh orang-orang yang akrab dengannya. Aidit mendapat pendidikan dalam sistem kolonial Belanda.
| term_start1 = 4 Maret 1956
| term_end1 = 5 Juli 1959
| constituency1 = [[Jawa Tengah]]
| predecessor1 = Konstituensi dibentuk
| successor1 = Legislatif dibubarkan
|office office2 = [[Daftar Ketua Umum Partai Komunis Indonesia|Sekretaris Jenderal Komite Sentral<br />[[Partai Komunis Indonesia]]
| term_start2 = Januari 1951
| term_end2 = 22 November 1965
| 2blankname2 = Wakil Ketua Pertama
| 2namedata2 = [[M.H. Lukman]]
| 3blankname2 = {{nowrap|Wakil Ketua Kedua}}
| 3namedata2 = [[Njoto]]
| predecessor2 = [[Alimin]]
| successor2 = [[Sudisman]]
| birth_date = {{Birth date|1923|7|30|}}
| birth_place = [[Tanjungpandan, Belitung|Tanjungpandan]], [[Pulau Belitung|Billiton]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{Death date and age|1965|11|22|1923|7|30}}
| death_place = {{flagicon[[Kabupaten Boyolali|Indonesia}}Boyolali]], [[BoyolaliJawa Tengah]], [[Indonesia]]
| death_cause = [[Eksekusi kilat]] di sumur tua Batalyon 444 Boyolali{{sfn|Zulkifli|Hidayat|2010|p=77}}{{sfn|Roosa|2006|p=69}}
| resting_place = Tidak diketahui
|organization party = [[Partai Komunis Indonesia]]
| education = Middestand Handel School
| years_active =
| website =
| parents = [[Abdullah Aidit]] <br> Nyi Ayu Mailan
| children = 5, termasuk [[Ilham Aidit]]
| spouse = [[{{marriage|Soetanti]]|1948}}
| birth_name = Achmad Aidit
}}
'''Dipa Nusantara Aidit''' ({{lahirmati|[[Tanjung Pandan, Belitung]]|30|7|1923|[[Boyolali]], [[Jawa Tengah]]|22|11|1965}})<ref name="Ricklefs_288">{{cite book|last=Ricklefs|first=M. C.|title=A History of Modern Indonesia since c.1300|edition=2nd|publisher=MacMillan|year=1991|page=288|isbn=0-333-57689-6 }}</ref> adalah seorang pemimpinpolitikus senior[[Komunisme|komunis]] Indonesia, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) dari tahun 1951 hingga eksekusi kilatnya pada saat [[Pembantaian di Indonesia 1965–1966|pembantaian di Indonesia 1965-1966]]. Lahir dengan nama '''AhmadAchmad Aidit''' di [[Pulau Belitung]], ia akrab dipanggil "Amat" oleh orang-orang yang akrab dengannya. Aidit mendapat pendidikandididik dalam sistem pendidikan [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]].
 
== Biografi ==
=== Kehidupan awal ===
Ia dilahirkan dengan nama '''Achmad Aidit''' di [[Pulau Belitung|Belitung]], dan dipanggil "Amat" oleh orang-orang yang akrab dengannya. PadaIa masamerupakan kecilnya, Aidit mendapatkan pendidikan Belanda. Ayahnya,anak [[Abdullah Aidit]], ikutyang sertapernah memimpin gerakan pemuda di Belitung dalam melawan kekuasaan kolonial Belanda, dan setelah merdeka sempat menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Sementara|DPRS]] mewakili rakyat Belitung. Abdullah Aidit juga pernah mendirikan sebuah perkumpulan keagamaan, "Nurul Islam", yang berorientasi kepada [[Muhammadiyah]]. Keluarga Aidit berasal-usul dari [[Maninjau, Tanjung Raya, Agam|Maninjau]], [[Kabupaten Agam|Agam]], [[Sumatra Barat]].<ref>[https://www.youtube.com/watch?v=404rNVuaqUA "50 Tahun G30S/PKI: Perlukah Negara Minta Maaf ?"] ''[[Indonesia Lawyers Club|ILC]], [[Youtube]]'', 29 September 2015. Diakses 30 September 2015.</ref>
 
Adapun ibu D.N. Aidit bernama Mailan.<ref>{{Cite book|date=2010|url=https://books.google.com/books?id=4f_38rZxB9sC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA19&dq=%22Mailan%22+aidit&hl=id|title=Aidit: dua wajah Dipa Nusantara|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-979-9102-79-9|language=id}}</ref> Sang ibu berasal dari keluarga ningrat Belitung, putri dari Ki Agus Haji Abdul Rachman dan Nyayu Aminah. Ki Agus dikenal sebagai peneroka [[Batu Itam, Sijuk, Belitung|kampung Batu Itam]] sekaligus tuan atas tanah yang dibukanya.<ref name=":1">{{Cite book|last=Aidit|first=Murad|date=2005|url=https://books.google.com/books?id=B3duAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22diadakan+penyelidikan+se-+cara+mendalam%22&q=kerajaan&hl=id|title=Aidit, Sang legenda|publisher=Panta Rei|isbn=978-979-98443-3-0|language=id}}</ref> Asal-usul Aminah masih belum jelas, tetapi sumber sekunder menyebut leluhur ibu Aidit datang dari [[Maninjau, Tanjung Raya, Agam|Nagari Maninjau]], [[Sumatera Barat]].<ref name=":1" /><ref name=":0" />
 
Aidit merupakan anak sulung dari empat bersaudara. Sang ayah meninggal selagi Aidit masih kecil sehingga ia dibesarkan oleh ayah tiri.<ref name=":0">{{Cite book|last=Rosamona|date=1967|url=https://books.google.com/books?id=tYUdAAAAMAAJ&newbks=0&hl=id|title=Matinja Aidit, Marsekal Lubang-Buaja|publisher=Inkopak-Hazera|language=id}}</ref> Aidit memiliki dua saudara tiri, yaitu [[Asahan Alham|Asahan]] dan [[Sobron Aidit|Sobron]].
 
Setelah menamatkan pelajaran HIS di Bangka, ia bertolak ke Jawa. Ia dititipkan oleh sang ibu pada orang sekampungnya, Maninjau, yang telah lama merantau dan menetap di Bandung, yakni [[Mohammad Isa Anshary|Isa Anshari]]. Selama hampir empat tahun, Aidit tinggal bersama keluarga [[Mohammad Isa Anshary|Isa Anshari]] sehingga mereka sudah layaknya adik-kakak.<ref name=":0" /> Hubungan pribadi Aidit dan Isa tetap terpelihara sampai kelak mereka menjadi lawan politik. Mereka masih rutin bertemu, bahkan Aidit pernah membawakan buku tentang komunisme untuk putra sulung Isa Anshary, [[Endang Saifuddin Anshari]].<ref>{{Cite book|last=Pandoe|first=Marthias Dusky|date=2001|url=https://books.google.com/books?id=TRJlAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Endang+Sjaifuddin+MA+pernah+dibawakan+Aidit+oleh++%22&q=%22Endang+Sjaifuddin+MA+pernah+dibawakan+Aidit+oleh++%22&hl=id|title=A nan takana (apa yang teringat): memoar seorang wartawan|publisher=Kompas|isbn=978-979-709-002-9|language=id}}</ref>
 
Menjelang dewasa, Achmad Aidit mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit.{{sfn|Zulkifli|Hidayat|2010|pp=24-25}} Ia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang menyetujuinya begitu saja.
 
=== Karier politik ===
[[Berkas:DN Aidit speaking at PKI election meeting 1955.jpg|150px|kiri|jmpl|DND.N. Aidit berbicara dalam kampanye PKI pada Pemilu 1955]]
Pada [[1940]], ia mendirikan perpustakaan "Antara" di daerah Tanah Tinggi, [[Senen]], [[Jakarta Pusat]]. Setelah itu, Aidit dan teman seindekosnya yang bernama Mochtar mengusahakan sebuah penjahitan yang juga diberi nama "Antara". Lokasinya yang strategis menjadikannya tempat mangkal aktivis pada masa itu, seperti [[Adam Malik]] dan [[Chaerul Saleh]]. Di sini, berkumpul pula para seniman yang terkenal dengan nama [[seniman Senen]]. Sebagian besar terdiri atas para pendatang dari Minangkabau yang banyak berjualan dan membuka restoran.<ref>{{Cite book|last=Aidit|first=Murad|date=2005|url=https://books.google.com/books?id=B3duAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Sebagian+besar+terdiri+atas+para+pendatang+dari+%22&q=senen&hl=id|title=Aidit, Sang legenda|publisher=Panta Rei|isbn=978-979-98443-3-0|language=id}}</ref>
Menjelang dewasa, Achmad Aidit mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit.{{sfn|Zulkifli|Hidayat|2010|pp=24-25}} Ia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang menyetujuinya begitu saja.
 
Dari Belitung,Kemudian Aidit berangkat ke Jakarta, dan pada [[1940]], ia mendirikan perpustakaan "Antara" di daerah Tanah Tinggi, [[Senen]], [[Jakarta Pusat]]. Kemudian ia masuk ke Sekolah Dagang ("Handelsschool"). Ia belajar teori politik [[Marxis]] melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda (yang belakangan berganti nama menjadi [[Partai Komunis Indonesia]]). Dalam aktivitas politiknya itu pula ia mulai berkenalan dengan orang-orang yang kelak memainkan peranan penting dalam politik Indonesia, seperti [[Adam Malik]], [[Chaerul Saleh]], [[Soekarno|Bung Karno]], [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]], dan [[Mohammad Yamin]]. Menurut sejumlah temannya, Mohammad Hatta mulanya menaruh banyak harapan dan kepercayaan kepadanya, dan AchmadAidit menjadi anak didik kesayangan Hatta. Namun belakangan mereka berseberangan jalan dari segi ideologi politiknya.{{Butuh rujukan}}
 
Meskipun ia seorang Marxis dan anggota Komunis Internasional (Komintern), Aidit menunjukkan dukungan terhadap paham [[Marhaenisme]] [[Sukarno]]<ref>[http://www.lib.monash.edu.au/exhibitions/asia/virtual/photos/photo18.html lib.monash.edu.au]</ref> dan membiarkan partainya berkembang tanpa menunjukkan keinginan untuk merebut kekuasaan. Sebagai balasan atas dukungannya terhadap Sukarno, ia berhasil menjadi Sekjen PKI, dan belakangan Ketua. Di bawah kepemimpinannya, PKI menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia, setelah [[Uni Soviet]] dan [[Tiongkok]]. Ia mengembangkan sejumlah program untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti [[Pemuda Rakyat]], [[Gerwani]], [[Barisan Tani Indonesia]] (BTI), [[Lekra]], dan lain-lain.
 
Dalam kampanye [[Pemilu 1955]], Aidit dan PKI berhasil memperoleh banyak pengikut dan dukungan karena program-program mereka untuk rakyat kecil di Indonesia. Dalam dasawarsa berikutnya, PKI menjadi pengimbang dari unsur-unsur konservatif di antara partai-partai politik Islam dan militer. Berakhirnya sistem parlementer pada tahun 1957 semakin meningkatkan peranan PKI, karena kekuatan ekstra-parlementer mereka. Ditambah lagi karena koneksi Aidit dan pemimpin PKI lainnya yang dekat dengan Presiden Sukarno, maka PKI menjadi organisasi massa yang sangat penting di Indonesia.{{Butuh rujukan}}
 
=== Peristiwa G-30-S ===
{{utama|Gerakan 30 September}}
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 183-57000-0312, Berlin, V. SED-Parteitag, 3.Tag.jpg|jmpl|250px|DND.N. Aidit saat memberikan sambutan pada ulang tahun ke-5 [[Partai Persatuan Sosialis Jerman]] (''Sozialistische Einheitspartei Deutschlands'') di [[Berlin]] (1958).]]
Pada [[1965]], PKI menjadi salah satu partai politik terbesar di Indonesia, dan menjadi semakin berani dalam memperlihatkan kecenderungannya terhadap kekuasaan. Pada tanggal [[30 September]] [[1965]] terjadilah tragedi nasional yang dimulai di [[Jakarta]] dengan diculik dan dibunuhnya enam orang [[jenderal]] dan seorang [[perwira]]. Peristiwa ini dikenal sebagai [[Peristiwa G-30-S]].{{Butuh rujukan}}
 
Aidit dituduh sebagai dalang peristiwa ini. Dan dia akhirnya dihukum mati oleh militer.{{Butuh rujukan}}
Pemerintah [[Orde Baru]] di bawah Jenderal [[Soeharto]] mengeluarkan versi resmi dia bahwa PKI-lah pelakunya, dan sebagai pimpinan partai, Aidit dituduh sebagai dalang peristiwa ini. Tuduhan ini tidak sempat terbukti, karena Aidit meninggal dalam pengejaran oleh militer ketika ia melarikan diri ke [[Yogyakarta]] dan dibunuh di sana oleh militer.
 
=== Kematian dan kontroversi ===
Ada beberapa versi tentang kematian DND.N. Aidit ini. Menurut versi pertama, Aidit tertangkap di [[Jawa Tengah]], lalu dibawa oleh sebuah batalyon [[Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat|Kostrad]] ke [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]]. Kemudian ia dibawa ke dekat sebuah sumur dan disuruh berdiri di situ. Kepadanya diberikan waktu setengah jam sebelum "diberesi". Waktu setengah jam itu digunakan Aidit untuk membuat pidato yang berapi-api. Hal ini membangkitkan kemarahan semua tentara yang mendengarnya, sehingga mereka tidak dapat mengendalikan emosi mereka. Akibatnya, mereka kemudian menembaknya hingga mati. versiVersi yang lain mengatakan bahwa ia diledakkan bersama-sama dengan rumah tempat ia ditahan. Betapapun juga, sampai sekarang tidak diketahui di mana jenazahnya dimakamkan.{{Butuh rujukan}}
 
Selain kematiannya, kelahiran Aidit pun bermacam-macam versi. Beberapa mengatakan Aidit kelahiran [[Medan]], [[30 Juli]] [[1923]] dengan nama lengkap Dja'far Nawi Aidit. Keluarga Aidit konon berasal dari [[Maninjau]], [[Sumatra Barat]] yang pergi merantau ke Belitung.<ref>{{cite book|author=Dusky Pandoe, Marthias|title=Jernih Melihat, Cermat Mencatat|publisher= Kompas, Jakarta|year=2010|id= }} Halaman 43.</ref> Namun banyak masyarakat Maninjau tidak pernah mengetahui dan mengakui hal itu.
 
== Tulisan ==
DND.N. Aidit banyak menuliskan pikiran-pikirannya dalam sejumlah buku dan tulisan. Sebagian daripadanyadaripada buku dan tulisannya adalah:
 
{{col-css3-begin|2}}
Baris 83 ⟶ 114:
* Perkuat persatuan nasional dan persatuan komunis!: laporan politik ketua CC PKI kepada Sidang Pleno ke-III CC PKI pada achir tahun 1961 (1961)
* Anti-imperialisme dan Front Nasional (1962)
* Setudju Manipol harus setudju NasakomnNasakom (1962)
* Pengantar etika dan moral komunis (1962)
* Tentang Marxisme (1962)
Baris 104 ⟶ 135:
* "The Indonesian revolution and the immediate tasks of the Communist Party of Indonesia" (1964)
* Untuk bekerdja lebih baik dikalangan kaum tani (1964)
* Dengan semangat banteng merah mengkonsolidasi organisasi Komunis jang besar: Djadilah Komunis jang baik dan lebih balkbaik lagi! (1964)
* Kobarkan semangat banteng! - Madju terus, pantang mundur! Laporan politik kepada sidang pleno ke-II CCPKI jang diperluas dengan Komisi Verifikasi dan Komisi Kontrol Central di Djakarta tanggal 23-26 Desember 1963 (1964) / bahasa Inggris: Set afire the banteng spirit! - ever forward, not retreat! - political report to the second plenum of the Seventh Central Committee Communist Party of Indonesia, enlarged with the members of the Central, 1963 (1964)
* Kaum tani mengganjang setan-setan desa: laporan singkat tentang hasil riset mengenai keadaan kaum tani dan gerakan tani Djawa Barat (1964)
Baris 125 ⟶ 156:
== Pranala luar ==
{{wikisource}}
* {{id}} [http://www.lallement.com/sobron/serba03.htm/ Serba-serbi kehidupan DN Aidit]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2007/10/01/LU/ Kisah Aidit oleh TempoInteraktif] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120630115021/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2007/10/01/LU/ |date=2012-06-30 }}
 
{{Pergolakan politik Indonesia 1965}}
 
{{DEFAULTSORT:Aidit, D.N.}}
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Komunis Indonesia]]
[[Kategori:Ideolog Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Komunis Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1956–1959]]
[[Kategori:Tokoh korban pembersihan komunis Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh komunis Indonesia yang dieksekusi]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Melayu IndonesiaMuhammadiyah]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Politikus Minangkabau]]
[[Kategori:PolitikusTokoh Partai KomunisMelayu Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Kepulauan Bangka Belitung]]
[[Kategori:Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Indonesia yang dieksekusi]]