Gajah, Sambit, Ponorogo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Me iwan (bicara | kontrib)
k /* Sejarah Desa Gajah memang menjadi bahan pembicaraan bagi penduduk Gajah sendiri maupun Desa lain yang pernah ada hubungan famili maupun hal lain, khususnya bagi pengamat sejarah yang ingin mengkaji lebih jauh tentang latar belakang daerah yang merupakan tempat pertama penyebaran penduduk di Gajah. Dahulu Gajah merupakan hutan belantara banyak pohon-pohon dan hewan liar hal ini masih bisa dibuktikan seperti di koripan Ngrancah Sarehan Gobok dan masih banyak lagi yang belum diuraikan disini....
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k /* Sejarah Desa Gajah memang menjadi bahan pembicaraan bagi penduduk Gajah sendiri maupun Desa lain yang pernah ada hubungan famili maupun hal lain, khususnya bagi pengamat sejarah yang ingin mengkaji lebih jauh tentang latar belakang daerah yang merupakan tempat pertama penyebaran penduduk di Gajah. Dahulu Gajah merupakan hutan belantara banyak pohon-pohon dan hewan liar hal ini masih bisa dibuktikan seperti di koripan Ngrancah Sarehan Gobok dan masih banyak lagi yang belum diuraikan disini....
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 18:
'''''<u>SEJARAH DESA GAJAH</u>'''''
 
=== Sejarah Desa Gajah memang menjadi bahan pembicaraan bagi penduduk Gajah sendiri maupun Desa lain yang pernah ada hubungan famili maupun hal lain, khususnya bagi pengamat sejarah yang ingin mengkaji lebih jauh tentang latar belakang daerah yang merupakan tempat pertama penyebaran penduduk di Gajah. Dahulu Gajah merupakan hutan belantara banyak pohon-pohon dan hewan liar hal ini masih bisa dibuktikan seperti di koripan Ngrancah Sarehan Gobok dan masih banyak lagi yang belum diuraikan disini. Banyak cerita tentang asal usul penduduk Gajah pertama kali dari keturunan Paku Alam III putra dari Istri Selir putra Paku Alam II dengan permaisuri di Tegal Sari Jetis Hasan Besari. Putra Alam III dari putri istri Selir pertama tidak diketahui namanya, sedangkan istri paku alam dengan selir II mempunyai anak yang jumlahnya 5 (lima). ===
 
Putra pertama oleh sang raja disuruh supaya berkelana ke pantai selatan yaitu, Ngrayun, trenggalek,dan panggul. Anak ke dua ikut kakaknya di panggul. Suatu ketika oleh sang kakak maupun orang tua disuruh mencari tempat tinggal sendiri (babat lahan) penghidupan kearah utara dari panggul. Putra ke dua yang bernama Raden Donoharjo Kusuma menurut perintah kakaknya yang bernama Palang beliau menyusuri hutan ke utara termasuk wilayah Sambit selatan. Sampailah beliau di Gobok dan menginap sebentar disana setelah menginap lalu melanjutkan perjalanan, diperjalanan beliau ingat membawa tongkat tapi tertinggal di gobok, sampai sekarang penduduk setempat menamai sarehan gobok. Raden Donoharjo Kusumo terus menuju sebelah barat karena daerah dipandang agak datar lewat gunung caruk disana menggali tanah sebentar dan menurut cerita di gunung caruk banyak menyimpan benda-benda berharga yaitu, emas, perak, perunggu dan lain sebagainya sampai sekarang. Pada tahun 1700 Raden Donoharjo Kusuma datang di desa Gajah tepatnya 500m arah utara dari balai desa Gajah, menuruti perintah kakaknya yaitu Raden Palang, untuk memohon petunjuk dari yang maha kuasa (bersemedi) agar kiranya beliau diperkenankan membuka lahan penghidupan. Selanjutnya tak terduga beliau tertidur sampai kesiangan (karipan bahasa jawa) maka tempat tersebut dinamakan Lingkungan koripan asal kata karipan dan tempat pertama kahuripan (untuk hidup). Tahun demi tahun beliau sekeluarga terus menetap di daerah tersebut, punya putra yang bernama Joyo Kusuma. Joyo Kusuma menikah punya putra bernama Joyo Karsa. dalam kehidupannya beliau termasuk orang sufi yang sangat terkenal. Diwaktu hidupnya beliau pernah menanam kelapa, anehnya yang ditanam kulitnya (sepet jawa) bukan isinya ternyata bisa tumbuh menjadi pohon kelapa. Hingga ratusan tahun anehnya lagi buahnya tidak ada isinya melainkan kulit semua (sepet kabeh ''jawa''). Beliau juga pernah menanam buah nangka anehnya lagi yang ditanam bukan isinya (beton jawa) melainkan (dami jawa) ternyata tumbuh pohon besar dan ajaibnya apabila dipotong/diambil getahnya, selain ahli warisnya/nasabnya maka yang keluar warnanya merah, kedua tanaman tersebut punah sekitar tahun 1970 an. Kelebihan beliau pada saat penjajah belanda akan masuk desa Gajah selalu gagal sebab setiap sampai di hutan kuwik Belanda badannya lemas tidak berdaya dan akhirnya pulang. Beliau ahli pikir untuk masa depan termasuk orang yang ahli merencanakan (ngrancang) hal-hal yang sangat berharga maka tempat tinggalnya dinamakan Dusun Ngrancah dari kata ngrancang kencana. Maka setelah tahu masyarakat Ponorogo selatan bahwa di Gajah aman untuk mengungsi sewaktu-waktu ada serangan dari VOC Belanda. Banyak penduduk yang mengungsi terutama dari warga Jetis sampai akhirnya menetap di Desa Gajah. Begitulah sekilas diantara kelebihan Raden Joyo Karsa
Baris 72:
13. Setelah AGUS WIJAYA Kepala Desa Gajah diteruskan oleh JOKO SUTRISNO dari Tahun 2007 – 2013.
 
14. Setelah akhir masa jabatan JOKO SUTRISNO kepemimpinan Desa Gajah diteruskan oleh WINTORO, S.E. dari Dukuh Gajah yang memerintah mulai tahun 2013 sampai sekarang.{{Sambit,Tahun Ponorogo}}2019
 
15. Kemudian Pemerintahan Desa Gajah dipimpin oleh AGUS WIJAYA dari Dukuh Ngrancah hasil dari Pemilihan Kepala Desa Serentak kabupaten Ponorogo pada Tahun 2019 sampai sekarang{{Sambit, Ponorogo}}
 
{{Authority control}}
{{kelurahan-stub}}