Arianisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ridwanong (bicara | kontrib)
Wadaihangit (bicara | kontrib)
k Menambahkan foto ke halaman #WPWP
 
(97 revisi perantara oleh 50 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Distinguish|text=ideologi rasis [[Ras Arya|Aryanisme]]}}
{{Christianity}}
{{Distinguish|Arminianisme}}
'''Arianisme''' adalah sebuah pandangan [[Kristologi|kristologis]] yang dianut oleh para pengikut [[Arius]], seorang presbiter Kristen yang hidup dan mengajar di [[Alexandria]], Mesir, pada awal [[abad ke-4]]. Arius mengajarkan bahwa berbeda dengan [[Allah Bapa]], [[Yesus|Allah Anak]] tidak sama-sama kekal dengan Sang Bapa. Ia mengajarkan bahwa [[Yesus]] sebelum [[Inkarnasi (Kristen)|menjelma]] adalah makhluk ilahi, namun ia diciptakan oleh Sang Bapa pada suatu saat tertentu -- dan oleh karenanya statusnya lebih rendah daripada Sang Bapa. Sebelum penciptaan-Nya itu, Sang Putra tidak ada. Dalam bahasa yang lebih sederhana, kadang-kadang dikatakan bahwa kaum Arian percaya bahwa Yesus, dalam konteks ini, adalah suatu "makhluk". Kata yang digunakan dalam pengertian aslinya adalah "makhluk ciptaan."
{{Short description|Penatua gereja di Libya, Aleksandria, pendiri madzhab Arianisme (wafat 336)}}
{{Other uses}}
{{Infobox theologian
| name= Arius
| image = Arius püspök.jpg
| image_size =
| alt=
| caption=Arius mempertahankan supremasi Tuhan Bapa di atas Yesus Kristus
| era= 3rd and 4th centuries AD
| birth_name=
| birth_date= 256
| birth_place=[[Ptolemais di Fenisia|Ptolemais]] (sekarang [[Libya]]), [[Kekaisaran Romawi]]
| death_date= 336 (aged 80)
| death_place=[[Constantinople]], [[Thracia]], [[Bizantium]] (sekarang [[Istanbul]])
| occupation=Presbyter (penatua gereja)
| language=[[Bahasa Yunani Koine|Yunani Koine]]
| tradition_movement= Arianisme
| notable_works=''Thalia''
}}
 
'''Arianisme''' ([[Bahasa Yunani Koine|Yunani Koine]]:'''Ἀρειανισμός, Areianismós''') adalah [[Kristologi|doktrin Kristologi]]<ref name="Steinacher" /><ref>{{Cite encyclopedia |title=Arianism |encyclopedia=Encyclopædia Britannica |url=https://www.britannica.com/topic/Arianism}}</ref><ref name="JE">{{Cite encyclopedia |url=http://www.jewishencyclopedia.com/articles/1757-arianism/ |title=ARIANISM |last=Kohler |first=Kaufmann |author-link=Kaufmann Kohler |last2=Krauss |first2=Samuel |encyclopedia=[[Jewish Encyclopedia]] |publisher=[[Kopelman Foundation]] |access-date=15 Mai 2020 |quote=Salah satu [[Bidaan dalam Kekristenan|bidah]] [[Gereja negara Kekaisaran Romawi|Kristen]], dicetuskan Arius, Uskup Aleksandria (wafat 336), yang mengajarkan bahwa Sang Putra tidak sehakikat ({{lang-el|ὁμοούσιος}}, ''homoousios''; {{lang-la|consubstantialis}}) dengan Sang Bapa, sehingga menimbulkan skisma di dalam Gereja, yang berdampak pada nasib orang Yahudi di berbagai negeri. Mengingat fakta bahwa kebanyakan [[suku Jermanik|suku rumpun Jermanik]]—misalnya [[Goth|Orang Goth]] Barat dan orang Goth Timur, maupun [[orang Franka]], [[Langobardi|orang Lombardi]], [[Suebi|orang Suevi]], dan [[Vandal|orang Vandal]]—dibaptis menjadi umat Kristen Arian, dan bahwa suku-suku ini menetap di daerah-daerah yang tersebar di bekas wilayah Kekaisaran Romawi, sejumlah besar orang Yahudi, yang sebelumnya sudah menetap di daerah-daerah tersebut, berada di bawah pemerintahan orang Kristen Arian. Berbeda dengan pemerintahan di daerah-daerah kekuasaan Gereja yang ortodoks, pemerintahan orang Kristen Arian secara bijak menoleransi dan bersikap lunak kepada umat beragama lain. Kebijakan ini terutama berpangkal pada rasa keadilan sederhana yang merupakan ciri khas alami pada kanak-kanak, tetapi dapat pula ditelusuri sumbernya sampai taraf tertentu kepada pokok-pokok kesesuaian tertentu antara doktrin Kristen Arian dan ajaran agama Yahudi, yakni pokok-pokok yang sepenuhnya absen dalam ajaran agama Kristen yang ortodoks. Ajaran Kristen Arian yang menitikberatkan hubungan subordinasi Sang Putra—yakni Mesias—dengan Allah Bapa jauh lebih mendekati [[Mesias dalam agama Yahudi|doktrin Yahudi mengenai Mesias]] daripada gagasan keilahian penuh Sang Putra yang dicanangkan di [[Konsili Nicea|Nikea]].}}</ref> [[anti-Tritunggal|nontrinitarian]]<ref name="Steinacher">{{Cite book |url=https://books.google.com/books?id=8RsGDAAAQBAJ&printsec=frontcover |title=Arianism: Roman Heresy and Barbarian Creed |last=Berndt |first=Guido M. |last2=Steinacher |first2=Roland |date=2014 |publisher=[[Routledge]] |isbn=978-14-09-44659-0 |quote=Arius hendak menggarisbawahi [[Transenden|transensensi]] dan esanya [[Allah Bapa|keilahian Allah]] [...]. Bagi Arius [[Monoteisme|hanya Allah]] yang tidak berawal, tidak diperanakkan, dan kekal. Dengan terminologi [[teologi negatif]], Arius menekankan monoteisme [[anti-Tritunggal|lewat berbagai macam cara baru]]. Allah hanya dapat dipahami sebagai [[Dewa pencipta|creator]]. Ia menyangkal kesamakekalan [[Logos (Kekristenan)|Logos]] dengan Allah karena jika benar demikian maka Allah akan hilang keunikan-Nya. Hanya Allah saja yang kekal, dan oleh karena itu tidak senantiasa merupakan Sang Bapa. [...] Berlandaskan ayat-ayat [[kitab Amsal]] ({{Alkitab|Amsal 8:22–25}}), Arius merumuskan dalilnya bahwa Sang Putra diciptakan. Bagi Arius, Logos sepenuhnya berada di sisi Yang Ilahi, tetapi lebih rendah daripada Allah.}}</ref> yang berpendirian bahwa [[Yesus Kristus]] adalah [[Anak Allah|Putra Allah]], yang diperanakkan [[Allah Bapa]],<ref name="Steinacher" /> dan berbeda dari Allah Bapa sehingga lebih rendah daripada Allah, dan bahwa Putra Allah juga adalah [[Allah Putra]] tetapi tidak sama kekalnya dengan Allah Bapa.<ref name="Steinacher" /><ref name="ehrmanblogariusalexander">{{Cite web |url=https://ehrmanblog.org/the-controversies-about-christ-arius-and-alexander/ |title=The Controversies about Christ: Arius and Alexander |last=Ehrman |first=Bart D. |authorlink=Bart D. Ehrman |website=The Bart Ehrman Blog}}</ref> Teologi Arian mula-mula dianggap berasal dari [[Arius]]<ref name="Steinacher" /><ref name="JE" /> ([[circa|''ca.'']] 256–336 M), seorang [[presbiter]] di [[Aleksandria|kota Aleksandria, Mesir]]. Istilah ''kaum Arian'' berasal dari nama Arius, dan (sama seperti istilah ''orang Kristen'') bukan sebutan yang mereka gunakan untuk menyebut diri sendiri, melainkan [[eksonim dan endonim|sebutan dari orang-luar]].<ref>{{Cite book |title=Archetypal heresy : Arianism through the centuries |last=Wiles, Maurice, 1923–2005. |date=1996 |publisher=Clarendon Press |isbn=9780191520594 |location=Oxford |pages=5 |oclc=344023364}}</ref> Ajaran-ajaran Arius dan para pendukungnya mengenai kodrat [[Tritunggal]] dan kodrat Kristus pada hakikatnya bertentangan dengan pandangan-pandangan teologis yang dianut umat Kristen [[Homoousion|Homoousian]]. [[Kristologi|Konsep Kristus]] Arian didasarkan atas keyakinan bahwa Putra Allah tidak senantiasa ada, tetapi diperanakkan di dalam waktu oleh Allah Bapa, dan oleh karena itu Yesus tidak sama kekalnya dengan Allah Bapa.<ref name="Steinacher" /><ref name="ehrmanblogariusalexander" />
Konflik antara Arianisme dan keyakinan [[Trinitarianisme|Trinitarian]] adalah konfrontasi doktriner besar pertama dalam Gereja setelah agama Kristen dilegalisasikan oleh Kaisar [[Konstantin I dari Kekaisaran Romawi|Konstantin I]]. Kontroversi tentang Arianisme ini meluas hingga sebagian besar dari abad ke-4 dan melibatkan sebagian terbesar anggota gereja, orang-orang percaya yang seerhana dan para biarawan, serta para uskup dan kaisar. Sementara Arianisme memang selama beberapa dasawarsa mendominasi di kalangan keluarga Kaisar, kaum bangsawan Kekaisaran dan para rohaniwan yang lebih tinggi kedudukannya, pada akhirnya Trinitarianismelah yang menang secara teologis dan politik pada akhir abad ke-4. dan sejak saat itu telah menjadi doktrin yang praktis tidak tertandingi di semua cabang utama Gereja Timur dan Barat. Arianisme, yang diajarkan oleh misionaris Arian [[Ulfilas]] kepada suku-suku Jermanik, memang bertahan selama beberapa abad di antara sejumlah suku Jermanik di Eropa barat, khususnya suku-suku [[Goth]] dan [[Longobard]] tetapi sejak itu tidak memainkan peranan teologis yang penting lagi.
 
Pertikaian terjadi antara kedua tafsir (Arianisme dan Homoousianisme) yang sama-sama didasarkan pada teologi ortodoks kala itu, masing-masing berusaha untuk memecahkan dilema teologinya.<ref name="ehrmanblogariusalexander"/> Dengan demikian, sejak semula kedua tafsir yang sama-sama ortodoks ini sengaja memicu konflik guna menarik perhatian para pakar dan merumuskan ajaran ortodoks yang baru.<ref name="ehrmanblogariusalexander"/> [[Homoousion|Homoousianisme]] secara resmi dikukuhkan sebagai tafsir yang benar oleh dua [[Konsili Ekumenis]] yang pertama. [[Konsili Nicea I|Konsili Nikaia Pertama]] pada 325 menyatakan Arianisme sebagai bid'ah.<ref name="Ferguson2013"/> Seluruh mazhab utama dalam agama Kristen sekarang ini menganggap Arianisme sebagai paham yang [[Heterodoksi|heterodoks]] dan [[ajaran sesat|sesat]].<ref>Ben Witherington III, The Living Word of God: Rethinking the Theology of the Bible (Waco, TX: Baylor University Press, 2009), hal.241.</ref>
 
Menurut Everett Ferguson, "Sebagian besar umat Kristen tidak benar-benar memahami ajaran-ajaran mengenai Tritunggal dan tidak memahami pokok masalah yang dipertikaikan."<ref name="Ferguson2013">{{cite book|first=Everett|last=Ferguson|title=Church History, Volume One: From Christ to the Pre-Reformation: The Rise and Growth of the Church in Its Cultural, Intellectual, and Political Context|url=https://books.google.com/books?id=mRQwAAAAQBAJ&pg=PT267|date=26 November 2013|publisher=Zondervan|isbn=978-0-310-51657-6|page=267}}</ref> Dalam [[Sinode Tirus I|Sinode Tirus pertama]] yang bertaraf regional pada 335, Arius diputuskan tidak bersalah.<ref>[[Sokrates dari Konstantinopel]], ''Sejarah Gereja'', kitab 1, bab 33. Anthony F. Beavers, ''Chronology of the Arian Controversy''.</ref> [[Konstantinus Agung]] dibaptis oleh seorang uskup berpaham Arianisme, [[Eusebius dari Nikomedia]].<ref name="Gonzalez 1984 176">{{cite book|last=Gonzalez|first=Justo|title=The Story of Christianity Vol.1|year=1984|publisher=Harper Collins|isbn=0-06-063315-8|page=176}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.newadvent.org/cathen/05623b.htm|title=Eusebius of Nicomedia|work=[[Catholic Encyclopedia]] |accessdate=2007-02-18}}</ref> Setelah kematian Arius dan Konstantinus, Arius sekali lagi [[anatema|dianatema]] dan dinyatakan sebagai ahli bid'ah dalam [[Konsili Konstantinopel I|Konsili Konstantinopel pertama]] pada 381.<ref>{{cite web |url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf214.ix.viii.i.html |title=First Council of Constantinople, Canon 1 |publisher=ccel.org}}</ref> Kaisar [[Konstantius II]] (337–361) dan Kaisar [[Valens]] (364–378) adalah penganut Arianisme atau [[Semi-Arianisme]], sama seperti [[Raja Italia]] pertama, [[Odoaker]] (433?–493), dan [[Kerajaan Lombardia|orang-orang Lombardia]] sampai abad ke-7.
 
Istilah Arianisme juga digunakan sebagai sebutan bagi ajaran-ajaran teologi [[anti-Tritunggal]] abad ke-4, yang mengganggap [[Yesus Kristus]]—Putra Allah, [[Logos (Kekristenan)|Sang Logos]]—sebagai makhluk yang diperanakkan (sama seperti ajaran Arianisme dan [[Anomoeanisme]]) ataupun sebagai makhluk yang tidak tak-tercipta maupun tidak tercipta sebagaimana makhluk-makhluk lain diciptakan (sama seperti ajaran [[Semi-Arianisme]]).
 
== Asal usul ==
{{Main|Arius|Kontroversi Arian}}
[[Berkas:Baptism of Christ. Mosaic in Arian Baptistry. Ravenna, Italy.jpg|jmpl|Baptisan Kristus. Mosaik di Baptisan Arian. Ravenna, Italia]]
[[Arius]] pernah menjadi salah seorang murid [[Lusianus dari Antiokhia]] di [[Mazhab Antiokhia|sekolah privat Lusianus di Antiokhia]], dan darinya ia mewarisi suatu bentuk ajaran [[Paulus dari Samosata]] yang telah dimodifikasi.<ref>Leighton Pullan, Early Christian Doctrine, Third Edition, Oxford Church Text Books (New York: Edwin S. Gorham, 1905), p.87.</ref> Ia mengajarkan bahwa Allah Bapa dan Allah Putra tidak bersama-sama ada dalam kekekalan sejak awal mula.<ref name="ritchies.net">{{cite web|title=The Story of the Church - Part 2, Topics 2 & 3|first=Mark S.|last=Ritchie|website=The Story of the Church|url=http://www.ritchies.net/p2wk2.htm}}</ref> Kalangan Arian mengajarkan bahwa [[Logos (Kekristenan)|Logos]] (Firman) adalah makhluk ilahi yang diciptakan oleh Allah Bapa sebelum penciptaan dunia, menjadikannya instrumen yang melalui-Nya segala sesuatu diciptakan, dan bahwa Putra Allah merupakan subordinasi Allah Bapa.<ref>{{cite book|last=M'Clintock|first=John|title=Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature|author2=James Strong|page=45|volume=7}}</ref> Sebuah ayat dari [[Kitab Amsal]] juga digunakan oleh mereka sebagai referensi: "{{TUHAN}} telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala" (Amsal 8:22).<ref name="FiorenzaGalvin1991">{{cite book|author1=Francis Schüssler Fiorenza|author2=John P. Galvin|title=Systematic theology: Roman Catholic perspectives|url=https://books.google.com/books?id=btI0eD3aNvoC&pg=PA164|accessdate=14 April 2010|year=1991|publisher=Fortress Press|isbn=978-0-8006-2460-6|pages=164–}}</ref> Oleh karena itu, Putra dianggap lebih sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling pertama dan paling sempurna, serta dijadikan sebagai "Allah" semata-mata atas izin dan kuasa Bapa.<ref>{{cite book|last=Kelly|first=J N D|authorlink=John Norman Davidson Kelly|title=Early Christian Doctrine|url=https://archive.org/details/earlychristiando00kell_0|date=29 March 1978|publisher=HarperCollins|location=San Francisco|isbn=978-0-06-064334-8|others=Chapter 9}}</ref><ref>{{cite book|last=Davis|first=Leo Donald|title=The First Seven Ecumenical Councils (325-787)|url=https://archive.org/details/firstsevenec_davi_1990_000_6702418|year=1983|publisher=Liturgical Press|location=Collegeville|isbn=978-0-8146-5616-7|pages=[https://archive.org/details/firstsevenec_davi_1990_000_6702418/page/52 52]–54}}</ref>
 
Kontroversi seputar Arianisme timbul pada akhir abad ke-3 dan berlangsung hampir sepanjang abad ke-4. Ini melibatkan sebagian besar anggota gereja—mulai dari umat, imam, dan rahib, hingga uskup, kaisar, anggota keluarga kekaisaran Roma. Dua orang kaisar Romawi, [[Konstantius II]] dan [[Valens]], merupakan penganut Arian ataupun Semi-Arian, seperti halnya komandan-komandan perang suku [[Goth]], [[Vandal]], dan [[Langobardi]] (Lombard), baik sebelum maupun setelah [[kejatuhan Kekaisaran Romawi Barat]]. Kontroversi di dalam Gereja selama periode perkembangannya ini dipandang tidak mungkin terwujud tanpa pengaruh-pengaruh historis yang signifikan yang menyediakan suatu dasar bagi doktrin-doktrin Arian.<ref name="Hanson2007">{{cite book|last=Hanson|first=R P C|title=The Search for the Christian Doctrine of God|year=2007|publisher=Baker Academic|location=Grand Rapids|isbn=0-8010-3146-X|pages=127–128}}</ref> Dari sekitar tiga ratus uskup yang hadir dalam [[Konsili Nicea I]], dua uskup tidak menandatangani [[Pengakuan Iman Nicea]], yang mengutuk paham Arianisme.<ref>{{cite journal|last=Chadwick|first=Henry|title=Faith and Order at the Council of Nicea|journal=The Harvard Theological Review|date=July 1960|volume=53|issue=3|pages=171–195|jstor=1508399|doi=10.1017/S0017816000027000}}</ref> [[Konstantinus Agung|Kaisar Konstantinus]] juga memberlakukan hukuman mati bagi mereka yang menolak untuk menyerahkan tulisan-tulisan Arian:
 
{{quote|Selain itu, seandainya ada ditemukan tulisan yang digubah oleh Arius, itu harus diserahkan ke dalam nyala api, sehingga tidak hanya kefasikan ajarannya yang akan lenyap, tetapi juga tidak ada yang akan tersisa untuk mengingatkan siapa pun akan dirinya. Dan dengan ini saya membuat suatu perintah publik, bahwa seandainya ada ditemukan seseorang yang menyembunyikan suatu tulisan gubahan Arius, serta tidak segera menyampaikannya dan memusnahkannya dengan api, hukuman bagi dia tentunya kematian. Begitu dia didapati melakukan pelanggaran ini, dia akan diajukan untuk [menerima] hukuman mati.&nbsp;...|Maklumat Kaisar Konstantinus terhadap kaum Arian<ref>{{cite web|url=http://www.fourthcentury.com/index.php/urkunde-33 |title=Emperor Constantine's Edict against the Arians |publisher=fourthcentury.com |date=23 January 2010 |accessdate=20 August 2011}}</ref>}}
 
== Keyakinan ==
Rekonstruksi terhadap apa yang sebenarnya diajarkan Arius, dan mengapa, dipandang sebagai suatu tugas yang berat. Hal itu dikarenakan hanya terdapat sedikit karyanya sendiri yang masih terlestarikan hingga sekarang kecuali yang terdapat dalam kutipan-kutipan yang dipilih oleh para lawannya untuk kepentingan perdebatan, dan juga karena tidak ada kepastian mengenai tradisi teologis dan filosofis apa yang membentuk pemikirannya.<ref>Richard Bauckham, “Review of Arius: Heresy and Tradition by Rowan Williams,” Themelios: Volume 14, No. 2, January/February 1989, 1989, 75.</ref>
Karena kebanyakan bahan tertulis tentang Arianisme pada masa itu ditulis oleh lawan-lawannya, terdapat kesulitan untuk menetapkan sifat ajaran-ajaran Arius dengan persis sekarang. Surat [[Auxentius]][http://ccat.sas.upenn.edu/jod/texts/auxentius.trans.html], seorang [[Keuskupan Agung Katolik Roma di Milano|uskup Milano]] Arianis pada [[abad ke-4]], mengenai misionaris [[Ulfilas]], memberikan gambaran yang paling jelas tentang keyakinan Arianis tentang sifat [[Tritunggal]]: Allah Bapa ("yang tidak dilahirkan"), selamanya ada, terpisah dari Yesus Kristus yang lebih rendah ("anak tunggal"), yang dilahirkan untuk memberitakan kuasa Bapa. Sang Bapa, yang bekerja melalui Sang Anak. Bapa dianggap sebagai "Allah sejati satu-satunya." [[1 Korintus]] 8:5-6 dikutip sebagai ayat buktinya:
 
Kalangan Arian tidak percaya akan doktrin [[Trinitas]] (Tritunggal) sesuai tradisi, yang menyatakan bahwa Allah meliputi tiga pribadi dalam satu hakikat ("makhluk").<ref name="www-groups.dcs.st-and.ac.uk">{{cite web|title=Newton's Arian beliefs|publisher=School of Mathematics and Statistics, [[University of St. Andrews]]|location=Scotland|url=http://www-groups.dcs.st-and.ac.uk/history/Extras/Newton_Arian.html|access-date=2016-08-22|archive-date=2019-10-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20191026010518/http://www-groups.dcs.st-and.ac.uk/history/Extras/Newton_Arian.html|dead-url=yes}}</ref> Surat [[Auxensius dari Milan|Auxensius]], seorang uskup Arian,<ref name="faculty.georgetown.edu">{{cite web|title=Auxentius on Wulfila: Translation by Jim Marchand|url=http://faculty.georgetown.edu/jod/texts/auxentius.trans.html}}</ref> mengenai misionaris Arian bernama [[Ulfilas]] memberikan gambaran keyakinan Arian secara jelas. Ulfilas, yang ditahbiskan menjadi uskup oleh [[Eusebius dari Nikomedia]], yang juga penganut Arian, dan kembali ke jemaatnya untuk berkarya sebagai seorang misionaris, meyakini: Allah, Bapa, (Allah "yang tidak diperanakkan"; Allah Yang Mahakuasa) senantiasa ada dan satu-satunya Allah yang benar (Yoh. 17:3). Putra Allah, Yesus Kristus, ("Anak Tunggal Allah", Yoh. 1:18;<ref>{{cite web|title=New American Standard Bible {{ndash}} John 1|website=Bible Hub|url=http://biblehub.com/nasb/john/1.htm}}</ref> Allah yang Perkasa, Yes. 9:6) diperanakkan sebelum dimulainya waktu (Ams. 8:22-29; Why. 3:14; Kol. 1:15) dan yang adalah Tuhan/Tuan (1 Kor. 8:6). Roh Kudus, kuasa yang menerangi dan menguduskan, yang adalah bukan Allah ataupun Tuhan/Tuan. [[1 Korintus]] 8:5-6 dikutip sebagai teks untuk mendukung pandangan mereka:
:"Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi — dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian — namun bagi kita hanya ada satu Allah (''theos'') saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan (''kurios'') saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup." ([[LAI|TB]])
 
{{quote|Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di surga, maupun di bumi — dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian — namun bagi kita hanya ada satu Allah (''theos'' – θεός) saja, yaitu Bapa, yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan (''[[kurios]]'' – κύριος) saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.|[[Terjemahan Baru|TB]]}}
== Konsili Nicea dan sesudahnya ==
Pada [[321]] Arius ditolak oleh sebuah [[sinode]] di Alexandria dengan tuduhan mengajarkan sebuah pandangan yang heterodoks tentang hubungan antara Yesus dengan Allah Bapa. Karena Arius dan para pengikutna mempunyai pengaruh yang besar di kalangan sekolah-sekolah di Alexandria — yang sebanding dengan universitas-universitas atau seminari-seminari modern — pandangan-pandangan teologis mereka pun berkembang luas, khususnya di daerah Mediterania bagian timur. Pada [[325]] pertikaian ini telah berkembang menjadi cukup penting sehingga Kaisar Konstantin mengumpulkan para uskup dalam apa yang kemudian dikenal sebagai [[Konsili Ekumenis Pertama|Konsili Nicea Pertama]] di Nicea (kini Iznik, Turki), yang mengutuk doktrin Arius dan merumuskan [[Pengakuan Iman Nicea]], yang hingga kini masih diucapkan dalam kebaktian-kebaktian di Gereja-gereja [[Katolik]], [[Ortodoks]], dan sebagian [[Protestan]]. Tema sentral Pengakuan Iman Nicea, yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara Allah Bapa dan Allah Anak, adalah [[ousia|homoousios]], yang berarti"sehakikat" atau "mempunyai zat yang sama". ( [[Pengakuan Iman Athanasius]] lebih jarang digunakan namun lebih jelas merupakan pernyataan anti-Arianis tentang Tritunggal.)
 
Pengakuan iman (kredo, syahadat) [[Ulfilas]] ({{circa}} 311 – 383), yang mengakhiri sebuah surat berisi pujian kepadanya yang ditulis oleh Auxensius,<ref name="faculty.georgetown.edu"/> membedakan Allah Bapa ("yang tidak diperanakkan"), yang adalah satu-satunya Allah benar, dari Putra Allah ("Anak Tunggal"), yang adalah Tuhan; dan Roh Kudus (kuasa yang menerangi dan menguduskan), yang adalah bukan Allah ataupun Tuhan:
Konstantin mengasingkan mereka yang menolak untuk menerima Pengakuan Iman Nicea — Arius sendiri, diaken [[Euzoios]], dan para uskup Libya [[Theonas dari Ptolemais]] dan [[Secundus dari Mamarica]] — dan juga para uskup yang menandatangani pengakuan iman itu namun menolak untuk bergabung dalam pengutukan terhadap Arius, [[Eusebius dari Nikomedia]] dan [[Theognis dari Nicea]]. Kaisar juga memerintahkan semua salinan dari ''Thalia'', buku yang ditulis Arius untuk menguraikan ajaran-ajarannya [[Pembakaran buku|dibakar]]. Hal ini mengakhiri perdebatan teologis terbuka selama beberapa tahun, meskipun di bawah permukaan perlawanan terhadap Pengakuan Iman Nicea tetap berlanjut.
 
{{quote|Aku, Ulfila, uskup dan pengaku iman, karenanya senantiasa percaya, dan dalam iman yang satu dan benar ini aku melakukan perjalanan kepada Tuhanku; aku percaya akan satu-satunya Allah Bapa, yang tidak diperanakkan dan tidak kelihatan, dan akan Putra-Nya yang tunggal, Allah dan Tuhan kita, perancang dan pembuat segala ciptaan, tidak ada yang lain seperti Dia. Oleh karenanya ada satu Allah dari semua, yang juga adalah Allah dari Allah kita; dan akan satu Roh Kudus, kuasa yang menerangi dan menguduskan, sebagaimana Kristus katakan setelah kebangkitan-Nya kepada para rasul-Nya: "Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota [Yerusalem] sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi." (Lukas 24:49) dan lagi "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu" (Kisah 1:8); bukan Allah ataupun Tuhan, tetapi pelayan setia Kristus; tidak setara, tetapi tunduk dan taat dalam segala hal kepada Putra. Dan aku percaya Putra tunduk dan taat dalam segala hal kepada Allah Bapa.<ref>{{cite book|last=Heather and Matthews|title=Goths in the Fourth Century|page=143}}</ref> |}}
<!--Though he was committed to maintaining what the church had defined at Nicea, Constantine was also bent on pacifying the situation and eventually became more lenient towards those condemned and exiled at the council. First he allowed Eusebius of Nicomedia, who was a protégé of his sister, and Theognis to return once they had signed an ambiguous statement of faith. The two, and other friends of Arius, worked for Arius' rehabilitation. At the synod of Tyre in [[335]] they brought accusations against Athanasius, bishop of Alexandria, the primary opponent of Arius; after this, Constantine had [[Athanasius]] banished, since he considered him an impediment to reconciliation. In the same year, the synod of Jerusalem readmitted Arius to communion, and in [[336]], Constantine allowed Arius to return to his hometown. Arius, however, died on the day he was scheduled to depart from Constantinople. Eusebius and Theognis remained in the Emperor's favour, and when Constantine, who had been a [[catechumen]] much of his adult life, accepted [[baptism]] on his deathbed, it was from Eusebius of Nicomedia.
 
Sebuah surat dari [[Arius]] ({{circa}} 250–336) kepada [[Eusebius dari Nikomedia]] (wafat tahun 341) menyatakan secara singkat keyakinan inti kalangan Arian:
== The theological debates reopen ==
The Council of Nicea had not ended the controversy, as many bishops of the Eastern provinces disputed the ''homoousios'', the central term of the Nicene creed, as it had been used by [[Paul of Samosata]], who had advocated a [[Monarchianism|monarchianist]] [[Christology]]. Both the man and his teaching, including the term ''homoousios'', had been condemned by synods in Antioch in [[269]].
 
{{quote|Beberapa dari mereka mengatakan bahwa Putra adalah suatu eruktasi (letupan), yang lain [mengatakan] bahwa Ia adalah suatu hasil, yang lain [lagi mengatakan] bahwa Ia adalah juga tidak diperanakkan. Hal-hal ini merupakan ketiadaan rasa hormat yang tidak dapat kita dengarkan, sekalipun para bidah tersebut mengancam kita dengan seribu kali kematian. Tetapi kita katakan dan percaya serta telah diajarkan, dan ajarkan, bahwa Putra bukannya tidak diperanakkan, tidak juga dengan cara apapun bagian dari yang tidak diperanakkan; dan bahwa Ia tidak memperoleh penghidupan-Nya dari hal apapun; tetapi bahwa dengan pertimbangan dan kehendak-Nya sendiri Ia telah hidup sebelum [adanya] waktu dan sebelum segala abad sama sempurnanya seperti Allah, hanya saja diperanakkan dan tiada berubah, dan bahwa sebelum Ia diperanakkan, atau diciptakan, atau direncanakan, atau dibentuk, Ia tidak [ada]. Karena Ia bukannya tidak diperanakkan. Kita dianiaya karena kita mengatakan bahwa Putra memiliki suatu awal mula namun bahwa Allah adalah tanpa awal mula.|[[Teodoretus]]: Surat Arius kepada Eusebius dari Nikomedia|diterjemahkan dalam ''Bidah dan Otoritas dalam [[Abad Pertengahan|Eropa Abad Pertengahan]]'' karya Peters, hal. 41}}
Hence, after Constantine's death in [[337]], open dispute resumed again. Constantine's son Constantius II, who had become Emperor of the eastern part of the Empire actually encouraged the Arians and set out to reverse the Nicene creed. His advisor in these affairs was Eusebius of Nicomedia, who had already at the Council of Nicea been the head of the Arian party, who also was made bishop of Constantinople.
 
== Arianisme Homoian ==
Constantius used his power to exile bishops adhering to the Nicene creed, especially [[Athanasius]] of Alexandria, who fled to Rome. In [[355]] Constantius became the sole Emperor and extended his pro-Arian policy towards the western provinces, frequently using force to push through his creed, even exiling [[Pope Liberius]].
Arianisme memiliki beberapa varian yang berbeda, termasuk [[Anomoeanisme|Eunomianisme]] dan [[Kaum Akasian|Arianisme Homoian]]. Arianisme Homoian dikaitkan dengan [[Akasius dari Kaisarea|Akakius]] dan [[Eudoxius dari Antiokhia|Eudoxius]]. Para penganutnya menghindari penggunaan kata ''[[ousia]]'' untuk mendeskripsikan hubungan Bapa dengan Putra, dan mendeskripsikannya sebagai 'seperti' atau 'serupa' (''homoi'') satu sama lain.<ref>{{cite book|last1=Hanson|first1=R.P.C.|title=The Search for the Christian Doctrine of God|url=https://archive.org/details/searchforchristi00hans|date=1988|publisher=T&T Clark|location=Edinburgh|pages=[https://archive.org/details/searchforchristi00hans/page/n289 557]-558}}</ref> Hanson mencantumkan dua belas kredo (pengakuan iman) yang mencerminkan keyakinan Homoian:<ref>{{cite book|last1=Hanson|first1=R.P.C.|title=The Search for the Christian Doctrine of God|url=https://archive.org/details/searchforchristi00hans|date=1988|publisher=T&T Clark|location=Edinburgh|pages=[https://archive.org/details/searchforchristi00hans/page/n290 558]-559}}</ref>
# Kredo Sirmian II, tahun 357
# Kredo Nice (Konstantinopel), tahun 360
# Kredo yang dikemukakan oleh [[Akasius dari Kaisarea|Akakius]] di Seleukia, tahun 359
# Aturan Iman [[Ulfilas]]
# Kredo yang diucapkan oleh Ulfilas di atas ranjang kematiannya, tahun 383
# Kredo yang dikaitkan dengan [[Eudoxius dari Antiokhia|Eudoxius]]
# Kredo [[Auxensius dari Milan]], tahun 364
# Kredo [[Germinius dari Sirmium|Germinius]] yang diakukan dalam korespondensi dengan Valens dan [[Ursasius dari Singidunum|Ursasius]]
# Aturan iman [[Palladius dari Ratiaria|Palladius]]
# Tiga pernyataan pengakuan iman yang ditemukan dalam beberapa fragmen, mensubordinasi Putra pada Bapa
 
== Pergulatan dengan Katolisisme ==
As debates raged in an attempt to come up with a new formula, three camps evolved among the opponents of the Nicene creed. The first group mainly opposed the Nicene terminology and preferred the term ''homoiousios'' (alike in substance) to the Nicene ''homoousios'', while they rejected Arius and his teaching and accepted the equality and coeternality of the persons of the Trinity. Because of this centrist position, and despite their rejection of Arius, they were called "semi-Arians" by their opponents. The second group also avoided invoking the name of Arius, but in large part followed Arius' teachings and, in another attempted compromise wording, described the Son as being like (''homoi'') the Father. A third group explicitly called upon Arius and described the Son as unlike (''anhomoi'') the Father. Constantius wavered in his support between the first and the second party, while harshly persecuting the third.
 
=== Konsili Nicea Pertama ===
The debates between these groups resulted in numerous synods among them [[Sardica]] in [[343]], the council of Sirmium in [[358]] and the double council of Rimini and Selecia in [[359]], and no less than fourteen further creed formulas between 340 and 360, and the pagan observer Ammianus Marcellinus commented sarcastically: "The highways were covered with galloping bishops." None of these attempts were acceptable to the defenders of Nicene orthodoxy: writing about the latter councils, Saint [[Jerome]] remarked that the world "awoke with a groan to find itself Arian."
[[Berkas:NicaeaConstantine.jpg|jmpl|Kaisar Konstantin dan para uskup dalam Konsili Nicea I]]
Pada tahun 321, Arius dikecam dalam suatu [[sinode]] di Aleksandria karena mengajarkan pandangan yang heterodoks mengenai hubungan Yesus dengan Allah Bapa. Karena Arius dan para pengikutnya memiliki pengaruh yang besar di kalangan sekolah-sekolah di Aleksandria—setara dengan universitas-universitas ataupun seminari-seminari modern—pandangan-pandangan teologis mereka berkembang luas, khususnya di daerah Mediterania bagian timur.
 
Pada tahun 325, kontroversi tersebut telah berkembang cukup signifikan sehingga [[Konstantinus Agung|Kaisar Konstantinus]] mengundang para uskup untuk berhimpun, dalam [[Konsili Nicea I]], yang mengutuk doktrin Arius dan merumuskan [[Doa Syahadat Nicea#Syahadat Nicea asli tahun 325|Kredo Nicea tahun 325]].<ref>{{citation |url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf214.vii.iii.html|ref= NPNF2-14|title=The Seven Ecumenical Councils |publisher= Christian Classics Ethereal Library }}</ref> Tema sentral Kredo Nicea, yang digunakan untuk mendeskripsikan hubungan antara Bapa dan Putra, adalah [[Homoousion|Homoousios]] ({{lang-grc|ὁμοούσιος}}), atau [[Konsubstansialitas]], yang berarti "dari substansi yang sama" atau "dari satu hakikat". ([[Kredo Athanasius]] lebih jarang digunakan namun merupakan suatu pernyataan tentang Trinitas yang lebih eksplisit menunjukkan sikap anti-Arian.)
After Constantius' death in [[361]], his successor [[Julian the Apostate|Julian]], a devotee of [[Paganism|Rome's pagan gods]], declared that he would no longer attempt to favor one church faction over another, and allowed all exiled bishops to return; this had the objective of further increasing dissension among Christians. The Emperor [[Valens]], however, revived Constantius' policy and supported the "Homoian" party, exiling bishops and often using force. During this persecution many bishops were exiled to the other ends of the Empire, (e.g., [[Hilarius of Poitiers]] to the Eastern provinces). These contacts and the common plight subsequently led to a rapprochement between the Western supporters of the Nicene creed and the ''homoousios'' and the Eastern semi-Arians.
 
Konsili Nicea berfokus pada kodrat Putra Allah dan hubungan-Nya secara tepat dengan Allah Bapa. (lih. [[Paulus dari Samosata]] dan [[Sinode Antiokhia]]) Arius mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah ilahi/suci dan diutus ke bumi untuk keselamatan umat manusia,<ref name="www-groups.dcs.st-and.ac.uk"/> namun kedudukan Yesus Kristus tidak setara dengan Allah Bapa (tak terbatas, primordial asalnya) dan Allah Bapa maupun Putra Allah tidak setara dengan Roh Kudus (kuasa Allah Bapa).<ref name="ritchies.net"/> Menurut paham Arianisme, Kristus tidak sehakikat (konsubstansial) dengan Allah Bapa<ref name=Pomazansky>"The oneness of Essence, the Equality of Divinity, and the Equality of Honor of God the Son with the God the Father." Orthodox Dogmatic Theology: A Concise Exposition Protopresbyter Michael Pomazansky pages 92–95</ref> karena Bapa maupun Putra terbuat dari hakikat ("makhluk") atau esensi yang "serupa" (lih. [[homoiousian]]) dan bukan dari hakikat atau esensi yang sama (lih. [[homoousion]]).<ref name=Pomazansky/> Bagi Arius, Allah Bapa merupakan suatu Ketuhanan (Allah) dan adalah ilahi, sementara Putra Allah bukan suatu Ketuhanan tetapi ilahi (Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Yes. 46:9).<ref name="www-groups.dcs.st-and.ac.uk"/> Allah Bapa mengutus Yesus ke bumi demi keselamatan umat manusia (Yoh. 17:3). Dalam [[Kekristenan Timur]], [[ousia]] adalah esensi atau hakikat, dan merupakan aspek Allah yang benar-benar mustahil dipahami oleh umat manusia dan persepsi manusia. Semuanya hidup dengan sendirinya dan tidak memiliki hakikatnya pada yang lain,<ref>The Mystical Theology of the Eastern Church, SVS Press, 1997. (ISBN 0-913836-31-1) James Clarkef & Co Ltd, 1991. (ISBN 0-227-67919-9) V Lossky pg&nbsp;50–51</ref> Allah Bapa dan Allah Putra dan Allah Roh Kudus semuanya adalah hakikat yang tidak diciptakan.<ref>Orthodox Dogmatic Theology: A Concise Exposition Protopresbyter Michael Pomazansky pages 57 As quoted by [[John Damascene]]: <blockquote>God is unoriginate, unending, eternal, constant, uncreated, unchanging, unalterable, simple, incomplex, bodiless, invisible, intangible, indescribable, without bounds, inaccessible to the mind, uncontainable, incomprehensible, good, righteous, that Creator of all creatures, the almighty [[Pantocrator]].</blockquote></ref>
After Valens' death in the [[Battle of Adrianople (378)|Battle of]] [[Adrianople]] in [[378]], the accession of [[Theodosius I]], who adhered to the Nicene creed, allowed for settling the dispute in [[381]]: at the [[Second Ecumenical Council]] in Constantinople, a group of mainly Eastern bishops assembled and accepted the Nicene Creed, which was supplemented in regard to the [[Holy Spirit]]. This is generally considered the end of the dispute about the Trinity and the end of Arianism among the Roman, non-Germanic peoples.
 
Menurut ajaran Arius, Logos yang pra-eksisten dan dengan demikian Yesus Kristus yang [[inkarnasi|menjelma]] adalah suatu hakikat ciptaan; namun Putra diciptakan secara langsung dan diperanakkan oleh Allah Bapa, sebelum segala abad, dari suatu substansi atau esensi yang berbeda, kendati serupa, dari Sang Pencipta. Para penentangnya berpendapat bahwa hal ini menjadikan Yesus lebih rendah dari Allah dan hal ini adalah pandangan sesat.<ref name=Pomazansky/> Banyak dari perbedaan antara faksi-faksi tersebut adalah seputar frasa yang dinyatakan Kristus dalam Perjanjian Baru untuk mengungkapkan penyerahan diri-Nya kepada Allah Bapa.<ref name=Pomazansky/> Istilah teologis untuk penyerahan diri ini adalah [[kenosis]]. Konsili ekumenis tersebut menyatakan bahwa Yesus Kristus berbeda dari Allah Bapa dalam hal eksistensi atau realitas ([[Hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]]), yang diterjemahkan sebagai ''persona'' (pribadi) oleh para Bapa Gereja Latin. Yesus adalah Allah dalam esensi, hakikat, dan/atau kodrat (ousia), yang diterjemahkan sebagai ''substantia'' (substansi) oleh para Bapa Gereja Latin.
== Nicene Christianity becomes the state religion of Rome ==
{{cleanup-merge}}
In the 4th century, the Christian Church in the Roman Empire was wracked with controversy over the nature of the [[Trinity]]. In 325 AD, the [[First Council of Nicaea|Council of Nicea]] had condemned the teachings of the theologian [[Arius]]: that Jesus was a created being and inferior to God the Father, and that the Father and Son were of a similar substance (''homoiousion'' in Greek) but not identical. The Council of Nicea had formulated the [[Nicene Creed]], which declared that Jesus and God the Father were of the same substance (''[[ousia|homoousion]]'' in Greek, a term which was condemned at the Council of Antioch in 264-268). The Council of Nicea did not settle these controversies, and by the time of Theodosius' accession, there were still several different church factions that sought to impose their views on Christianity as a whole. While no mainstream churchmen within the Empire explicitly adhered to Arius or his teachings, there were those who still used the ''homoiousion'' formula, as well as those who attempted to bypass the debate by merely saying that Jesus was like (''homoi'' in Greek) God the Father. All these non-Nicenes were frequently labeled as [[Arians]] (i.e., followers of Arius) by their opponents, though they would not have identified themselves as such. (For a succinct survey of the situation just before Theodosius' accession, see ''Failure of Empire,'' Noel Lenski (U. of California Press, 2002, ISBN 0-520-23332-8) pp. 235-237)
 
[[Berkas:Constantine burning Arian books.jpg|jmpl|250px|[[Konstantinus Agung|Konstantinus]] membakar buku-buku Arian, ilustrasi dari sebuah kompendium [[hukum kanon]], {{circa}} 825.]]
The emperor Valens had favored the group who used the ''homoi'' formula; this theology was prominent in much of the East and had under the sons of Constantine the Great gained a foothold in the west. Theodosius, on the other hand, cleaved closely to the Nicene Creed: this was the line that predominated in the West and was held by the important Alexandrian church.
 
Konstantinus diyakini mengasingkan mereka yang menolak untuk menerima Kredo Nicea—Arius sendiri, diakon [[Euzoios]], para uskup Libya [[Teonas dari Marmarika]] dan [[Sekundus dari Ptolemais]]—serta juga para uskup yang menandatangani kredo tersebut tetapi menolak untuk bersama-sama mengutuk Arius, Eusebius dari Nikomedia, dan [[Teognis dari Nicea]]. Sang kaisar juga memerintahkan [[pembakaran buku|pembakaran]] semua salinan ''Thalia'', yakni buku yang di dalamnya Arius mengungkapkan ajaran-ajarannya. Bagaimanapun, tidak terdapat bukti bahwa ia mengasingkan putra dan penerus utamanya, [[Konstantius II]], yang adalah seorang Kristen Arian.
Two days after Theodosius arrived in Constantinople, [[November 24]], [[380]], Theodosius expelled the non-Nicene bishop, [[Demophilus of Constantinople]], and surrendered the churches of that city to [[Gregory Nazianzus]], the leader of the small Nicene community there, an act which provoked rioting. Theodosius had just been baptized, by bishop Acholius of Thessalonica, during a severe illness, as was common in the early Christian world. In February he and Gratian published an edict that all their subjects should profess the faith of the bishops of Rome and Alexandria (i.e., the Nicene faith).
 
Meskipun ia berkomitmen untuk mempertahankan apa yang telah didefinisikan di Nicea oleh Gereja, Konstantinus juga bertekad untuk menenangkan situasi dan pada akhirnya menjadi lebih lunak terhadap mereka yang dikutuk dan diasingkan dalam konsili tersebut. Pertama-tama ia mengizinkan Eusebius dari Nikomedia, yang merupakan anak didik dari saudarinya, dan Teognis untuk kembali setelah mereka menandatangani suatu pernyataan iman yang ambigu. Keduanya, dan teman-teman Arius yang lain, berupaya untuk merehabilitasi Arius. Dalam [[Sinode Tirus I]] tahun 335, mereka mengajukan tuduhan terhadap [[Athanasius]], yang saat itu telah menjadi uskup Aleksandria, lawan utama Arius; setelah itu Konstantinus menyingkirkan Athanasius karena ia menganggapnya sebagai halangan terhadap rekonsiliasi. Pada tahun yang sama, Sinode Yerusalem di bawah arahan Konstantinus menerima kembali Arius ke dalam persekutuan pada tahun 336. Namun, Arius wafat dalam perjalanannya menuju acara tersebut di Konstantinopel. Beberapa akademisi mengemukakan bahwa Arius mungkin diracun oleh lawan-lawannya.<ref>Edward Gibbons "The Decline and Fall of the Roman Empire", Chapter 21, (1776–88), Jonathan Kirsch, "God Against the Gods: The History of the War Between Monotheism and Polytheism", 2004, and [[Charles Freeman (historian)|Charles Freeman]], ''[[The Closing of the Western Mind]]: The Rise of Faith and the Fall of Reason'', 2002.</ref> Eusebius dan Teognis tetap didukung sang kaisar, dan ketika Konstantinus, yang telah menjadi seorang [[katekumen]] sepanjang hampir seluruh masa dewasanya, menerima [[baptis]]an di ranjang kematiannya, yang melayankannya adalah Eusebius dari Nikomedia.<ref name="Gonzalez 1984 176"/>
Although much of the church hierarchy in the East had held non-Nicene positions in the decades leading up to Theodosius' accession, he managed to impose Nicene uniformity during his reign. Later Nicene writers took special glee in the ignominious death of Valens, the Arians' protector, and indeed his defeat probably damaged the standing of the Homoian faction.
 
=== Dampak dari Nicea ===
For the first part of his rule, Theodosius seems to have ignored the semi-official standing of the Christian bishops; in fact he had voiced his support for the preservation of temples or pagan statues as useful public buildings. Then, in a series of decrees called the '''Theodosian decrees''' he progressively declared that those pagan feasts that had not yet been rendered Christian ones were now to be workdays (in [[389]]). In [[391]], he outlawed [[Animal sacrifice|blood sacrifice]] and decreed "no one is to go to the sanctuaries, walk through the temples, or raise his eyes to statues created by the labor of man". The temples that were thus closed could be declared "abandoned" as Bishop [[Theophilus of Alexandria]] immediately noted in applying for permission to demolish a site and cover it with a Christian church, an act that must have received general sanction, for [[Mithraism|mithraea]] forming crypts of churches and temples forming the foundations of 5th century churches appear throughout the former Roman Empire. Theodosius participated in actions by Christians against major cult sites: the destruction of the gigantic [[Serapeum]] of Alexandria and its library by a mob in around [[392]], authorized by Theodosius (''extirpium malum'') and described in exultant detail by Christian propagandists, was only the most spectacular such occasion (Peter Brown, ''The Rise of Western Christendom,'' 2003, p. 73-74). The destruction of the greatest temple in Alexandria gave encouragement to Christian vigilantism and mob action in other centers, often spurred on by the local bishops, as early hagiographies proudly relate.
Konsili Nicea tidak mengakhiri kontroversi ini, karena banyak uskup dari provinsi-provinsi Timur yang mempermasalahkan ''[[Homoousion|homoousios]]'', istilah sentral dalam kredo Nicea, sebagaimana pernah digunakan oleh Paulus dari Samosata, yang telah menganjurkan suatu [[Kristologi]] [[Monarkianisme|monarkianis]]. Baik orang tersebut maupun ajarannya, termasuk istilah ''homoousios'', telah dikutuk oleh [[Sinode Antiokhia]] pada tahun 269.
 
Oleh karena itu, setelah wafatnya Konstantinus pada tahun 337, perdebatan terbuka berlanjut kembali. [[Konstantius II]], putra Konstantinus, yang telah menjadi kaisar dari bagian timur Kekaisaran, sebenarnya mendukung kalangan Arian dan bermaksud untuk membatalkan kredo Nicea. Penasihatnya dalam urusan-urusan tersebut adalah Eusebius dari Nikomedia, yang telah menjadi pimpinan dari faksi Arian sejak Konsili Nicea, yang juga dijadikannya sebagai uskup Konstantinopel.
By decree in 391, Theodosius ended the subsidies that had still trickled to some remnants of Greco-Roman civic paganism too. The [[Sacred fire of Vesta|eternal fire]] in the [[Vesta|Temple of Vesta]] in the [[Roman Forum]] was extinguished, and the [[Vestal Virgins]] were disbanded. Taking the auspices and practicing witchcraft were to be punished. Pagan members of the [[Roman Senate|Senate]] in Rome appealed to him to restore the [[Altar of Victory]] in the Senate House; he refused. After the last [[Ancient Olympic Games|Olympic Games]] in [[393]], Theodosius cancelled the much-diminished games, and the reckoning of dates by [[Olympiad]]s soon came to an end.
 
Konstantius menggunakan kekuasaannya untuk mengasingkan para uskup yang berpegang pada kredo Nicea, terutama St. [[Athanasius dari Aleksandria]], yang melarikan diri ke Roma. Pada tahun 355, Konstantius menjadi satu-satunya Kaisar dan memperluas kebijakannya yang pro-Arian pada provinsi-provinsi Barat. Ia sering kali menggunakan kekuasaannya untuk memaksakan keyakinannya, bahkan mengasingkan [[Paus Liberius]] dan melantik [[Antipaus Feliks II]].
Now Theodosius portrayed himself on his coins holding the [[labarum]].
 
Seiring dengan perdebatan yang terus berlangsung dalam suatu upaya untuk menghasilkan rumusan baru, berkembang tiga faksi di antara kalangan penentang kredo Nicea. Kelompok pertama secara khusus menentang terminologi Nicea dan lebih menyukai istilah ''homoiousios'' (serupa dalam substansi) daripada ''homoousios'' Nicea, tetapi mereka menolak Arius dan ajarannya serta menerima kesetaraan dan kesamaan dalam kekekalan dari pribadi-pribadi Trinitas. Karena posisi yang berhaluan tengah itu, dan penolakan mereka akan Arius, maka mereka disebut kalangan "semi-Arian" oleh para penentang mereka. Kelompok kedua juga menghindari penggunaan nama Arius, tetapi umumnya mengikuti ajaran Arius dan, dalam upayanya menggunakan istilah kompromis yang lain, mendeskripsikan Putra sebagai hakikat serupa/seperti (''[[Kaum Akasian|homoios]]'') Bapa. Kelompok ketiga secara eksplisit mendukung Arius dan mendeskripsikan bahwa Putra tidak seperti (''[[Anomoeanisme|anhomoios]]'') Bapa. Konstantius goyah dalam memberikan dukungannya antara kelompok pertama dan kedua, sedangkan kelompok ketiga menerima penganiayaan yang keras darinya.
The apparent change of policy that resulted in the "Theodosian decrees" has often been credited to the increased influence of [[Ambrose]], [[Roman Catholic Archdiocese of Milan|bishop of Milan]]. The personal piety of Theodosius cannot be assessed. It is worth noting that in 390 Ambrose had excommunicated Theodosius, who had recently ordered the massacre of several thousand inhabitants of [[Thessalonica]], in response to the assassination of his military governor stationed in the city and that Theodosius performed several months of public penance. The specifics of the decrees were superficially limited in scope, specific measures in response to various petitions and accusations from the increasingly militant Christians throughout his administration. In 391 or 392 he officially sanctioned the destruction of the most famous of the temples in the East, the [[Serapeum]] at Alexandria. Bands of monks and Christian officials had long been accustomed to take the law into their own hands and destroy various centers of pagan worship, but the destruction of the Serapeum seemed to confirm that such actions enjoyed the emperor's tacit approval at least, and served to encourage such action in the future. Theodosius had been effectively manipulated into sanctioning the destruction of the Serapeum by local officials who had essentially engineered the crisis there for this very purpose.
 
Pada tahun 358, [[Epifanius dari Salamis]] memberi label "[[Semi-Arianisme]]" pada faksi [[Basil dari Ancyra]]. Hal ini dianggap tidak adil oleh J.N.D. Kelly yang menyatakan bahwa beberapa anggota kelompok itu pada dasarnya ortodoks sejak awal tetapi tidak menyukai kata sifat ''homoousios'' sementara yang lainnya pindah ke haluan tersebut setelah kalangan Arian yang sesungguhnya muncul ke permukaan.<ref>Kelly J.N.D. ''Early Christian Doctrines'' A&G Black 1965, p. 249</ref>
Ambrose preached a [[panegyric]] at Theodosius' [[funeral]].
 
Perdebatan antara kelompok-kelompok tersebut menyebabkan diselenggarakannya berbagai sinode, di antaranya yaitu [[Konsili Serdika]] pada tahun 343, [[Konsili Sirmium]] pada tahun 358, [[Konsili Ariminum|Konsili Rimini]] dan Seleukia pada tahun 359, serta tidak kurang dari empat belas rumusan kredo lanjutan antara tahun 340 dan 360, menyebabkan seorang pengamat pagan bernama [[Ammianus Marcellinus]] berkomentar sinis: "Jalan-jalan raya ditutupi oleh derap langkah para uskup". Tidak ada satu pun dari upaya-upaya itu yang diterima oleh para pembela ortodoksi Nicea; dalam tulisannya tentang konsili-konsili terakhir tersebut, St. [[Hieronimus]] mengatakan bahwa dunia "terbangun dengan suatu erangan karena mendapati bahwa dirinya adalah Arian."
== Arianism in the early medieval Germanic kingdoms ==
However, during the time of Arianism's flowering in [[Constantinople]], the [[Goths|Goth]] convert [[Ulfilas]] (later the subject of the letter of Auxentius cited above) was sent as a missionary to the Gothic barbarians across the [[Danube River|Danube]], a mission favored for political reasons by emperor [[Constantius]]. Ulfilas' initial success in converting this Germanic people to an Arian form of Christianity was strengthened by later events. When the Germanic peoples entered the [[Roman Empire]] and founded successor-kingdoms in the western part, most had been Arian Christians for more than a century.
 
Setelah wafatnya Konstantius pada tahun 361, [[Flavius Claudius Julianus|Yulianus]] penggantinya, seorang pemuja [[Agama di Romawi Kuno|dewa-dewi pagan Roma]], menyatakan bahwa ia tidak lagi berupaya untuk lebih memihak salah satu faksi gereja daripada yang lainnya, dan mengizinkan semua uskup yang diasingkan untuk kembali; hal ini menyebabkan meningkatnya perselisihan di antara kalangan Kristen Nicea. Namun, Kaisar [[Valens]] menghidupkan kembali kebijakan Konstantius dan mendukung pihak "Homoian", mengasingkan uskup-uskup dan sering kali menggunakan pemaksaan. Selama penganiayaan tersebut terdapat banyak uskup yang diasingkan ke bagian lain Kekaisaran, sebagai contoh St. [[Hilarius dari Poitiers]] diasingkan ke provinsi-provinsi Timur. Jalinan kontak dan keadaan buruk yang dialami bersama itu mengakibatkan terjadinya suatu pemulihan hubungan antara para pendukung kredo Nicea dan ''homoousios'' dari Barat dengan kalangan semi-Arian dari Timur.
The conflict in the 4th century had seen Arian and Nicene factions struggling for control of the Church; in contrast, in the kingdoms these Arian Germans established on the wreckage of the Western Roman Empire in the 5th century, there were entirely separate Arian and Nicene Churches with parallel hierarchies, each serving different sets of believers, the Germanic elites being Arians and the majority population being trinitarian. Many scholars see the persistence of the Germans' Arian religion as a strategy to differentiate the Germanic elite from the local inhabitants and maintain their group identity against the local culture.
 
=== Konsili Konstantinopel ===
While most Germanic tribes in general were tolerant regarding the trinitarian beliefs of their subjects, the Vandals tried for several decades to force their Arian belief on their North African trinitarian subjects, exiling trinitarian clergy, dissolving monasteries and exercising heavy pressure on non-conforming Christians.
{{Main|Theodosius I}}
 
Arianisme secara efektif tersingkir dari kelas penguasa dan elite dalam Kekaisaran Timur pada masa pemerintahan bersama [[Gratianus]] dan [[Theodosius I|Teodosius I]]. St. [[Aelia Flaccilla|Flacilla]], istri Teodosius, merupakan figur yang berperan penting dalam kampanye Teodosius untuk mengakhiri Arianisme. Teodosius, yang berpegang pada keyakinan Nicea, menggantikan Valens yang wafat dalam [[Pertempuran Adrianopolis]] tahun 378.
For more information on these Arian kingdoms, see the articles on the [[Ostrogoths]], [[Visigoths]], [[Vandals]], [[Burgundians]], and [[Lombards]]. (The [[Franks]] were unique among the Germanic peoples in that they entered the empire as pagans and converted to Nicene Christianity directly.) By the beginning of the [[8th century]], these kingdoms had either been conquered by Nicene neighbors (Ostrogoths, Vandals, Burgundians) or their rulers had accepted Nicene Christianity (Visigoths, Lombards).
 
Dua hari setelah Teodosius tiba di Konstantinopel, pada tanggal 24 November 389, ia mengusir uskup [[Homoiousian]] bernama [[Demofilus dari Konstantinopel]], dan menyerahkan gereja-gereja di kota itu kepada [[Gregorius Nazianzus]], pemimpin dari komunitas Nicea yang relatif kecil di sana; tindakan tersebut memprovokasi kerusuhan. Teodosius saat itu baru saja dibaptis oleh uskup Akolius dari Tesalonika, saat ia menderita sakit parah, sebagaimana lazimnya dalam dunia Kristen awal. Pada bulan Februari, ia dan [[Gratianus]] telah menerbitkan suatu maklumat<ref>{{cite web |url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf202.iii.xii.iv.html |title=Sozomen's Church History VII.4 |publisher=ccel.org }}</ref> yang menyebutkan bahwa semua rakyat mereka harus mengakukan iman uskup-uskup Roma dan Aleksandria (yaitu iman Nicea), atau menerima hukuman karena tidak melakukannya.
== "Arian" as a polemical epithet ==
In many ways, the conflict around Arian beliefs in the fourth, fifth, and sixth centuries helped firmly define the centrality of the Trinity in mainstream Christian theology. As the first major intra-Christian conflict after Christianity's legalization, the struggle between Nicenes and Arians left a deep impression on the institutional memory of Nicene churches. Thus, over the past 1,500 years, some Christians have used the term ''Arian'' to refer to those groups that see themselves as worshipping Jesus Christ or respecting his teachings, but do not hold to the [[Nicene creed]].
 
Meskipun menjelang naik takhtanya Teodosius banyak hierarki gereja di Timur yang selama beberapa dekade menentang keyakinan Nicea, ia berhasil mewujudkan persatuan atas dasar keyakinan Nicea. Pada tahun 381, dalam [[Konsili Konstantinopel I]], konsili ekumenis kedua yang diselenggarakan di Konstantinopel, suatu kelompok yang utamanya terdiri dari para uskup Timur berhimpun dan menerima [[Doa Syahadat Nicea#Syahadat Nicea–Konstantinopel|Kredo Nicea tahun 381]],<ref>The text of this version of the [[Nicene creed]] is available at {{cite web|title=The Holy Creed Which the 150 Holy Fathers Set Forth, Which is Consonant with the Holy and Great Synod of Nice|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf214.ix.iii.html|publisher=ccel.org|accessdate=27 November 2010}}</ref> yang dilengkapi dalam kaitannya dengan [[Roh Kudus]], serta beberapa perubahan lainnya: lihat [[Doa Syahadat Nicea#Perbandingan antara Syahadat tahun 325 dan Syahadat tahun 381|Perbandingan antara Kredo tahun 325 dan Kredo tahun 381]]. Hal ini umumnya dipandang sebagai akhir dari perselisihan mengenai Trinitas dan akhir dari Arianisme di antara kaum Romawi non-Jermanik.
Like the Arians, many groups have embraced the belief that Jesus is not the one God, but a separate being subordinate to the Father, and that Jesus at one time did not exist. Some of these profess, as the Arians did, that God made all things through the pre-existent Christ. Some profess that Jesus became divine, through exaltation, just as the Arians believed. Drawing a parallel between these groups and Arians can be useful for distinguishing a type of unbelief in the Trinity. But, despite the frequency with which this name is used as a polemical label, there has been no historically continuous survival of Arianism into the modern era. The groups so labelled do not hold beliefs identical to Arianism. For this reason, they do not use the name as a self-description, even if they acknowledge that their beliefs are at points in agreement with, or in broad terms similar to, Arianism.-->
 
== Arianisme dalam suku-suku Jermanik abad pertengahan ==
Keyakinan-keyakinan agama berikut yang telah dibandingkan atau pernah dicap -- sebagian mungkin keliru -- sebagai Arianisme, termasuk:
{{Main|Kekristenan Gothik|Kekristenan Jermanik}}
 
Saat berkembangnya Arianisme di [[Konstantinopel]], seorang Goth bernama [[Ulfilas]] (kelak menjadi subjek dari surat Auxensius yang dikutip di atas) diutus sebagai misionaris kepada suku barbar Gothik di sepanjang [[Sungai Donau]] (Danube), dalam suatu misi yang didukung oleh Konstantius II karena alasan politis. Keberhasilan awal Ulfilas dalam mengkonversi orang-orang Jermanik tersebut ke dalam suatu bentuk Arian dari Kekristenan diperkuat oleh peristiwa-peristiwa di kemudian hari. Ketika suku Jermanik memasuki [[Kekaisaran Romawi]] dan mendirikan kerajaan-kerajaan penerus di bagian barat, kebanyakan dari mereka menjadi penganut Kristen Arian selama lebih dari satu abad.
*[[Unitarianisme|Unitarian]], yang percaya bahwa Allah itu satu dalam pengertian berlawanan dengan Tritunggal, dan banyak dari mereka yang percaya akan otoritas moral Yesus, namun bukan keilahiannya.
*[[Saksi Yehuwa]], yang percaya bahwa Yesus memiliki pra-eksistensi manusiawi sebagai Logos.
*[[Christadelphia]], yang percaya bahwa keberadaan Yesus sebelum kelahirannya harus dipahami dalam pengertian konseptual, sebagai "Logos", dan bukan secara harafiah.
*[[Gereja Mormon|Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir]] dan kelompoknya, yang percaya akan "keesaan maksud" atau "kehendak" Ilahi tetapi Yesus adalah suatu makhluk ilahi yang terpisah dan lebih rendah kedudukannya daripada Allah Bapa.
*[[Islam]], yang percaya bahwa Yesus ([[Isa]]), adalah seorang nabi dari Allah yang tunggal, namun tidak bersifat ilahi.
*[[Isaac Newton]], seorang Arianis tersembunyi; hal ini ironis karena ia adalah seorang ''fellow'' dari [[Trinity College]] di Cambridge, Inggris.
 
[[Berkas:Baptism of Christ - Arian Baptistry - Ravenna 2016.jpg|jmpl|250px|Mosaik di langit-langit yang menggambarkan [[Baptisterium Arian]].]]
Untuk pembahasan lebih jauh tentang teologi kelompok-kelompok ini, lihat masing-masing artikel terkait.
 
Konflik pada abad ke-4 membuat faksi-faksi Arian dan Nicea saling berusaha untuk menguasai Gereja. Sebaliknya, dalam kerajaan-kerajaan Jerman Arian yang didirikan di atas sisa-sisa [[Kekaisaran Romawi Barat]] pada abad ke-5 terdapat pemisahan Gereja Arian dengan Nicea dengan hierarki paralel, masing-masing melayani kumpulan umat yang berbeda. Para elite Jermanik merupakan penganut Arian, dan mayoritas penduduk Roman merupakan penganut Nicea. Banyak akademisi melihat bertahannya Arianisme Jermanik sebagai suatu strategi susulan dalam rangka membedakan elite Jermanik dengan penduduk setempat dan budaya mereka serta untuk mempertahankan identitas kelompok elite Jermanik yang terpisah ini.{{Citation needed|date=September 2007}}
 
Sebagian besar suku Jermanik umumnya bersikap toleran terhadap keyakinan Nicea yang dianut rakyatnya. Namun, suku Vandal berupaya selama beberapa dekade untuk memaksakan keyakinan Arian mereka pada rakyat Nicea Afrika Utara yang berada di bawah kekuasaan mereka, mengasingkan para [[klerus]] Nicea, membubarkan biara-biara, dan memberikan tekanan berat pada umat Kristen Nicea yang tidak selaras dengan mereka.
 
Kebangkitan nyata Arianisme setelah Konsili Nicea lebih merupakan suatu reaksi anti-Nicea yang dieksploitasi oleh para simpatisan Arian daripada suatu pengembangan pro-Arian.<ref>Everett Ferguson, Church History: From Christ to Pre-Reformation, vol. 1 (Grand Rapids, MI: Zondervan, 2005), 200.</ref> Pada akhir abad ke-4, paham ini telah menyerahkan landasannya yang masih tersisa kepada Trinitarianisme.<ref name="carm">{{cite web|url=https://carm.org/arianism-and-its-influence-today|title=Arianism and Its Influence Today&#124;Arius&#124;Idea That Jesus Christ Is Not Equal to the Father By Nature|publisher=carm.org|accessdate=23 October 2015}}</ref> Di Eropa bagian barat, Arianisme yang diajarkan oleh Ulfilas, misionaris Arian bagi suku-suku barbar Jermanik, tampak dominan di antara suku [[Goth]], [[Langobardi]] (Lombard), dan [[Vandal]]. Pada abad ke-8 paham ini tidak lagi menjadi keyakinan utama suku-suku tersebut karena para penguasa suku secara bertahap mengadopsi Katolisisme. Tren itu dimulai pada tahun 496 oleh [[Clovis I]] dari suku Franka, kemudian [[Rekkared I]] dari suku [[Visigoth]] pada tahun 587, dan [[Ariperto I]] dari suku [[Langobardi|Lombard]] pada tahun 653. Suku Franka dan [[Anglo-Saxon|Anglo-Sachsen]] berbeda dengan suku Jermanik lainnya dalam hal mereka memasuki kekaisaran sebagai penganut pagan dan langsung berpindah keyakinan ke dalam [[Kekristenan Kalsedon]], dengan bimbingan para raja mereka, yaitu Clovis I<ref>Frassetto, Michael, ''Encyclopedia of barbarian Europe'', (ABC-CLIO, 2003), 128.</ref> dan [[Æthelberht dari Kent]]. Suku-suku yang tersisa—suku Vandal dan [[Ostrogoth]]—tidak melakukan perpindahan keyakinan sebagai suatu kelompok masyarakat dan juga tidak memelihara kebersamaan teritorial. Setelah secara militer dikalahkan oleh pasukan dari Kaisar [[Yustinianus I]], sisa-sisa dari mereka tersebar ke daerah pinggiran kekaisaran dan menjadi hilang dari sejarah. [[Perang Vandal]] yang berlangsung pada tahun 533-534 membubarkan orang-orang Vandal yang terkalahkan.<ref>Procopius, Secret Histories, Chapter 11, 18</ref> Setelah kekalahan terakhir mereka dalam [[Pertempuran Mons Lactarius]] pada tahun 553, suku Ostrogoth kembali ke utara dan (kembali) bermukim di Austria selatan.
 
[[Berkas:PalatiumTheodoricMosaicDetail.jpg|jmpl|Setelah kalangan Trinitaris ortodoks berhasil mengalahkan Arianisme, mereka menyensor semua tanda yang masih tertinggal yang dipandang sebagai bidah. Mosaik di [[Basilika Sant'Apollinare Nuovo]] yang terdapat di [[Ravenna]] ini sebelumnya bergambar Teoderikus, seorang raja Arian, dan rumah tangga kerajaannya. Namun, sekarang gambar-gambar itu sudah dihapus dan gambar tangannya masih tersisa pada beberapa tiang.]]
 
== Arianisme dari abad ke-5 sampai ke-7 ==
Sebagian besar penduduk Eropa bagian timur-selatan dan [[Eropa Tengah]], termasuk banyak di antaranya berturut-turut dari suku [[Goth]] dan [[Vandal]], telah memeluk Arianisme ([[Visigoth]] berpindah keyakinan ke dalam Kekristenan Arian pada tahun 376), yang menyebabkan Arianisme menjadi suatu faktor keagamaan dalam berbagai perang yang melibatkan Kekaisaran Romawi.<ref>{{quote|The inhibiting and paralyzing force of superstitious beliefs penetrated to every department of life, and the most primary and elementary activities of society were influenced. War, for example, was not a simple matter of a test of strength and courage, but supernatural matters had to be taken carefully into consideration. When [[Clovis I|Clovis]] said of the Goths in southern Gaul, "I take it hard that these Arians should hold a part of the Gauls; let us go with God's aid and conquer them and bring the land under our dominion", [note: see p. 45 (Book II:37)] he was not speaking in a hypocritical or arrogant manner but in real accordance with the religious sentiment of the time. What he meant was that the Goths, being heretics, were at once enemies of the true God and inferior to the orthodox Franks in their supernatural backing. Considerations of duty, strategy, and self-interest all reinforced one another in [[Clovis I|Clovis]]'s mind. However, it was not always the orthodox side that won. We hear of a battle fought a few years before Gregory became bishop of Tours between king [[Sigebert I|Sigibert]] and the [[Huns]], [note: Book IV:29] in which the Huns "by the use of magic arts caused various false appearances to arise before their enemies and overcame them decisively." Medieval Study Guide to Gregory of Tours History of the Franks.|St [[Gregory of Tours]] |url=http://www.fordham.edu/halsall/basis/gregory-hist.html}}</ref> Di bagian barat, Arianisme yang terorganisir bertahan di [[Afrika Utara]], di Hispania, dan beberapa bagian Italia, sampai akhirnya hilang pada abad ke-6 dan ke-7. [[Grimoaldo I dari Benevento|Grimoaldo]] (662–671), [[Daftar raja dari suku Langobardi|Raja suku Lombard]], serta [[Garibaldo]] (671) penerus dan putranya yang masih muda, adalah para raja Arian yang terakhir di Eropa.
 
== Arianisme dari abad ke-16 sampai ke-19 ==
Setelah terjadinya [[Reformasi Protestan]] yang dimulai sejak tahun 1517, pandangan-pandangan Arian dan [[nontrinitarianisme|non-trinitarian]] lainnya kembali muncul ke permukaan. Anti-trinitarian Inggris pertama yang diketahui yaitu [[John Assheton]], yang dipaksa untuk mengakui kesalahannya di hadapan [[Thomas Cranmer]] pada tahun 1548. Dalam Konsili [[Anabaptis]] di [[Konsili Venesia|Venesia]] pada tahun 1550, para inisiator awal [[Reformasi Radikal]] dari Italia berkomitmen mendukung pandangan-pandangan [[Michael Servetus|Miguel Servet]] (wafat tahun 1553); ini disebarkan oleh [[Giorgio Biandrata]] dan yang lainnya ke [[Polandia]] dan [[Transilvania]].<ref>[[Roland Bainton]], ''Hunted Heretic. The Life and Death of Michael Servetus''</ref> Sayap antitrinitarian dari Reformasi Polandia memisahkan diri dari ''ecclesia maior'' [[Calvinis]] untuk membentuk ''ecclesia minor'' atau [[Serikat Persaudaraan Polandia]]. Mereka kerap disebut sebagai "kaum Arian" karena penolakan mereka akan Trinitas, meskipun sebenarnya mereka tergolong kaum [[Socinianisme|Socinian]], sebagaimana kelak mereka dikenal, bergerak lebih jauh dari Arius menuju posisi [[Fotinus]]. Julukan "Arian" juga digunakan untuk menyebut kaum [[Unitarianisme|Unitarian]] awal seperti [[John Biddle (Unitarian)|John Biddle]], kendati dalam hal penyangkalan akan [[pra-keberadaan Yesus|pra-eksistensi Kristus]] lebih tepat jika digolongkan sebagai kaum Socinian daripada Arian.<ref>[[George Huntston Williams]]. ''The Radical Reformation'', 3rd edition. Volume 15 of Sixteenth Century Essays and Studies. Ann Arbor, MI: Edwards Brothers, 1992</ref>
 
Inggris Raya di akhir abad ke-17 hingga awal abad ke-18 diwarnai gelombang [[latitudinarianisme]]; yang merupakan dampak tidak langsung dari berpisahnya [[Gereja Anglikan]] Inggris dengan [[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]] Roma pada abad sebelumnya. Tokoh latitudinarian Inggris yang terkenal pada masa itu adalah [[John Locke]] (1632–1704), yang pada akhir hidupnya berkenalan dengan bernama [[Isaac Newton]] pada tahun 1689.<ref name=":0">Wiles, Maurice (2017). ''Warisan Sejarah Arianisme''. Bandung: Pustaka Matahari. [[International Standard Book Number|ISBN]] [https://isbn.perpusnas.go.id/Account/SearchBuku?searchCat=Judul&searchTxt=Warisan+sejarah+arianisme 978-602-98762-1-5].</ref> Dari perkenalannya tersebut, Dalam hal ini John Locke memberi kesaksian soal Newton: "''Pengetahuan Isaac Newton atas Alkitab sungguh luar biasa, sehingga apa yang aku ketahui tidak sebanding dengannya''".<ref>''The Correspondence of John Locke'', vii. 772-4: no. 3275 dari tanggal 30 April 1703.</ref> Hal yang mungkin tidak diduga John Locke bahwa Newton adalah seorang pengikut Arian. Hal itu baru diketahui kemudian dari catatan-catatan hariannya, dan juga dari kesaksian para pengikutnya, seperti [[William Whiston]] dan [[Samuel Clarke]]. Arianisme di Inggris Raya surut seabad kemudian ketika seorang tokoh [[Unitarianisme]] bernama [[Joseph Priestley]] (1733–1804), yang juga seorang ilmuwan penemu oksigen, melancarkan kampanye Unitarian.<ref name=":0" />
 
Mengutip artikel tentang Arianisme dalam ''[[Encyclopædia Britannica]]'': "Di zaman modern, beberapa kalangan Unitarian hampir-hampir adalah Arian dalam hal mereka enggan menurunkan Kristus menjadi sekadar manusia ataupun mengatribusikan kepada-Nya kodrat ilahi yang identik dengan Bapa."<ref>"Arianism." Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Deluxe Edition. Chicago: Encyclopædia Britannica, 2007.</ref> Namun, doktrin-doktrin mereka tidak dapat dianggap mewakili doktrin-doktrin tradisional Arian ataupun sebaliknya.{{Citation needed|date=Mei 2010}}
 
Suatu pandangan serupa dipegang oleh aliran kuno anti-Nicea yang disebut [[Pneumatomaki]] ({{lang|gr|Πνευματομάχοι}}, "nafas" atau "roh" dan "para pejuang", digabungkan menjadi "para pejuang penentang roh"), yang mendapat sebutan demikian karena mereka menentang Ketuhanan Roh Kudus yang dinyatakan dalam Kredo Nicea-Konstantinopel. Bagaimanapun, Pneumatomaki adalah para penganut Makedonianisme, dan meskipun keyakinan-keyakinan mereka agak serupa dengan Arianisme,<ref name="Wace">Wace, Henry; Piercy, William C., eds. Dictionary of Christian Biography and Literature to the End of the Sixth Century (1911, third edition) London: John Murray.</ref> keyakinan-keyakinan tersebut cukup jelas perbedaannya sehingga dapat dianggap berbeda.<ref name="Wace"/>
 
== Arianisme masa kini ==
[[Saksi-Saksi Yehuwa]] sering kali disebut sebagai "kaum Arian zaman modern" atau terkadang "[[Semi-Arianisme|kaum Semi-Arian]]",<ref>Institute for Metaphysical Studies—[https://books.google.com/books?id=KRkzOWYc7JkC&pg=PA210&lpg=PA210&dq=jehovah%27s+witness+are+semi-arian&source=bl&ots=ENxfCQxiN_&sig=WB7HP4iYP9_5NPDxzyMVTdI27FU&hl=en&sa=X&ei=jmSXU_WkK5PjsASgpIFA&ved=0CF4Q6AEwBg#v=onepage&q=jehovah%27s%20witness%20are%20semi-arian&f=false The Arian Christian Bible] - Metaphysical Institute, 2010. Page 209. Retrieved 10 June 2014.</ref><ref>Adam Bourque - [http://www.miskeptics.org/2012/07/ten-things-you-didnt-know-about-jehovahs-witnesses/ Ten Things You Didn’t Know about Jehovah’s Witnesses.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140714222727/http://www.miskeptics.org/2012/07/ten-things-you-didnt-know-about-jehovahs-witnesses/ |date=2014-07-14 }}—Michigen Skeptics Association. Retrieved 10 June 2014.</ref> biasanya oleh para penentang mereka.<ref>{{cite web|last=Dorsett|first=Tommy|title=Modern Day Arians: Who Are They?|url=http://www.believersweb.org/view.cfm?ID=644|accessdate=2 May 2012}}</ref><ref>{{cite web|title=Trinity: Arius and the Nicene Creed|url=http://www.bible.ca/trinity/trinity-history-arius.htm|accessdate=2 May 2012}}</ref><ref>{{cite web|last=Young|first=Alexey|title=Jehovah's Witnesses|url=http://www.fatheralexander.org/booklets/english/jehovah_e.htm|accessdate=2 May 2012}}</ref> Meskipun terdapat beberapa kemiripan yang signifikan dalam hal teologi dan doktrin, Saksi-Saksi Yehuwa dianggap berbeda dari kaum Arian karena mengatakan bahwa Putra dapat mengenal Bapa sepenuhnya (suatu hal yang dibantah oleh Arius), dan penolakan mereka atas kepribadian [[Roh Kudus]]. Arius menganggap Roh Kudus sebagai suatu pribadi atau malaikat berperingkat tinggi, yang memiliki awal mula sebagai suatu makhluk, sedangkan Saksi-Saksi Yehuwa menganggap Roh Kudus sebagai "energi" atau "tenaga aktif" Allah, yang tidak memiliki awal mula, dan bukan suatu pribadi yang sebenarnya. Kaum Arian asli umumnya berdoa secara langsung kepada Yesus, sedangkan Saksi-Saksi Yehuwa berdoa kepada Allah (Bapa), melalui Yesus sebagai mediator.<ref>{{cite journal|title=Should You Believe in the Trinity?|journal=Awake!|date=August 2013|pages=12–13|url=http://wol.jw.org/en/wol/d/r1/lp-e/102013286|accessdate=2 November 2014}}</ref>
 
=== Para penganut ===
Ajaran-ajaran dari dua konsili ekumenis pertama—yang sepenuhnya menolak Arianisme—dipegang oleh [[Gereja Katolik]], [[Gereja Ortodoks Timur]], [[Gereja Ortodoks Oriental]], [[Gereja Asiria dari Timur]] dan semua gereja [[Protestan]] yang didirikan sejak [[Reformasi Protestan]] (Lutheran, Reformed/Presbiterian, dan Anglikan). Selain itu, hampir semua kelompok Protestan (seperti Metodis, Baptis, kebanyakan Pentakostal) sama sekali menolak ajaran yang terkait dengan Arianisme. Kelompok-kelompok modern yang saat ini muncul dengan merangkul beberapa prinsip Arianisme misalnya kalangan [[Unitarianisme|Unitarian]] dan Saksi-Saksi Yehuwa. Meskipun asal usul keyakinan mereka belum tentu terkait dengan ajaran-ajaran Arius, banyak dari keyakinan-keyakinan inti mereka yang sepenuhnya sama.
 
Kelompok-kelompok lain yang menentang Trinitas belum tentu tergolong Arian:
* [[Iglesia ni Cristo]],<ref>Bienvenido Santiago "Is Jesus Christ Called 'God' in John 1:1?" in God's Message magazine July–September 1995</ref> [[Kristadelfian]],<ref>Pearce F. ''Jesus: God the Son or Son of God?'' CMPA</ref> [[Church of God General Conference]],<ref>[[Sir Anthony Buzzard, 3rd Baronet|Anthony Buzzard]] and Charles Hunting ''The Doctrine of the Trinity: Christianity's Self-Inflicted Wound''</ref> dan "[[Unitarianisme Biblis]]" yang lain pada umumnya tergolong [[Socinianisme|Socinian]] dalam Kristologi mereka, bukan Arian.
* Terdapat juga beragam gereja [[Binitarianisme|Binitarian]] (Dwitunggal), yang meyakini bahwa pada dasarnya Allah terdiri dari dua pribadi, Bapa dan Putra, sementara Roh Kudus bukanlah suatu pribadi. Sebagai contohnya yaitu [[Gereja Allah (Hari-Ketujuh)]] dan berbagai cabangnya, khususnya yang dahulu dikenal sebagai Radio Church of God, didirikan oleh Herbert W. Armstrong, berganti nama menjadi [[Grace Communion International|Worldwide Church of God]], yang setelah wafatnya Armstrong menjadi penganut Trinitas sehingga banyak gereja kecil memisahkan diri. Kebanyakan di antaranya masih setia kepada ajaran-ajaran Armstrong, misalnya [[Restored Church of God]], [[United Church of God]], [[Philadelphia Church of God]], [[Living Church of God]], dan lain-lain. Gereja Binitarian lainnya termasuk Gospel Assemblies, sekelompok denominasi Pentakostal yang meyakini bahwa Allah mengadopsi nama Yesus, dan [[Gereja Yesus Kristus (Bickertonit)]], salah satu cabang dari Mormonisme, yang meyakini bahwa Allah terdiri dari dua tokoh, bukan pribadi. Pada umumnya Binitarian meyakini bahwa Bapa lebih besar daripada Putra, sehingga pandangan mereka agak mirip dengan Arianisme.
 
== Lihat pula ==
{{Columns-list|* [[Ilmu Kalam]]
* [[Arius]] (Presbiter dari Alexandria (256 - 336 M)
* [[KatolisismeKekristenan ArianJermanik]]
* [[AgamaKonsili KristenNicea JermanikI]]
* [[ProtestanismeKontroversi Arian]]
* [[Semi-Arianisme]]
* [[Anomean]], sekte murni Arian yang ekstrem
* [[Kristologi]]
* [[Nontrinitarianisme]]
* [[Subordinasionisme]]
* [[Unitarianisme]]}}
 
== Referensi ==
 
=== Bibliografi ===
* {{cite book |last=Alexandria |first=Athanasius of |title=History of the Arians|place=London|date=2013|url=http://www.limovia.net|isbn=978-1-78336-206-6}}
* {{cite web |last=Alexandria |first=Athanasius of |authorlink=Athanasius of Alexandria |title=History of the Arians}} [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-47.htm Part I], [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-48.htm Part II], [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-49.htm Part III], [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-50.htm Part IV], [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-51.htm Part V], [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-52.htm Part VI], [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-53.htm Part VII], [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-54.htm Part VIII]
* {{cite book|first=Lewis|last=Ayres|url=https://books.google.com/books?id=DXeHAAAACAAJ&dq=nicaea+and+its+legacy|title=Nicaea and its Legacy: An Approach to Fourth-Century Trinitarian Theology|place=New York|publisher=Oxford University Press|date=2004}}{{Pranala mati|date=Juli 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{Cite book |first=Mark |last=Belletini |title=Arius in the Mirror: The Alexandrian Dissent And How It Is Reflected in Modern Unitarian Universalist Practice and Discourse |url=http://firstuucolumbus.org/sermons/ariuspaper.htm |access-date=2016-08-22 |archive-date=2007-02-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070216022131/http://firstuucolumbus.org/sermons/ariuspaper.htm |dead-url=yes }}
* {{cite book|title=Arianism. Roman Heresy and Barbarian Creed|editor=Roland Steinacher Guido M. Berndt| volume=vol.1|place=Farnham, UK|publisher= Ashgate|date=2014}}
* {{cite journal|first=Ivor J.|last= Davidson|title=A Public Faith|volume= 2|journal=Baker History of the Church|date=2005|isbn=0-8010-1275-9}}
* {{Cite book |first=R. P. C. |last=Hanson |url=https://books.google.com/?id=Jm5cAAAACAAJ&dq=the+search+for+the+christian+doctrine+of+God |title=The Search for the Christian Doctrine of God: The Arian Controversy 318–381 |publisher= T & T Clark |year=1988 |isbn=978-0-567-03092-4 }}
* {{cite book|first=J. N. D.|last= Kelly|title=Early Christian Doctrines|url=https://archive.org/details/earlychristiando00kell_0|date=1978|isbn=0-06-064334-X}}
* {{cite web |last=Newman |first=John Henry |authorlink=John Henry Newman |url=http://www.newmanreader.org/works/arians/index.html|title= Arians of the Fourth Century|date=1833}}
* {{cite book|first=Sarah|last= Parvis|url=https://books.google.com/books?id=-jgsQihyWTEC&dq=sarah+parvis&ie=ISO-8859-1 |title=Marcellus of Ancyra And the Lost Years of the Arian Controversy 325–345|place=New York|publisher= Oxford University Press|date=2006}}
* {{cite book|url=https://books.google.com/books?id=O2f2GAAACAAJ&dq=athanasius+werke+dokumente+zur+geschichte |title=Documents of the Arian Controversy|date=2007|language=German|place= Berlin and New York|publisher=Walter De Gruyter}}
* {{cite book|first=Eliseo|last= Rodriguez|url=http://www.amazon.com/The-Doctrine-Trinity-Dead-Fundamental/dp/1490922164|title=The Doctrine of the Trinity is Dead: The Original Gospel (Lost Fundamental Doctrines)| volume=vol. 1|isbn=978-1490922164}}
* {{cite book|first=William C.|last= Rusch|title=The Trinitarian Controversy|url=https://archive.org/details/trinitariancontr00unse|publisher=Sources of Early Christian Thought|date=1980|isbn=0-8006-1410-0}}
* {{cite book |last=Schaff |first=Philip |authorlink=Philip Schaff |url=http://www.ccel.org/s/schaff/history/3_ch09.htm|title= Theological Controversies and the Development of Orthodoxy: The History of the Christian Church|volume=vols. III and IX}}
* {{cite book |last=Williams |first=Rowan |authorlink=Rowan Williams |title=Arius: Heresy and Tradition|url=https://archive.org/details/ariusheresytradi0000will |edition=revised|date=2001|isbn=0-8028-4969-5}}
 
=== BibliografiCatatan ===
{{reflist|colwidth=30em}}
 
=== Bacaaan lanjutan ===
* [[Athanasius of Alexandria]], ''History of the Arians'' [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-47.htm Part I] [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-48.htm Part II] [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-49.htm Part III] [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-50.htm Part IV] [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-51.htm Part V] [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-52.htm Part VI] [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-53.htm Part VII] [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF2-04/Npnf2-04-54.htm Part VIII]
* {{Citation|last=Brennecke|first=Hanns Christof|contribution=Arianism|year=1999|title=Encyclopedia of Christianity|editor-last=Fahlbusch|editor-first=Erwin|volume=1|pages=121–122|place=Grand Rapids|publisher=Wm. B. Eerdmans|isbn = 0-8028-2413-7}}
* Ivor J. Davidson, ''A Public Faith'', Volume 2 of Baker History of the Church, 2005, ISBN 0-8010-1275-9
* J.N.D. Kelly, ''Early Christian Doctrines'', 1978, ISBN 0-06-064334-X
* William C. Rusch, ''The Trinitarian Controversy'', (Sources of Early Christian Thought), 1980, ISBN 0-8006-1410-0
* [[John Henry Newman]], ''[http://www.newmanreader.org/works/arians/index.html Arians of the Fourth Century]'', 1871
* [[Philip Schaff|Schaff, Philip]] ''[http://www.ccel.org/s/schaff/history/3_ch09.htm Theological Controversies and the Development of Orthodoxy]'', History of the Christian Church, Vol III, Ch. IX
* [[Rowan Williams|Williams, Rowan]], ''Arius: Heresy and Tradition'', edisi revisi, 2001, ISBN 0-8028-4969-5
 
== Pranala luar ==
{{div col|2}}
* {{en}} [http://www.newadvent.org/cathen/01707c.htm CATHOLIC ENCYCLOPEDIA: Arianisme]
* [http://www.fourthcentury.com/urkunden-chart-2007/ Documents of the Early Arian Controversy] Chronological survey of the sources
* {{en}} [http://www.arian-catholic.org/arian/arianism.html Holy Arian Catholic and Apostolic Church] (Pandangan Katolik Arian)
* [http://www.fourthcentury.com/index.php/urkunde-chart-opitz English translations of all extant letters relating to early Arianism] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080925171026/http://www.fourthcentury.com/index.php/urkunde-chart-opitz |date=2008-09-25 }}
* {{en}} [http://mb-soft.com/believe/txo/arianism.htm Believe: Arianism]
* [http://www.fourthcentury.com/notwppages/arius-supporters-map.htm A map of early sympathizers with Arius]
* {{Cite CE1913 |last=Barry |first=William |authorlink=William Francis Barry |wstitle=Arianism |short=x}}
* [http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=1757&letter=A Jewish Encyclopedia: Arianism]
* [http://tera-3.ul.cs.cmu.edu/cgi-bin/getImage.pl?target=/data/www/NASD/4a7f1db4-5792-415c-be79-266f41eef20a/009/499/PTIFF/00000052.tif&rs=1 Concordia Cyclopedia: Arianism (page 1)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160414142828/http://tera-3.ul.cs.cmu.edu/cgi-bin/getImage.pl?target=%2Fdata%2Fwww%2FNASD%2F4a7f1db4-5792-415c-be79-266f41eef20a%2F009%2F499%2FPTIFF%2F00000052.tif&rs=1 |date=2016-04-14 }} [http://tera-3.ul.cs.cmu.edu/cgi-bin/getImage.pl?target=/data/www/NASD/4a7f1db4-5792-415c-be79-266f41eef20a/009/499/PTIFF/00000053.tif&rs=1 (page 2)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160414142900/http://tera-3.ul.cs.cmu.edu/cgi-bin/getImage.pl?target=%2Fdata%2Fwww%2FNASD%2F4a7f1db4-5792-415c-be79-266f41eef20a%2F009%2F499%2FPTIFF%2F00000053.tif&rs=1 |date=2016-04-14 }} [http://tera-3.ul.cs.cmu.edu/cgi-bin/getImage.pl?target=/data/www/NASD/4a7f1db4-5792-415c-be79-266f41eef20a/009/499/PTIFF/00000054.tif&rs=1 (page 3)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160414142854/http://tera-3.ul.cs.cmu.edu/cgi-bin/getImage.pl?target=%2Fdata%2Fwww%2FNASD%2F4a7f1db4-5792-415c-be79-266f41eef20a%2F009%2F499%2FPTIFF%2F00000054.tif&rs=1 |date=2016-04-14 }}
* {{Cite AmCyc|wstitle=Arianism |short=x}}
* [http://www.third-millennium-library.com/MedievalHistory/FOURTH_CENTURY_ARIANS/ARIANS_DOOR.html ''The Arians of the fourth century'' by John Henry "Cardinal" Newman in "btm" format] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130303133427/http://www.third-millennium-library.com/MedievalHistory/FOURTH_CENTURY_ARIANS/ARIANS_DOOR.html |date=2013-03-03 }}
* [http://www.the-highway.com/arian_Hanko1.html Concise Summary of the Arian Controversy]
* [http://www.Arianismtoday.com Arianism Today] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190101183158/https://arianismtoday.com/ |date=2019-01-01 }}
{{div col end}}
 
{{Sejarah Gereja}}
[[Kategori:Agama]]
{{Keyakinan-keyakinan yang dikecam oleh Gereja Katolik}}
[[Kategori:Kristen]]
{{Authority control}}
[[Kategori:Doktrin dan teologi Katolik]]
 
[[Kategori:Arianisme| ]]
[[ar:أريانية]]
[[Kategori:Bidah Kristen]]
[[bg:Арианство]]
[[Kategori:Denominasi Nontrinitaris]]
[[ca:Arrianisme]]
[[Kategori:Istilah Kristen]]
[[cs:Ariánství]]
[[Kategori:Kontroversi Kristen kuno]]
[[cy:Ariadaeth]]
[[daKategori:ArianismeKristologi]]
[[de:Arianismus]]
[[el:Αρειανισμός]]
[[en:Arianism]]
[[eo:Arianismo]]
[[es:Arrianismo]]
[[et:Arianism]]
[[fi:Areiolaisuus]]
[[fr:Arianisme]]
[[fy:Arianisme]]
[[gl:Arianismo]]
[[he:האריאניות]]
[[hr:Arijanstvo]]
[[hu:Arianizmus]]
[[ia:Arianismo]]
[[it:Arianesimo]]
[[ja:アリウス派]]
[[ko:아리우스주의]]
[[la:Arianismus]]
[[lt:Arijonai]]
[[lv:Ariānisms]]
[[ms:Arianisme]]
[[nl:Arianisme]]
[[no:Arianisme]]
[[pl:Arianizm]]
[[pt:Arianismo]]
[[ro:Arianism]]
[[ru:Арианство]]
[[sh:Arijanstvo]]
[[simple:Arianism]]
[[sk:Arianizmus]]
[[sl:Arijanstvo]]
[[sq:Arianizmi]]
[[sr:Аријанство]]
[[sv:Arianism]]
[[tr:Aryanizm]]
[[uk:Аріанство]]
[[zh:阿里烏教派]]
[[zh-yue:阿里烏派]]