Ekspedisi Pamalayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angga SR (bicara | kontrib)
Envapid (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(34 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
 
== Sasaran ekspedisi ==
[[Berkas:Jong (Javanese junk), Java island, and other Indonesian islands in Catalan atlas.jpg|thumb|Sebagian dari atlas Katala yang menggambarkan kepulauan Indonesia. Di sebelah kiri ada ''inchi'' bertiang lima (kesalahan penyalinan ''jũchi'', atau jung, dari jong Jawa). Di tengah adalah ''illa iana'' (kesalahan pencatatan ''illa iaua'', pulau Jawa), yang diperintah oleh seorang ratu (mungkin [[Tribhuwana Wijayatunggadewi|Tribhuwana]], memerintah dari tahun 1328 hingga 1350). Di sebelah kanan adalah pulau-pulau Indonesia lainnya.]]
Beberapa literatur menyebut sasaran [https://www.riauonline.id/2019/04/kerajaan-sriwijaya-sejarah-lengkap-dan.html Ekspedisi Pamalayu adalah untuk menguasai negeri [[Melayu<nowiki>]]</nowiki> sebagai batu loncatan untuk menaklukkan [[Sriwijaya<nowiki>]]</nowiki>]. Dengan demikian, posisi Sriwijaya sebagai penguasa Asia Tenggara dapat diperlemah. Namun pendapat ini kurang tepat karena pada saat itu kerajaan Sriwijaya sudah musnah. ''[[Nagarakretagama]]'' yang ditulis tahun [[1365]] juga tidak pernah menyebutkan adanya negeri bernama Sriwijaya lagi, tetapi melainkan bernama [[Palembang]]. Itu artinya pada zaman tersebut, nama Sriwijaya sudah tidak dikenal lagi.
[[Berkas:Rigging4.png|ka|200px|jmpl|sketsa dari kapal zaman era Majapahit.''lihat:'' '''[[Kidung Sunda]]'''<ref>C.C. (1927) Kidung Sunda.">Berg, C.C. 1927. ''Kidung Sunda. Inleiding, tekst, vertaling en aanteekeningen.'' ‘s Grav., BKI.</ref>]]
 
Catatan dari [[Dinasti Ming]] memang menyebutkan bahwa pada tahun [[1377]] tentara Jawa menghancurkan pemberontakan San-fo-tsi. Meskipun demikian, istilah San-fo-tsi tidak harus bermakna Sriwijaya. Dalam catatan [[Dinasti Song]] istilah San-fo-tsi memang identik dengan Sriwijaya, tetapi dalam naskah ''Chu-fan-chi'' yang ditulis tahun [[1225]], istilah San-fo-tsi identik dengan Dharmasraya. Dengan kata lain, San-fo-tsi adalah sebutan bangsa [[Cina]] untuk pulau Sumatra, sebagaimana mereka menyebut [[Jawa]] dengan istilah ''Cho-po''.
 
Jadi, sasaran Ekspedisi Pamalayu adalah inspeksi pada Kerajaan Melayu karena dalam ''Nagarakretagama'' telah disebutkan bahwa kerajaan wilayah Melayu merupakan daerah bawahan di antara sekian banyak daerah jajahan Majapahit, di mana penyebutan ''Malayu'' tersebut dirujuk kepada beberapa negeri yang ada di pulau Sumatra dan Semenanjung Malaya.
[[Berkas:Muzium Negara KL37.JPG|ka|200px|jmpl|Sebuah model kapal zaman era tahun [[800-an|800-an Masehi]].<br /> (berdasarkan relief yang terdapat pada candi [[Borobudur]])]]
 
== Dharmasraya penganti Sriwijaya ==
Istilah ''Pamalayu'' dapat bermakna [https://www.riauonline.id/2019/06/sejarah-Ekspedisi-Pamalayu-Kawasan-Kerajaan-Melayu.html “perang melawan Malayu”] {{fact}} atau kalau alih dari bahasa Sanskrit berarti "tidak melepaskan Malayu".<ref group="NoteCatatan">dalamDalam ''[[Kidung Panji Wijayakrama]]'' diseebutkandisebutkan bahwa nama utusan Ekspedisi Pamalayu tersebut, yaitu [[Mahisa Anabrang]] yang mempunyai arti ialah ''“kerbau yang menyeberang”''</ref> Hal ini terjadi karena kawasan Melayu yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan [[Sriwijaya]] sebagaimana tersebut pada [[Prasasti Kedukan Bukit]] yang beraksara tahun [[682]] Dan kemudian munculnya [[Dharmasraya]] mengantikan peran Sriwijaya sebagai penguasa pulau [[Sumatra]] dan [[Semenanjung Malaya]], seiring dengan melemahnya pengaruh Sriwijaya setelah serangan pasukan [[Rajendra Chola]] dari [[Koromandel]], [[India]] sekitar tahun [[1025]], di mana dari [[Prasasti Tanyore]] menyebutkan bahwa serangan tersebut berhasil menaklukan dan menawan raja dari Sriwijaya.
 
Kebangkitan kembali Kerajaan Melayu di bawah pimpinan [[Srimat Trailokyabhusana Mauli Warmadewa]] sebagaimana yang tertulis dalam [[Prasasti Grahi]] tahun [[1183]].<ref name="Muljana-1">Muljana, Slamet, (2006), ''Sriwijaya'', Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, ISBN 979-8451-62-7.</ref>.
 
== Pengiriman Arca Amoghapasa ==
[[Berkas:Amoghapasa Padang Roco Inscription Front.JPG|200px|kiri|jmpl|Arca Amoghapasa, <br />Koleksi Musium Nasional di Jakarta]]
Setelah kerajaan Melayu di Dharmasraya dengan rajanya waktu itu [[Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa]] takluk dan menjadi daerah bawahan, maka pada tahun [[1286]] Kertanagara mengirim [[Arca Amoghapasa]] untuk ditempatkan di Dharmasraya.<ref name="MalayOrigins2001">{{cite journal|last=Andaya|first=Leonard Y.|journal=Journal of Southeast Asian Studies|title=The Search for the ‘Origins’ of Melayu|volume=32|issue=3|date=2001|pages=315–330|url=|doi=10.1017/S0022463401000169}}</ref>. [[Prasasti Padang Roco|Prasasti Padangroco]], tempat dipahatkannya Arca Amoghapasa menyebutkan bahwa arca tersebut adalah hadiah persahabatan dari Maharajadhiraja Kertanagara untuk Maharaja Tribhuwanaraja. Sehingga jika ditinjau dari gelar yang dipakai, terlihat kalau Singhasari telah menjadi atasan Dharmasraya.
 
Prasasti Padangroco juga menyebutkan bahwa arca Amoghapasa diberangkatkan dari Jawa menuju Sumatra dengan diiringgi beberapa pejabat penting Singhasari di antaranya ialah [[Rakryan Mahamantri Dyah Adwayabrahma]], Rakryan Sirikan Dyah Sugatabrahma, Payaman Hyang Dipangkaradasa, dan Rakryan Demung Mpu Wira.
Baris 32:
 
== Kembali ke Jawa ==
''[[Pararaton]]''<ref>Mangkudimedja, R.M., (1979), ''Serat Pararaton'', Jilid 2, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.</ref> menyebutkan bahwa pasukan Pamalayu yang berangkat tahun [[1275]] akhirnya pulang ke [[Jawa]] sepuluh hari setelah kepergian bangsa [[Mongol]] tahun [[1294]].<ref name="Muljana 2005">{{cite book | last=Muljana, | first=Slamet, (2005),| ''title=Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan| Timbulnyapublisher=LKiS Negara-negaraYogyakarta Islam| diyear=2005 Nusantara'',| Yogyakartaisbn=978-979-8451-16-4 | url=https://books.google.com/books?id=9dBqDwAAQBAJ&pg=PA19 LKiS,| ISBNlanguage=id 979| access-98451date=2022-1601-3.21}}</ref>.
 
Menurut catatan [[Dinasti Yuan]], Kaisar Khubilai Khan mengirim pasukan Mongol untuk menyerang kerajaan [[Singhasari]] tahun [[1292]]. Namun, Singhasari ternyata sudah runtuh akibat pemberontakan [[Jayakatwang]]. Pasukan Mongol kemudian bekerja sama dengan [[Raden Wijaya]] penguasa [[Majapahit]] untuk menghancurkan Jayakatwang.
Baris 40:
Dan selanjutnya kedua orang putri [[Melayu]] tersebut, Raden Wijaya sebagai ahli waris Kertanagara mengambil Dara Petak sebagai istri, dan menyerahkan Dara Jingga kepada seorang ''dewa''. Di mana dari Dara Petak lahirlah nantinya [[Jayanagara]] raja [[Majapahit]] penganti Raden Wijaya.
Sedangkan Dara Jingga kemudian melahirkan seorang anak laki-laki bernama Tuhanku Janaka atau Mantrolot Warmadewa yang identik dengan [[Adityawarman]],<ref>Berg, C.C., (1985), ''Penulisan Sejarah Jawa'', (terj.), Jakarta: Bhratara.</ref>, yang kemudian hari menjadi raja di [[Malayapura]]. Adityawarman sendiri mengaku sebagai putra [[Adwayawarman]]. Nama ini mirip dengan salah satu nama pengawal yang mengantar arca Amoghapasa sebelumnya, yaitu Adwayabrahma yang menjabat sebagai Rakryan Mahamantri. Jabatan ini merupakan jabatan tingkat tinggi dalam pemerintahan Singhasari. Mungkin istilah ''dewa'' dalam ''Pararaton'' merujuk kepada jabatan ini.
 
Namun ada pendapat lain terutama dari Prof. [[Uli Kozok]] yang mengatakan bahwa anak dari Dara Jingga tersebut adalah yang bernama [[Akarendrawarman]].
 
== Sisa pasukan Pamalayu ==
Menurut sumber dari [[Batak]], pasukan Pamalayu dipimpin oleh Indrawarman, bukan Kebo Anabrang. Tokoh Indrawarman ini tidak pernahdicatat kembalidi kesumber [[Jawa]],manapun melainkankecuali menetapdari dicerita Batak [[SumatraSuku Simalungun|Simalungun]] dantentang menolak''Jaka kekuasaanDolog'' Majapahit sebagai kelanjutan(Kertanegara) dari SinghasariSingasari.{{efn-lg|{{harvnb|Muljana|2005|p=12}}}} Mungkin,Diperkirakan tokoh Indrawarman bukanmerupakan komandansalah Pamalayu,satu melainkanbangsawan wakilnya.yang Jadi,dikirim untuk mengantar arca Amoghapasa. ketikaKetika Kebo Anabrang kembali ke Jawa, ia tidak membawa semua pasukan, tetapi meninggalkan sebagian di bawah pimpinan Indrawarman untuk menjaga keamanan Sumatra. Nama Indrawarman inilahdipercayakan untuk menjaga daerah ekspedisi Pamalayu di muara [[Sungai Asahan]]. Namun pada tahun 1293, ia menolak kekuasaan Majapahit yang tercatatdidirikan dalam[[Raden ingatanWijaya]] masyarakatsebagai Batak<refkelanjutan namedari Singhasari.{{efn-lg|{{harvnb|Muljana|2005|p="13}}}} Sehingga Indrawarman kabur dan mendirikan Kerajaan Silo di pedalaman Simalungun.{{efn-lg|{{harvnb|Muljana"|2005|p=14}}}} />Namun, ia juga tidak mampu mempertahankan daerah Kuntu–Kampar yang direbut oleh [[Kerajaan Aru]] pada tahun [[1301]], yang kemudian dikendalikan oleh bangsawan Aru dengan gelar ''Perkasa Alam''.{{efn-lg|{{harvnb|Muljana|2005|p=15}}}}
 
Pendirian Kerajaan Silo oleh Indrawarman dan pasukan asal Jawa ini kemungkinan dibantu oleh marga Siregar/Silo yang datang dari Lottung (Lontung), Samosir Timur, mereka bekerjasama untuk melawan desakan marga Sinaga yang juga datang dari Samosir Timur. Pelabuhan kerajaan ini terletak di muara Sungai Bah Belon bernama Indrapura. Kemudian pasukan Jawa tersebut juga mengadopsi marga lokal dan membentuk marga baru.{{efn-lg|{{harvnb|Muljana|2005|p=18}}}} Indrawarman mengadopsi marga Siregar/Silo walau sembilan putranya mengadopsi marga lainnya di Simalungun. Pada tahun [[1339]] datang pasukan Majapahit di bawah pimpinan [[Adityawarman]] menghancurkan kerajaan ini. Indrawarman terbunuh dan beberapa pusat kerajaan dihancurkan, walau putra-putra raja Indrawarman berhasil lolos ke [[Haranggaol, Haranggaol Horison, Simalungun|Haranggaol]], pesisir [[Danau Toba]]. Tentara Majapahit kemudian menyerang kerajaan Batak [[Suku Karo|Karo]] di muara [[Sungai Wampu]], walau kemudian dipukul mundur oleh [[Kesultanan Samudera Pasai]]. Keturunan Indrawarman kemudian mendirikan Kerajaan [[Dolok Silau, Simalungun|Dolok Silo]] dan Kerajaan [[Raya Kahean, Simalungun|Raya Kahean]] di hulu Sungai Ular dan Sungai Padang, sedangkan marga Sinaga memasuki daerah lama Kerajaan Silo dan mendirikan Kerajaan Tanah Jawa, yang melanjutkan permusuhan marga Sinaga dan Siregar sebagai pewaris Indrawarman.{{efn-lg|{{harvnb|Muljana|2005|p=19}}}} Majapahit sendiri kemudian melakukan ekspedisi ketiga dan mendarat di muara Sungai Padang walau berhasil dikalahkan pasukan Samudra Pasai, Dolok Silo dan Raya Kahean.{{efn-lg|{{harvnb|Muljana|2005|p=20}}}}
Dikisahkan bahwa Indrawarman bermarkas di tepi Sungai Asahan. Ia menolak mengakui kedaulatan Majapahit yang didirikan oleh [[Raden Wijaya]] sebagai ahli waris Kertanagara. Namun, ia juga tidak mampu mempertahankan daerah Kuntu–Kampar yang direbut oleh [[Kesultanan Aru–Barumun]] pada tahun [[1299]]. Indrawarman takut apabila kerajaan [[Majapahit]] datang untuk meminta pertanggungjawabannya. Ia pun meninggalkan daerah Asahan untuk membangun kerajaan bernama Silo di daerah [[Simalungun]]. Pada tahun [[1339]] datang pasukan Majapahit di bawah pimpinan [[Adityawarman]] menghancurkan kerajaan ini.
 
== Catatan ==
{{Reflist|group=NoteCatatan}}
{{notelist-lg}}
 
==Daftar Pustaka==
==<ref>{{Cite web|url=https://www.riauonline.id/2019/06/sejarah-Ekspedisi-Pamalayu-Kawasan-Kerajaan-Melayu.html|title=Ekspedisi Pamalayu, Sejarah Kekuatan dan Taktik Perluasan Wilaya di Kawasan Kerajaan Melayu|website=www.riauonline.id|access-date=2019-10-14}}</ref>Referensi<ref>{{Cite web|url=https://www.riauonline.id/2019/04/uraian-sejarah-singkat-tentang-kerajaan.html|title=Uraian Sejarah Singkat Tentang Kerajaan Melayu Tua Jambi|website=www.riauonline.id|access-date=2019-10-14}}</ref>==
*{{citation |last=Muljana
|first=Slamet
|date=2005
|title=Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa
|publisher=LKiS Yogyakarta
|isbn=978-979-8451-16-4
|url=https://books.google.com/books?id=9dBqDwAAQBAJ&pg=PA19
| language=id}}
== Referensi ==
{{reflist}}