Agus Salim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angga SR (bicara | kontrib)
CendekiaPedia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(63 revisi perantara oleh 43 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = <!-- Hanya gelar kehormatan/kenegaraan (non-akademis) -->
|name = {{PAGENAME}}
|image = Agus Salim, Pekan Buku Indonesia 1954, p246.jpg
|honorific-suffix =
|imagesize =
|image = Agus Salim headshot.jpg
|caption =
|imagesize = 200px
|office = Menteri Luar Negeri Indonesia
|occupation =
|order = ke-3
|office1 = Daftar Menteri Luar Negeri Indonesia{{!}}Menteri Luar Negeri Indonesia
|primeminister=[[Sutan Syahrir]]
|order1 = ke-3
|term_start = [[3 Juli]] [[1947]]
|term_enddeputy1 = [[20 Desember]] = [[1949Tamzil]]
|primeminister1 = [[Amir Sjarifoeddin]]<br>[[Mohammad Hatta]]
|succeeding =
|term_startterm_start1 = [[3 Juli]] [[1947]]
|president = [[Soekarno]]
|term_end1 = 19 Desember 1948
|predecessor = [[Sutan Syahrir]]
|succeeding =
|successor = [[Mohammad Roem]]
|president = [[Soekarno]]
|office2 = Menteri Muda Luar Negeri Indonesia
|predecessor1 = [[Sutan Sjahrir]]
|order2 = ke-1
|term_start2successor1 = [[12Alexander Maret]]Andries [[1946Maramis]]
|term_start2 = 4 Agustus 1949
|term_end2 = [[3 Juli]] [[1947]]
|term_end2 = 20 Desember 1949
|succeeding2 =
|primeminister2 = Mohammad Hatta
|president2 = [[Soekarno]]
|predecessor2 = '''''JabatanAlexander Andries Baru'''''Maramis
|successor2 = [[TamsilMohamad Roem]]
|deputy2 = Tamzil
|birth_date = {{Birth date|1884|10|8}}
|officeoffice3 = Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Koto Gadang]], [[Agam]], [[Sumatra Barat]], [[Hindia Belanda]]
|orderorder3 = ke-31
|death_date = {{Death date and age|1954|11|4|1884|10|8}}
|office21blankname3 = [[Daftar Menteri Muda Luar Negeri Indonesia |Menteri]]
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|nationality1namedata3 = [[IndonesiaSutan Sjahrir]]
|term_start3 = 12 Maret 1946
|party =
|term_end3 = 26 Juni 1947
|spouse =
|succeeding23 =
|relations =
|president3 =
|children = 8
|predecessor3 = ''Tidak ada, jabatan baru''
|alma_mater =
|successor3 = Tamzil
|occupation =
|birth_name = Masjhoedoelhaq Salim
|profession = [[Jurnalis]], [[Diplomat]]
|birth_date = {{Birth date|1884|10|8}}
|religion = [[Islam]]
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Koto Gadang]], [[Kabupaten Agam|Agam]], [[Sumatra Barat]], [[Hindia Belanda]]
|signature =
|death_date = {{Death date and age|1954|11|4|1884|10|8}}
|website =
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|footnotes =
|resting_place = [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]], [[Jakarta]]
|nationality = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
|party = [[Partai Syarikat Islam Indonesia]] (PSII)
|spouse = Zainatun Nahar
|relations =
|children = 8
|alma_mater =
|profession = {{hlist|[[Jurnalis]], |[[Diplomat]]}}
| module = {{Listen|pos=center|embed=yes|filename=Radio Oranje 15-jan.-1941 HADJI AGOES SALIM TOESPRAAK UIT BATAVIA IN DE SERIE ‘STEMMEN UIT NEDERLAND.wav|title=Suara Agus Salim|type=speech|description=Agus Salim berpidato dalam bahasa Belanda di program radio ''Radio Oranje'' pada masa Perang Dunia II, 1941}}
}}
 
'''Haji Agus Salim''' (lahir dengan nama '''Masyhudul Haq''' (berarti "pembela kebenaran"); {{lahirmati|[[Koto Gadang]], [[Agam]], [[Sumatra Barat]], [[Hindia Belanda]]|8|10|1884|[[Jakarta]], [[Indonesia]]|4|11|1954}}) adalah seorang pejuang kemerdekaan [[Indonesia]]. Haji Agus Salim ditetapkan sebagai salah satu [[Pahlawan Nasional Indonesia]] pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keppres nomor 657 tahun 1961<ref>[http://www.depsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai-1 Daftar Nama Pahlawan Nasional Republik Indonesia]'', Departemen Sosial RI Online, [[Januari]] [[2010]]. Diakses 26 Agustus 2012.</ref>.
'''Agus Salim''' ( {{lahirmati|[[Koto Gadang]], [[Agam]], [[Sumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]|8|10|1884|[[Jakarta]], [[Indonesia]]|4|11|1954}}), lahir dengan nama '''Masjhoedoelhaq''' (berarti "pembela kebenaran"), adalah seorang pejuang [[kemerdekaan]] [[Indonesia]] dan juga sebagai bapak pandu Indonesia. Ia ditetapkan sebagai salah satu [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|pahlawan nasional Indonesia]] pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keputusan [[Presiden Indonesia]] Nomor 657 tahun 1961.<ref>[http://www.depsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai-1 Daftar Nama Pahlawan Nasional Republik Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120414053011/http://www.depsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai-1 |date=2012-04-14 }}'', Departemen Sosial RI Online, [[Januari]] [[2010]]. Diakses 26 Agustus 2012.</ref> Pekerjaan yang ditekuninya adalah sebagai orator dan penulis. Agus Salim menguasai 4 bahasa asing di Eropa ([[bahasa Belanda]], [[bahasa Inggris]], [[bahasa Jerman]] dan [[bahasa Prancis]]), 2 bahasa asing di Timur Tengah ([[bahasa Arab]] dan [[bahasa Turki]]), serta [[bahasa Jepang]].<ref>{{Cite book|last=Syukur|first=Yanuardi|date=2017|title=Menulis di Jalan Tuhan|location=Sleman|publisher=Deepublish|isbn=978-602-401-711-8|pages=73|url-status=live}}</ref>
 
== Latar belakang ==
Agus Salim lahir dari pasangan [[Sutan Mohamad Salim|Soetan Salim gelar Soetan Mohamad Salim]] dan Siti Zainab. Jabatan terakhir ayahnya adalah Jaksa Kepala di [[Pengadilan Tinggi]] [[Riau]].<ref>http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/60783/Chapter%20II.pdf?sequence=3&isAllowed=y{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Pendidikan dasar ditempuh di ''[[Europeesche Lagere School]] ([[ELS]])'', sekolah khusus bagi anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke [[Hoogere Burgerschool]] (HBS) [[HBSKoning Willem III School te Batavia|Koning Willem III]] (Kawedrie) di [[Batavia]]. Ketika lulus, ia berhasil menjadi lulusanalumnus terbaik di HBS se-[[Hindia Belanda]].
 
Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di [[Indragiri, Rancabali, Bandung|Indragiri]]. Pada tahun [[1906]], Salim berangkat ke [[Jeddah]], [[Arab Saudi]] untuk bekerja di KonsulatDuta besar Belanda di sana. Pada periode inilah Salim berguru pada [[SyehSyeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi|Syaikh Ahmad Khatib]], yang masih merupakan pamannya.
 
Pada tahun 1912-1915, Salim membuka sekolah dasar berbahasa Belanda, [[Hollandsch-Inlandsche School]] (HIS) atau disebut Sekolah Dasar Bumi Putera dengan statusnya sebagai sekolah swasta <ref>{{Mukayat. Haji Agus Salim., hlm 13}}</ref>. Kemudian pada tahun [[1915]] ia terjun ke dunia jurnalistik di [[Harian Neratja]] sebagai Wakil Redaktur. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Agus Salim menikah dengan Zaenatun Nahar Almatsier dan dikaruniai 10 orang anak.<ref>{{Cite news|title=Memimpin Itu Menderita, Seperti Agus Salim|url=https://tirto.id/memimpin-itu-menderita-seperti-agus-salim-czgJ|language=id|work=[[Tirto|Tirto.id]]}}</ref> Kesepuluh anaknya ini dua diantaranya meninggal sewaktu kecil, sehingga kedelapan anak beliau terdiri dari empat orang anak laki-laki dan empat orang perempuan.<ref>{{Mukayat., hlm14}}</ref>
Salim kemudian terjun ke dunia [[jurnalistik]] sejak tahun [[1915]] di [[Harian Neratja]] sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Menikah dengan [[Zaenatun Nahar]] dan dikaruniai 8 orang anak. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian [[Hindia Baroe]] di Jakarta. Kemudian mendirikan Suratkabar [[Fadjar Asia]]. Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian [[Moestika]] di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim terjun dalam dunia [[politik]] sebagai pemimpin [[Sarekat Islam]].
Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya pada tahun 1925 beliau menjadi Pemimpin Harian [[Hindia Baroe]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Pada tahun 1927 Kemudian mendirikan Surat kabar [[Fadjar Asia]] bersama HOS Tjokroaminoto. Dan selanjutnya sebagai Redaktur [[Harian Moestika]] di [[Kota Yogyakarta]] dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Karangan beliau banyak di muat di beberapa surat kabar seperti ''Neraca'', Mustika, Fajar Asia Hindia Baru, ''Keng Po'' Dunia Islam, ''Het Licht'', Pujangga Baru Hikmah, Mimbar Agama, ''Moslemse Reveil'', Indonesia Revue. <ref>{{Mukayat, Haji Agus Salim. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1985., hlm48}}</ref> Bersamaan dengan itu ia juga terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin [[Sarekat Islam]].,
 
== Karya tulis ==
 
* ''Riwayat Kedatangan Islam di Indonesia''
* ''Dari Hal Ilmu Quran''
Baris 56 ⟶ 66:
* ''Gods Laatste Boodschap''
* ''Jejak Langkah Haji Agus Salim'' (Kumpulan karya Agus Salim yang dikompilasi koleganya, Oktober [[1954]])
* Hoekoem yang ke lima
* Tauhid<ref>Risalah Sidang BPUPKI PPKI. Cetakan Kedua Edisi III, hlm 607</ref>
 
=== Karya terjemahan ===
Baris 64 ⟶ 76:
 
== Karier politik ==
Pada tahun [[1915]], H. Agus Salim bergabung dengan [[Sarekat Islam]] (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah [[H.O.S.Oemar Said Tjokroaminoto]].
 
Peran H. Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RIIndonesia antara lain:
* anggotaAnggota [[Volksraad]] (1921-19241921–1924)
* anggotaAnggota panitia[[Panitia 9Sembilan]] dalam [[BPUPKIBadan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan]] yang mempersiapkan [[UUD 1945]]
* Menteri Muda Luar Negeri Kabinet [[Sjahrir]] II (1946) dan Kabinet III (1947)
* pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun (1947)
* [[Menteri Luar Negeri Indonesia|Menteri Luar Negeri]] [[Kabinet Amir Sjarifuddin I]] dan [[Kabinet Amir Sjarifuddin II|Amir Sjarifuddin II]] 1947(1947–1948)
* Menteri Luar Negeri [[Kabinet Hatta I]] dan [[Kabinet Hatta II|Hatta II]] 1948-1949(1948–1949)
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM President Soekarno tijdens een wandeling met Hadji Agus Salim TMnr 10018810.jpg|jmpl|225px|Presiden [[Sukarno]] dan Agus Salim dalam tahanan Belanda, [[1949]].]]
Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan [[politik Indonesia]], sehingga kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (''The Grand Old Man''). Ia pun pernah menjabat [[Daftar Menteri Luar Negeri RIIndonesia|Menteri Luar Negeri Indonesia]] pada [[kabinet Presidentilpresidensial]] dan pada tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.
 
Pada tahun [[1952]], ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan [[Persatuan Wartawan Indonesia|PWI]]. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji Agus Salim dikenal masih menghormati batas-batas dan menjunjung tinggi Kode[[kode Etiketik Jurnalistikjurnalistik]].
 
Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun [[1953]] ia mengarang buku dengan judul ''Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan?'' yang lalu diperbaiki menjadi ''Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal''.
 
Ia meninggal dunia pada [[4 November]] [[1954]] di RSU Jakarta dan dimakamkan di [[TMPTaman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Kalibata]], Jakarta. Namanya kini diabadikan untuk stadion [[sepak bola]] di [[Kota Padang|Padang]].
 
== LihatDalam pulabudaya populer ==
* Dalam film ''[[Tjokroaminoto: Guru Bangsa]]'' (2015), Agus Salim diperankan oleh [[Ibnu Jamil]].
* Dalam film ''[[Moonrise Over Egypt]]'' (2018), Agus Salim diperankan oleh [[Pritt Timothy]].
* Dalam film ''[[Buya Hamka (film)|Buya Hamka]]'' (2023), Agus Salim diperankan oleh [[Pritt Timothy]].
 
== Galery ==
<gallery>
Berkas:
The Grand Oldman Agus Salim, Sutan Sjahrir, Charles Tambu, Sumitro Djojohadikusumo dan Soedjatmoko in the UNSC forum.jpg|Agus Salim
</gallery>
 
* [[Tokoh Indonesia]]
 
== Referensi ==
Baris 92 ⟶ 112:
 
== Pranala luar ==
{{Commonscat|Agus Salim}}
{{Commonscat|Agus Salim}}[https://www.riauonline.id/2019/05/haji-agus-salim-sosok-cerdas-yang.html Haji Agus Salim, Sosok Cerdas yang Terlahir Koto Gadang, Sumatera Barat]
 
* {{id}} [http://books.google.com.au/books?id=1TZLqdBDwL4C&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false "Haji Agus Salim (1884-1954): tentang perang, jihad, dan pluralisme"] - Googlebooks
* {{en}} [http://www.nytimes.com/1999/04/18/magazine/best-story-the-book-that-killed-colonialism.html New York Times: Best Story; The Book That Killed Colonialism]
Baris 100 ⟶ 119:
{{S-start}}
{{s-gov}}
{{Kotak_suksesi|jabatan = [[Menteri Luar Negeri]] Indonesia|tahun = [[1947]]—[[1949]]1947–1949|pendahulu = [[Sutan SyahrirSjahrir]]|pengganti ={{nowrap|[[Alexander AndriesMohammad MaramisHatta]]}}}}
{{Kotak_suksesi|jabatan = [[Daftar Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia|Menteri Muda Luar Negeri]] Indonesia|tahun = [[1949]]1946–1947|pendahulu = [[Alexander Andries'''''Jabatan Maramis]]baru'''''|pengganti =[[Mohammad HattaTamsil]]}}
{{Kotak_suksesi|jabatan = [[Daftar Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia|Menteri Muda Luar Negeri]] Indonesia|tahun = [[1946]]-[[1947]]|pendahulu = '''''Jabatan baru'''''|pengganti =[[Tamsil]]}}
{{kotak selesai}}
 
Baris 128 ⟶ 146:
[[Kategori:Salim]]
[[Kategori:Diplomat Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Utama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipurna]]