Program nuklir Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan salah ketik, penambahan penjelasan sejarah PLTN Indonesia dan program Reaktor Daya Eksperimental. |
k Pemeliharaan |
||
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Multiple issues|
{{More citations needed}}{{No footnotes}}}}
{{gabung ke|Tenaga nuklir di Indonesia|date=Desember 2021}}
{{Peta fasilitas nuklir Indonesia}}
'''Program Nuklir Indonesia''' merupakan program [[Indonesia]] untuk membangun dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir baik di bidang non-energi maupun di bidang energi untuk tujuan damai. Pemanfaatan non-energi di Indonesia sudah berkembang cukup maju. Sedangkan dalam bidang energi (pembangkitan listrik), hingga tahun 2019 Indonesia masih berupaya mendapatkan dukungan masyarakat, walaupun sudah dianggap oleh kalangan internasional bahwa Indonesia sudah cukup mampu dan sudah saatnya menggunakannya.
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik.
Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional ([[BATAN]]) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya, setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.
Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya.
Penelitian teknologi nuklir
Untuk meningkatkan infrastruktur organisasi nuklir di Indonesia, maka pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 Tentang Ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).
[[Badan Pengawas Tenaga Nuklir]] (BAPETEN) didirikan tahun 1998. BAPETEN terutama bertugas dalam pengawasan 3S (safety, security dan safeguard) kegiatan dan fasilitas nuklir dan radiasi.
Sejarah program PLTN di Indonesia dimulai sejak era 1970an, dan telah dilakukan studi kelayakan di Jepara, Jawa Tengah, dan pulau Bangka (2011-2013).
Protes terhadap rencana PLTN muncul pada Juni 2007 didekat Jawa Tengah<ref name=protest/> dan juga demo anti nuklir besar terjadi pada pertengahan 2007.<ref>[[CNIC]]. [http://cnic.jp/english/news/newsflash/2007/muria4sep07.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110930193700/http://cnic.jp/english/news/newsflash/2007/muria4sep07.html |date=2011-09-30 }}.</ref>
Pada maret 2008, melalui menteri Riset dan Teknologi, Indonesia memaparkan rencananya untuk membangun 4 buah PLTN berkekuatan 4800 MWe (4 x 1200 MWe). [http://www.antara.co.id/en/arc/2008/3/12/ri-to-build-four-nuclear-power-plants-until-2025/]
Indonesia telah meratifikasi NPT (Non-proliferation Treaty) dan Comprehensive Safeguard Agreement program, sehingga secara sukarela program teknologi nuklirnya
<br />
== Lokasi reaktor nuklir ==
Untuk penelitian, reaktor riset telah dibuat di Indonesia:
# [[Bandung]], [[Jawa Barat]]. [[Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung]]. (reaktor [[Triga Mark II]] - berkapasitas 250 kW diresmikan 1965, kemudian ditingkatkan kapasitasnya menjadi 2 MW pada tahun 2000 ).[http://www.batan.go.id/organisasi/profile.php] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071231163328/http://www.batan.go.id/organisasi/profile.php |date=2007-12-31 }}
# [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] ([[Reaktor penelitian nuklir Kartini]] - kapasitas 100 kW operasi sejak 1979).
# [[Serpong]], [[Kota Tangerang Selatan]],
Berbagai lokasi yang dipelajari kelayakannya sebagai calon tapak untuk membangun reaktor untuk memproduksi listrik (PLTN):
Baris 67 ⟶ 70:
* ''Nuclear Power Development in Indonesia'' by Soedyartomo Soentono, National Atomic Energy Agency, Indonesia.
* ''Indonesian Policy on the Development and Utilization of Nuclear Energy'' by M. Hatta Rajasa, State Minister for Research and Technology, Republic of Indonesia.
* [http://www-pub.iaea.org/.../PDF/cnpp2003/CNPP_Webpage/PDF/2003/Documents/Documents/Indonesia%202003.pdf ''Paper from 2003 that includes organograms of BAPETEN an BATAN'']{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
== Pranala luar ==
|