Tahu sumedang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(28 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 5:
| country = [[Indonesia]]
| region = [[Sumedang]]
| creator =
| main_ingredient = [[kedelai]]
| calories = 113 kkal<ref>{{cite web|title = Daftar Tabel Kalori|url = http://www.academia.edu/4338874/DAFTAR_TABEL_KALORI
| protein = ~ 7,8 g<ref name=mtsab/>
| fat = ~ 4,6 g<ref name=mtsab/>
Baris 13:
}}
'''Tahu Sumedang''' ([[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]]: {{Sund|ᮒᮠᮥ ᮞᮥᮙᮨᮓᮀ}}) adalah [[tahu]] khas daerah [[Sumedang
== Sejarah ==
=== Asal kata ===
Menurut Ong
=== Kreativitas ===
Bermula dari kreativitas yang dimiliki oleh [[imigran]]
Melalui generasi Ong Boen Keng yang terus melanjutkan usaha yang diwariskan dari kedua orang tuanya hingga akhir hayatnya di usia 92 tahun{{Butuh rujukan}}. Di balik kemasyhuran tahu Sumedang ada pula kisah seperti yang diceritakan cicit dari Ong Kino, Suryadi. Sekitar tahun 1928, konon suatu hari tempat usaha sang kakek buyutnya, Ong Boen Keng, didatangi oleh Bupati Sumedang, Pangeran Soeria Atmadja yang kebetulan tengah melintas dengan menggunakan [[dokar]] dalam perjalanan menuju [[Situraja, Sumedang]]. Kebetulan, sang pangeran melihat seorang kakek sedang menggoreng sesuatu. Pangeran Soeria Atmadja langsung turun begitu melihat bentuk makanan yang amat unik serta baunya yang harum.<ref name=oyk>{{cite web|title = Legenda "Bun Keng" Tahu Sumedang|url = http://www.sumedangkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=188&Itemid=141
== Perbedaan dengan tahu biasa ==
Tahu ini setelah digoreng dengan [[Bumbu dapur|bumbu]] yang sama, menghasilkan bentuk yang berbeda dari tahu goreng biasanya. Koagulan yang dipakai adalah sisa dari penggumpalan [[tahu]], disebut larutan biang yang disimpan selama 2–3 hari, yang prosesnya menggunakan asam cuka.<ref name="mtsab">{{cite book|title = Membuat Tahu Sumedang ala Bungkeng|first1 = Suriadi|last1 = Ukim|first2 = Erni|last2 = Susanti|url = https://books.google.co.id/books?id=ANbPTUACoQwC|publisher = AgroMedia|isbn = 9789793702643}}</ref> Tahu ini bisa mengalami perubahan rasa setelah beberapa jam dibeli jika dibuat secara tradisional, [[kedelai]] asli tanpa pengawet. Rasa gurih berubah menjadi asam, kulit yang garing menjadi liat. Tapi ini dapat disiasati dengan penyimpanan di kulkas. Penggorengan yang tepat yaitu dalam minyak yang panas / menguap, api besar, daya muat penggorengan, serta jumlah tahunya.<ref>{{cite web|title = 3 Tips Sukses Goreng Tahu Sumedang Sendiri|url = http://www.republika.co.id/berita/humaira/sana-sini/13/12/26/myel3f-3-tips-sukses-goreng-tahu-sumedang-sendiri|first = Endah|last = Hapsari|publisher = Republika Online|date = 27 Desember 2013|accessdate = 2015-01-23}}</ref>
== Referensi ==
<references/>
== Pranala luar ==
{{makanan-indonesia-stub}}▼
*M. Luthfi Khair A. dan Rusydan Fathy (2021) [https://lipipress.lipi.go.id/detailpost/tahu-sejarah-tahu-sumedang Tahu Sejarah Tahu Sumedang] LIPI Press
[[Kategori:Hidangan vegetarian Indonesia]]
[[Kategori:Hidangan Sunda]]
[[Kategori:Hidangan Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Kabupaten Sumedang]]
[[Kategori:Tahu]]
[[Kategori:Jajanan]]
▲{{makanan-indonesia-stub}}{{Hidangan Indonesia}}
|