Nahdlatul Wathan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k (via JWB)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(81 revisi perantara oleh 34 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox organization
{{rapikan}}
| name = Nahdlatul Wathan
[[Berkas:Nahdlatul Wathan Birrul Walidain.JPG|jmpl|124x124px|ka|Gedung Birrul Walidain Nahdlatul Wathan, Pancor]]
| native_name =
'''[http://www.nw.or.id Nahdlatul Wathan]''' disingkat NW adalah organisasi Kemasyarakatan [[Islam]] terbesar di pulau [[Lombok]], [[Nusa Tenggara Barat]]. Organisasi ini didirikan di [[Pancor, Selong, Lombok Timur|Pancor, Kabupaten Lombok Timur]] oleh [[Muhammad Zainuddin Abdul Madjid|TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid]] yang dijuluki Tuan Guru Pancor serta Abul Masajid wal Madaris (Bapaknya Masjid-masjid dan Madrasah-madrasah) pada tanggal 1 Maret 1953 bertepatan dengan 15 Jumadil Akhir 1372 Hijriyah<ref name="arsipsh">''Arsip''. [http://iaih.wordpress.com/2010/04/09/sejarah-nw/ Sejarah NW]. Diakses 22 Agustus 2013.</ref>. Organisasi ini mengelola sejumlah Lembaga Pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
| native_name_lang =
| image = [[Berkas:Logo Nahdlatul Wathan.png|170px]]
| image_size =
| caption =
| abbreviation = NW
| predecessor = [[NU]] Sunda Kecil
| status = Aktif
| formation = 1 Maret 1953
| founder = [[Tuan Guru|T.G.]][[Kiai|K.]][[Haji (gelar)|H.]] [[Muhammad Zainuddin Abdul Madjid]]
| founding_location = [[Pancor, Selong, Lombok Timur|Pancor]], [[Lombok Timur|Lombok Timur, NTB]]
|headquarters = [[Nusantara (ibu kota terencana)|IKN Nusantara]], [[Pancor, Selong, Lombok Timur|Lombok Timur, NTB]]
| leader_title = Ketua Umum
| leader_name = [[Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani|RTGB. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani]]
| type = Organisasi
| purpose = Pendidikan, dakwah, dan sosial
| website = {{URL|https://nw.or.id}}
}}
''' Nahdlatul Wathan''' ([[bahasa Arab|Arab]]: {{script/Arabic|نهضة الوطن}} ''Nahḍah al-Waṭan'', {{lit|"Kebangkitan Bangsa"}}), disingkat '''NW''', adalah organisasi massa [[Islam]] dari [[Nusa Tenggara Barat]]. Organisasi ini didirikan pada 1 Maret 1953 oleh [[Muhammad Zainuddin Abdul Madjid|T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid]]. Nahdlatul Wathan memiliki madrasah-madrasah dan beberapa perguruan tinggi yang tersebar di Nusa Tenggara Barat.
 
== Sejarah Berdirinya NW ==
=== Pendirian NWDI dan NBDI ===
Organisasi
Pada 1934, [[Muhammad Zainuddin Abdul Madjid|T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid]] yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di Madrasah Saulatiyah [[Makkah]] mendirikan Pondok Pesantren Al-Mujahidin di [[Lombok]]. Setelah memimpin pesantren tersebut selama tiga tahun, T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) bagi murid laki-laki pada 22 Agustus 1937. Pada 21 April 1943, T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid mendirikan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) yang dikhususkan bagi murid perempuan. Kedua madrasah ini kemudian memperluas jaringannya ke seluruh [[Lombok]].<ref name="nw1">{{cite web|url=https://republika.co.id/berita/oby3s98/jatuh-bangun-nahdlatul-wathan|title=Jatuh Bangun Nahdlatul Wathan|website=Republika|date=15 Agustus 2016|access-date=4 November 2021}}</ref>
[http://www.nw.or.id Nahdlatul Wathan], yang selanjutnya disingkat NW, adalah sebuah
organisasi sosial kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang pendidikan,
sosial, dan dakwah Islamiyah. Onganisasi ini didirikan oleh Tuan Guru
Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada hari Ahad tanggal, 15
Jumadil Akhir 1372 H bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1953 M di Pancor
Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
 
Pada zaman penjajahan, T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid bersama guru-guru madrasah NWDI dan NBDI membentuk gerakan yang diberi nama ''Gerakan Al-Mujahidin'' yang bertindak sebagai sayap kelaskaran NWDI dan NBDI.<ref name="nw1"/>
Adapun
yang melatar belakangi berdirinya organisasi ini adalah karena melihat
pertumbuhan dan perkembangan cabang-cabang Madrasah NWDI dan NBDI yang
begitu pesat, di samping perkembangan aktivitas sosial lainnya, seperti
majlis dakwah dan majlis ta’lim dan lainnya. Untuk itu diperlukan suatu
wadah atau organisasi yang mewadahi dan mengorganisir segala macam
bentuk kebutuhan dan keperluan pengelolaan lembaga-lembaga tersebut
secara profesional.Setelah menyelesaikan pendidikan di Madrasah As-Saulatiyyah Makkah dan kembali ke tanah air (Indonesia), pada tahun 1934 M., TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan Pondok Pesantren Al-Mujahidin. Berselang tiga tahun setelah itu yakni pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H. / 22 Agustus 1937 M., beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) yang secara khusus menerima murid dari kalangan laki-laki. Lalu pada tanggal 15 Rabi'ul Akhir 1362 H. / 21 April 1943 M., beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) yang khusus menerima murid dari kalangan perempuan. Kedua madrasah ini merupakan madrasah pertama yang berdiri di Pulau Lombok, dan merupakan cikal bakal berdirinya semua madrasah yang bernaung dibawah organisasi Nahdlatul Wathan.
 
=== Nahdlatul Wathan sebagai organisasi massa ===
Pada zaman penjajahan, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga menjadikan madrasah NWDI dan NBDI sebagai pusat pergerakan kemerdekaan. Bersama guru-guru madrasah NWDI dan NBDI, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid membentuk gerakan yang diberi nama "Gerakan Al-Mujahidin", yang tujuan utamanya adalah untuk membela tanah air dan merebut kemerdekaan dari rongrongan penjajah dimasa itu.
[[Berkas:Hamzanwadi.jpg|jmpl|128px|kiri|[[Muhammad Zainuddin Abdul Madjid|T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid]] Pendiri Nahdlatul Wathan]]
NWDI dan NBDI pada awalnya merupakan bagian dari [[Nahdlatul Ulama]] yang sudah masuk ke [[Sunda Kecil]] sejak 1930. T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid diangkat sebagai Konsulat NU Sunda Kecil pada 1950, menggantikan [[Syekh Abdul Manan]] yang sudah menduduki jabatan tersebut sejak pendirian NU Sunda Kecil. Melalui NU yang waktu itu masih tergabung ke dalam [[Masyumi]], T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid juga menjadi pimpinan Dewan Syuriah Masyumi.<ref name="nw2">{{Cite book|title=Dari Nahdlatul Wathan untuk Indonesia: Perjuangan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (1908-1997)|last=Tim Penyusun Dinas Sosial NTB|publisher=Dinas Sosial NTB|year=2017|location=Mataram}}</ref>
 
Ketika NU memutuskan untuk menjadi partai politik terpisah dari Masyumi pada 1952, T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid berada di kubu yang tidak mengikuti keputusan tersebut. T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid kemudian meletakkan jabatannya sebagai Konsulat NU Sunda Kecil dan menyerahkan jabatan tersebut kepada muridnya, [[Lalu Faisal Abdul Manan|T.G.H. Lalu Faisal Abdul Manan]]. Pada 15 Jumadil Akhir 1372 atau 1 Maret 1953, T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid mendirikan Nahdlatul Wathan sabagai wadah bagi jaringan NWDI dan NBDI yang tidak terikat dengan [[Nahdlatul Ulama]].<ref name="nw2"/>
Perkembangan madrasah-madrasah yang merupakan cabang dari NWDI dan NBDI cukup pesat. Pada tahun 1952 M. tercatat sebanyak 66 madrasah telah didirikan oleh para alumni NWDI dan NBDI yang tersebar diberbagai daerah. Untuk lebih memudahkan dalam koordinasi, pembinaan dan pengembangan madrasah-madrasah cabang tersebut, maka pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H. / 1 Maret 1953 M., TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan yang bergerak dibidang Pendidikan, Sosial dan Dakwah Islamiyah. Hingga tahun 1997 H. tercatat sebanyak 647 lembaga pendidikan telah didirikan, mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Begitu pula dengan lembaga sosial dan dakwah Islamiyah yang berada dibawah naungan organisasi Nahdlatul Wathan, telah tersebar diseluruh provinsi di Indonesia.
 
Pada [[Pemilu 1955]], Nahdlatul Wathan menjadi pendukung utama Masyumi di Lombok dan T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid terpilih sebagai anggota [[Konstituante]] dari [[Masyumi]]. Dukungan tersebut berlanjut ke [[Parmusi]] ketika Masyumi dibubarkan pada 1960. Afiliasi politik Nahdlatul Wathan berubah lagi pada masa [[Orde Baru]] ketika T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid memilih untuk mendukung [[Golkar]].<ref name="nw2"/>
Sebagai organisasi yang berada didalam negara hukum, organisasi Nahdlatul Wathan secara resmi telah tercatat dalam Akta Notaris Hendrik Alexander Malada dengan Nomor 48 tanggal 29 Oktober 1956. Dan telah berbadan hukum berdasarkan ketetapan Menteri Kehakiman Nomor: J.A.5/10515 tanggal 17 Oktober 1960, serta telah diumumkan melalui Berita Negara Republik Indonesia Nomor 90 tanggal 8 November 1960.
 
Sampai 1997, tercatat sebanyak 647 lembaga pendidikan telah didirikan mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.<ref name="nw1"/>
Pasca meninggalnya pendiri NWDI, NBDI dan NW, hingga saat ini dibawah kepemimpinan putri kesayangan beliau, Al Mujahidah Hj. Sitti Raihanun ZAM, organisasi Nahdlatul Wathan semakin berkembang pesat. Tanpa kenal lelah, sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan dan demi melanjutkan amanah dan cita-cita perjuangan ayahandanya, setiap hari selepas sholat subuh hingga malam hari beliau selalu berkeliling untuk melakukan dakwah dan mendirikan madrasah-madrasah baru. Hingga tahun 2016, tercatat lebih dari 1000 madrasah yang berada dibawah naungan organisasi Nahdlatul Wathan telah didirikan.
 
== Sejarah Muktamar NWPerpecahan ==
Perpecahan di dalam Nahdlatul Wathan bermula dari penetapan salah satu putri pendiri NW, [[Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid|Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid]], sebagai Ketua Umum PBNW di Muktamar X di Praya, Lombok Tengah pada 1998. Akan tetapi, hasil muktamar tersebut ditolak oleh pihak [[Pancor, Selong, Lombok Timur|Pancor]]. Pihak NW yang mendukung Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid memindahkan pusat gerakan mereka ke [[Anjani, Suralaga, Lombok Timur|Anjani]] sehingga NW terbagi menjadi NW Anjani dan NW Pancor.<ref name="nw1"/>
Kemudian
dalam rangka konsolidasi organisasi, Nahdlatul Wathan telah
melaksanakan rapat anggota untuk tingkat ranting, konfrensi untuk
tingkat Anak Cabang, Cabang, Daerah, Wilayah dan Perwakilan. Sedangkan
untuk tingkat Pengurus Besar diselenggaran muktamar.
 
Pada 23 Maret 2021, dua kubu NW melakukan mediasi di [[Kota Mataram|Mataram]]. Kubu Anjani dipimpin oleh [[Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani|R.T.G.B. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani]], sedangkan kubu Pancor dipimpin oleh [[Muhammad Zainul Majdi|T.G.B. Muhammad Zainul Majdi]]. Dari pertemuan tersebut, kubu Anjani meneruskan nama Nahdlatul Wathan, sedangkan kubu Pancor membentuk organisasi baru menggunakan nama NWDI [[Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah]].<ref>{{cite web|url=https://www.suarantb.com/demi-kemaslahatan-dua-cucu-pendiri-nw-sepakat-berdamai/|title=Demi Kemaslahatan, Dua Cucu Pendiri NW Sepakat Berdamai|website=Suara NTB|date=23 Maret 2021|access-date=19 November 2021}}</ref>
Selanjutnya,
setelah mengadakan muktamar I, hingga meninggalnya Tuan Guru Kyai Haji
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, organisasi Nahdlatul Wathan tercatat
telah mengadakan muktamar sebanyak 14 kali. Eksistensi Nahdlatul Wathan sebagai organisasi telah diakui berdasarkan Akte Nomor 48 tanggal 29 Oktober 1965 yang dibuat dan sisahkan oleh Notaris Pembantu Hendrik Alexander Malada di mataram. Adapun tempat, tanggal dan
tahun terselenggaranya Muktamar tersebut, adalah sebagai berikut:
 
1. Muktamar I tanggal 22-24 Agustus 1954 di Pancor
 
(Terpilihnya Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
 
2. Muktamar II tanggal 23-26 Maret 1957 di Pancor
 
(Terpilihnya Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
 
3. Muktamar III tanggal 25-27 Januari 1960 di Pancor
 
(Terpilihnya Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
 
4. Muktamar IV tanggal 10-14 Agustus 1963 di Pancor
 
(Terpilihnya Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
 
5. Muktamar V tanggal 29 Juli .- 1 Agustus 1966 di Pancor
 
(Terpilihnya H. Yusi Muhsin Aminullah sebagai PBNW)
 
6. Muktamar VI tanggal 24-27 September 1969 di Mataram
 
(Terpilihnya H. Jalaluddin sebagai PBNW)
 
7. Muktamar VII tanggal 30 Nopember – 3 Desember 1973 di Mataram
 
(Terpilihnya H. Jalaluddin sebagai PBNW)
 
8. Muktamar Kilat Istimewa 28-30 Januari 1977 di Pancor
 
(Pemecatan H. Jalaluddin sebagai PBNW)
 
9. Muktamar VIII tanggal 24-25 Februari 1986 di Pancor
 
(Terpilihnya Drs. H. Wiresentane sebagai PBNW)
 
10. Muktamar IX tanggal 3-6 Juli 1991 di Pancor
 
(Terpilihnya Drs. H. Wiresentane sebagai PBNW)
 
11. Muktamar X tanggal 24-26 Juli 1998 di Praya
 
(Terpilihnya Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
 
12. Muktamar XI tanggal 14-16 Agustus 2004 di Anjani
 
(Terpilihnya Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
 
13. Muktamar XII tanggal 29-31 Juli 2009 di Anjani
 
(Terpilihnya Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
 
14. Muktamar XIII tanggal 3-5 Mei 2014 di Mataram
 
(Terpilihnya Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
 
15. Muktamar XIV tanggal 25-27 Juni 2019 di Mataram
 
(Terpilihnya Raden Tuan Guru Bajang K.H. L. Gede Muhammad Zainuddin Atsani sebagai PBNW)
 
Kini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan yang sah menurut aturan Negara dan AD ART Organisasi Nahdlatul Wathan adalah Syaikhuna Tuan Guru Bajang K.H. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Lc., M.Pd.I. (Baca profil singkat Tuan Guru Bajang Zainuddin Atsani. [https://www.nw.or.id/profil/raden-tuan-guru-bajang.html Klik di sini])
 
== Legalitas Organisasi ==
 
Sebagai
sebuah organisasi formal, eksistensi Nahdlatul Wathan mendapatkan
legalitas yuridis formal berdasarkan akta Nomor 48 tahun 1957 yang
dibuat dan disahkan oleh Notaris Pembantu Hendrix Alexander Malada di
Mataram. Akta ini bersifat sementara, karena wilyah yurisdiksinya hanya
di Pulau Lombok, sehingga tidak memungkinkan untuk mengembangkan
organisasi ke luar wilayah yurisdiksi tersebut.
 
Untuk
itu, dibuat akta nomor 50, tanggal 25 Juli 1960, di hadapan Notaris Sie
Ik Tiong di Jakarta. Kemudian pengakuan dan penetapan juga diberikan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. J.A.5/105/5 tanggal 17
Oktober 1960, dan dibuat dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor
90, tanggal 8 November 1960.
 
Dengan
legalitas akta kedua ini, maka organisasi Nahdlatul Wathan mempunyai
kekuatan hukum tetap untuk mengembangkan organisasinya ke seluruh
wilayah negara Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke, sehingga
setelah tahun 1960, maka terbentuklah pengurus Nahdlatul Wathan di Bali,
Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jakarta,
Kalimantan, Sulawesi, danlain-lainnya, bahkan sampai ke daerah Riau
dengan status perwakilan.
 
Dengan
adanya Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang keormasan yang antara
lain berisi tentang penerapan Asas Tunggal bagi semua organisasi
kemasyarakatan, maka Nahdlatul Wathan dalam Muktamar ke-8 di Pancor,
Lombok Timur pada tanggal 15-16 Jumadil Akhir 1406 H atau tanggal 24-25
Februari 1986 mengadakan peninjauan dan penyempurnaan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga organisasi. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga ini kemudian dikukuhkan dengan Akta Nomor 3l tanggal 15
Februari 1987 dan Akta Nomor 32, juga tanggal 15 Februari 1987, yang
dibuat dan disahkan oleh waki1 Notaris Sementara Abdurrahim, SH. di
Mataram. Dengan demikian, maka jelaslah
eksistensi dan legalitas formal organisasi Nahdlatul Wathan sebagai
sebuah organisasi sosial kemasyarakatan.
 
== Aqidah, Asas, Tujuan dan Ruang Lingkup Organisasi ==
Organisasi [http://www.nw.or.id Nahdlatul Wathan] menganut paham aqidah Islam ''Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah ‘ala Madzahib al-Iman al-Syafi’i''
dan berasaskan Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun
1985. Sejak awal berdirinya, organisasi berasaskan Islam dan
kekeluargaan. Asasnya berlaku hingga Muktamar ke-3, dan kemudian diganti
dengan ''Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah ‘ala Madzahib al-Iman al-Syafi’i.'' Perubahan ini terjadi mengingat khittah perjuangan kedua madrasah induk, NWDI dan NBDI.
 
Adapun sebagai landasan argumentasi Nahdlatul Wathan menganut aqidah ''Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah ‘ala Madzahib al-Iman al-Syafi’i'' adalah sebagai berikut:
 
1. Sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwiyatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam al-Bukhari dalam ''Tarikh al-Kabir'' al-Baihaqi dalam ''Syu‘ab al-Imam'', Abu Dawud, Ibn Huzaimah, Ibn Hibban dan lain-lain yang artinya:
 
''“Hendaklah kamu bersama golongan terbesar [mayoritas] dan pertolongan Allah selalu bersama golongan mayoritas, maka barang siapa yang memisahkan diri [dari komunitas jama’ah] maka mereka termasuk dalam golongan orang-orang ahli neraka.”'' [HR Tirmidzi]''.
 
''“Allah tidak menghimpun ummat ini dalam kesesatan selama-lamanya dan pertolongan Allah selalu bersama golongan mayoritas''.” [HR al-Thabrani].
 
2. Fakta sejarah menunjukkan bahwa mayoritas umat Islam sedunia dari abad ke abad adalah ''Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah'' dan bermadzhab dengan salah satu madzhab yang empat dari sejak lahir madzhab itu.
 
3. Umat Islam Indonesia sejak awal telah menganut aqidah ''Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah'' dan menganut madzhab Syafi’i sejak madzhab masuk ke Indonesia.
 
4. Imam-Imam
Hufadz al-Hadits yang telah hafal beratus-ratus ribu hadits yang diakui
oleh kawan atau lawan akan keimanan, ketaqwaan dan keahilan mereka,
serta karangan mereka telah menjadi pokok dan dasar pegangan umat Islam
sedunia sesudah al-Qur’an al Karim, sepenti Imam Bukhari, Imam Muslim,
Imam Abu Dawud, Imam Turmudzi, Imam Baihaqi, Imam Nasa’i, Imam Ibnu
Majah, Imam Hakim dan lain-lainnya dan ratusan Imam ahli al-hadits.
Semuanya menganut aqidah Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah dan bermadzhah
Syafi’i atau yang lainnya dari madzhah yang empat. Demikian juga dari Imam-imam dan ulama fiqh, ushul, tasawwul merekapun menganut aqidah ''Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah'' dan juga bermadzhab.
 
5. Jumhur
ulama ushul menandaskan bahwa orang yang belum sampai tingkatan ilmunya
pada tingkatan mujtahid muthlaq maka wajib bertaqlid kepada salah satu
madzhab empat dalam masalah furu’ syari’ah.
 
6. Fuqaha
‘Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah mengatakan bahwa bermadzhab bukanlah
berarti membuang atau membelakangi al Qur’an dan Hadits seperti tuduhan
sementara orang. Namun sebaliknya bermadzhab adalah benar-benar
mengikuti Al-Qur’an dan Hadits karena kitab-kitab itu adalah syarah dan
Al-Qur’an dan Hadits itu sendiri.
 
7. Imam Sayuti yang hidup pada awal abad 10 H yang terkenal sangat ahli dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan Islam. Karangan-karangan
dia kurang lebih 600 buah kitab, yang sangat penting dan bernilai
tinggi dikalangan Islam. Dia memperoleh gelar “''Amir al-Mukminin Fi al-Hadits''”
[raja umat Islam dalam ilmu hadits] karena dia telah menghafal
ratusan ribu hadits. Pernah suatu ketika dia menyatakan dirinya telah
mencapai tingkat mujtahid dan terlepas dari madzhab yang diantaranya,
yaitu madzhab Syafi’i. Maka segeralah dia diserang oleh para Imam
ulama’ fiqh, mufassir, muhaddits dan ahli ushul dengan alasan dan dalil
yang sangat jitu dan tepat. Akhirnya dia dengan jujur dan penuh
kesadaran mencabut pernyataannya dan kembali bertaqlid serta bermadzhab
dengan madzhab Syafi’i.
 
8. Madzhab Syafi’i dilihat dari segi sumber atau dasarnya, lebih unggul dibandingkan dengan madzhab-madzhab yang lain.
 
Sedangkan tujuan organisasi ini adalah ''Li I’laai Kalimatillah wa Izzi al-Islam wa al-Muslimin'' dalam rangka mencapai keselamatan serta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat sesuai dengan ajaran Islam ''Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah ‘ala Madzahib al-Iman al-Syafi’i'' ''Radliyallahu ‘anhu''. Tujuan
ini merupakan penggabungan dan tujuan organisasi dan asas organisasi
sebelum Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 diberlakukan. Peserta Muktamar
ke-8 menghendaki agar asas organisasi terdahulu tidak dihilangkan dengan
adanya ketentuan Asas Tunggal. Kompromi yang dapat dilakukan adalah
memindahkan pernyataan tentang asas Islam tersebut ke dalam tujuan
organisasi, sehingga makna esensial asas tersebut tidak hilang.
 
== Visi dan Misi ==
 
=== VISI ===
Visi Organisasi Nahdlatul Wathan adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang beriman dan bertaqwa dan terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin dalam rangka memperoleh ridla Allah di dunia dan akhirat berdasarkan pada "'''Pokoknya NW, Pokok NW Iman dan Taqwa'''".
 
=== MISI ===
Misi Organisasi Nahdlatul Wathan adalah menyelenggarakan pendidikan, kegiatan sosial dan dakwah Islamiyah.
 
== Badan Otonom ==
Badan Otonom Organisasi Nahdlatul Wathan
 
* Muslimat NW
* Pemuda NW
* Nahdliyat NW
* Ikatan Sarjana NW (ISNW)
* Persatuan Guru NW (PGNW)
* Himpunan Mahasiswa NW (HIMMAH NW)
* Ikatan Pelajar NW (IPNW)
 
== Perpecahan di Tubuh NW ==
Hingga saat ini NW sebagai organisasi massa masih terpecah menjadi dua kubu. Salah satu kubu disebut dengan NW PANCOR yang menunjukkan lokasi kantor pusatnya yang terletak di Pancor, Lombok Timur dan kubu berikutnya disebut sebagai NW ANJANI karena lokasi pusat gerakannya berada di Anjani, Lombok Timur. Sejarah terpecahnya NW semata-mata karena politik organisasi saja dan tidak terkait dengan hal-hal yang bersifat sakral.<br />
Perpecahan terbesar tersebut terjadi pasca penetapan salah satu putri pendiri NW, yaitu Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid sebagai Ketua Umum PBNW di Muktamar X di Praya, Lombok Tengah menggantikan almarhum suaminya, Drs. H. Lalu Gede Sentane<ref name="arsipyy">''Arsipyy''. [http://laluhendribagus.blogspot.com/2012/07/sejarah-perpindahan-pusat-nw.html Sejarah Perpindahan Pusat NW]. Diakses 22 Agustus 2013.</ref>. Hasil Muktamar yang menghasilkan kepemimpinan perempuan tersebut ditolak oleh pihak NW di Pancor karena dianggap tidak sesuai dengan asas organisasi NW yang bermazhab syafii yang melarang pemimpin organisasi islam berasal dari wanita dan di NW sendiri sudah memiliki badan otonom bernama muslimat yang dikhususkan untuk pergerakan kaum hawa. Jauh sebelumnya, sebelum wafatnya TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, menurut banyak pihak yang terlibat memang sudah tampak persaingan antara dua putri pendiri NW tersebut yaitu Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid dengan Ummi Hj. Sitti Rauhun Zainuddin Abdul Madjid.
 
Sebelum tragedi perpecahan terbesar tersebut, [http://www.nwonline.or.id NW] telah berkali-kali mengalami tantangan berupa konflik internal. Sejarah perpecahan tersebut berikut rentetan sejarah pertikaian internal di tubuh NW saat ini masih bisa menjadi bara yang terpendam walaupun pada level grass root mayoritas jamaah NW pancor dan NW Anjani saling berhubungan baik sebagai sesama warga NW tanpa melihat afiliasi kepengurusan organisasi masing-masing. Perpecahan terbesar antara dua putri [[Muhammad Zainuddin Abdul Madjid|TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid]] juga dirasa telah banyak menguras energi jamaah NW dari fokus utama yaitu pergerakan dakwah islam, sosial dan ekonomi.
== Daftar Lembaga Pendidikan Nahdlatul Wathan ==
 
* [[Universitas Nahdlatul Wathan Mataram]]
* Ma'had Daarul Qur'an Wal Hadits
* IAI Hamzanwadi NW Lombok Timur
* STMIK Syaikh Zainuddin NW Anjani
* MAK Hamzanwadi II NW
* MAPK Syaikh Zainuddin NW Anjani
* Madrasah Aliyah Nahdlatul Wathan Anjani
* Madrasah Mu'allimin Nahdlatul Wathan Anjani
* Madrasah Mu'allimat Nahdlatul Wathan Anjani
* SMA NW Anjani
* Madrasah Tsanawiyah NW Syaikh Zainuddin NW Anjani
* Dan Lain-Lain.
Selain Lembaga Pendidikan NW juga memiliki beberapa sayap organisasi yang bersifat otonom diantaranya:
 
1. Ikatan Pelajar Nahdlatul Wathan (IPNW)
 
2. Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (HIMMAH NW)
 
3. Persatuan Guru Nahdlatul Wathan (PGNW)
 
5. Barisan Hizbullah Nahdlatul Wathan (HIZBULLAH)
 
6. Muslimat Nahdlatul Wathan
 
7. Pemuda Nahdlatul Wathan
 
== Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru ==
 
=== Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru (Pilihan) ===
 
 
Asas NW jangan diubah
 
Sepanjang masa sepanjang sanah
 
Sunnah Jama’ah dalam akidah
 
mazhab Syafi’i dalam Syari’ah
 
 
Buka madrasah desa dan dasan
 
Agar tersebar ajaran Tuhan
 
Ikatan Pelajar PG aktifkan
 
Himmah pemuda terus tonjolkan
 
 
Nahdlatul Wathan ciptaan ayahda
 
Kuamanatkan kepada anakda
 
dipelihara dan terus dibina
 
dan dikembangkan di Nusantara
 
 
Kalau nanda memang beryakin
 
tak sampai hati ninggalkan Zainuddin
 
Maulanal Hasan do’akan tamkin
 
dalam kitabnya Al-Mustarsyidin
 
 
Nahdlatul Wathan berjalan terus
 
Siang dan malam tidak terputus
 
Meskipun dahsyat gelombang arus
 
Dalam lindungan Ilahi Al-Quddus  
 
 
Banyaklah orang tersesat jalan
 
Mengaku diri Nahdlatul Wathan
 
Padahal dia di luar barisan
 
Tidak menurut garis pimpinan
 
 
Bahwa PB adalah satu
 
Bukannya dua bukannya telu
 
Atas pimpinan PB yang satu
 
Dewan Mustasyar pemberi restu
 
 
Organisasi ada imamnya
 
Pengurus Besar PB namanya
 
Wajib ditaati instruksinya
 
Selama berjalan menyelamatkannya
 
 
Banyak orang tidak mengerti
 
Pada tugasnya berorganisasi
 
Dipermainkan orang sehari-hari
 
Akhirnya ia menjadi amphibi
 
 
( ''Al-Magfurulah Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid'' )
 
== Referensi ==
{{reflist}}
Buku: Riwayat Hidup dan Perjuangan Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid  (Oleh: Drs. H. Abdul Hayyi Nu’man)
 
[http://www.nw.or.id www.nw.or.id]
 
[http://www.nwonline.or.id www.nwonline.or.id]{{reflist}}
 
== Pranala ==
 
{{Ormas Islam di Indonesia}}{{Islam di Indonesia}}
* {{id}} Situs resmi, NW Anjani [http://www.nw.or.id http://www.nwonline.or.id]
* Situs Resmi Nahdlatul Wathan ([http://www.nwonline.or.id www.nwonline.or.id])
 
[[Kategori:Organisasi Islam di Indonesia]]
[[Kategori:Nahdlatul Wathan]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1953 di Indonesia]]