(7 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Enggak Bahauddin''' ( Lahirlahir di [[Kota Padang|Padang]], pada tahun 1918.Wafat- padawafat tahun1977 1972 ,dalam umur 59 tahun) merupakan seorang [[wartawan]] yang hebat pada masanya. Tetapi generasi muda seperti kita sekarang tidak lagi mengenal namanyaImdonesia. Ia remaja yang menjalani jenjang pendidikan dasar hingga [[MULO]] (setingkat SMP) di kota padangPadang. Dengan bermodalkan ijazah SMP, ia melamar sebagai [[korektor]] di surat kabar ''[[Sinar Soematra]]'', yang terbit di [[Kota Padang|Padang]]. Karena ketekunannya, ,maka redaksi ''[[Sinar Soematra]]'' menugaskan mencari berita kota. Enggak berpikir, kalau tetap di kampung halaman, maka ia tidak ada kesempatan untuk maju. Ia pun merantau ke Jawa. Di Jakarta, ia bertemu dengan [[Mochtar Lubis]] dan akhirnya menjadi [[wartawan]] surat kabar ''IndonesiIndonesia Raya yang pada waktu'' itu sudah mulai tenar di kalangan pembacanya.
Selama 40 tahun ia menjadi seorang [[wartawan]], Enggak sudah enam kali keluar masuk lubang bui,. Pada zaman [[Belanda]] masuk penjara karena tuduhan melakukan gerakan subversi. Sedangkan padaPada zaman Soekarno, Iaia masuk penjara sebanyak empat kali karena ''[[persdelict.]]'' Sementara padaPada era Soeharto, ia harus masuk penjara selama sebelas bulan,. Ia di keluarkandikeluarkan dari penjara karena penyakit yang ia derita. Tidak begitu lama keluar dari penjara, ia pun menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 1977dalam1977 dalam usia 59 tahun.
Dalam wawancara dengan wartawan ''[[Kompas]]'' pada saat itu, Enggak mengemukakan pendapatnya bahwa kebebasan pers di negara [[Indonesia]] berkembang masih terasa terbatas. Ia mengemukakan tiga hal yang perlu dimiliki oleh pers negara berkembang, termasuk Indonesia, yaitu [[idealisme]], [[dedikasi]], dan keberanian mengambil resikorisiko. Yang terakhir inilah yang tampaknbyatampaknya tidak dimiliki oleh wartawan sekarang. Sebagai seorang wartawan harus memiliki sifat berani mengambil resikorisiko, karena dalam setiap melakukan segala sesuatu pasti ada resikorisiko , kalau mau maju harus berani mengambil resikorisiko tersebut.<ref>{{Cite book|title=121 Wartawan Hebat dari Ranah Minang dan sejumlah Jubir Rumah Bagonjong|last=Chaniago|first=Hasril|publisher=Panitia Pelaksana Daerah Hari Pers Nasional 2018 Biro Humas Setda Provinsi SumatraSumatera Barat|year=2018|isbn=|location=Padang|pages=|url-status=live}}</ref>