Kerajaan Nakhon Si Thammarat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(16 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 6:
|era = Abad Pertengahan, periode modern awal
|status =
|event1 = Vasal [[Kerajaan Sukhothai|Sukhothai]]
|date_event1 = sekitar tahun 1279–1298
|event2 =
|date_event2 = 1298-abad ke-
|event3 = Vasal [[
|date_event3 =
|event4 = Vasal [[
|date_event4 =
|event5 = Vasal [[
|date_event5 =
|event6 =
|date_event6 =
|event7 = Vasal [[Kerajaan Thonburi|Thonburi]]
|date_event7 = 1770
|event_end = Status diturunkan menjadi [[Kerajaan Rattanakosin|Provinsi Rattanakosin]]
|year_end = 1782
Baris 47:
== Pendirian dan periode Sukhothai ==
Kebanyakan sejarawan mengidentifikasi Kerajaan [[Langkasuka]], [[Kadaram]], [[Kalathana]], [[Panpan]], [[Tantan]], [[Tunsun]], dan [[Tambralinga]] dari catatan Tiongkok (yang ada sekitar abad ke-7 hingga abad ke-14)
== Periode Merdeka ==
==Bacaan lebih lanjut==▼
Setelah merdeka di tahun 1298, nama kawasan berubah menjadi Ligor dan mengambil alih seluruh daerah tanjung dan menjadi kawasan maritim terpadat pada zamannya. Setelah itu, Ligor muli mengalami kemunduran atas bangkitnya [[Kerajaan Ayutthaya]] yang waktu itu dipimpin oleh pemerintah maritim.
*Stuart Munro-Hay. ''Nakhon Sri Thammarat - The Archaeology, History and Legends of a Southern Thai Town''. {{ISBN|974-7534-73-8}}▼
== Periode Ayutthaya ==
==Referensi==▼
Dalam periode ini, Ligor mulai mengalami kemunduran atas bangkitnya [[Kerajaan Ayutthaya]] yang waktu itu dipimpin oleh pemerintah maritim sehingga terjadi pergolakan antara bangsa Ligor dengan Siam hingga penghuni asli meminta tolong kepada [[Majapahit]] dan [[Cina]] untuk mengalahkan pasukan Siam. Perang Siam dan Melayu berakhir dengan daerah selatan tanjung masih dikuasai bangsa Melayu dan Ligor yang mulai menjadi daerah Siam harus kehilangan daerah tanjungnya.''Hukum Palatine'' Raja [[Trailokanat|Trailok]] bertarikh 1468, Nakhon Si Thammarat tercantum sebagai salah satu dari delapan "kota besar" (''phraya maha nakhon'') milik Kerajaan Ayutthaya. Namun demikian, ia mempertahankan dinastinya sendiri dan memiliki negara vasalnya sendiri, yang dimediasinya ke Ayutthaya<ref>{{Cite book |author=David K. Wyatt |title=Thailand: A Short History |url=https://archive.org/details/thailandshorthis0000wyat |edition=Second |publisher=Silkworm Books |year=2004 |pages=[https://archive.org/details/thailandshorthis0000wyat/page/72 72]–74}}</ref> (lagi-lagi corak khas model Mandala dengan tingkat kekuasaannya yang berjenjang). Di bawah Raja [[Naresuan]] (berkuasa tahun 1590–1605), Nakhon Si Thammarat menjadi sebuah "provinsi kelas satu" (''mueang ek''). Namun, jabatan gubernur provinsi masih bersifat semi turun-temurun dan biasanya diturunkan dari ayah kepada putranya dalam dinasti lama Nakhon Si Thammarat. Nakhon Si Thammarat merupakan yang paling penting di antara provinsi-provinsi selatan Ayutthaya dan menikmati keutamaan dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Semenanjung Malaya. Perannya dalam perdagangan luar negeri (yang melibatkan para pedagang Belanda dan Portugis) menghasilkan kekayaan yang besar di provinsi itu dan berkontribusi pada tingkat kepercayaan dan klaim otonomi yang tinggi dalam kaitannya dengan kekuasaan pusat.
Selama konflik suksesi Ayutthayan tahun 1629, Nakhon Si Thammarat memberontak melawan raja baru [[Prasat Thong]]. Raja perampas kekuasaan itu mengirim petualang Jepang berpengaruh, [[Yamada Nagamasa]] dengan pasukan bayarannya untuk memadamkan pemberontakan dan menjadikannya gubernur dan penguasa Nakhon Si Thammarat untuk waktu yang singkat.<ref>{{Cite book |author=David K. Wyatt |title=Thailand: A Short History |url=https://archive.org/details/thailandshorthis0000wyat |edition=Second |publisher=Silkworm Books |year=2004 |pages=[https://archive.org/details/thailandshorthis0000wyat/page/93 93], 96–98}}</ref> Pemberontakan lain di Nakhon Si Thammarat melawan ibu kota terjadi setelah [[Revolusi Siam 1688]] ketika penguasa setempat menolak untuk menerima kenaikan takhta raja perampas kekuasaan [[Phetracha]].<ref>{{Cite book |author=David K. Wyatt |title=Thailand: A Short History |url=https://archive.org/details/thailandshorthis0000wyat |edition=Second |publisher=Silkworm Books |year=2004 |pages=[https://archive.org/details/thailandshorthis0000wyat/page/108 108]}}</ref>
▲== Bacaan lebih lanjut ==
▲* Stuart Munro-Hay. ''Nakhon Sri Thammarat - The Archaeology, History and Legends of a Southern Thai Town''. {{ISBN|974-7534-73-8}}
▲== Referensi ==
{{Reflist}}
|