Kino Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(37 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kotak info perusahaan
| company_name = PT Kino Indonesia Tbk
| company_logo = Kino Indonesia logo.svg
| company_type = [[Perusahaan publik|Publik]]
| foundation = <br>23 Oktober 2001 (PT Kino Indonesia Tbk)
| traded_as = {{BEI|KINO}}
| location = Kompleks [[Alam Sutera]], [[Kota Tangerang]], [[Banten]], [[Indonesia]]
| num_employees = ±4.000 orang
| industry = [[Barang jadi|Produk konsumen]]
| products = Perawatan Pribadi {{br}} Minuman {{br}} Makanan {{br}} Farmasi
| homepage = [https://kino.co.id www.kino.co.id]
| area_served = [[Asia Pasifik]], [[Afrika]], [[Eropa Timur]] dan [[Amerika Selatan]]
| founder = Harry Sanusi
| slogan = Innovate today, Creating tomorrow
}}
'''PT Kino Indonesia Tbk''' merupakan salah satu perusahaan ''[[Barang jadi|consumer goods]]'' yang telah diakui di [[Indonesia]] dan juga mancanegara dengan lingkup bisnis yang meliputi beberapa jenis kategori produk, antara lain adalah ''Personal Care'', ''Beverages'', ''Food'' dan ''Pharmacy''. Didirikan oleh Harry Sanusi pada 1991, Kino terus berkembang dengan pesat seiring berjalannya waktu.
==Perkembangan==
Harry Sanusi, seorang pria asal [[Pontianak]], memulai usahanya pada tahun 1991 dengan mendirikan perusahaan distribusi bernama PT Dutalestari Sentratama bermodal Rp 300 juta.<reF name=Kino1>{{cite news|url=https://pelakubisnis.com/2018/08/langkah-transformasi-kino-raih-omzet-rp-10-triliun|title=Langkah Transformasi Kino Raih Omzet Rp 10 triliun|last=Ruslina|first=Siti|website=PelakuBisnis.com|accessdate=20 Juli 2022}}</ref> Distribusi produk yang pertama kali ditanganinya adalah produk larutan penyegar "Cap Kaki Tiga" (kini Cap Badak), yang saat itu masih menjajaki peruntungan di pasar minuman. Di bawah Harry, produk tersebut perlahan-lahan mulai dikenal publik, sehingga ia memutuskan untuk mencoba peruntungan mendistribusikan produk lain sebagai bagian diversifikasi usahanya pada akhir 1996. Akan tetapi, PT Sinde Budi Sentosa (produsen Cap Kaki Tiga) hanya ingin Harry mendistribusikan produk mereka, sehingga mereka pecah kongsi.<ref name=hari>[https://books.google.co.id/books?id=XqASjmIKdLoC&pg=PA36&dq=PT.+Dutalestari+Sentratama&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjzka2Cm9X3AhV3SGwGHSQlB684ChDoAXoECAIQAg#v=onepage&q=PT.%20Dutalestari%20Sentratama&f=false Launching for Marketer + Box]</ref> Meskipun demikian, Harry tetap mengembangkan bisnisnya ini, dengan saat ini Dutalestari Sentratama telah berkembang secara signifikan dengan 42 titik distribusi di seluruh Indonesia.
Harry lalu memutuskan untuk terjun ke industri [[permen]] dengan mendirikan PT Kinosentra Industrindo pada 1997. Ia lalu bereksperimen dengan menjual permen lunak rasa [[kopi]] dengan harga terjangkau, ditambah menjajal iklan di [[televisi]] yang saat itu harganya turun.<reF name=Kino1/> Produk baru tersebut menuai sukses yang cukup baik, terutama setelah ''market leader'' [[Kopiko]] sempat naik harganya akibat krismon. Perusahaan ini kemudian mengembangkan bisnisnya dengan memproduksi aneka penganan ''[[snack]]'', [[minuman energi]] dan minuman serbuk, dengan omset pada 2013 mencapai Rp 700 miliar, dan memiliki dua pabrik di Terboyo dan Sayung, Jawa Tengah.<ref name=hari/><reF>[https://ekonomi.bisnis.com/read/20140310/257/209535/morinaga-kino-resmikan-usaha-patungan-rp490-miliar Morinaga-Kino Resmikan Usaha Patungan Rp490 Miliar]</ref> Produknya sendiri diedarkan baik secara lokal maupun ekspor, diperkirakan sebanyak 200 produk.<Ref>[https://ekonomi.bisnis.com/read/20140310/12/209541/morinaga-kino-indonesia-bidik-pasar-asean-dan-timur-tengah Morinaga Kino Indonesia Bidik Pasar Asean dan Timur Tengah]</ref> Sejak 1 November 2013, bisnis dan aset dari PT Kinosentra Industrindo dialihkan ke PT Morinaga Kino Indonesia (didirikan 19 Juli 2013),<reF name=Kino>[https://cms.kino.co.id/storage/files/shares/document/Report/3.%20Prospectus/1.%20Prospektus%20KINO%202015%20-%20ind.pdf Prospektus KINO 2015]</ref> dengan Kinosentra memegang 49% dan [[Morinaga & Company|Morinaga]] [[Jepang]] memegang 51%. Morinaga sendiri melepas sahamnya di perusahaan ini pada tahun 2019, dan namanya berubah menjadi PT Kino Food Indonesia.<Ref>[https://industri.kontan.co.id/news/usai-akuisisi-morinaga-kino-indonesia-kino-genjot-sektor-consumer-goodsnya Pasca beli saham Morinaga, Kino Indonesia (KINO) genjot sektor consumer goods]</ref> Dalam mengembangkan produk-produknya, Harry memiliki visi bahwa jika dalam 3-5 tahun produk tersebut tidak laku, maka akan dihentikan,<ref name=hari/> dan diharapkan dalam sebulan dihasilkan 10 produk baru.<reF name=Kino1/>
Dua tahun kemudian, pada 8 Februari 1999, Harry mendirikan '''PT Kinocare Era Kosmetindo''',<reF name=Kino/> sebagai bagian dari upayanya mengembangkan usaha ''toiletries''. Dengan visi inovatif, ia mengembangkan produk-produk yang baru dan segera menjadi tren di pasar. Produk pertamanya adalah pembersih muka "Ovale", yang menyatukan pembersih dan penyegar wajah dalam satu kemasan, sehingga meraih pangsa pasar 16,5% dalam waktu dua tahun setelah diluncurkan pada September 1999.<reF>[https://books.google.co.id/books?id=p-VfxLSNeV4C&pg=PA183&dq=Kinocare&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjIgca8otX3AhXV4XMBHR3cAsEQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=Kinocare&f=false Advertising that sells: strategi sukses membawa merek anda menjadi pemimpin ...]</ref> Ada juga kemudian ''cologne gel'' dan pembersih kewanitaan, ditambah ''toiletries'' untuk anak bermerek "Eskulin".<reF name=Kino/> Dalam perkembangannya, Kinocare juga mengembangkan berbagai produk seperti Ellips, B&B, Master dan Sleek, yang mencakup produk-produk perawatan rambut, kebersihan pria dan pembersih rumah tangga dalam aneka varian. Dalam perkembangannya, sejak 2003, Harry mengekspor produknya ke negara luar, yang pertama ke [[Filipina]] dan [[Malaysia]] yang cukup berhasil menuai reaksi positif.<ref>[https://ekonomi.bisnis.com/read/20120510/257/76610/pasar-ekspor-tujuh-perusahaan-konsumer-didorong-masuk-pasar-global PASAR EKSPORTujuh perusahaan konsumer didorong masuk pasar global]</ref><reF name=Kino/><reF>[https://www.idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/201605/035e3ea451_200762639f.pdf Presentasi KINO]</ref> Kemudian, selain memproduksi produk kebersihan dan perawatan tubuh, Kinocare juga mulai memproduksi minuman bermerek "Cap Kaki Tiga" pada 2011 dari Wen Ken Drug Co. Pte. Ltd. (setelah produsennya yang lama, PT Sinde pecah kongsi dengan Wen Ken) dan tahun berikutnya mendapat hak lisensi produksi produk-produk Tampico Beverages Inc.
Belakangan, PT Kinocare Era Kosmetindo dijadikan sebagai [[perusahaan induk]] dari perusahaan-perusahaan milik Harry, sehingga namanya diubah pada 3 September 2014 menjadi '''PT Kino Indonesia'''.<reF name=Kino/> Sesuai target yang dicanangkan Harry pada 2011,<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/355999/pt-kinocare-targetkan-listing-4-tahun-mendatang PT Kinocare Targetkan Listing 4 Tahun Mendatang]</ref> PT Kino Indonesia akhirnya mencatatkan sahamnya di [[Bursa Efek Indonesia]] pada 11 Desember 2015 dengan melepas 16% sahamnya ke publik, dengan harga saham perlembar Rp 3.800. Dana hasil IPO tersebut direncanakan akan digunakan sebagai dana belanja modal, kerja dan akuisisi merek.<Ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/ipo-kino-dapat-harga-di-rentang-bawah IPO, Kino dapat harga di rentang bawah]</ref><ref>[https://bisnis.tempo.co/read/726863/kiprah-pertama-di-lantai-bursa-saham-kino-sempat-melesat/full&view=ok Kiprah Pertama di Lantai Bursa, Saham Kino Sempat Melesat]{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Kino Group juga mendirikan beberapa [[anak usaha]] dan melakukan ekspansi. Pada tahun 2013, didirikan Kino International Pte. Ltd. (kemudian menjadi perusahaan induk anak-anak usaha Kino di luar negeri) dan Kino Vietnam Co. Ltd. Tiga tahun kemudian, Kino mengakuisisi merek Dua Putri Dewi (jamu) dan merek Ristra. Tahun 2017, Kino mendirikan PT Kino Ecomm Solusindo, PT Kino Malee Indonesia dan Malee Kino (Thailand) Company Limited (patungan dengan Malee Capital Company Ltd [[Thailand]]) dan di tahun selanjutnya (2018) berekspansi di [[Kamboja]] ditambah mendirikan PT Kino Pet World Indonesia dan PT Kino Pet World Marketing Indonesia (perusahaan patungan dengan Wah Kong Corporation Sdn. Bhd.). Meskipun demikian, tidak semua ekspansi ini cukup baik, karena kerjasama dengan Malee dan Wah Kong (produk [[makanan hewan]]) harus dihentikan pada tahun 2020.<ref>[https://jakartaglobe.id/business/kino-ends-pet-food-venture-with-malaysias-wah-kong/ Kino Ends Pet Food Venture With Malaysia's Wah Kong]</ref>
==
===Kinerja===
Kino Indonesia memiliki 32 merek yang terbagi dalam 21 kategori antara lain: Hair Care, Oral Care, Skin Care, Baby, Decorative, Kids Personal Care, Juice Drink, Feminine Hygiene, Fragrance, Coconut Water, Snack, Remedy Drink, Healthy Drink, Confectionaries, Powder Drink, Energy Drink, Men Grooming, Pharmaceutical, Hygiene Product, Air Freshener dan Canned Fruit.
Merek-merek dari PT Kino Indonesia Tbk diantara lain adalah Ellips, Samantha, Sasha, Ovale, Resik V, Absolute, Eskulin Kids, B&B, Master Kids, Sleek Baby, Eskulin, Sasha Toothpaste, Ristra, Evergreen, Abstract, Click Toothpaste, Cap Kaki Tiga, Cap Kaki Tiga Anak, Sejuk Segar, Panther, Cap Panda, Malee, Kino Candy, Chew Chew Ball, Oplozz, Frenta, Segar Sari, Snack It, Cap Kaki Tiga Pharma, Dua Putri Dewi, Q-Life, Lola Remedios.
Kualitas produk PT Kino Indonesia Tbk telah memenuhi standar kualifikasi internasional, terbukti dengan meningkatnya permintaan pasar dari seluruh dunia. Namun PT Kino Indonesia Tbk menyadari bahwa kepuasan tidak hanya sampai disitu, kesuksesan hari ini harus menjadi motivasi untuk semakin berprestasi di masa depan. ''Innovate Today'' berarti harus terus kreatif dan inovatif untuk menjadi pemimpin dalam industri kebutuhan konsumen. Dengan semangat inovasi yang menjadi nilai utama dari perusahaan, PT Kino Indonesia Tbk berkomitmen memberikan produk-produk berkualitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari [[konsumen]] Indonesia.
Pada 2017, Kino Group memiliki 6 pabrik dengan total 8.000 karyawan, 30 kantor cabang, 124 distributor lokal dan 200 pusat distribusi, dengan omset Rp 3 triliun.<reF name=Kino1/>
===Anak
* PT Dutalestari Sentratama
* PT Ristra Laboratoris Indonesia
* PT Ristra Klinik Indonesia
* PT Kino Ecomm Solusindo
* PT Kino Malee Trading
* PT Kino Food Indonesia
* Kino International Pte. Ltd.
** Kino Consumer Philippines Inc.
** Kino Care (M) Sdn. Bhd.
** Kino Vietnam Co., Ltd.
** Kino Care Consumer (Cambodia) Co. Ltd.
** Linanda Consumer India Pvt. Ltd.
** Kino Japan [[Kabushiki Kaisha|KK]]
** Kino Incorporation (Shanghai) Co., Ltd<ref>[https://www.kino.co.id/resources/document/Others/LK-KINO-Q1-2022.pdf LAPKEU KINO, 2022]</ref>
===Kepemilikan===
* PT Kino Investindo: 69%
* Harry Sanusi: 12,6%
* DBSSG S/A Nusantara FMCG Limited: 11,2%
* Publik: 7,15%<reF>[https://www.kino.co.id/investor/shareholding-structure Struktur Kepemilikan Saham]</ref>
===
* Presiden Komisaris/Komisaris Independen: Sungkono Sadikin
* Komisaris: Adjie Rustam Ramdja
* Komisaris: Sidharta Prawira Oetama
* Komisaris: Susanto<ref>[https://www.kino.co.id/company/board-of-commissioner DEWAN KOMISARIS]</ref>
* Presiden Direktur/[[CEO]]: Harry Sanusi
* Direktur: Budi Susanto
* Direktur: Budi Muljono
* Direktur: Kurdi Gunawan
* Direktur: Benny Kurniawan
* Direktur: Fenella Regina Gunawan
* Direktur: Anggara Andrian Linanda<ref>[https://www.kino.co.id/company/board-of-director DEWAN DIREKSI]</ref>
==Rujukan==
{{reflist|2}}
* [https://www.kino.co.id/ Situs resmi]
[[Kategori:Perusahaan makanan dan minuman Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan multinasiоnal Indonesіa]]
[[Kategori:Perusahaan farmasi Indonesia]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1999 di Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan cokelat Indonesіa]]
|