Arti: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Derogation Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(27 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''
Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam [[komunikasi]] sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Makna terbagi ke dalam dua kelompok besar: ''speaker-sense'' dan ''linguistic-sense.'' Yang disebut pertama merujuk pada tujuan atau niat pembicara ketika mengatakan sesuatu. Sedangkan yang disebut terakhir merujuk pada makna [[linguistik]] yakni yang lazim dipersepsi penutur bahasa. Yakni makna secara [[literal]], dan ini merupakan bagian dari [[semantik]]. Berikut adalah sejumlah sifat-sifat dan relasi makna yang lazim dibahas oleh semantik: [[ambiguitas]] leksikal, sinonimi, [[hiponimi]], overlap dan antonimi. Ambiguitas leksikak terjadi tatkala satu kata memiliki lebih dari dua arti. Sinonimi adalah sejumlah katayang memiliki makna yang sama. Hiponimi adalah satu kata yang artinya mencakupi keseluruhan makna kata lainnya. Overlap adalah fenomena semantis tatkala dua kata atau lebih bertumpang-tindih fitur semantiknya. [[Antonim]] adalah dua kata yang berlawanan artinya.<ref>A. Chaedar Alwasilah, ''Filsafat Bahasa dan Pendidikan,'' Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, 65.</ref>
Ujaran manusia itu mengandung makna yang utuh. Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian ''(sense)'', [[perasaan]] ''(feeling)'', nada ''(tone)'', dan amanat ''(intension)''. Memahami [[Aspek (linguistik)|aspek]] itu dalam seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk memahami makna dalam [[komunikasi]].<ref>baca Shipley, 1962;263)</ref>
== Jenis Makna ==
=== Makna [[Leksikal]] ===
Makna leksikal adalah makna kata atau [[leksem]] sebagai lambang benda, peristiwa, objek, dan lain-lain. Makna ini dimiliki unsur bahasa lepas dari penggunaan atau konteksnya. Misalnya:
* kata [[tikus]] bermakna "binatang pengerat yang bisa menyebabkan penyakit tifus". Makna ini akan jelas dalam kalimat berikut.
** Kucing makan tikus mati.
** Tikus itu mati diterkam kucing.
Baris 15:
==== Makna Langsung, [[konseptual]] atau [[denotatif]] ====
Makna langsung, konseptual atau denotatif adalah makna kata atau leksem yang didasarkan atas penunjukkan yang langsung (lugas) pada suatu hal atau objek di luar bahasa. Makna langsung atau makna lugas bersifat objektif, karena langsung menunjuk objeknya.
* Contoh berikut secara konseptual bermakna sama, tetapi secara asosiatif bernilai rasa yang berbeda.
** wanita = perempuan
** gadis = perawan
** kumpulan = rombongan = gerombolan
** [[karyawan]] = pegawai = pekerja
** bini = istri
** beranak= melahirkan
** pembantu = asisten rumah tangga
** pelayan = pramusaji
** gelandangan =tunawisma
** buta = tunanetra
** beranak= melahirkan
** pembantu = asisten rumah tangga
** pelayan = pramusaji
** gelandangan =tunawisma
** buta = tunanetra <ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-08-15|title=Pengertian Peyorasi dan Ameliorasi beserta Contoh Kalimatnya Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/15/160000169/pengertian-peyorasi-dan-ameliorasi-beserta-contoh-kalimatnya-|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-15}}</ref>
Berdasarkan luas tidaknya cakupan makna yang dikandungnya, makna langsung dapat dibedakan atas makna luas dan makna sempit.
==== Makna Kiasan atau [[asosiatif]] ====
Makna kiasan atau asosiatif adalah makna kata atau leksem yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul pada penyapa dan manusia yang disapa. Makna ini muncul sebagai akibat asosiasi perasaan pemakai bahasa terhadap leksem yang dilafalkan atau didengarnya. Makna kiasa juga dapat berarti makna yang tidak sebenarnya atau acuannya tidak sesuai dengan makna kata yang bersangkutan. Makna kiasan biasanya digunakan dalam cerita, lukisan, ulasan, berita, dan kisah. Tujuan pemakaiannya adalah menghidupkan dan memberikan kesan yang menarik perhatian pembaca. Makna kiasan disebut juga makna figuratif.
Dilihat dari nilai rasa yang terkandung di dalamnya, makna kiasan (asosiatif) dibedakan atas [[konotatif|makna konotatif]], [[stilistik|makna stilistik]], [[afektif|makna afektif]], [[replektif|makna replektif]], [[kolokatif|makna kolokatif]], dan [[idiomitas|makna idiomatis]].
=== Makna [[Struktural]] ===
Makna struktural adalah makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara unsur bahasa yang satu dengan unsur bahasa yang lain dalam satuan yang lebih besar, baik yang berkaitan dengan unsur fatis maupun unsur musis. Unsur fatis adalah unsur-unsur segmental yang berupa [[morfem]], [[kata]], [[frasa]], [[klausa]], dan kalimat, sedangkan unsur musis adalah unsur-unsur bahasa yang berkaitan dengan supra-segmental seperti irama, jeda, tekanan, dan nada. Makna struktural yang berkaitan dengan unsur fatis disebut makna gramatikal, sedangkan yang berkaitan dengan unsur musis disebut makna tematis
=== Makna [[Gramatikal]] ===
Makna gramatikal (makna tata bahasa) adalah makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara unsur-unsur gramatikal dalam satuan gramatikal yang lebih besar. Misalnya, hubungan morfem dan morfem dalam kata, kata dan kata lain dalam frasa atau klausa, frasa dan frasa dalam klausa atau kalimat.
=== Makna [[Tematis]] ===
Baris 38 ⟶ 49:
== Perubahan makna ==
Seiring perkembangan suatu bahasa, makna suatu kata dapat berubah. Beberapa perubahan makna kata meliputi perluasan, penyempitan, peningkatan, penurunan, sinestesia, asosiasi.
=== Generalisasi ===
Generalisasi atau perluasan makna adalah perubahan makna sesuatu yang cakupam makna sekarang lebih luas dari kata asalnya. Contoh: Presiden, Ayah, Ibu, Anak, Saudara, Putri, dsb.
Kata ''putri,'' semula digunakan untuk sebutan anak perempuan dari seorang raja/sultan kini maknanya meluas menjadi sebutan untuk setiap anak perempuan dari berbagai kalangan.
=== Spesialisasi ===
Spesialisasi atau penyempitan makna adalah makna sesuatu lebih sempit dari kata asalnya. Contoh: Madrasah, Guru, Nasib, Sarjana, Pendeta, Sastra, dsb.
Kata ''sarjana,'' semula sebutan untuk orang pandai atau cendekiawan. Kini, sebutan untuk orang yang sudah menempuh jenjang pendidikan strata 1.
=== Ameliorasi ===
Ameliorasi atau peningkatan makna adalah perubahan makna yang mengakibatkan sebuah ungkapan menggambarkan hal yang lebih baik dari semula.<ref name="Harimurti Kridalaksana2">{{Cite book|last=[[Harimurti Kridalaksana]]|first=|date=1982|url=https://books.google.co.id/books/about/Kamus_linguistik.html?id=5Q_xHAAACAAJ&redir_esc=y|title=Kamus Linguistik|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=|page=10: "ameliorasi — perubahan makna yang mengakibatkan sebuah ungkapan menggambarkan hal yang lebih baik dari semula; mis. ''wanita'' sekarang mempunyai arti hormat, dulu hanya beraiti 'yang diinginkan'."|pages=|language=id|url-status=live}}</ref> Contoh: Wanita, Pria, Istri, Suami, Sahabat, dsb
=== Peyorasi ===
=== Sinestesia ===
Adalah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berlainan. Contoh: sorot matanya tajam saat menatapku, kata ''tajam'' seharusnya ditanggapi oleh Indra perasa (kulit).
=== Asosiasi ===
Adalah perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat. Contoh: nilai ulangan kimiaku merah, kata ''merah'' di sini berasosiasi dengan jelek atau tidak baik.
== Catatan kaki ==
Baris 61 ⟶ 86:
* [[Homofon]]
* [[Homograf]]
[[Kategori:Linguistik]]
|