Energi di Thailand: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Koreksi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Bangkok skytrain sunset.jpg|jmpl|Kota-kota berkembang seperti [[Bangkok]] mengalami peningkatan konsumsi energi]]
'''Energi di Thailand''' mengacu pada produksi, penyimpanan, impor dan ekspor, dan penggunaan [[energi]] [[Thailand]]. Sumber daya energi Thailand terhitung mencukupi dan sedang berkurang. Negara ini mengimpor sebagian besar minyaknya dan sejumlah besar gas alam dan batubara. Konsumsi energinya telah tumbuh pada tingkat rata-rata 3,3% dari 2007- hingga 2017. Energi dari energi terbarukan baru-baru ini mulai berkontribusi energi yang signifikan.
 
Ada beberapa perbedaan dalam angka yang dipublikasikan: menurut [[Kementerian Energi (Thailand)|Kementerian Energi]], konsumsi [[Energi primer|energi utama]] negara itu adalah 75,2 [[Satu ton setara minyak|Mtoe]] (juta ton setara minyak) pada 2013.<ref name="Facts 2013">{{Cite web|url=http://weben.dede.go.th/webmax/sites/default/files/fact2013.pdf|title=Energy in Thailand, Facts & Figures 2013|publisher=Department of Alternative Energy Development & Efficiency|access-date=5 September 2014}}</ref> Menurut [[Bp|BP]], konsumsi energi primer pada 2013 adalah 118,3 Mtoe, naik menjadi 133 Mtoe pada 2018.<ref name="BP-2019">{{Cite book|url=https://www.bp.com/content/dam/bp/business-sites/en/global/corporate/pdfs/energy-economics/statistical-review/bp-stats-review-2019-full-report.pdf|title=BP Statistical Review of World Energy 2019|date=2019|publisher=BP|edition=68th|location=London}}</ref>{{Refpage|8}}
Baris 25:
Konsumsi energi terbarukan Thailand pada tahun 2018 adalah 4 Mtoe, tumbuh pada angka CAGR 0,7% untuk periode 2008-2017. Biomassa adalah kontributor utama energi terbarukan, matahari kedua, dan angin ketiga. Biofuel berkontribusi 2119 Ktoe pada 2018.<ref name="BP-20196">{{Cite book|url=https://www.bp.com/content/dam/bp/business-sites/en/global/corporate/pdfs/energy-economics/statistical-review/bp-stats-review-2019-full-report.pdf|title=BP Statistical Review of World Energy 2019|date=2019|publisher=BP|edition=68th|location=London}}</ref>{{Refpage|51–53}} Pemerintah mempromosikan produksi [[biodiesel]] dari minyak kelapa sawit untuk dicampur dengan diesel konvensional dengan tujuan mengurangi impor minyak bumi. Sasaran produksi adalah 5,97 juta liter per hari pada tahun 2021.<ref>{{Cite web|url=http://nscj.co.uk/ecm3/sessions/174_AdisornRatchaniphont.pdf|title=Trend of carbon dioxide emission from oil palm plantation in Krabi, Thailand|last=Ratchaniphont|first=Adisorn|last2=Wongsai|first2=Sangdao|website=North Sea Conference & Journal|access-date=4 October 2016|last3=Keson|first3=Jutaporn}}</ref>
 
Pada Maret 2016, pemerintah Thailand memberikan persetujuan untuk rumah dan bangunan komersial untuk memasang panel surya. Setiap rumah akan diizinkan menghasilkan 10 &nbsp;kW dan masing-masing pabrik 40 &nbsp;kW. Untuk sektor swasta, meskipun sumber daya matahari Thailand cukup, sebelumnya tidak punya hak untuk memasang peralatan pembangkit listrik.<ref>{{Cite news|last=Theparat|first=Chatrudee|title=Solar rooftops, electric vehicles okayed|url=http://www.bangkokpost.com/business/news/894780/solar-rooftops-electric-vehicles-okayed|access-date=12 March 2016|work=Bangkok Post|date=2016-03-12}}</ref>
 
== Tenaga nuklir ==
Baris 31:
Thailand tidak memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir. Rencana sebelumnya untuk menghasilkan lima [[Watt|gigawatt]] listrik pada tahun 2025 menggunakan teknologi nuklir diturunkan menjadi 2 GW setelah bencana Fukushima.<ref name="Energy Security">{{Cite web|url=http://www.energyxxi.org/sites/default/files/pdf/InternationalIndex-Final2013.pdf|title=International Index of Energy Security Risk|date=2013|website=Institute for 21st Century Energy|publisher=Institute for 21st Century Energy|access-date=14 Sep 2014}}</ref>
 
Ketika ingatan mengenai insiden Fukushima surut, minat terhadap tenaga nuklir telah bangkit kembali. Tujuh negara ASEAN, termasuk Thailand, telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan [[Rosatom]], badan energi nuklir Rusia. EGAT bekerja sama dengan Cina, Jepang, dan Korea Selatan dalam teknologi pembangkit tenaga nuklir dan telah mengirim 100 spesialis untuk melatih proyek pembangkit listrik tenaga nuklir. EGAT merencanakan hingga lima persen dari total pembangkitan listrik Thailand yang akan dihasilkan dari nuklir pada tahun 2036.<ref>{{Cite news|last=Rujivanarom|first=Pratch|title=With Russian help, region looks to a nuclear-powered future|url=http://www.nationmultimedia.com/national/With-Russian-help-region-looks-to-a-nuclear-powere-30288002.html|access-date=14 June 2016|work=The Nation|date=13 June 2016|archive-date=2016-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20160613112935/http://www.nationmultimedia.com/national/With-Russian-help-region-looks-to-a-nuclear-powere-30288002.html|dead-url=yes}}</ref>
 
== Kelistrikan ==
[[Berkas:เสาไฟฟ้าแรงสูง - panoramio.jpg|jmpl|[[Menara transmisi]] di [[Provinsi Samut Prakan]]]]
Sembilan puluh persen kapasitas pembangkit listrik Thailand adalah termal konvensional. Pabrik berbahan bakar minyak telah digantikan oleh gas alam, yang pada 2018 menghasilkan 65% listrik Thailand. Pembangkit listrik tenaga batu bara menghasilkan 20% tambahan, dengan sisanya dari biomassa, hidro, dan biogas. <ref name="Energy Security2">{{Cite web|url=http://www.energyxxi.org/sites/default/files/pdf/InternationalIndex-Final2013.pdf|title=International Index of Energy Security Risk|date=2013|website=Institute for 21st Century Energy|publisher=Institute for 21st Century Energy|access-date=14 Sep 2014}}</ref> {{As of|2018|5|31}}, [[Electricity Generating Authority of Thailand|Otoritas Pembangkit Listrik Thailand]] (EGAT) menghasilkan 37% listrik Thailand, sisanya oleh produsen listrik independen 35%, produsen listrik kecil 19%, dan impor listrik 9%.<ref name="Nation-20180625">{{Cite news|last=Rujivanarom|first=Pratch|title=Renewable energy should be focus of new power plan: expert|url=http://www.nationmultimedia.com/detail/national/30348517|access-date=25 June 2018|work=The Nation|date=25 June 2018|archive-date=2018-06-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20180624214753/http://www.nationmultimedia.com/detail/national/30348517|dead-url=yes}}</ref>
{| class="wikitable" border="1"
|+Pembangkitan Listrik berdasarkan Sumber, 2018 ([[Kilowatt jam|Terawatt-jam]])<ref name="BP-20197">{{Cite book|url=https://www.bp.com/content/dam/bp/business-sites/en/global/corporate/pdfs/energy-economics/statistical-review/bp-stats-review-2019-full-report.pdf|title=BP Statistical Review of World Energy 2019|date=2019|publisher=BP|edition=68th|location=London}}</ref>{{Refpage|56}}
Baris 54:
|177.6
|}
Pakar energi yang bekerja untuk [[Dana Dunia Untuk Alam|World Wildlife Fund]] telah menghitung bahwa Thailand dan empat tetangga [[Subwilayah Mekong Raya|Wilayah Mekong]] dapat mencapai 100% pembangkitan listrik energi terbarukan pada tahun 2050. Studi mereka menunjukkan bahwa negara-negara ini dapat menghasilkan dan menggunakan listrik dari tenaga surya, tenaga angin, biogas, dan pembangkit listrik tenaga air sungai kecil. Temuan ini bertentangan dengan rencana pemerintah yang mengabaikan energi terbarukan.<ref>{{Cite news|last=Rujivanarom|first=Pratch|title=Mekong region could rely on 100% clean energy by 2050: WWF|url=http://www.nationmultimedia.com/national/Mekong-region-could-rely-on-100-clean-energy-by-20-30286636.html|access-date=14 June 2016|work=The Nation|date=2016-05-25|archive-date=2016-06-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20160602085646/http://www.nationmultimedia.com/national/Mekong-region-could-rely-on-100-clean-energy-by-20-30286636.html|dead-url=yes}}</ref>
 
Naiknya suhu meningkatkan permintaan listrik. Diperkirakan bahwa kota-kota seukuran Bangkok mungkin memerlukan listrik tambahan sebanyak 2 gigawatt untuk setiap kenaikan suhu 1 derajat Celcius karena meningkatnya permintaan untuk pendingin udara.<ref>{{Cite news|last=Shankleman|first=Jessica|last2=Foroohar|first2=Kambiz|title=Soaring Temperatures Will Make It Too Hot to Work, UN Warns|url=https://www.bloomberg.com/news/articles/2016-07-19/soaring-temperatures-will-make-it-too-hot-to-work-un-warns|access-date=21 July 2016|work=Bloomberg|date=19 July 2016}}</ref>
Baris 64:
*
*
{{Topik Asia|Energi di}}
 
[[Kategori:Energi menurut negara]]