Pataheri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Oemar Sabri (bicara | kontrib) Menambah pranala dalam |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) k Pengembalian suntingan oleh Rahmatdenas (bicara) ke revisi terakhir oleh Arya-Bot Tag: Pengembalian |
||
(19 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Pataheri'''
== Persiapan ==
Sebelum memulai Pataheri, masyarakat Nuaulu akan berkumpul di [[Rumah tradisional|rumah adat]] untuk membahas waktu pelaksaan Pataeheri dan perlengkapan yang diperlukan. Persiapan ini berbeda antara masyarakat dengan [[status sosial]] yang berbeda. Orang tua dari anak yang menjadi perserta harus mempersiapkan berbagai keperluan secara materi, rohani dan keuangan.{{Sfn|Paluseri|2018|p=345}} Persiapan utama dalam Pataheri yaitu hewan buruan. Hewan ini diperoleh melalui perburuan massal yang dilakukan oleh laki-laki dewasa Suku Nuaulu. Para ibu juga harus menyiapkan makanan yang terbuat dari sagu, pinang, ubi jalar dan singkong. Keperluan bagi peserta Pataheri adalah cawat dan 2 lembar kain berang berwarna merah. Cawat dibuat dari kulit kayu yang digunting-gunting. Para peserta juga perlu disiapkan satu buah kelapa dan satu ekor ayam. Persiapan lainnya adalah persiapan untuk melakukan [[Cakalele|Tari Cakalele]] dan [[Tari Maku-Maku|Tari Maku-maku]].
== Pelaksanaan ==
Pelaksanaan Pataheri diawali di tempat pengambilan tiang pertama [[Rumah baileo|rumah adat Baileo]]. Letaknya berada di sekitar [[tanjung]] dengan pepohonan yang besar. Setelah itu, dilanjutkan ke rumah adat. Pataheri dihadiri oleh para anak yang akan melakukan ritual, para kepala suku sebagai pemimpin ritual, dan para laki-laki dewasa Suku Nuaulu yang menjadi [[Saksi Mata|saksi mata]]. Para laki-laki dewasa ini juga akan ikut serta dalam Tari Maku-maku.
Pataheri dimulai setelah seluruh peserta telah berkumpul di rumah adat dan telah mengenakan kostum dan asesoris upacara. Sebelum memulai ritual, masing-masing kepala [[marga]] dan [[tokoh adat]] akan memakan [[pinang]] dan minum [[sopi]]. Setelah itu, mereka akan memberikan petuah dan nasihat kepada para peserta. Para kepala marga dan tokoh adat kemudian akan membawa para peserta ke dalam hutan yang sunyi dan menyiapkan 5 potong bambu sebagai tempat berdiri. Para peserta kemudian akan dipakaikan [[Cawat olahraga|cawat]] dan kain berang. Cawat diikat dipinggang dan kemudian ditutupi dengan kain berang yang berwarna merah. Masing-masing peserta kemudian disiapkan kuskus untuk dipenggal dengan sekali tebas dengan parang yang disiapkan oleh orang tuanya. Kuskus yang telah mati dibawa ke rumah adat dan dimasak oleh ibu-ibu serta disantap bersama pada malam harinya.{{Sfn|Paluseri|2018|p=345}}
== Pemberkahan ==
Para peserta Pataheri akan menerima [[piring]] berkat dari orang tuanya sehari setelah pelaksaanaan ritual. Ini melambangkan berkat dan bekal bagi anak-anak saat akan menjalani kehidupan [[rumah tangga]]. Piring berkat dimaknai sebagai perwakilan ungkapan doa dan harapan kepada Tuhan dan leluhur agar anak-anak kelak akan diberkati hingga mampu menjalani rumah tangga.{{Sfn|Paluseri|2018|p=345}}
== Perubahan tradisi ==
Beberapa persiapan dalam Pataheri mengalami perubahan yang menyesuaikan dengan perkembangan [[teknologi]] dan kemasyarakatan. Dahulu, penyembelihan dilakukan kepada manusia, tetapi kemudian digantikan dengan kuskus. Selain itu, anak-anak tidak lagi harus menangkap kuskus secara mandiri, tetapi dapat diwakilkan oleh orang tuanya. Pelaksanaan Pataheri juga dipersingkat dari berminggu-minggu menjadi 3 hari. Peralatan untuk membunuh kuskus juga tida lagi bergantung kepada warisan leluhur, tetapi dapat diperoleh dengan membeli di pasar.{{Sfn|Paluseri|2018|p=343}}
== Pemaknaan ==
Suku Nuaulu meyakini bahwa kain berang dan cawat hanya bisa digunakan oleh anak laki-laki setelah pemakainya melalui Pataheri. Kedua pakaian ini merupakan lambang kedewasaan dan tanggung jawab sebagai masyarakat Nuaulu. Melalui Pataheri, kedudukan anak laki-laki telah sah menjadi bagian dari masyarakat yang memiliki tanggung jawab. Setelah ritual ini dilakukan, anak laki-laki telah memperoleh izin untuk membuat [[keluarga]] baru.
== Referensi ==
<references />
== Daftar pustaka ==
* {{cite book|last1=Paluseri|first1=Dais Dharmawan|last2=Putra|first2=Shakti Adhima|display-authors = 1|date=2018|year=2018|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/dashboard/media/Buku%20Penetapan%20WBTb%202018.pdf|title=Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2018|location=Jakarta|publisher=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=|pages=|ref={{sfnref|Paluseri|2018}}|url-status=live}}
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
{{budaya-stub}}
|