Teuku Abdul Hamid Azwar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Pengusaha Indonesia menjadi Wirausahawan Indonesia
 
(11 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Letnan Kolonel]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Teuku Abdul Hamid Azwar''' ({{lahirmati|[[Kutaraja]], [[Aceh]]|23|10|1916|[[Singapura]]|7|10|1996}})<ref>https://books.google.co.id/books?id=rLtwAAAAMAAJ&q=Teuku+Hamid+Azwar+dilahirkan+di+Kutaraja+,+Aceh+tanggal+23+Oktober+1916+,+meninggal+dunia+tanggal+7+Oktober+1996+di+General+Hospital+di+Singapura+,+dalam+usia+80+tahun&dq=Teuku+Hamid+Azwar+dilahirkan+di+Kutaraja+,+Aceh+tanggal+23+Oktober+1916+,+meninggal+dunia+tanggal+7+Oktober+1996+di+General+Hospital+di+Singapura+,+dalam+usia+80+tahun&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiri6Hk04bzAhU48XMBHW2QCtYQ6AF6BAgDEAM</ref><ref>https://www.youtube.com/watch?v=mlsJoikWjEE</ref> adalah seorang [[pejuang kemerdekaan Indonesia]] yang berasal dari [[Aceh]]. Ia berjuang di bidang [[strategi militer]] yang lihai dalam penyediaan [[logistik]].
'''Teuku Abdul Hamid Azwar''' (lahir di [[Kutaraja]], [[Aceh]], 23 Oktober 1916) adalah seorang pejuang di bidang strategi miiliter yang lihai dalam penyediaan logistik. Teuku Abdul Hamid Azwar suami dari Cut Nyak Manyak Keumala Putri (Cut Nyak Djariah) yang selalu memotivasi dan mengingatkan suaminya agar tetap berada di jalur perjuangan yang benar. Ketika Teuku Hamid Azwar hendak bergabung dengan pasukan [[Jepang]], Cut Nyak Manyak melarang dan menanyakan alasannya. Namun setelah dijelaskan bahwa keikutsertaannya dalam pasukan Jepang adalah dalam rangka menimba ilmu militer dan mengetahui strategi musuh, akhirnya Cut Nyak Manyak mengizinkannya.
 
== Riwayat Hidup ==
Kepercayaan yang diberikan isterinya akhirnya dibuktikan oleh Teuku Hamid Azwar ketika Indonesia baru saja mengumumkan proklamasi kemerdekaan. Teuku Hamid Azwar langsung berinisiatif mendirikan API, sebuah embrio TNI di Aceh.<ref>{{Cite web|url=https://blogspotremajaberkarya.blogspot.com/2018/01/peranan-teuku-hamid-azwar-sebagai.html|title=PERANAN TEUKU HAMID AZWAR SEBAGAI PEJUANG|website=PERANAN TEUKU HAMID AZWAR SEBAGAI PEJUANG|access-date=2019-11-23}}</ref>
'''Teuku Abdul Hamid Azwar''' (lahir di [[Kutaraja]], [[Aceh]], 23 Oktober 1916) adalah seorang pejuang di bidang strategi miiliter yang lihai dalam penyediaan logistik. Teuku Abdul Hamid Azwar suami dari Cut Nyak Manyak Keumala Putri (Cut Nyak Djariah) yang selalu memotivasi dan mengingatkan suaminya agar tetap berada di jalur perjuangan yang benar. Ketika [[Teuku]] Hamid Azwar hendak bergabung dengan pasukan [[Jepang]], Cut Nyak Manyak melarang dan menanyakan alasannya. Namun setelah dijelaskan bahwa keikutsertaannya dalam [[pasukan Jepang]] adalah dalam rangka menimba [[ilmu militer]] dan mengetahui strategi musuh, akhirnya Cut Nyak Manyak mengizinkannya.
 
Kepercayaan yang diberikan isterinya akhirnya dibuktikan oleh Teuku Hamid Azwar ketika Indonesia baru saja mengumumkan [[proklamasi kemerdekaan]]. Teuku Hamid Azwar langsung berinisiatifber[[inisiatif]] mendirikan [[API]], sebuah embrio TNI di Aceh.<ref>{{Cite web|url=https://blogspotremajaberkarya.blogspot.com/2018/01/peranan-teuku-hamid-azwar-sebagai.html|title=PERANAN TEUKU HAMID AZWAR SEBAGAI PEJUANG|website=PERANAN TEUKU HAMID AZWAR SEBAGAI PEJUANG|access-date=2019-11-23}}</ref>
Pada saat menjadi kepala staff divisi V API/TKR Komandemen Sumatera, Teuku Hamid Azwar berhasil menghancurkan 1 batalyon tentara Jepang yang berjumlah 1000 orang lengkap dengan persenjataannya di Krueng Panjoe, [[Langsa]], Aceh Timur. Kejadian pasukan Jepang mengibarkan bendera putih dan menyerah tersebut terjadi pada tanggal 26 November 1945, sekitar pukul 12.50<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Perjalanan_hidup_Teuku_Haji_Abdul_Hamid.html?id=NTL2DAEACAAJ&redir_esc=y|title=Perjalanan hidup Teuku Haji Abdul Hamid Azwar|date=1996|language=id}}</ref>
 
Pada saat menjadi [[kepala staff divisi V API/TKR Komandemen Sumatera]], Teuku Hamid Azwar berhasil menghancurkan 1 [[batalyon]] [[tentara Jepang]] yang berjumlah 1000 orang lengkap dengan persenjataannya di [[Kota Langsa|Krueng Panjoe, [[Langsa]], Aceh Timur]]. Kejadian pasukan Jepang mengibarkan [[bendera putih]] dan menyerah tersebut terjadi pada tanggal 26 November 1945, sekitar pukul 12.50<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Perjalanan_hidup_Teuku_Haji_Abdul_Hamid.html?id=NTL2DAEACAAJ&redir_esc=y|title=Perjalanan hidup Teuku Haji Abdul Hamid Azwar|date=1996|language=id}}</ref>
Sewaktu terjadi pertempuran Krueng Panjo tersebut, Mayor Ibihara selaku Penasihat Batalyon itu tewas dengan melakukan "[[Seppuku|harakiri]]" setelah melakukan perundingan, sedangkan Komandan Batalyon, Mayor Takashi, luka berat berlumuran darah. Tentara Jepang yang luka berat dibawa ke rumah sakit untuk dirawat,kemudian bersama dengan yang lainnya dibawa ke Lhok Seumawe guna menunggu kapal untuk dipulangkan ke negeri mereka.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/title/aceh-dalam-perang-mempertahankan-proklamasi-kemerdekaan-1945-1949-dan-peranan-teuku-hamid-azwar-sebagai-pejuang/oclc/42719021|title=Aceh dalam perang mempertahankan proklamasi kemerdekaan 1945-1949 dan peranan Teuku Hamid Azwar sebagai pejuang|last=Jakob|first=A. K|date=1998|publisher=Gramedia Pustaka Utama bekerjasama dengan Yayasan "Seulawah RI-001"|isbn=978-979-655-197-2|location=Jakarta|language=Indonesian|oclc=42719021}}</ref>
 
Sewaktu terjadi pertempuran [[Krueng Panjo]] tersebut, <nowiki>[[Mayor Ibihara]]</nowiki> selaku Penasihat Batalyon itu tewas dengan melakukan "[[Seppuku|harakiri]]" setelah melakukan perundingan, sedangkan Komandan Batalyon, [[Mayor Takashi]], luka berat berlumuran darah. Tentara Jepang yang luka berat dibawa ke rumah sakit untuk dirawat,kemudian bersama dengan yang lainnya dibawa ke [[Kota Lhokseumawe|Lhok Seumawe]] guna menunggu kapal untuk dipulangkan ke negeri mereka.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/title/aceh-dalam-perang-mempertahankan-proklamasi-kemerdekaan-1945-1949-dan-peranan-teuku-hamid-azwar-sebagai-pejuang/oclc/42719021|title=Aceh dalam perang mempertahankan proklamasi kemerdekaan 1945-1949 dan peranan Teuku Hamid Azwar sebagai pejuang|last=Jakob|first=A. K|date=1998|publisher=Gramedia Pustaka Utama bekerjasama dengan Yayasan "Seulawah RI-001"|isbn=978-979-655-197-2|location=Jakarta|language=Indonesian|oclc=42719021}}</ref>
Kemenangan pasukan Teuku Hamid Azwar ini ternyata memberi efek positif bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Belanda mengurungkan niatnya untuk menduduki Aceh setelah mengetahui ternyata Aceh telah mempunyai pasukan yang sanggup mengalahkan Jepang di Tanah Rencong. Aceh merupakan satu-satunya wilayah Indonesia yang tidak tersentuh Belanda pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
 
Kemenangan pasukan Teuku Hamid Azwar ini ternyata memberi efek positif bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. [[Belanda]] mengurungkan niatnya untuk menduduki Aceh setelah mengetahui ternyata Aceh telah mempunyai pasukan yang sanggup mengalahkan Jepang di [[Tanah Rencong]]. Aceh merupakan satu-satunya wilayah Indonesia yang tidak tersentuh Belanda pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1947, Letkol Teuku Hamid Azwar bersama perwira-perwira TNI di Sumatera dari Corp Intendance lainnya yakni Letkol Teuku M. Daud (Samalanga) dan Letkol H.A. Thahir mendirikan Central Trading Corporation (CTC) di [[Bukittinggi]], yang kemudian hijrah ke Jakarta, (hingga kini gedungnya masih tegak berdiri di jalan Kramat Raya). Adapun tujuan CTC didirikan adalah untuk mengusahakan perlengkapan logistik dan senjata tentara Indonesia.<ref>{{Cite web|url=http://wartasejarah.blogspot.com/2016/05/lahirnya-api-di-aceh-oleh-teuku-hamid_16.html|title=WARTA SEJARAH: Lahirnya API di Aceh Oleh Teuku Hamid Azwar|last=Unknown|date=Senin, 16 Mei 2016|website=WARTA SEJARAH|access-date=2019-11-23}}</ref>
 
Pada tahun 1947, Letkol Teuku Hamid Azwar bersama perwira-perwira TNI di Sumatera dari [[Corp Intendance]] lainnya yakni [[Letkol Teuku M. Daud]] (Samalanga) dan [[Letkol H.A. Thahir]] mendirikan [[Central Trading Corporation]] (CTC) di [[Bukittinggi]], yang kemudian [[hijrah]] ke [[Jakarta]], (hingga kini gedungnya masih tegak berdiri di jalan Kramat Raya). Adapun tujuan CTC didirikan adalah untuk mengusahakan perlengkapan logistik dan senjata tentara Indonesia.<ref>{{Cite web|url=http://wartasejarah.blogspot.com/2016/05/lahirnya-api-di-aceh-oleh-teuku-hamid_16.html|title=WARTA SEJARAH: Lahirnya API di Aceh Oleh Teuku Hamid Azwar|last=Unknown|date=Senin, 16 Mei 2016|website=WARTA SEJARAH|access-date=2019-11-23}}</ref>
CTC dari hasil bisnis Teuku Hamid Azwar berhasil menyumbangkan sebuah kapal dengan nomor registrasi PBB 58 LB kepada ALRI. Kapal ini pada saat itu bermanfaat karena merupakan transportasi penting untuk menembus blokade laut Belanda sehingga TNI mendapat banyak senjata dari luar.
 
CTC dari hasil bisnis Teuku Hamid Azwar berhasil menyumbangkan sebuah kapal dengan nomor registrasi PBB 58 LB kepada [[ALRI]]. Kapal ini pada saat itu bermanfaat karena merupakan transportasi penting untuk menembus blokade laut Belanda sehingga TNI mendapat banyak senjata dari luar.
Teuku Abdul Hamid Azwar dan istrinya Cut Nyak Keumala Putri (Cut Nyak Djariah) juga menyumbangkan emasnya untuk membeli sebuah Pesawat Udara jenis ''Avro Anson'' RI 004 di Thailand.
 
Teuku Abdul Hamid Azwar dan istrinya Cut Nyak Keumala Putri (Cut Nyak Djariah) juga menyumbangkan emasnya untuk membeli sebuah Pesawat Udara jenis ''Avro Anson'' RI 004 di Thailand[[Thailan]].
[[Berkas:Dasaad musin.JPG|jmpl|Gedung Dasaad Musin pada tahun 2010]]
Jasa lain dari Teuku Abdul Hamid Azwar adalah dia ditunjuk oleh Presiden RI. [[Soekarno]] bersama [[Dasaad|M. Dasaad]] mendirikan [[Gedung Sarinah|Departemen Store Sarinah]], yaitu departemen store termegah pada masa itu, yang terletak di Jalan Thamrin, Jakarta, dan masih tegak berdiri hingga sekarang.
 
Teuku Abdul Hamid Azwar wafat pada tanggal 7 Oktober 1996 dan dimakamkan di [[Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir|Pemakaman Tanah Kusir Jakarta]], dan sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, 17 Juli 1998, "[[ANGKATAN 45]]" Dewan Harian Daerah, DKI Jakarta menganugerahi "Pemancangan Bambu Runcing DipusaranyaDi pusaranya"<ref>{{Cite book|url=https://catalog.hathitrust.org/Record/003345897|title=Aceh dalam Perang Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 1945-1949: dan Peranan Teuku Hamid Azwar sebagai Pejuang|last=Jakobi|first=A. K.|date=1998|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-655-197-2|location=Jakarta}}</ref>
 
Setelah bercerai dengan Cut Nyak Manyak, Teuku Abdul Hamid Azwar menikah dengan Cut Asiah dan tidak dianugerahi keturunan.Teuku Hamid Azwar tidak hanya lihai di bidang strategi militer, ia juga lihai di bidang bisnis. Di tangannya, CTC berhasil mendirikan banyak cabang CTC di dalam negeri maupun di luar negeri, antara lain di [[Kota New York|New York]], [[Hamburg]], [[London]], [[Amsterdam]], [[Tokyo]], [[Bangkok]], Hongkong[[Hong Kong]], dan [[Singapura]]. Sebagai Direktur utama, ia berhasil mengibarkan bendera Indonesia dalam membangun reputasi bisnis di dunia internasional di awal kedaulatan kemerdekaan RI.<ref>{{Cite web|url=http://dbpedia.cs.ui.ac.id/page/Teuku_Abdul_Hamid_Azwar|title=About: Teuku Abdul Hamid Azwar|website=dbpedia.cs.ui.ac.id|access-date=2019-11-23}}</ref>
 
== Kehidupan pribadi ==
Baris 25 ⟶ 28:
Teuku Abdul Hamid Azwar menikahi Cut Nyak Manyak Keumala Putri seorang pengarang yang produktif dengan sajak-sajaknya yang memberi semangat untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Sajak-sajak perjuangan istrinya ini terkumpul dalam kumpulan sajak Indonesia.
 
Cut Nyak Keumala Putri pernah menerima penghargaan tanda kehormatan [[Bintang Mahaputera]] RI ini lahir di Kutaraja (Banda Aceh) pada tanggal 5 Mei 1926. Ayahnya bernama Teuku Ali Basjah, seorang Oeleebalang (kepala pemerintah otonom), Pekan Bada, Aceh Besar sedangkan ibunya bernama Cut Nyak Zainab atau Cut Nyak Leumik.
 
Menginjak usia dewasa, tepatnya pada tanggal 9 September 1941, Cut Nyak Manyak Keumala Putri dinikahi oleh Teuku Hamid Azwar - putra dari Teuku Ampon Tjhik Mohammad Ali Basjah, Oeleebalang Samalanga, Aceh Utara.<ref>{{Cite web|url=https://www.acehtrend.com/2017/01/29/putra-bireuen-penyumbang-pesawat-pertama-untuk-indonesia/|title=Putra Bireuen Penyumbang Pesawat Pertama untuk Indonesia|last=Juli|first=Muhajir|date=2017-01-29|website=aceHTrend.com|language=en-US|access-date=2019-11-23}}</ref>
 
Pernikahannya dengan Teuku hamid Azwar dikaruniai lima orang buah hati, yakni Teuku Syarul Azwar (menikah dengan Renni Wijayanti binti Sujono), Cut Haslinda (menikah dengan Drs. Teuku Syahrul bin Teuku Syamsuddin Muda Dalam), Cut Hilda Azwar (almarhum), Teuku Syaiful Azwar, dan Teuku Verdi Azwar.<ref>{{Cite webnews|url=https://majalah.tempo.co/read/138834/uleebalang-pencatat-sejarah-melayu|title=Uleebalang Pencatat Sejarah Melayu|last=TempomediaAdministrator|date=2012-02-06|websitework=[[Tempo.co]]|language=enid|access-date=2019-11-23}}</ref>
 
11 Agustus 2000, Presiden Republik Indonesia menganugerahi Tanda Kehormatan [[Bintang Mahaputera Nararya]] kepada Cut Nyak Keumala Putri (Cut Nyak Djariah). Cut Nyak Manyak Keumala Putri wafat di rumah sakit Medistra, Jakarta pada tanggal 22 Januari 2004 dan dimakamkan di taman[[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata,|Taman PusatMakam BelanjaPahlawan Kalibata]].<ref>{{Cite book|url=https://catalogue.nla.gov.au/Record/3043261|title=Perjalanan hidup Teuku Haji Abdul Hamid Azwar|last=Azwar|first=Abdul Hamid|date=1996|publisher=S.n.|location=Aceh}}</ref>
 
== Pusat Belanja Sarinah ==
Pusat Belanja [[Sarinah]] yang terletak di Jalan MH Thamrin pada masanya adalah gedung tertinggi di Jakarta selain Hotel Indonesia. Sarinah, adalah departemen store pertama di Indonesia, yang perintah pendiriannya berasal dari Presiden Soekarno.Tapi, barangkali tak banyak yang tahu, bahwa ternyata Sarinah lahir dari tangan seorang Aceh bernama Teuku Hamid Azwar bersama rekannya M. Dasaad, salah seorang pengusaha hebat pada masa itu.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=kot1BwAAQBAJ&pg=PA256&lpg=PA256&dq=Teuku+Abdul+Hamid+Azwar&source=bl&ots=ljm_S1l-dR&sig=ACfU3U3D-7S-2AJ2X-tZ3NrVGxfCXsy7fA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiR9-LMt4DmAhWWyzgGHeTjC584FBDoATADegQIBxAB#v=onepage&q=Teuku%20Abdul%20Hamid%20Azwar&f=false|title=Recollections: The Indonesian Economy, 1950s-1990s|last=Thee|first=Kian Wie|date=2003|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-230-174-1|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=YsJI4L8yBBwC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=Teuku+Abdul+Hamid+Azwar&source=bl&ots=lD6qBFsZNg&sig=ACfU3U2x7Z-WV8IAx6J6WCDPo8ha3zaiKg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiR9-LMt4DmAhWWyzgGHeTjC584FBDoATAFegQIChAB#v=onepage&q=Teuku%20Abdul%20Hamid%20Azwar&f=false|title=Indonesia's Economy Since Independence|last=Thee|first=Kian Wie|date=2012|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-4379-63-2|language=en}}</ref>
 
Kisah keterlibatan Teuku Hamid Azwar dengan pembangunan Sarinah diuraikan dalam buku "Aceh Dalam Perang Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 1945-1949 dan Peranan Teuku Hamid Azwar Sebagai Pejuang," ditulis AK. Jakobi. Buku tersebut diterbitkan PT. Gramedia Pustaka Utama bekerjasamabekerja sama dengan Yayasan Seulawah RI-001 pada 1998. Teuku Hamid Azwar mendapat perintah langsung dari Soekarno untuk membangun Sarinah Departemen Store.<ref>{{Cite webnews|url=https://aceh.tribunnews.com/2019/08/12/ternyata-sarinah-lahir-dari-tangan-seorang-aceh-bernama-teuku-hamid-azwar|title=Ternyata Sarinah Lahir dari Tangan Seorang Aceh Bernama Teuku Hamid Azwar|websitework=Serambi Indonesia[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id-ID|access-date=2019-11-23|first=Fikar W|last=Eda}}</ref>
 
== Referensi ==
<references responsive="" />
 
 
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Tokoh Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Wirausahawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Aceh]]
[[Kategori:Tokoh dari Banda Aceh]]
[[Kategori:Tokoh Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Bireuen]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]