La Mboge: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rial Hadi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
k Tulisan sing kudu kacetak miring, tulisan sing kudu ditulis kandel, nambahi kata utawa tembung.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
 
(32 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{orphan|Oktober 2022}}
{{rapikan}}
'''''La Mboge''''' (Diperkirakandiperkirakan lahirada padasejak pertengahan abadtahun 181800-an didalamdi Benteng ''Patua'' yang dulunya merupakan sebuah perkampungan). '''''La Mboge''''' adalah Pemimpinpemimpin [[pulauPulau Tomia]] yaitu seorang Kepalakepala distrik kedua atau masyarakat menyebutnya dengan gelar Kapalakapala ''Mansuana''. '''''La Mboge''''' tidak bisa terlepas dari sejarah pulau[[Pulau Tomia]], beliau hidup pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia. Sebelum terbentuknya pemerintahan distrik diawalpada abadtahun 191913, masyarakat pulauPulau Tomia adalah bagian dari wilayah Bharata Kahedupa yang terbagi menjadi tiga golongan etnis (''Kawati)'' yaitu kawati''Kawati'' ''Waha'', kawati''Kawati'' ''Tongano'' dan kawati''Kawati Timu''. dimanaTiap tiap kawati''Kawati'' dipimpin oleh meantu'''''La Mboge''''' dengan gelar ''Meantu'u/bhonto'' (Tongano dan Timu) dan ''Bhonto'' (Waha) yang berpusat pada tiga benteng Patua, Suosuo dan Rambiranda.<ref>{{Cite web|last=Syahadat|first=Ray March|date=2010|title=Benteng Patua|url=http://greatbuton.blogspot.com/2010/04/benteng-patua.html?m=1|website=Greatbuton.blogspot.com|access-date=24 November 2023}}</ref>
 
== Latar belakang ==
Pada masa pemerintahan La Mboge ia memindahkan pusat pemerintahan distrik Tomia dari desa Usuku ke desa Waha, menata perkampungan baru faitii dan bontubontu, pembangunan mesjid waha, pengerjaan jalan fefa dan berbagai peninggalan yang masih bisa kita lihat sampai saat ini. Sebelum menjabat beliau merupakan wakil dari kepala distrik pertama La Ode Tangi yang digelari Kapala Sumalama. Setelah kepala distrik pertama meninggal setelah menunaikan ibadah haji maka La Mboge dilantik oleh dewan sara/adat menjadi kepala distrik Tomia.
Secara silsilah La Mboge merupakan keturunan bangsawan [[Kesultanan Buton]], merupakan putra dari La Ode Abu seorang tokoh di Benteng Patua yang merupakan anak dari La Ode Burukeni Taeni anak dari La Ode Tanda anak dari La Ode Guntu seorang bangsawan yang datang dari Wolio seorang yang konon dikenal sakti, anak dari Sapati Yarona Lambelu Jengko seorang bangsawan Tanailandu keturunan Sultan Murhum. La Mboge meninggal di desa WahaOnemai, tahunnya tidak diketahui pasti, berdasarkan sumber lisan diperkirakan beliau meninggal sekitar tahun 40-an. Kemudian tampuh kekuasaan dilanjutkan oleh putra ke duanya yang bernama La Masinae yang dikenal dengan H. Ismail (Kapala Mansuana II) pada tahun 1935. Setelah H. Ismail kepemimpinan dilanjutkan oleh keponakannya bernama H. Muhammad Isa (Yaro I Bonto) yang menjadi kepala distrik terakhir yang berkuasa dari tahun 1966 berakhir 1970.
 
== Karier ==
Secara silsilah La Mboge merupakan keturunan bangsawan [[Kesultanan Buton]], merupakan putra dari meantu'u Waha La Ode Abu penguasa benteng Patua yang merupakan anak dari La Ode Burukeni Taeni anak dari La Ode Tanda anak dari La Ode Guntu pendiri benteng patua utusan kesultanan Buton, anak dari
Pada masa pemerintahan La Mboge, ia memindahkan pusat pemerintahan distrik Tomia dari Usuku ke Onemai. La Mboge menggagas menata perkampungan baru yang dikenal kampung Onemai sekarang. Diawali dengan beliau mulai merintis dan menata jalan di Onemai mulai tahun 1905, beliau membuka jalan akses menjadi empat titik simpangan strategis, yakni disimpang depan mesjid tua (Nurul Huda), simpang dekat rumah almarhum La Taralesa, simpang depan rumah H. Ali Dae, simpang depan rumah almarhum La Muda. Setelah penataan jalan rampung, kemudian tahun 1915, penduduk perkampungan lama di dalam Benteng Patua diperintahkan untuk pindah ke Kampung Onemai. Pada masa Lamboge juga dilakukan pembangunan mesjid Waha menurut tradisi lisan masyarakat, awalnya mesjid ini dari Benteng Patua, kemudian dipindahkan ke lokasi diatas tubir dekat Rumah Nu ama La Buru, di atas Tangga Nu ama La Eeka, lantas tahun 1942 dipindahkan ke tempat sekarang. Pada masa Lamboge juga dilakukan pengerjaan jalan Fefa yang menghubungkan kampung Onemai-Usuku dan berbagai peninggalan yang masih bisa kita lihat sampai saat ini. Sebelum menjabat sebagai kepala distrik, La Mboge merupakan Bhonto Waha, Setelah kepala distrik pertama La Ode Taani (Kapala Sumalama) meninggal saat menunaikan ibadah haji maka La Mboge menjadi kepala distrik Tomia pada tahun 1917. La Mboge dikenal dengan gelar Kapala Mansuana, menurut sumber lisan gelar itu diberikan karena beliau mengundurkan diri karena kondisi sudah uzur.
Sapati Yarona Lambelu Jengko seorang bangsawan Tanailandu keturunan Sultan Murhum. La Mboge meninggal di desa Waha, tahunnya tidak diketahui pasti, berdasarkan sumber lisan diperkirakan beliau meninggal sekitar tahun 40-an. Kemudian tampuh kekuasaan dilanjutkan oleh putra ke duanya yang bernama La Masinae yang dikenal dengan H.Ismail. Setelah H.Ismail kepemimpinan dilanjutkan oleh keponakannya bernama H.Muhammad Isa yang menjadi kepala distrik terakhir yang berkuasa dari tahun 1966 berakhir 1970.
 
Wilayah distrik Tomia merupakan bentukan pemerintahan [[swaprajaSwapraja]] kolonial Belanda berdasarkan persetujuan kesultanan Buton. selainSebelum berbentukmenjadi wilayah swapraja distrik Tomia juga masuk ke dalam 72 wilayah kadie Kesultanan Buton. Pemerintahan distrik pulauPulau Tomia berakhir setelah terjadi perubahan sistem pemerintahan oleh pemerintah republikRepublik Indonesia yang menjadikan wilayah pulauPulau Tomia menjadi kecamatan Tomia. Berakhirnya kepemimpinan distrik Tomia ditandai dengan naiknya La Ode Rahiki sebagai camat Tomia pertama pada tahun 1970.
 
== Referensi ==
<references />
*http://greatbuton.blogspot.com/2010/04/benteng-patua.html?m=1
 
* http://www.tribunbuton.com/berita_11613_patua-benteng-peninggalan-kesultanan-buton-di-tomia-wakatobi
== Pranala Luar ==
* http://syahrul-sokrates.blogspot.com/2013/06/baruta-dalam-bingkai-kesultanan-buton.html?m=1
* https://books.google.co.id/books?id=ofylULOVPG8CQG-CCgAAQBAJ&pg=PA64&lpg=PA51PA64&dq=swaprajadistrik+Tomia&pgsource=bl&ots=xbKofm6xmP&sig=ACfU3U2XmZbgcp-KV_xY5aH6iVCJ5bPbqw&hl=id&sa=X&ved=PA512ahUKEwiuotW29prqAhUbQH0KHfALARgQ6AEwCnoECAQQAQ#v=onepage&q=swaprajadistrik%20Tomia&f=false
 
* https://books.google.co.id/books?id=s4j3TROSWVoC&lpg=PA465&dq=swapraja&pg=PA462#v=onepage&q=swapraja&f=false
http://www.tribunbuton.com/berita_11613_patua-benteng-peninggalan-kesultanan-buton-di-tomia-wakatobi {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181002141707/http://www.tribunbuton.com/berita_11613_patua-benteng-peninggalan-kesultanan-buton-di-tomia-wakatobi |date=2018-10-02 }}
* https://pellokilapenjelajah.com/2009/05/perempuan-perempuan-tomia-berjuang-tiada-lelah/
 
* http://www.wakatobikab.go.id/statik/wisatasenidanbudaya/wisata.budaya.html
* http://syahrul-sokrates.blogspot.com/2013/06/baruta-dalam-bingkai-kesultanan-buton.html?m=1
 
https://books.google.co.id/books?id=ofylULOVPG8C&lpg=PA51&dq=swapraja&pg=PA51#v=onepage&q=swapraja&f=false
 
* https://books.google.co.id/books?id=s4j3TROSWVoC&lpg=PA465&dq=swapraja&pg=PA462#v=onepage&q=swapraja&f=false
 
https://pellokilapenjelajah.com/2009/05/perempuan-perempuan-tomia-berjuang-tiada-lelah/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20191225122833/https://pellokilapenjelajah.com/2009/05/perempuan-perempuan-tomia-berjuang-tiada-lelah/ |date=2019-12-25 }}
 
* http://www.wakatobikab.go.id/statik/wisatasenidanbudaya/wisata.budaya.html
 
{{Uncategorized|date=Februari 2023}}