Kabupaten Banggai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menghilangkan referensi [ * ]
menambah gambar
 
(94 revisi perantara oleh 44 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Dati2
| settlement_type = Kabupaten
| nama=Kabupaten Banggai
| nama = Kabupaten Banggai
| provinsi=[[Sulawesi Tengah]]
| lambang = [[Berkas:Lambang Kabupaten Banggai.tif|90px]]
| ibukota=[[Luwuk]]
| peta = [[Berkas:Locator Kabupaten Banggai.svg|150px]]
| luas= 9672.70
| foto = Luwuk_Banggai.jpg
| penduduk= 323626
| caption = Pesisir [[Luwuk, Banggai|Kota Luwuk]]
| penduduktahun= ([[2010]])
| kepadatankoordinat = -
| motto = Mompo Sa'angu Nurung Mompo Sa'angu Tanga
| kecamatan= 23
| semboyan =
| desa/kelurahan= 271 desa; 32 kelurahan
| julukan =
| kodearea=0461-21015
| propinsi = [[Sulawesi Tengah]]
| dau = Rp. 711.134.461.000.-
| ibukota = [[Luwuk, Banggai|Luwuk]]
| dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15}}</ref>
| luas = 9672,70
| lambang= [[Berkas:Lambang Kabupaten Banggai.png|150px]]
| koordinatpenduduk = -382276
| penduduktahun = [[2022]]
| dasar hukum= Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi.
| pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=21 Juli 2021|format=visual|archive-date=2021-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210805043517/http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|dead-url=no}}</ref>
| tanggal= 4 Juli 1959
| kepadatan = 39,36
| motto=Mompo sa'angu nurung mompo sa'angu tanga'
| kepalakecamatan daerah= 23 [[Bupatikecamatan]]
| kelurahan = 46 [[kelurahan]]
| nama kepala daerah=Muhammad Sofhian Mile SH, MH
| desa = 291 [[desa]]
| nama wakil kepala daerah=Ir. H. Herwin Yatim, MM
| dasar hukum = [[Undang-Undang|UU]] Nomor 29 Tahun 1959
| web=[http://www.banggaikab.go.id/ www.banggaikab.go.id]
| tanggal = 4 Juli 1959
| hari jadi = 8 Juli 1960
| kepala daerah = [[Bupati]]
| nama kepala daerah = [[Amirudin Tamoreka]]
| wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
| nama wakil kepala daerah = [[Furqanuddin Masulili]]
| sekretaris daerah = Abdullah <ref>{{cite web|url=http://beranda.banggaikab.go.id/daftar-pejabat/|title=Daftar Pejabat di Kabupaten Banggai|website=www.banggaikab.go.id|accessdate=19 Mei 2021|archive-date=2021-05-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20210519025245/http://beranda.banggaikab.go.id/daftar-pejabat/|dead-url=no}}</ref>
| ketua DPRD = Suprapto N
| kodearea = {{collapsible list|
0461 - Luwuk |
0463 - Bunta}}
| kodepos = 94712
| nomor_polisi = '''DN xxxx''' C*/R*
| apbd =
| pad =
| dau = Rp 912.719.353.000,- ([[2020]]) <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=21 Juli 2021|format=pdf}}</ref>
| IPM = {{increase}} 70,60 ([[2021]])<br> {{fontcolor|Green|Tinggi}}<ref>{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021|website=www.bps.go.id|accessdate=16 Maret 2022|format=pdf|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127193437/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|dead-url=no}}</ref>
| agama = [[Islam]] 70,84%<br> [[Kristen]] 17,24%<br>- [[Protestan]] 15,61%<br>- [[Katolik]] 1,63%<br> [[Hindu]] 11,08%<br> [[Buddha]] 0,83%<br> Lainnya 0,01%<ref name="BANGGAI2020">{{cite web|url=https://banggaikab.bps.go.id/publication/2020/02/28/e0a1c7e8f450f454a8b3f197/kabupaten-banggai-dalam-angka-2020--penyediaan-data-untuk-perencanaan-pembangunan.html|last=|first=|title=Kabupaten Banggai Dalam Angka 2020|website=www.banggaikab.bps.go.id|accessdate=23 April 2020|archive-date=2022-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20220124111538/https://banggaikab.bps.go.id/publication/2020/02/28/e0a1c7e8f450f454a8b3f197/kabupaten-banggai-dalam-angka-2020--penyediaan-data-untuk-perencanaan-pembangunan.html|dead-url=no}}</ref>
| bahasa = [[Rumpun bahasa Saluan-Banggai|Saluan]], [[Bahasa Banggai|Banggai]], [[Bahasa Balantak|Balantak]], & [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| flora =
| fauna =
| zona waktu = [[Waktu Indonesia Tengah|WITA]]
| web = {{url|http://www.banggaikab.go.id/}}
| pertumbuhan penduduk (%) =
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Balantak vrouw Centraal-Celebes TMnr 10005746.jpg|thumb|300pxjmpl|[[Wanita]] dari [[suku Balantak]] (1913)]]
 
'''Kabupaten Banggai''', adalah salah satu Daerah Tingkat II di [[Provinsi]] [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Ibu kota kabupatennya ini terletak diadalah [[Luwuk|Kecamatan Luwuk]]. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 9.672,70&nbsp;km² (data UU No 51/1999), dan berpenduduk sebanyak 323376.626808 jiwa ([[20102021]]). Kabupaten Banggai dulunya merupakan bekas [[Kerajaan Banggai]] yang meliputi wilayah Banggai daratan dan Banggai Kepulauan. Pada tahun 1999 Kabupaten Banggai dimekarkan menjadi Kabupaten Banggai dan [[Kabupaten Banggai Kepulauan]].<ref name="BANGGAI2020"/>
 
Kabupaten Banggai merupakan salah satu [[kabupaten]] di Sulawesi Tengah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, baik berupa hasil laut ([[ikan]], [[udang]], [[mutiara]], [[rumput laut]] dan sebagainya), aneka hasil bumi ([[kopra]], [[sawit]], [[coklat]], [[beras]], [[kacang mente]] dan lainnya) serta hasil pertambangan (nikel yang sedang dalam taraf eksplorasi) dan gas (Blok Matindok dan Senoro).
Kabupaten Banggai dulunya merupakan bekas Kerajaan Banggai yang meliputi wilayah Banggai daratan dan Banggai Kepulauan. Pada tahun 1999 Kabupaten Banggai dimekarkan menjadi Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
 
== Sejarah ==
Kabupaten Banggai merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi Tengah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, baik berupa hasil laut (ikan, udang, mutiara, rumput laut dan sebagainya), aneka hasil bumi (kopra, sawit, coklat, beras, kacang mente dan lainnya) serta hasil pertambangan (nikel yang sedang dalam taraf eksplorasi) dan gas (Blok Matindok dan Senoro).
Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan Sejarah Kerajaan Banggai, oleh karena itu pembahasan sejarah Kabupaten Banggai tidak terlepas juga dengan pembahasan sejarah kerajaan Banggai. Selain itu, Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan sejarah Pemerintahan Kolonial Belanda dan Jepang di wilayah kerajaan Banggai. Yang ketiga, sejarah Kabupaten Banggai berhubungan erat dengan sejarah pergolakan rakyat Kabupaten, untuk menuntut dan berjuang terbentuknya daerah otonom, melalui wadah "Badan Perjuangan Otonomi Daerah " disingkat "BPOD" Kabupaten Daerah Swatantra Tingkat II (DASWATI) Banggai.<ref name=HaryantoDjalumang>Haryanto Djalumang, "Sejarah Kabupaten Banggai", LP3M Insan Cita. Seminar 10 Maret [[2012]]. Pada tanggal 10 Maret [[2012]], bertempat di Hotel Dinasty Luwuk, di selenggarakan Seminar sehari tentang "Sejarah Kabupaten Banggai, oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banggai, untuk membahas hasil Penelitian dari LP3M Insan Cita pimpinan Haryanto Djalumang, dengan pembahasa utama Prof. Muh. Taufik Makarao, SH, MH.</ref>
Hubungan erat dengan kerajaan Banggai yang paling menonjol adalah luas wilayah Kabupaten Banggai berdasarkan UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi, sama luasnya dengan luas kerajaan Banggai. Pemerintah Belanda telah meninggalkan bekas jajahannya antara lain dengan membentuk administrasi pemerintahan Afdeling Ooskost van Celebes (907) dan Onderafdeling Banggai (1932), administrasi ini sangat digunakan oleh pemerintah Pusat dalam menyusunan UU pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi.
 
Melalui perjuangan tokoh politik, organisasi Pemuda dan Pelajar Banggai dan dukungan morel dan materiel dari Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) raja banggai ke-33, Syukuran Aminuddin Amir, maka terbentuk wadah perjuangan terbentuknya Kabupaten Banggai, yaitu BPOD. Anggota perjuangan BPOD Banggai adalah antara lain Djakaria Nurdin Agama (mayor ngopa kerajaan Banggai/KPN), M.H. Wauranagai (PNI), A. Momor (PKI), Jan Posuma (PSII), Ahmad Mile (NU), Badarussalam (Masyumi), Abdul Azis Larekeng (Pemuda/Pelajar Banggai). Tim ini yang langsung berjuang ke Makassar menghadap Gubernur Sulawesi [[Andi Pangeran Pettarani]], kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta menemui [[Menteri Dalam Negeri]] [[Sunaryo]], dan menemui keberhasilan dengan dikeluarkannya UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi.
== Wilayah Administratif ==
 
Tim BPOD Banggai lainnya yang berjuang di Luwuk-Poso-Makassar dan Jakarta, yaitu Aco Dg. Matorang (PSII), Azis Sinukun (NU), Djen Djalumang (NU), T.S.Nullah (Komite XII), Agulu Lagonah (Komite XII), H.Thalib (Muhammdiyah), Siradjuddin Datu Adam (Muhammadiyah), Malajo Ahmad (Muhammadiyah), Ema Hamid (Wanita Bangga), Ena Musa (Pemuda Banggai), Faruk Zaman (KAPPI), Kahar dangka (KAPPI/KAMI).<ref name=HaryantoDjalumang/>
Luas wilayah Kabupaten Banggai 9.672,70 Km2 atau sekitar 14,22 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dan wilayah teritorial laut 20.309,68 Km2 serta panjang garis pantai sepanjang 613,25 Km.
 
== Geografi ==
Kabupaten Banggai dengan Ibukota Luwuk hingga tahun 2009 secara administratif terdiri atas 18 kecamatan 339 desa/kelurahan. Wilayah Kabupaten Banggai sebagian besar terdiri dari pegunungan dan perbukitan, sedangkan daratan rendah yang ada pada umumnya terletak disepanjang pesisir pantai.
Luas wilayah Kabupaten Banggai 9.672,70&nbsp;km<sup>2</sup> atau sekitar 14,22 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dan wilayah teritorial laut 20.309,68&nbsp;km<sup>2</sup> serta panjang garis pantai sepanjang 613,25&nbsp;km. Wilayah Kabupaten Banggai sebagian besar terdiri dari pegunungan dan perbukitan, sedangkan daratan rendah yang ada pada umumnya terletak di sepanjang pesisir pantai.
 
Kabupaten Banggai dengan Ibu kota Luwuk hingga tahun 2012 secara administratif terdiri atas 23 [[kecamatan]] 339 [[desa]]/[[kelurahan]]. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 oleh BPS, jumlah penduduk Kabupaten Banggai mencapai 323.872 jiwa, terdiri dari laki-laki 165.266 jiwa dan perempuan 158.606 jiwa dengan sex rasio 104. Laju pertumbuhan penduduk 0,45 persen pertahun, sedangkan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 31 jiwa/km2km<sup>2</sup>.
 
=== ObjekBatas WisataWilayah ===
{{batas_USBT
|utara = [[Teluk Tomini]]
|selatan = [[Selat Peling]] dan [[Kabupaten Banggai Kepulauan]]
|timur = [[Laut Maluku]] dan [[Kabupaten Banggai Kepulauan]]
|barat = [[Kabupaten Tojo Una-una]] dan [[Kabupaten Morowali Utara]]
}}
 
==Iklim dan Cuaca==
'''PANTAI KILO LIMA'''
Kondisi iklim di Kabupaten Banggai dapat digambarkan sebagai berikut : Rata-rata curah hujan selama kurun waktu 2007-2011 yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Bubung [[Luwuk, Banggai|Luwuk]] berkisar antara 77,8 – 190,6&nbsp;mm. Dengan curah hujan tertinggi terdapat pada bulan [[April]] sampai [[Juli]], sedangkan curah hujan yang terendah terdapat pada bulan [[Agustus]] sampai [[Februari]]. Rata-rata hari hujan 14-18 hari perbulan. Beberapa kondisi ekstrem terjadi yaitu curah hujan tertinggi pada Tahun 2010 pada bulan Desember (284,9&nbsp;mm) dan tahun 2011 terjadi pada bulan Februari (303,9&nbsp;mm).
 
Suhu udara maksimum rata-rata selang 2007-2011 tercatat 29,6&nbsp;°C – 33,1&nbsp;°C, Suhu udara minimum 21,7&nbsp;°C – 24,8&nbsp;°C. Suhu maksimum yang pernah terjadi yaitu pada bulan Februari 2010 (36,0&nbsp;°C). Sedangkan suhu minimum yang pernah terjadi yaitu Bulan Mei dan November 2010. Suhu udara rata-rata pada stasiun Metereologi Bubung Luwuk tahun 2007-2011 adalah 26,8&nbsp;°C – 28,2&nbsp;°C.
Obyek wisata ini ramai dikunjungi oleh masyarakat kota Luwuk karena letaknya dekat dari kota. Deretan kios, kafe serta warung makan menjadi pemandangan khas. Ombak pun Beriring menghempas pantai mengiringi keceriaan pengunjung. Bersampan, berenang, ski atau selancar merupakan atraksi yang dapat dilakukan di pantai Kilo Lima. Usai atraksi pengunjung dapat melepas kepenatan sembari menikmati makanan khas seperti nasi goreng, pisang goreng atau minuman segar.
 
Kabupaten Banggai agak berbeda dengan daerah lain pada umumnya, selama tahun 2012 mengalami musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan ini dapat digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan frekuensi curah hujan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Curah hujan tinggi terjadi pada bulan Juli sekitar 301&nbsp;mm, sedang pada bulan Agustus sekitar 113,3&nbsp;mm, dan rendah pada bulan September 36,1&nbsp;mm.
'''SUAKA MARGASATWA SALODIK'''
 
Sepanjang tahun 2012, suhu udara terendah yaitu 23,30C terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi sebesar 32,10C pada bulan November.
Salodik memiliki panorama alam yang indah terletak 27 kilometer dari kota Luwuk. Untuk mencapai Cagar Alam Salodik ditempuh dengan kendaraan roda empat selama 40 menit dari Kota Luwuk.
 
Arah angin terbanyak selama tahun 2012 yaitu dari posisi Barat dengan kecepatan rata-rata 7 knot. Kecepatan angin tertinggi pada bulan Maret dan terendah bulan Desember.
Daya tarik utama Cagar Alam Salodik berupa air terjun bersusun-susun. Selain air terjun, obyek yang berada pada ketinggian 600 meter di atas permukaan laut ini memiliki hutan yang lebat. Kicauan burung dari balik dedaunan yang rimbun seakan menyapa setiap pengunjung.
Karena alamnya yang indah, Belanda pernah mendirikan pesanggrahan di lokasi ini. Puing¬puing tempat peristirahatan bekas peninggalan Belanda tersebut masih ada sampai sekarang.
 
==Aksesibilitas==
'''ONDORNEMING TOBELOMBANG'''
Untuk menuju ke Kabupaten Banggai dapat ditempuh melalui transportasi [[darat]], [[laut]] maupun [[udara]]. Dari [[Kota Palu]] ibu kota Provinsi, menuju [[Luwuk]] ibu kota Kabupaten Banggai dapat ditempuh melalui jalan darat memakai sarana perhubungan kendaraan umum yaitu bus-bus kecil dan sedang, atau dengan kendaraan carteran, menempuh jarak Palu – Luwuk sekitar 610&nbsp;km, demikian pula dari [[Kota Makassar]] dapat ditempuh melalui jalur darat.
Melalui transportasi udara terdapat 4 perusahaan penerbangan ([[Garuda Indonesia|Garuda]], [[Sriwijaya Air]], [[Wings Air]] dan [[Express Air]]) yang melayani rute-rute penerbangan reguler setiap hari menuju [[Luwuk, Banggai|Luwuk]] dari [[Kota Palu|Palu]], [[Kota Makassar|Makassar]] dan [[Kota Manado|Manado]].
Sedangkan pintu masuk melalui laut adalah melalui Pelabuhan Luwuk yang dilayani oleh kapal Pelni (KM.Tilong Kabila) dengan rute Luwuk ke Makassar dan Luwuk ke [[Kota Bitung]] (Manado), serta melalui Pelabuhan [[Pagimana, Banggai|Pagimana]] yang dilayani dengan kapal penyeberangan ASDP dengan rute Pagimana-[[Gorontalo]]. Luwuk juga menjadi akses poin utama bagi transportasi lanjutan menuju ke [[Kabupaten Banggai Kepulauan]] dan [[Kabupaten Banggai Laut]] yang dilayani dengan kapal penyeberangan maupun kapal angkutan rakyat yang tersedia setiap hari.
 
== Pemerintahan ==
Tobelombang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Nuhon Kabupaten Banggai sekitar 425&nbsp;km dari kota Palu. Menurut tetua adat Tobelombang, Bapak Drs. Abino Lumbun, Tobelombang dikenal sebagai Perkebunan Kelapa pada zaman Belanda tahun 1915. Tempat ini telah dikunjungi wisatawan asing yang senang akan wisata sejarah di masa lampau. Anda masih dapat menyaksikan sisa Peninggalan bersejarah di tempat ini dan disekitar obyek wisata ini terbentang pula pemandangan alam yang indah disekitarnya.
=== Bupati ===
{{utama|Bupati Banggai}}
{{:Bupati Banggai}}
 
=== Dewan Perwakilan ===
== Daftar Kecamatan dan Jumlah Desa/ Kelurahan ==
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banggai}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banggai}}
 
=== Kecamatan ===
{| class="wikitable"
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Banggai}}
|-
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Banggai}}
! Nama Kecamatan !! Jumlah Desa/ Kelurahan !! Keterangan
|-
| [[Balantak]] || 27 || -
|-
| [[Batui]] || 19 || -
|-
| [[Bualemo]] || 16 || -
|-
| [[Bunta]] || 25 || -
|-
| [[Kintom]] || 14 || -
|-
| [[Lamala]] || 18 || -
|-
| [[Luwuk]] || 21 || -
|-
| [[Luwuk Timur]] || 9 || -
|-
| [[Masama]] || 11 || -
|-
| [[Nuhon]] || 17 || -
|-
| [[Pagimana]] || 38 || -
|-
| [[Toili]] || 25 || -
|-
| [[Tolili Barat]] || 15 || -
|-
| Kabupaten Banggai || 303 || -
|}
== Lihat pula ==
* [[Sejarah Kabupaten Banggai]]
 
== Pariwisata ==
SEJARAH KABUPATEN BANGGAI
=== Tempat Wisata ===
Oleh : Haryanto Djalumang
==== Pantai Kilo Lima ====
Objek wisata ini ramai dikunjungi oleh masyarakat kota Luwuk karena letaknya dekat dari kota. Deretan kios, kafe serta warung makan menjadi pemandangan khas. Ombak pun Beriring menghempas pantai mengiringi keceriaan pengunjung. Bersampan, berenang, ski atau selancar merupakan atraksi yang dapat dilakukan di pantai Kilo Lima. Usai atraksi pengunjung dapat melepas kepenatan sembari menikmati makanan khas seperti nasi goreng, pisang goreng atau minuman segar.
 
==== Cagar Alam Salodik ====
Pada tanggal 10 Maret 2012, bertempat di Hotel Dinasty Luwuk, di selenggarakan Seminar sehari tentang "Sejarah Kabupaten Banggai, oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banggai, untuk membahas hasil Penelitian dari LP3M Insan Cita pimpinan Haryanto Djalumang, dengan pembahasa utama Prof.Muh.Taufik Makarao,SH.,MH. Dari hasil Seminar ini di simpulkan Pertama, Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan Sejarah Kerajaan Banggai, oleh karena itu pembahasan sejarah Kabupaten Banggai tidak terlepas juga dengan pembahasan sejarah kerajaan Banggai; Kedua, Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan sejarah Pemerintahan Kolonial Belanda dan Jepang di wilayah kerajaan Banggai; Ketiga, sejarah Kabupaten Banggai berhubungan erat dengan sejarah pergolakan rakyat Kabupaten, untuk menuntut dan berjuang terbentuknya daerah otonom, melalui wadah "Badan Perjuangan Otonomi Daerah " disingkat "BPOD" Kabupaten Daerah Swatantra Tingkat II (DASWATI) Banggai.
[[Berkas:Salodik waterfall, Luwuk.jpg|jmpl|300px|Air terjun Salodik]]
Hubungan erat dengan kerajaan Banggai yang paling menonjol adalah luas wilayah Kabupaten Banggai berdasarkan UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten dati II di Sulawesi, sama luasnya dengan luas kerajaan Banggai. Pemerintah Belanda telah meninggalkan bekas jajahannya antara lain dengan membentuk administrasi pemerintahan Afdeling Ooskost van Celebes (907) dan Onderafdeling Banggai (1932), administrasi ini sangat digunakan oleh pemerintah Pusat dalam menyusunan UU pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi. Melalui perjuangan tokoh politik, organisasi Pemuda dan Pelajar Banggai dan dukungan moril, materil dari Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) raja banggai ke33 H.Sjoekoeran Aminuddin Amir, maka terbentuk wadah perjuangan terbentuknya Kabupaten Banggai, yaitu BPOD. Anggota perjuangan BPOD Banggai adalah antara lain. Djakaria Nurdin Agama (mayor ngopa kerajaan Banggai/KPN), M.H. Wauranagai (PNI), A.Momor (PKI), Jan Posuma (PSII), Ahmad Mile (NU), Badarussalam (Masyumi), Abd. Azis Larekeng (Pemuda/Pelajar Banggai), tim ini yang langsung berjuang ke Makassar menghadap Gubernur Sulawes Andi Pangeran Petta Rani, kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta menemui Menteri Dalam Negeri Mr.Sunaryo, alhamdulillah perjuangan tim BPOD berhasil dengan lahirnya UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi. Tim BPOD Banggai lainnya yang berjuang di Luwuk-Poso-Makassar dan Jakarta, yaitu Aco Dg. Matorang (PSII), Azis Sinukun (NU), Djen Djalumang (NU), T.S.Nullah (Komite XII), Agulu Lagonah (Komite XII), H.Thalib (Muhammdiyah), Siradjuddin Datu Adam (Muhammadiyah), Malajo Ahmad (Muhammadiyah), Ema Hamid (Wanita Bangga), Ena Musa (Pemuda Banggai), Faruk Zaman (KAPPI), Kahar dangka (KAPPI/KAMI).
Dari periode Pemerintahan di Kabupaten Banggai, tercatat yang pernah memimpin Kabupaten Banggai adalah sebagai berikut :
1. Bupati DASWATI II Banggai Bidin (1959-1964)
2. Bupati Dati II Banggai R. Atjeh Slamet (1964-1969)
3. Bupati Dati II Banggai Drs.Abd. Azis Larekeng (1969-1973)
4. Bupati Dati II Banggai Plt. Drs. Ali Sopyan (1973)
5. Bupati Dati II Banggai Drs. Eddy Singgih (1973-1978)
6. Bupati Dati II Banggai Plt. Drs. Malaga (1978-1980)
7. Bupati Dati II Banggai Joesoef Soepardjan (1980-1985)
8. Bupati Dati II Banggai Drs. H.M. Junus (1985-1990 dan 1990-1996)
9. Bupati Dati II Banggai Sudarto (1996-2001 dan 2001-2005)
10.Bupati Kabupaten Banggai Drs. Ma'mun Amir (2005)
11.Bupati Kabupaten banggai plt. B.Paliudju (2006)
12.Bupati Kabupaten Banggai Drs. Ma'mun Amir (2006-2011)
13.Bupati Kabupaten Banggai H.M. Sophian Mile, SH., MH. (2011-2016)
 
Salodik memiliki panorama alam yang indah terletak 27 kilometer dari kota Luwuk. Untuk mencapai Cagar Alam (Suaka Margasatwa) Salodik ditempuh dengan kendaraan roda empat selama 40 menit dari Kota Luwuk.
Kabupaten Banggai, memiliki adat-istiadat leluhur dari suku Loinang (Saluan), Lo'on (Balantak dan Andio), serta Lobo (Banggai, Peling dan Labobo), dan juga mempunyai nama-nama yang dipakai dalam pemerintahan zaman dulu yaitu di tingkat kabupaten dinamakan Tomundo setingkat Bupati, kemudian ada pembantu dengan nama kapitan laut dan mayor ngopa, lalu ada yang dinamakan sangaji atau bosanyo, lalu ada kapitan setingkat camat, dan tonggon setingkat kepala desa, kepala desa atau yang biasa disebut tonggon dibantu oleh seorang juru tulis setingkat sekretaris desa, lalu ada kepala jaga. Di Pagimana ada 3 Kapitan yaitu Kapitan Lambangan, Kapitan Bualemo dan Kapitan Lingketeng, di wilayah Bunta ada 2 kapitan yaitu Kapitan Duhian dan Kapitan Bugis Mangantjo, kemudian di wilayah Lamala ada Kapitan Lasompoh. Dengan bahasa yang telah diteliti oleh Pusat Bahasa Indonesia Jakarta tahun 1986, 1996 dan 2001. Bahasa Saluan, Balantak, Andio dan Banggai sudah masuk dalam ISO 193-3, Registren Outhorrity, edisi 16 tahun 2012.
 
Daya tarik utama Cagar Alam Salodik berupa air terjun bersusun-susun. Selain air terjun, objek yang berada pada ketinggian 600 meter di atas permukaan laut ini memiliki hutan yang lebat. Kicauan burung dari balik dedaunan yang rimbun seakan menyapa setiap pengunjung. Karena alamnya yang indah, Belanda pernah mendirikan pesanggrahan di lokasi ini. Puing-puing tempat peristirahatan bekas peninggalan Belanda tersebut masih ada sampai sekarang.
Pada Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Banggai 305.897 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata 32 jiwa/km (BPS Kab.Banggai), luas wilayah 9.672,70 km2., secara administrasi di bagi dalam 18 (delapan belas) Kecamatan, 46 (empat enam) Kelurahan, dan 291 (dua ratus sembilan puluh satu) Desa, serta 2 (dua) unit Pemukiman Transmigrasi. Pada tahun 2012, jumlah Kecamatan bertambah 23 (dua puluh tiga)....
 
==== Ondorneming Tobelombang ====
== Wacana Pemekaran Daerah ==
Tobelombang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Nuhon Kabupaten Banggai sekitar 425&nbsp;km dari kota Palu. Menurut tetua adat Tobelombang, Bapak Drs. Abino Lumbun, Tobelombang dikenal sebagai Perkebunan Kelapa pada zaman Belanda tahun 1915. Tempat ini telah dikunjungi wisatawan asing yang senang akan wisata sejarah pada masa lampau. Anda masih dapat menyaksikan sisa Peninggalan bersejarah di tempat ini dan disekitar objek wisata ini terbentang pula pemandangan alam yang indah disekitarnya.
Luas wilayah Kabupaten Banggai berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 Tanggal 4 Juli 1959 Tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi adalah 12.064,45 km2. Dengan Batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara dengan Teluk Tomini, Sebelah Timur dengan Laut maluku, sebelah Barat dengan Kabupaten Poso, dan sebelah Selatan dengan Teluk Tolo. Tahun 1999/2001, Pemerintah Pusat melahirkan Undang-Undang Nomor 51/1999 jo. UU.Nomor 11/2000, Tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan. Maka, Kabupaten banggai (induk) Luas wilayah tersisa 9.672,70 km2. dengan Batas-batasnya berubah yaitu disebelah Timur dengan Kabupaten banggai Kepulauan, disebelah Barat Norowali dan Kabupaten Tojo Una-Una. (lihat Buku Sejarah Kabupaten Banggai, Haryanto Djalumang, Rajawali Press, Jakarta 2012).
 
==== KotamadyaAdat Luwukistiadat ====
[[File:Benteng Mendono.jpg|thumb|300px|Sebuah benteng di Desa Mendono, Kecamatan Kintom]]
Kecamatan yang mungkin bergabung kota madya ini yaitu:
# Luwuk Utara
#Luwuk
# Luwuk Selatan
#Nambo
 
Kabupaten Banggai, memiliki adat-istiadat leluhur dari suku Loinang (Saluan), Lo'on (Balantak dan Andio), serta Lobo (Banggai, Peling dan Labobo), dan juga mempunyai nama-nama yang dipakai dalam pemerintahan zaman dahulu yaitu di tingkat kabupaten dinamakan Tomundo setingkat Bupati, kemudian ada pembantu dengan nama "kapitan laut" dan "mayor ngopa", lalu ada yang dinamakan "sangaji" atau "bosanyo", lalu ada "kapitan" setingkat [[camat]], dan "tonggon" setingkat kepala desa. Kepala desa atau yang biasa disebut tonggon dibantu oleh seorang juru tulis setingkat sekretaris desa, lalu ada kepala jaga.
Alasan kota Luwuk dimekarkan adalah untuk menjadi calon ibukota provinsi Banggai Raya.
 
Di Pagimana ada 3 Kapitan yaitu Kapitan Lambangan, Kapitan Bualemo dan Kapitan Lingketeng, di wilayah Bunta ada 2 kapitan yaitu Kapitan Duhian dan Kapitan Bugis Mangantjo, kemudian di wilayah Lamala ada Kapitan Lasompoh. Dengan bahasa yang telah diteliti oleh Pusat Bahasa Indonesia Jakarta tahun 1986, 1996 dan 2001. Bahasa Saluan, Balantak, Andio dan Banggai sudah masuk dalam ISO 193-3, Registren Outhorrity, edisi 16 tahun 2012.<ref name=HaryantoDjalumang/>
Jika kota Luwuk mekar, maka ibukota [[Kabupaten Banggai]] dipindahkan ke [[Pagimana, Banggai|Pagimana]] yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Banggai agar jarak semua kecamatan yang tersisa dapat lebih dekat.
 
=== Provinsi Banggai Raya ===
Pada Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Banggai 305.897 jiwa,<ref>323.872 jiwa, menurut BPS 2010</ref> dengan kepadatan penduduk rata-rata 32 jiwa/km<sup>2</sup> (BPS Kab.Banggai), luas wilayah 9.672,70&nbsp;km<sup>2</sup>. Secara administrasi dibagi dalam 18 (delapan belas) Kecamatan, 46 Kelurahan, dan 291 Desa, serta 2 (dua) unit Pemukiman Transmigrasi. Pada tahun 2012, jumlah kecamatan bertambah 23 (dua puluh tiga).<ref name=HaryantoDjalumang/>
Beberapa Kabupaten/Kota yang membentuk Provinsi baru ini meliputi :
 
* Kota Luwuk (Ibu Kota)
== Lihat pula ==
* Kota Salakan
* [[Kabupaten Banggai]]
* [[Kabupaten Banggai Kepulauan]]
* [[Kabupaten Banggai Laut]]
* [[KabupatenSulawesi Pulau TaliabuTengah]]
* [[Kerajaan Banggai]]
 
* Banggai Tano Monondok
==Kabupaten Batui Toili==
 
kecamatan yang mungkin bergabung:
 
#Toili
#Toili Barat
#Moilong
#Batui
#Batui Selatan
#Kintom
 
Ibukota kabupaten ini terdapat di [[Batui, Banggai|Batui]]. Kabupaten Batui Toili masuk dalam grand design pemekaran daerah di provinsi [[Provinsi Sulawesi Tengah]].
 
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
{{Kabupaten Banggai}}
{{Sulawesi Tengah}}
 
{{Authority control}}
[[Kategori:Kabupaten di Sulawesi Tengah|Banggai]]
 
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Banggai]]
{{DEFAULTSORT:Bangai, Kabupaten}}
[[Kategori:Kabupaten Banggai| ]]
[[Kategori:Kabupaten di Sulawesi Tengah]]
 
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia]]
 
{{indo-geo-stub}}