Pita frekuensi C: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Akhialdhi (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Pita frekuensi C''' disebut juga pita C ([[bahasa Inggris]]: ''cC-band'') adalah satuan [[Frekuensi radio|spektrum frekuensi]] yang pertama kali ditemukan dalam sistem komunikasi satelit. Pita frekuensi ini memiliki besaran 3.7 hingga 4.2GHz untuk downlink dan 5.925-6.425GHz untuk [[uplink]]. Frekuensi yang dimiliki pita C tergolong kecil di banding pita frekuensi terbaru seperi [[Pita frekuensi Ku|Ku]] atau [[Pita frekuensi Ka|Ka]]. Meski demikian, pita C memiliki kelebihan utam menghadapi cuaca buruk seperti hujan atau badai.<ref name="Tech-faq">{{en}} {{cite journal | author = TechFaq| title = C-Band | url = http://www.tech-faq.com/c-band.html}} </ref> Pita C membutuhkan parabola dengan diameter yang lebar sekitar 6’ (kaki) namun bisa bervariasi hingga 3’ atau 9’ tergantung seberapa kuat sinyal yang harus diolah. Karena kenampakannya yang besar, terkadang parabola jenis ini disebut juga ''Big Ugly Dish'' (BUD).<ref name="Tech-faq" /> Pita C Masalah lainnya adalah terjadi banyak gangguan yang terdapat pada pita C yang disebabkan oleh banyaknya satelit lain yang menggunakan frekuensi yang sama. Atau gangguan lain yang disebabkan oleh [[gelombang mikro]] daratan/ terestrial.<ref name="level421">{{en}} {{cite journal | author = Level421| title = The C Band Myth| url = http://www.level421.com/index.php?id=1721| journal = | access-date = 2015-01-27| archive-date = 2015-02-05| archive-url = https://web.archive.org/web/20150205111633/http://www.level421.com/index.php?id=1721| dead-url = yes}} </ref>
 
Indonesia adalah negara yang hingga saat ini masih menggunakan satelit dengan tenaga frekuensi pita C meskipun kuotanya telah penuh. Alasan pemerintah RI adalah kondisi cuaca di Indonesia yang lebih sering hujan sehingga tidak cocok menggunakan satelit dengan teknologi pita frekuensi Ku atau Ka.<ref name="spacejournal">{{en}} {{cite journal | author = Space Journal Ohio | title = Sudah waktunya menggunakan Ku-Band di Indonesia | url = http://spacejournal.ohio.edu/issue8/pers_setiyanto_indo.html}} </ref>k.conk asicx
 
== Rujukan ==