Svante August Arrhenius: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox philosopher
| era =
| image = Arrhenius2.jpg|right|thumb|150px
| caption =
Baris 6:
| birth_date = 19 Februari 1859
| birth_place = [[Vik, Sweden]]
| death_date =
| death_place = [[Zurich]]
| alma_mater = [[Universitas Uppsala]]<br>[[Physical Institute of the Swedish Academy of Sciences]]
Baris 27:
Semakin encer larutan, maka derajat disosiasi yang ada pun semakin besar. Selain diperkirakan sebagai pembawa muaan listrik, ion-ion terseut juga dianggap sebagai pembawa aktivitas kimia. Untuk inilah "konstanta aktivitas" digunakan untuk menghubungkan jumlah aktual dari ion dengan jumlah ion dalam larutan encer.
Arrhenius juga menyatakan bahwa juga menyatakan awa garam dan air bukanla konduktor. Yang menjadi konduktor adalah larutan garam. Berbeda tipis dengan [[michael Faraday]] yang menyatakan bahwa ion menghasilkan dari proses elektrolisis. Arrhenius berpendapat tanpa keberadaan aliran listrik, larutan garam masih mengandung Ion. Hal ini mendorong untuk menyatakan [[reaksi kimia]] di dalam larutan merupakan reaksi antar ion.
Di mata para penguji, "teori ionik" milik Arrhenius dinilai terlampau revolusioner untuk ukuran masa itu. Karya ilmiahnya lolos dengan nilai paling rendah, hampir tidak lulus. Peluang untuk karier akademik nyaris pudar. Tidak ada yang dapat memperkirakan bahwa berka disertasinya ini kelak Arrhenius mendapatkan Nobel kimia pada 1903.
Arrhenius selain isu sains kimia, ia juga cinta pada alam, seni, dan sastra. Dia ilmuwan yang mahir menulis, penggagas perngubhan [[bahasa Inggris]] agar dapat digunakan sebagai bahasa uniersal dan pengamat lingkungan.
Arrhenius, orang pertama yang mencetuskan konsep panspermia secari detail. Konsep ini di lontarkannya sebagai benuk protes terhadap gagalnya para biolog dalam menemukan asal mula kehidupan.
Baris 37:
Di bidang lingkungan, Arrhenius pernah mengembangkan sebuah teori guna menjelaskan zaman es. Dia menyatakan bahwa perubahan kadar karon dioksida di atmosfer dapat mengubah temperatur bumi melalui fenomena ''greenhouse effect.''
Berdasarkan hasil perhitungan Arrhenius, peningkatan kadar [[karbon dioksida]] sebanyak dua kali dari sebelumnya akan meningkatkan temperatur 5 derajat Celcius. Dia berharap peningkaan tersebut berlangsung dalam 3000 tahun, tetapi aktiitas industri justru menjadikannya hanya berlangsung satu abad. Sebagaimana kita ketahui, kita sekarang memang terhindar dari zaman es. Namun pemanasan global merupakan ancaman yang perlu disikapi sama seriusnya dengan zaman es.<ref>{{Cite book|title=108 ILMUWAN & PENEMU DUNIA|last=Firmansyah|first=Adhe|publisher=GARASI HOUSE OF BOOK|year=2010|isbn=978-979-25-4675-0|location=Jogjakarta|pages=427}}</ref>
'''Referensi:'''▼
108 ILMUWAN & PENEMU DUNIA {{Cite book|title=Ensiklopedia iLmuwan & penemu|last=Firmansyah|first=Adhe|publisher=GARASI HOUSE OF BOOK|year=2010|isbn=978-979-25-4675-0|location=Jogjakarta|pages=427}}
<references group="108 ILMUWAN & PENEMU DUNIA / Adhe Firmansyah-Jogjakarta ISBN 978-979-25-4675-0" />
<references />
{{lifetime|1859|1927|Arrhenius}}
{{Nobel Kimia}}
{{Medali Davy}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Kimiawan Swedia|Arrhenius]]
|