E.K.M Masinambouw: Perbedaan antara revisi

'''E.K.M Masinambouw''' adalah seorang peneliti[[Ahli Peneliti Utama]] [[LIPI]] ([[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]]) yang berasal dari [[Suku Minahasa|Minahasa]], Sulawesi Utara. Nama lengkapnya Eduard Karel Markus Masinambouw. Pria kelahiran [[Kakas, Minahasa|Kakas]] 26 Maret 1931 merupakan anak sulung dari tiga bersaudara, dari Gottlieb Arie Toon Masinambouw, bekas kepala kantor pos dan telegram di Banjarmasin dengan istrinya Anastasia Sumayku. Saat masih SMA, pria yang akrab di sapa Eddy senang dengan pelajaran Kimia. Karena tidak ada laboratorium, reaksi unsur kimia dihafalnya saja dari buku. Dalam perjalanannya, pria jangkung ini akhirnya memutuskan mengambil jurusan bahasa dan sastra Inggris di FSFakultas UISastra [[Universitas Indonesia]]. Gelas Master ia raih di [[Universitas Yale]], New Haven, AS, 1965. Sedangkan gelar doktor bidang antropologi diperolehnya di [[Universitas Indonesia]] (UI), 1976, dengan disertasi berjudul ''Konvergensi Etnolinguistik'' di Halmahera Tengah.<ref name=":0">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/37095471|title=APA & SIAPA sejumlah orang Indonesia 1985-1986|date=1986|publisher=Grafiti Pers|others=Tempo (Jakarta, Indonésie)|isbn=979-444-006-X|edition=Cet. 1|location=Jakarta|oclc=37095471}}</ref>

Eddy merupakan anggota [[ExecutiveCornell DecisionSoutheast Asia Program|Executive Committee Southeast Asia]] Studies Program]], Singapore (sejak 1979); Anggota Executive Committee AseanAsian Studies (sejak 1984). Ia juga pernah[[Profesor|guru meraih pengajarbesar]] luar biasa, Jurusan Antropologi [[Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia|FISIP UI]] (sekarang); Pengajar Luar Biasa Fakultas Pasca Sarjana FISIP UI (sekarang). <ref name=":0" />

Dalam perjalannya di dunia penelitian, Eddy pernah meneliti di pedalaman [[Pulau Halmahera|Halmahera]]. Saat penelitian di Halmahera, Eddy jatuh sakit akibat tidak mendengarkan nasehatnasihat untuk tidak sembarang minum air pemberian orang. ia demam tinggi, sebelum berlayar ke Tidore dan dinyatakan sembuh setelah disuntik mantri. Meskipun begitu, pria jangkung dengan berat 70 &nbsp;kg ini mendapatkan hal yang menarik