Stupa Kalibukbuk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k pengalihan
Tag: Pengalihan baru [ * ]
 
(7 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
#REDIRECT [[Situs Kalibukbuk]]
Stupa Kalibukbuk beralamat di Desa Kalibukbuk, [[Buleleng, Buleleng|Kecamatan Buleleng]], [[Bali|Provinsi Bali]]. Jaraknya satu kilometer dari kawasan wisata [[Pantai Lovina]] menuju selatan. Stupa Kalibukbuk terletak di daerah dataran rendah. Situs Kalibukbuk terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama yaitu bagian luar tanpa pagar keliling. Bagian kedua yaitu bagian tengah, kemudian yang ketiga adalah halaman dalam. Kedua halaman tersebut diberi pagar keliling. Untuk menuju halaman tengah, pengunjung harus masuk melalui pintu masuk berupa kori agung. Dari halaman tengah menuju halaman dalam pengunjung akan menjumpai pintu masuk berbentuk candi bentar. Pada bagian halaman dalam terdapat stupa yang beragam jenis stupa. Pertama yaitu stupa utama (induk) berdenah segi delapan (''oktagonal'') yang diapit dua stupa perwara dengan denah bujur sangkar. Stupa dengan dasar segi delapan (''oktagonal'') yang diapit dua stupa perwara dengan denah bujur sangkar.
 
Stupa dengan dasar segi delapan terdiri atas kaki (di bawah kaki terdapat susunan batu kali sebagai jari-jari dari bangunan tersebut). ''Acaa'' berbentuk ''genta'' dengan beberapa buah lingkaran di bagian bawah, ''harmika'' segi empat, dan ''yasti'' susun dua belas. Pintunya menghadap ke tenggara. Bangunan pemujaan agama Buddha dengan dasar segi delapan dengan jari-jari mengarah kedelapan penjuru mata angin itu sebelumnya telah ditemukan di Pura Pegulingan Tampuksiring yang pada bagian tertentu dihias dengan makhluk Gana (Gede Oka Astawa, 1997:12). Gambaran umum bangunan seperti itu, adalah stupa dengan dasar (kaki) bujur sangkar, ''acaa'' berbentuk genta dengan beberapa linglaran di bagian bawah, ''harmika'' segi empat dan ''yasti''.
 
Stupa Kalibukbuk ditemukan pada tahun 1994 secara tidak sengaja ketika dinding sumur longsor. Dari tanah longsoran itulah ditemukan beberapa ''stupika,'' materai tanah liat, serta terlihat struktur bata yang diduka bekas bangunan. Ekskavasi arkeologis dilaksanakan oleh Balai Arkeologi Denpasar secara bertahap mulai ditemukan pada tahun 1994 hingga 1997 sebanyak empat kali. Peresmian purnapugar dilaksanakan pada 24 Mei 2009.
 
Ditengah-tengah struktur bangunan dibawah lantai terdapat lubang berbentuk segi empat yang merupakan sumuran candi/stupa. ''Stupika'' selain ditemukan di dinding sumur dalam sumuran candi atau stupa utama juga ditemukan pada sumuran candi atau stupa perwara yang terletak di sebelah barat. Di dalam ''stupika'' terdapat satu atau dua meterai yang erisi mantra agama Buddha.
 
Di antaranya ada juga yang diberi hiasan relief Dhyani Budha atau Bodhisatwa. Baik ''stupika'' yang berisi meterai maupun yang tidak, di bagian bawah atau dasarnya terdapat cap (stempel) berisi mantra agama Buddha.
 
Selain ''stupika'' juga ditemukan meterai tanah liat sebanyak 35 buah. Pada bagian permukaan yang rata terdapat mantra-mantra Buddhistis yang ditulis dengan huruf pre-Nagari dalam bahasa Sansekerta yang terdiri atas lima baris yang disebut ''ve ie mantra.'' Adapun isi mantra tersebut adalah sebagai beriku:
 
''Ye dharma heru prabha''
 
''We hetun tesan tathagato''
 
''Hyawodat tesan ceyo ni''
 
''Rodha ewam wadi ma''
 
''Ha Crammanah''
 
Artinya adalah "Keadaan sebab-sebab kejadian itu sudah diterangkan oleh ''tathgata'' (Buddha). Tuan ''mahatapa'' itu telah menerangkan juga apa yang harus diperbuat orang supaya dapat menghilangkan sebab-sebab itu (Gede Oka Astawa,2000: 65). Menurut de Casparis yang dikutip oleh Gede Oka Astawa (2000:65-66) mantra itu sama dengan mantra pada meterai yang ditemukan di Pejeng yang berasal dari abad VIII-IX Masehi. Selain meterai juga ditemukan dua buah fragmen meterai yang pada bagian permukaan yang rata terdapat relief Dhyani Boddhisattwa dan Buddha yang diapit oleh dua orang Bodhisattwa digambarkan bertangan empat, dalam sikap duduk ''lalitasana'' di atas ''padmasana.'' Di bagian belakang arca terdapat ''prabhamacaala.'' Meterai sekarang tersimpan di Museum Provinsi Bali.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/886882212|title=Candi Indonesia|last=Sedyawati, Edi, 1938-|others=Latief, Feri,, Indonesia. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman,|isbn=978-602-17669-3-4|edition=Cetakan pertama|location=[Jakarta]|oclc=886882212}}</ref>
 
== Lokasi ==
 
 
Alamat : Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, Provinsi Bali
 
Koordinat : 8°9’42”LS 115°1’54”BT
 
== Referensi ==
<references />