Vaksinasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Cleanup
WanaraLima (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Use dmy dates|date=October 2020}}
'''Vaksinasi''' disebut juga imunisasi adalah pemberian [[vaksin]] ke dalam tubuh seseorang untuk memberikan [[kekebalan]] terhadap [[penyakit]] tersebut. Kata vaksinasi berasal dari [[bahasa Latin]] ''vacca'' yang berarti [[sapi]] - diistilahkan demikian karena [[vaksin]] pertama berasal dari [[virus]] yang menginfeksi [[sapi]] ([[cacar sapi]]).
{{Infobox medical intervention
| Name = Vaksinasi
| Image = Young girl about to receive a vaccine in her upper arm (48545990252).jpg
| Caption = Gadis yang akan divaksinasi di lengan atasnya
| ICD10 =
| ICD9 = {{ICD9proc|99.3}}-{{ICD9proc|99.5}}
| MeshID =
| OPS301 =
| OtherCodes =
| HCPCSlevel2 =
}}
'''Vaksinasi''' adalah pemberian [[vaksin]] untuk membantu [[sistem imun]] mengembangkan perlindungan dari suatu [[penyakit]]. Vaksinasi merupakan salah satu bentuk dari [[imunisasi]]. Vaksin sendiri mengandung [[mikroorganisme]] atau [[virus]] dalam keadaan lemah, hidup atau mati, atau mengandung [[protein]] atau [[toksin]] dari organisme. Dalam merangsang [[Sistem imun adaptif|kekebalan adaptif]] tubuh, vaksin membantu mencegah tubuh menjadi sakit akibat [[Infeksi|penyakit infeksi]]. Ketika sebagian besar populasi telah divaksinasi hingga mencapai persentase tertentu, [[kekebalan kelompok]] akan tercapai. Kekebalan kelompok melindungi mereka yang mungkin mengalami gangguan sistem imun dan tidak bisa divaksinasi.<ref>{{Cite web|title=Herd immunity (Herd protection) {{!}} Vaccine Knowledge|url=https://vk.ovg.ox.ac.uk/vk/herd-immunity|website=vk.ovg.ox.ac.uk|access-date=12 November 2020}}</ref>
 
Efektivitas vaksinasi telah dipelajari dan diverifikasi secara luas.<ref>{{Cite book|vauthors=Fiore AE, Bridges CB, Cox J|year=2009|title=Vaccines for Pandemic Influenza|journal=Current Topics in Microbiology and Immunology|isbn=978-3-540-92164-6|volume=333|pages=43–82|chapter=Seasonal influenza vaccines|doi=10.1007/978-3-540-92165-3_3|pmid=19768400}}</ref><ref>{{cite journal|date=July 2009|title=Evaluating the impact of human papillomavirus vaccines|journal=Vaccine|volume=27|issue=32|pages=4355–62|doi=10.1016/j.vaccine.2009.03.008|pmid=19515467|vauthors=Chang Y, Brewer NT, Rinas AC, Schmitt K, Smith JS}}</ref><ref>{{cite journal|date=August 2009|title=Varicella zoster virus vaccines: effective, but concerns linger|journal=Canadian Journal of Ophthalmology|volume=44|issue=4|pages=379–84|doi=10.3129/i09-126|pmid=19606157|vauthors=Liesegang TJ}}</ref> Vaksinasi merupakan metode yang paling efektif untuk mencegah penyakit infeksi;<ref>{{cite work|date=October 2011|url=https://www.cdc.gov/oid/docs/ID-Framework.pdf|title=A CDC framework for preventing infectious diseases|publisher=United States Centers for Disease Control and Prevention|quote=Vaccines are our most effective and cost-saving tools for disease prevention, preventing untold suffering and saving tens of thousands of lives and billions of dollars in healthcare costs each year|archive-url=https://web.archive.org/web/20120914102409/https://www.cdc.gov/oid/docs/ID-Framework.pdf|archive-date=14 September 2012}}</ref><ref>{{cite web|date=1 June 2000|title=Vaccines and Infectious Diseases: Putting Risk into Perspective|url=https://iaomt.org/TestFoundation/lifesaver.htm|work=American Medical Association Briefing on Microbial Threats|location=National Press Club Washington, DC|archive-url=https://web.archive.org/web/20101124130606/https://iaomt.org/TestFoundation/lifesaver.htm|archive-date=24 November 2010|quote=Vaccines are the most effective public health tool ever created.|vauthors=Gellin B}}</ref><ref>{{cite web|date=7 October 2002|title=Vaccine-preventable diseases|url=http://www.phac-aspc.gc.ca/im/vpd-mev/index-eng.php|publisher=Public Health Agency of Canada|archive-url=https://web.archive.org/web/20120324030536/http://www.phac-aspc.gc.ca/im/vpd-mev/index-eng.php|archive-date=24 March 2012|quote=Vaccines still provide the most effective, longest-lasting method of preventing infectious diseases in all age groups}}</ref><ref>{{cite web|title=NIAID Biodefense Research Agenda for Category B and C Priority Pathogens|url=http://virtualbiosecuritycenter.org/wp-content/uploads/2012/01/Library-NIAID-Biodefense-Research-Agenda-for-Category-B-and-C-Priority-Pathogens.pdf|work=United States National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID)|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304065419/http://virtualbiosecuritycenter.org/wp-content/uploads/2012/01/Library-NIAID-Biodefense-Research-Agenda-for-Category-B-and-C-Priority-Pathogens.pdf|archive-date=4 March 2016|quote=Vaccines are the most effective method of protecting the public against infectious diseases.}}</ref> kekebalan luas sebagai efek vaksinasi berperan besar dalam [[Pemberantasan penyakit menular|pemberantasan]] [[variola]] di seluruh dunia dan eliminasi penyakit seperti [[poliomielitis]] dan [[tetanus]] di banyak negara-negara di dunia. Namun, beberapa penyakit, seperti [[campak]] di [[Amerika Serikat]], telah mengalami peningkatan kasus karena tingkat vaksinasi yang relatif rendah pada tahun 2010-an, yang sebagian disebabkan oleh [[Antivaksin|keraguan terhadap vaksin]].<ref>{{cite journal|date=March 2016|title=Association Between Vaccine Refusal and Vaccine-Preventable Diseases in the United States: A Review of Measles and Pertussis|journal=JAMA|volume=315|issue=11|pages=1149–58|doi=10.1001/jama.2016.1353|pmc=5007135|pmid=26978210|vauthors=Phadke VK, Bednarczyk RA, Salmon DA, Omer SB}}</ref>
Pada tahun 2014, program imunisasi di Indonesia hanya mencakup 86,8 persen atau di bawah target, yakni 90 persen. Semakin ke desa atau daerah di luar Jakarta cakupannya berkurang, misalnya vaksinasi DPT tahun 2013 di Provinsi Sumatra Barat hanya 60,2 persen, di Aceh 52,9 persen dan di Papua 40,8 persen. Hal ini menimbulkan 'outbreak' pada tahun 2015 dengan penderita terduga infeksi Dipteri sebanyak 62 orang (termasuk 2 orang meninggal) di Sumatra Barat dan 16 orang terinfeksi Dipteri (termasuk 2 orang meninggal) di Aceh.<ref>{{cite web |url=http://pekanbaru.tribunnews.com/2015/06/25/dicanangkan-berpuluh-tahun-lalu-imunisasi-masih-menghadapi-ironi |title=Dicanangkan Berpuluh Tahun Lalu, Imunisasi Masih Menghadapi Ironi |author=Ariestia |date=25 Juni 2015}}</ref>
 
Penyakit pertama yang dicegah dengan [[inokulasi]] kemungkinan besar adalah variola. Penerapan [[variolasi]] yang tercatat pertama kali terjadi pada abad ke-16 di Tiongkok.{{sfn|Williams|2010|p=60}} Variola juga merupakan penyakit pertama yang vaksinnya diproduksi.<ref name="pmid17633292">{{cite journal|date=April 2007|title=A brief history of vaccines and vaccination|journal=Revue Scientifique et Technique|volume=26|issue=1|pages=29–48|doi=10.20506/rst.26.1.1724|pmid=17633292|vauthors=Lombard M, Pastoret PP, Moulin AM|s2cid=6688481}}</ref><ref name="pmid6319980">{{cite journal|date=December 1983|title=The smallpox story: life and death of an old disease|journal=Microbiological Reviews|volume=47|issue=4|pages=455–509|doi=10.1128/MMBR.47.4.455-509.1983|pmc=281588|pmid=6319980|vauthors=Behbehani AM}}</ref> Meskipun setidaknya enam orang telah menggunakan prinsip yang sama bertahun-tahun sebelumnya, [[vaksin variola]] ditemukan pada tahun 1796 oleh seorang dokter asal Inggris, [[Edward Jenner]]. Dia adalah orang pertama yang mempublikasikan bukti bahwa vaksin variola efektif dan menyarankan produksinya.<ref name="Sudhoffs">{{cite journal|year=2006|title=[Peter Plett and other discoverers of cowpox vaccination before Edward Jenner]|url=http://lib.bioinfo.pl/meid:4459|journal=Sudhoffs Archiv|language=de|volume=90|issue=2|pages=219–32|pmid=17338405|archive-url=https://web.archive.org/web/20080215171503/http://lib.bioinfo.pl/meid:4459|archive-date=15 February 2008|access-date=12 March 2008|vauthors=Plett PC|url-status=dead}}</ref> [[Louis Pasteur]] kemudian melanjutkan konsep mengenai vaksin melalui karya-karyanya di bidang [[mikrobiologi]]. Variola adalah penyakit yang menular dan mematikan, menyebabkan kematian 20-60% orang dewasa yang terinfeksi dan lebih dari 80% anak-anak yang terinfeksi.<ref>{{cite journal|date=January 2005|title=Edward Jenner and the history of smallpox and vaccination|journal=Proceedings|volume=18|issue=1|pages=21–5|doi=10.1080/08998280.2005.11928028|pmc=1200696|pmid=16200144|vauthors=Riedel S}}</ref> Ketika variola akhirnya diberantas pada tahun 1979, penyakit ini telah membunuh sekitar 300–500 juta orang pada abad ke-20.<ref>{{cite book|vauthors=Koplow DA|year=2003|url=https://archive.org/details/smallpoxfighttoe00kopl|title=Smallpox: the fight to eradicate a global scourge|location=Berkeley|publisher=University of California Press|isbn=978-0-520-24220-3|url-access=registration}}</ref><ref>{{cite web|title=UC Davis Magazine, Summer 2006: Epidemics on the Horizon|url=http://ucdavismagazine.ucdavis.edu/issues/su06/feature_1b.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20081211181455/http://ucdavismagazine.ucdavis.edu/issues/su06/feature_1b.html|archive-date=11 December 2008|access-date=3 January 2008|url-status=dead}}</ref><ref>[https://www.sciencedaily.com/releases/2008/01/080131122956.htm How Poxviruses Such As Smallpox Evade The Immune System], ScienceDaily.com, 1 February 2008.</ref>
== Imunisasi aktif dan pasif ==
[[Berkas:Poliodrops.jpg|jmpl|Seorang anak menerima vaksinasi tetes [[polio]].]]
Imunisasi bisa didapatkan melalui cara aktif dan pasif: vaksinasi adalah imunisasi aktif.
 
=== ImunisasiMekanisme aktif ===
[[Berkas:Poliodrops.jpg|jmpl|Seorang anak menerima vaksinasi tetes [[polio]].]]Vaksinasi merupakan cara artifisial untuk mengaktifkan [[sistem imun]] untuk melindungi tubuh dari penyakit infeksi. Aktivasi terjadi melalui pemaparan sistem imun dengan [[imunogen]], yaitu zat yang mampu merangsang sistem imun. Proses memperkuat sistem imun dikenal dengan istilah [[imunisasi]], yang bisa terjadi secara aktif maupun pasif, alami ataupun buatan. Vaksinasi merupakan bentuk imunisasi aktif buatan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk memasukkan imunogen ke dalam tubuh.<ref>{{cite journal|date=November 2017|title=What Are the Most Powerful Immunogen Design Vaccine Strategies? A Structural Biologist's Perspective|journal=Cold Spring Harbor Perspectives in Biology|volume=9|issue=11|pages=a029470|doi=10.1101/cshperspect.a029470|pmc=5666634|pmid=28159876|vauthors=Kwong PD}}</ref>
Imunisasi aktif dapat timbul ketika seseorang bersinggungan dengan patogen. Sistem imun akan membentuk [[antibodi]] dan perlindungan/perlawanan lainnya terhadap mikroba. Di masa depan, respon imunitas terhadap mikroba ini dapat sangat efisien; ini adalah kasus di mana banyak anak-anak terinfeksi walaupun hanya sekali, tetapi kemudian kebal.
 
Sebagian besar vaksin diberikan sebelum seseorang tertular penyakit untuk membantu meningkatkan perlindungan pada masa yang akan datang. Namun, beberapa vaksin diberikan setelah seseorang terjangkit suatu penyakit. Vaksin yang diberikan setelah terpapar variola dilaporkan memberi perlindungan dari penyakit atau dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit.<ref name="CDCvac">{{cite web|title=Vaccine Overview|url=http://www.bt.cdc.gov/agent/smallpox/vaccination/pdf/vaccine-overview.pdf|website=Smallpox Fact Sheet|archive-url=https://web.archive.org/web/20080102234114/http://www.bt.cdc.gov/agent/smallpox/vaccination/pdf/vaccine-overview.pdf|archive-date=2 January 2008|access-date=2 January 2008|url-status=dead}}</ref> Vaksinasi [[rabies]] pertama kali diberikan oleh Louis Pasteur kepada seorang anak setelah ia digigit anjing gila. Sejak ditemukan, [[vaksin rabies]] telah terbukti efektif dalam mencegah rabies pada manusia bila diberikan beberapa kali dalam 14 hari setelah gigitan anjing bersama dengan pemberian [[Antibodi|imunoglobulin]] rabies dan perawatan luka.<ref>{{cite journal|display-authors=6|date=March 2010|title=Use of a reduced (4-dose) vaccine schedule for postexposure prophylaxis to prevent human rabies: recommendations of the advisory committee on immunization practices|journal=MMWR. Recommendations and Reports|volume=59|issue=RR-2|pages=1–9|pmid=20300058|vauthors=Rupprecht CE, Briggs D, Brown CM, Franka R, Katz SL, Kerr HD, Lett SM, Levis R, Meltzer MI, Schaffner W, Cieslak PR}}</ref> Contoh lain di antaranya pemberian vaksin eksperimental untuk [[AIDS]], [[kanker]],<ref>{{cite journal|date=2008|title=Carbohydrate-based experimental therapeutics for cancer, HIV/AIDS and other diseases|journal=Acta Histochemica|volume=110|issue=1|pages=6–13|doi=10.1016/j.acthis.2007.08.003|pmc=2278011|pmid=17963823|vauthors=Oppenheimer SB, Alvarez M, Nnoli J}}</ref> dan penyakit Alzheimer.<ref>{{cite journal|date=February 2005|title=New directions towards safer and effective vaccines for Alzheimer's disease|journal=Current Opinion in Molecular Therapeutics|volume=7|issue=1|pages=17–23|pmid=15732525|vauthors=Goñi F, Sigurdsson EM}}</ref> Vaksinasi bertujuan untuk memicu respons imun lebih cepat dan dengan lebih sedikit bahaya dibandingkan infeksi alami.<ref>{{cite journal|date=November 2013|title=Engineering synthetic vaccines using cues from natural immunity|journal=Nature Materials|volume=12|issue=11|pages=978–90|bibcode=2013NatMa..12..978I|doi=10.1038/nmat3775|pmc=3928825|pmid=24150416|vauthors=Irvine DJ, Swartz MA, Szeto GL}}</ref>
Imunisasi aktif buatan adalah di mana mikroba, atau bagian darinya, diinjeksikan kepada seseorang sebelum ia dapat melakukannya secara alami. Jika keseluruhan mikroba digunakan, maka perlu dilemahkan.
 
Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntikan lantaran kandungan vaksin tidak diserap dengan baik oleh usus. Vaksin hidup yang dilemahkan, seperti [[vaksin polio]], rotavirus, beberapa jenis tifus, dan beberapa vaksin kolera diberikan secara oral untuk menghasilkan kekebalan di sistem pencernaan. Meskipun vaksinasi memberikan efek yang bertahan lama, biasanya dibutuhkan beberapa minggu untuk mengembangkan respons imun. Hal ini berbeda dengan imunisasi pasif (pemberian antibodi, seperti saat menyusui), yang memiliki efek langsung.<ref>{{cite web|title=Immunity Types|url=https://www.cdc.gov/vaccines/vac-gen/immunity-types.htm|publisher=[[Centers for Disease Control and Prevention]]|access-date=20 October 2015}}</ref>
Imunisasi sangatlah penting, sehingga the American [[Centers for Disease Control and Prevention]] menamainya sebagai salah satu dari the "Ten Great Public Health Achievements in the 20th Century".<ref name=CDC>[http://www.cdc.gov/about/history/tengpha.htm "Ten Great Public Health Achievements in the 20th Century".] [[Centers for Disease Control and Prevention|CDC]]</ref>
Vaksin hidup yang telah dilemahkan telah berkurang sifat penyakitnya. Keefektifannya tergantung dari kemampuan sistem imun untuk mereplikasi dan memberikan respon seperti terjadi infeksi alamiah. Biasanya sudah efektif diberikan satu injeksi saja. Contoh vaksin hidup yang telah dilemahkan meliputi [[tampek]], [[gondongan]], [[rubella]], [[campak]], [[kolera]], [[polio]] atau kombinasi ketiganya dalam satu vaksin sebagai vaksin MMR, [[demam kuning]] (yellow fever), [[cacar air]] (varicella), [[rotavirus]], dan vaksin influenza.
 
Kegagalan vaksinasi adalah kondisi ketika suatu organisme tertular penyakit meskipun telah divaksinasi terhadap penyebab penyakit tersebut. Kegagalan ini terutama terjadi ketika sistem imun organisme tidak menghasilkan [[antibodi]] saat pertama kali divaksinasi. Vaksinasi bisa gagal ketika vaksinasi diberikan dalam beberapa rangkaian dan gagal menghasilkan respons imun. Istilah "kegagalan vaksin" tidak selalu berarti bahwa vaksin tersebut cacat. Sebagian besar kegagalan vaksin terjadi karena variasi respons imun individual.<ref>{{cite journal|date=2016|title=Primary vaccine failure to routine vaccines: Why and what to do?|journal=Human Vaccines & Immunotherapeutics|volume=12|issue=1|pages=239–43|doi=10.1080/21645515.2015.1093263|pmc=4962729|pmid=26836329|vauthors=Wiedermann U, Garner-Spitzer E, Wagner A}}</ref>
=== Imunisasi pasif ===
Imunisasi pasif adalah elemen-elemen pra-sintesis dari sistem kekebalan yang dipindahkan kepada seseorang, sehingga tubuhnya tidak perlu membuatnya sendiri elemen-elemen tersebut. Akhir-akhir ini, [[antibodi]] dapat digunakan untuk imunisasi pasif. Metode imunisasi ini bekerja sangat cepat, tetapi juga berakhir cepat, karena antibodi akan lisis dengan sendirinya, dan jika tak ada sel-sel B untuk membuat lebih banyak antibodi, maka mereka akan hilang.
 
=== Inokulasi dan vaksinasi ===
Imunisasi pasif terdapat secara fisiologi, ketika antibodi dipindahkan dari ibu ke [[janin]] selama [[kehamilan]], untuk melindungi janin sebelum dan sementara waktu sesudah kelahiran.
Istilah "inokulasi" sering disamakan dengan "vaksinasi". Namun, meskipun terkait, istilah tersebut tidak identik. Vaksinasi adalah perlakuan terhadap individu dengan [[patogen]] yang dilemahkan (kurang virulen) atau dengan imunogen lainnya, sedangkan inokulasi, yang juga disebut variolasi dalam konteks profilaksis variola, adalah perlakuan dengan memasukkan virus variola yang tidak dilemahkan, yang diambil dari pustula atau keropeng penderita variola, ke dalam lapisan permukaan kulit, biasanya lengan atas. Variolasi sering dilakukan 'lengan-ke-lengan' atau dalam proses yang kurang efektif, 'keropeng-ke-lengan', dan sering kali mengakibatkan subjeknya terinfeksi variola, yang dalam beberapa kasus mengakibatkan penyakit dengan derajat yang parah.<ref>{{Cite web|title=The Smallpox Epidemic of 1862 (Victoria BC)--Doctors and Diagnosis|url=http://web.uvic.ca/vv/student/smallpox/doctors/diff.html|website=web.uvic.ca|access-date=29 September 2016}}</ref><ref>{{cite web|title=Doctors and diagnosis ''The difference between Vaccination and Inoculation''|url=http://web.uvic.ca/vv/student/smallpox/doctors/diff.html|publisher=Web.uvic.ca|access-date=8 January 2014}}</ref> Vaksinasi dimulai pada akhir abad ke-18 oleh [[Edward Jenner]] dan vaksin variolanya,<ref>{{cite news|date=1 June 2008|title=Edward Jenner – (1749–1823)|url=http://sundaytimes.lk/080601/FunDay/famous.html|publisher=Sundaytimes.lk.|archive-url=https://web.archive.org/web/20110926095825/http://sundaytimes.lk/080601/FunDay/famous.html|archive-date=26 September 2011|access-date=28 July 2009|url-status=dead}}</ref><ref>{{cite web|title=History – Edward Jenner (1749–1823)|url=https://www.bbc.co.uk/history/historic_figures/jenner_edward.shtml|publisher=BBC|access-date=1 March 2014}}</ref><ref>{{cite web|title=Edward Jenner – Smallpox and the Discovery of Vaccination|url=http://www.dinweb.org/dinweb/DINMuseum/Edward%20Jenner.asp|website=dinweb.org|archive-url=https://web.archive.org/web/20100827080455/http://www.dinweb.org/dinweb/DINMuseum/Edward%20Jenner.asp|archive-date=27 August 2010|access-date=22 April 2010|url-status=dead}}</ref> sementara inokulasi telah dikerjakan jauh sebelumnya.
 
=== Mencegah penyakit dan mencegah infeksi ===
Imunisasi pasif buatan umumnya diberikan melalui injeksi dan digunakan jika ada wabah penyakit tertentu atau penanganan darurat keracunan, seperti pada [[tetanus]]. Antibodi ini dapat dibuat menggunakan binatang, dinamai "terapi serum", meskipun ada kemungkinan besar terjadinya [[syok anafilaksis]], karena sistem imun yang melawan serum binatang tersebut. Jadi, antibodi manusia dihasilkan secara ''[[in vitro]]'' melalui kultur sel dan digunakan menggantikan antibodi dari binatang, jika tersedia. Di kota-kota besar di Indonesia selalu tersedia vaksin rabies untuk mereka yang ingin mendapatkan kekebalan terhadap rabies dan serum anti-rabies bagi mereka yang dikhawatirkan sudah terjangkit rabies, karena misalnya habis digigit anjing atau monyet.
Beberapa vaksin, seperti vaksin variola, mencegah infeksi. Penggunaannya menghasilkan kekebalan yang mensterilkan infeksi dan dapat membantu memberantas penyakit jika tidak ada [[Reservoir alami|hewan reservoir]] bagi patogen tersebut. Vaksin lain membantu (sementara) menurunkan kemungkinan individu menderita penyakit yang parah.<ref>{{Cite web|title=Coronavirus: Few vaccines prevent infection – here's why that's not a problem|url=https://www.gavi.org/vaccineswork/coronavirus-few-vaccines-prevent-infection-heres-why-thats-not-problem}}</ref>
 
== ManfaatRute pemberian ==
Vaksinasi dapat dilakukan dengan beberapa cara. Ada yang diberikan secara oral (misalnya vaksin polio dan kolera), ada yang melalui suntikan (baik intramuskular, intradermal, atau subkutan), secara transdermal, atau intranasal.<nowiki><ref></nowiki>{{cite book|vauthors=Plotkin SA|year=2006|title=Mass Vaccination: Global Aspects – Progress and Obstacles (Current Topics in Microbiology & Immunology)|publisher=Springer-Verlag Berlin and Heidelberg GmbH & Co. K|isbn=978-3-540-29382-8}}</ref Beberapa uji klinis dilakukan untuk menilai pemberian vaksin melalui permukaan mukosa sehingga tidak perlu disuntikkan.<ref>{{cite journal|date=March 2012|title=Novel vaccine development strategies for inducing mucosal immunity|journal=Expert Review of Vaccines|volume=11|issue=3|pages=367–79|doi=10.1586/erv.11.196|pmc=3315788|pmid=22380827|vauthors=Fujkuyama Y, Tokuhara D, Kataoka K, Gilbert RS, McGhee JR, Yuki Y, Kiyono H, Fujihashi K}}</ref>
 
=== Manfaat untuk anak ===
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan [[cacat]] atau kematian.
 
=== Manfaat untuk keluarga ===
Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila si orang tua yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa anak-anak dengan aman.
 
=== Manfaat untuk orang tua ===
Yang disebut orang tua adalah mereka yang berusia di atas 55 tahun di mana kekebalan tubuhnya mulai menurun. Jadwal vaksinasi dewasa dapat dimajukan, misalnya menjadi 40 tahun, jika orang tua tersebut menderita diabetes (kencing manis) atau penyakit lainnya yang menyebabkan kekebalan tubuhnya menurun.
 
=== Manfaat untuk negara ===
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal sehat untuk melanjutkan pembangunan negara.
 
=== Manfaat untuk orang sekitar ===
Di lingkungan yang mayoritas telah diimunisasi, maka mereka yang belum diimunisasi biasanya juga terhindar dari penyakit yang sehubungan dengan imunisasi tersebut, karena memang di lingkungan tersebut tidak ada orang yang terjangkit penyakit tersebut. Oleh karena itu eradikasi atau menghilangkan sesuatu penyakit dari lingkungan tersebut, misalnya Polio dilakukan tidak perlu mencapai 100 persen, jika yang diimunisasi telah mencapai 90 persen, maka telah dianggap berhasil.
 
== Cara ==
Imunisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, ada yang diberikan secara suntikan ke otot (intra muskular atau im), lapisan bawah kulit (subkutan atau sc) maupun ada yang diberikan melalui tetesan cairan ke mulut (misalnya vaksin polio dan kolera).
 
== Referensi ==