Konten dihapus Konten ditambahkan
LabdajiwaBot (bicara | kontrib)
k Bot: Mengganti kategori Tokoh yang disebutkan dalam Alquran dengan Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an
Al-Jarud Ke Khulud
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(57 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|Surah|Surah Hud}}
{{Infobox person
{{Islam}}
| honorific_prefix = Nabi
'''Nabi Hud''' ([[bahasa Arab]]: <font size=4> هود </font>, '''Aubir, Ubayr, Neber''') (sekitar [[2450]]-[[2320]] SM) adalah seorang [[nabi]] yang diutus untuk [[Kaum 'Ad]] yang tinggal di daerah [[al-Ahqaf]], Rubu' al-Khali-[[Yaman]]. nabi Hud dikenal dalam ajaran agama [[Islam]], [[Yahudi]] dan [[Kristen]]. di dalam kitab [[Perjanjian Lama]] sering diperhubungkan dengan '''[[Eber]]''' meski riwayatnya tidak tertulis. Namanya disebutkan sebanyak 7 kali dalam kitab [[Al-Qur'an]]. Umat Muslim percaya bahwa Nabi Hud hidup sekitar 150 tahun dan diutus menjadi rasul pada tahun [[2400]] SM.<ref name="The Truth of Life">[http://www.thetruthoflife.org/messengers_nooh.htm The Truth of Life<!-- Bot generated title -->]</ref> Diriwayatkan bahwa ia wafat di daerah Timur [[Hadhramaut]], [[Yaman]].
| name = {{large|Hud}}<br />{{lang|ar|{{nobold|هود}}}}
| honorific_suffix = 'alaihissalam
| image = Prophet Hud Name.svg
| image_size = 150px
| caption = Kaligrafi ''Hadhrat'' Hud '''alaihis-salam''
| birth_name =
| birth_date =
| birth_place =
| death_date =
| death_place =
| resting_place = * Qabr Nabi Hud, [[Hadramaut]]
* Dekat sumur [[Zamzam]]
* [[Masjid Agung Umayyah]], [[Damaskus]]
| residence = [[Arab Selatan]]
| other_names = * Eber [[Hud#Padanan|(?)]]
* Putra Eber [[Hud#Padanan|(?)]]
| years_active =
| notable_works =
| predecessor = [[Nuh]]
| successor = [[Saleh]]
| spouse =
| children =
| parents =
| relatives = [[Kaum 'Ad]]
}}
{{Nabi Islam}}
'''Hud''' ({{lang-ar|هود|Hūd}}) adalah seorang tokoh yang disebutkan dalam [[Al-Qur'an]] [[Surah Hud]]. Dia merupakan seorang rasul yang diutus untuk berdakwah kepada [[kaum 'Ad]] awal. Salah satu surah dalam Al-Qur'an, yakni surah kesebelas, dinamakan dengan namanya. Sebagaimana para nabi lain dalam Al-Qur'an, kisah Hud juga sangat menekankan pesan keesaan Allah. Semasa hidupnya Nabi Hud ‘alaihissalam menempati sebuah daerah yang disebut dengan Al-Ahqaf, tepatnya di sebelah utara Hadramaut, berada diantara Yaman dan Oman. Hadramaut adalah sebuah daerah yang sangat indah karena memiliki tanah yang subur. Banyak hasil pertanian yang tumbuh dengan baik dari tanah subur Hadramaut. Selain diyakini sebagai tanah kelahiran Nabi Hud ‘alaihissalam, Hadramaut juga diyakini sebagai daerah dimana Nabi Saleh AS dilahirkan. Bukan hanya menyimpan fakta sebagai tanah kelahiran Nabi Hud ‘alaihissalam dan Nabi Saleh ‘alaihissalam, tetapi Hadramaut juga menyimpan keistimewaan lain yaitu terdapat bangunan suci umat Islam yang disebut dengan Qabr Hud (Makam Hud). Di dekat Qabr Hud terdapat sebuah masjid yang selalu ramai dikunjungi peziarah, terutama pada tanggal 11 Sya’ban<ref>https://pekanbaru.tribunnews.com/2022/10/07/kisah-nabi-hud-dalam-kisah-25-nabi-dakwah-dan-hukuman-untuk-kaum-ad?page=2</ref>.
== Ayat ==
{{quote|Dan kepada kaum 'Ād (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (selama ini) kamu hanyalah mengada-ada.|{{cite quran|11|50|style=inline}}}}
 
== GenealogiKisah ==
Nama Hud [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|disebutkan]] tujuh kali dalam Al-Qur'an.{{efn|Dalam Al-Qur'an, nama Hud disebutkan tujuh kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan --->
Hud bin Abdullah bin Ribah bin Khulud bin Ad bin Aus bin Irim bin [[Syam]] bin [[Nuh]]. Ia menikahi seorang wanita yang bernama [[Melka]] binti Madai bin [[Yafet|Japeth]] (Yafas).
# Al-A'raf (7): 65
# Hud (11): 50, 53, 58, 60, 89
# Asy-Syu'ara' (26): 124}} Kisah Hud dan/atau kaum 'Ad disebutkan dalam Al-Qur'an Surah [https://quran.com/7/65-72?translations=33 Al-A'raf (7): 65-72], [https://quran.com/11/50-60?translations=33 Hud (11): 50-60], [https://quran.com/26/123-140?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 123-140], [https://quran.com/41/15-16?translations=33 Fushshilat (41): 15-16], [https://quran.com/48/21-25?translations=33 Al-Ahqaf (46): 21-25], [https://quran.com/51/41-42?translations=33 Adz-Dzariyat (51): 41-42], [https://quran.com/53/50-55?translations=33 An-Najm (53): 50-55], [https://quran.com/54/18-22?translations=33 Al-Qamar (54): 18-22], [https://quran.com/69/6-8?translations=33 Al-Haqqah (69):6-8], dan [https://quran.com/89/6-14?translations=33 Al-Fajr (89): 6-14]. Dalam [https://quran.com/23/31-41?translations=33 Al-Mu'minun (23): 31-41] dikisahkan mengenai suatu kaum setelah Nuh yang juga mengingkari seruan rasul. Meski tidak dijelaskan mengenai nama kaum dan rasul yang bersangkutan, ayat tersebut ditafsirkan membicarakan Hud dan kaum 'Ad.
 
Hud merupakan salah satu tokoh yang namanya dijadikan nama surah dalam Al-Qur'an, yakni pada surah kesebelas. Meski demikian, kisahnya hanya menjadi bagian kecil dari keseluruhan bagian surah, yakni dikisahkan dalam sebelas ayat dari keseluruhan 123 ayat dalam surah tersebut<ref>https://rasindogroup.com/kisah-dakwah-nabi-hud/</ref>.
== Biografi ==
Nabi Hud merupakan keturunan dari suku 'Aad (عاد), suku yang hidup di [[jazirah Arab]], disuatu tempat yang bernama ''Al-Ahqaf'' yang terletak di utara [[Hadramaut]] antara [[Yaman]] dan [[Oman]]. Mereka adalah kaum penyembah [[berhala]] bernama [[Shamud]], [[Shada]], dan [[Al Haba|al-Haba]]. Mereka termasuk suku yang tertua sesudah kaum [[Nuh]]. Mereka dikaruniai oleh [[Allah]] (الله‎) tanah yang subur, dengan sumber-sumber air yang memudahkan mereka untuk bercocok tanam.
 
=== Latar belakang ===
Sebagaimana dengan kaum [[Nabi Nuh]] (نوح), kaum Hud, yaitu suku 'Aad tidak mengenal Allah sebagai Tuhannya. Mereka membuat patung-patung yang diberi nama ''Shamud'' dan ''Alhattar'' dan itu yang disembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaannya dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama [[Nabi Idris|Nabi Idris a.s.]] (إدريس) dan [[Nabi Nuh|Nabi Nuh a.s.]] (نوح) sudah tidak dijalankan lagi.
Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai silsilah Hud, sedangkan silsilahnya menurut beberapa pendapat dari para ulama antara lain:{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=135}}
* Hud bin [[Selah|Selah/Syalikh]] bin [[Arpakhsad]] bin [[Sem|Sem/Sam]] bin [[Nuh]]
* Hud bin [[Eber]] bin Selah/Syalikh bin [[Arpakhsad]] bin Sem/Sam bin Nuh
* Hud bin 'Abdullah bin Rabbah bin Khulud bin 'Add bin [[Us bin Aram|Us/Aush]] bin [[Aram bin Sem|Aram/Iram]] bin Sem/Sam bin Nuh
Menurut pendapat yang masyhur, Hud diutus sebelum masa [[Ibrahim]], meski sebagian ulama menyatakan setelahnya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=387}}
 
Kisah tentang kehidupan dan perjalanan dakwah Nabi Hud ‘alaihissalam sendiri banyak disebutkan di dalam Al-Qur’an. Nama “Hud” bahkan diabadikan sebagai nama salah satu surat di Al-Qur’an, yakni surat ke-sebelas. Seperti diriwayatkan dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat 50 yang menyebutkan tentang Nabi Hud ‘alaihissalam dan kaum ‘Ad.
=== Dakwah Nabi Hud ===
“Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, ‘Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ada.’” (Q.S. Hud ayat 50).
Nabi Hud memulai dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku 'Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yang berupa alam sekitar mereka dan bahwa Allah-lah yang menciptakan mereka semua dan mengaruniakan mereka dengan segala kenikmatan hidup. Dia-lah yang seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka buat sendiri.
“Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (Seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?” (Q.S. Hud ayat 51)<ref>https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5530900/kisah-nabi-hud-as-nabi-keturunan-arab-dan-binasanya-kaum-aad</ref>.
 
=== Dakwah ===
Diterangkan oleh Nabi Hud bahwa dia adalah pesuruh Allah yang diberi tugas untuk membawa mereka ke jalan yang benar, beriman kepada Allah yang menciptakan mereka serta menghidupkan dan mematikan mereka, memberi [[rezeki]] atau mencabutnya dari mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntun mereka ke jalan yang benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahwa jika mereka tetap menutup [[telinga]] dan [[mata]] mereka, mengingatkan perihal kaum Nabi Nuh yang ditimpa azab Allah serta meminta mereka untuk berhenti dari menyembah [[berhala]].
Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa kaum 'Ad merupakan penguasa di bumi pengganti kaum Nuh.<ref name="Al-A'raf (7): 69">[https://quran.com/7/69?translations=33 Al-A'raf (7): 69]</ref> Kaum 'Ad memiliki bangunan-bangunan yang tinggi,<ref>[https://quran.com/89/7?translations=33 Al-Fajr (89): 7]</ref> juga membangun istana-istana yang megah dan benteng-benteng.<ref>[https://quran.com/26/128-129?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 128-129]</ref> Mereka memiliki perawakan dan tubuh yang kuat,<ref name="Al-A'raf (7): 69"/> dikenal suka menyiksa dengan bengis,<ref>[https://quran.com/26/130?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 130]</ref> dan disebut menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang dan durhaka.<ref>[https://quran.com/11/59?translations=33 Hud (11): 59]</ref> Ibnu Katsir menyatakan bahwa kaum 'Ad adalah kaum pertama yang menyembah berhala setelah banjir besar zaman Nuh. Mereka menyembah berhala yang diberi nama Shamad, Shamud, dan Huran.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=136-137}}
 
[[Berkas:Hud and Ad prophet.jpeg|jmpl|kiri|''Hud dan kaum 'Ad''. Salah satu koleksi [[Naskah beriluminasi|iluminasi]] dari manuskrip ''Qishash al-Anbiya'''.]]
Bagi kaum 'Aad, seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan sesuatu yang tidak pernah mereka dengar ataupun duga. Mereka melihat bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan [[adat]] istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari [[nenek moyang]] mereka. Mereka tercengang dan merasa heran bahwa seorang dari [[suku]] mereka sendiri telah berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan [[agama]] dan [[kepercayaan]] mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka tidak kenal dan tidak dapat dimengerti dan diterima oleh akal pikiran mereka.
Hud menyeru kaum 'Ad agar bertakwa kepada Allah.<ref>[https://quran.com/26/126?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 126]</ref> Dia juga menegaskan tidak meminta imbalan pada mereka atas dakwahnya.<ref>[https://quran.com/11/51?translations=33 Hud (11): 51]</ref><ref>[https://quran.com/26/127?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 127]</ref> Hud mengingatkan mereka akan nikmat Allah yang dikaruniakan kepada mereka, seperti binatang-binatang ternak, keturunan, kebun-kebun, dan mata air.<ref>[https://quran.com/26/133-134?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 133-134]</ref>
 
Meski demikian, banyak dari anggota kaum 'Ad yang tidak mengikuti seruan Hud dan tidak mau meninggalkan berhala-berhala yang telah disembah sejak moyang mereka.<ref name="Al-A'raf (7): 70">[https://quran.com/7/70?translations=33 Al-A'raf (7): 70]</ref> Mereka berdalih bahwa kepercayaan mereka sudah menjadi tradisi turun-temurun.<ref>[https://quran.com/26/137?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 137]</ref>
=== Pembalasan Allah atas kaum 'Aad ===
Pembalasan Tuhan terhadap kaum 'Aad yang [[kafir]] dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua tahap. '''Tahap pertama''' berupa kekeringan yang melanda [[ladang]] dan [[kebun]] mereka. Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahwa kekeringan itu adalah suatu permulaan siksaan dari [[Allah]] yang dijanjikan dan bahwa Allah masih memberi kesempatan kepada mereka untuk sadar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah dengan meninggalkan persembahan mereka yang [[batil]] untuk kemudian [[taubat|bertaubat]] dan memohon ampun kepada Allah agar segera [[hujan]] turun kembali dan menghindari mereka dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mau percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan dari musibah yang mereka hadapi.
 
Di sisi lain, kaum 'Ad meragukan Hud lantaran dia seorang manusia biasa seperti mereka,<ref name="Al-A'raf (7): 69"/> juga karena tidak menunjukkan mukjizat.<ref>[https://quran.com/11/53?translations=33 Hud (11): 53]</ref> Bahkan mereka mengatakan Hud sebagai pendusta, kurang waras,<ref>[https://quran.com/7/66?translations=33 Al-A'raf (7): 66]</ref> dan terkena penyakit gila yang diberikan oleh sebagian berhala mereka.<ref>[https://quran.com/11/54?translations=33 Hud (11): 54]</ref> Lebih jauh, mereka juga menantang agar Hud segera mendatangkan azab yang dia ancamkan.<ref name="Al-A'raf (7): 70"/>
Tentangan mereka terhadap janji Allah yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat jawaban dengan datangnya pembalasan '''tahap kedua''' yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan [[awan]] dan mega hitam yang tebal di atas mereka yang disambutnya dengan sorak-sorai gembira, karena mengira bahwa hujan akan segera turun membasahi [[ladang]] dan menyirami [[kebun]] mereka yang sedang mengalami kekeringan. Melihat sikap kaum 'Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek: ''Mega hitam itu bukanlah [[mega]] hitam dan [[awan]] rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yang telah kujanjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta.''
 
Mendapat penentangan kaumnya, Hud menantang balik agar tipu daya yang mereka rancang untuk menyakitinya segera dilaksanakan saja tanpa ditunda lagi.<ref>[https://quran.com/11/55?translations=33 Hud (11): 55]</ref> Setelah upayanya dalam mendakwahi kaum 'Ad sekian lama, Hud kemudian memasrahkan sikap mereka kepada Allah.
Sejurus kemudian menjadi kenyataan apa yang diramalkan oleh Nabi Hud itu bahwa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi [[angin topan]] yang dahsyat dan kencang disertai bunyi [[gemuruh]] yang mencemaskan yang telah merusakkan bangunan rumah dari dasarnya, membawa beterbangan semua perabotan dan harta benda serta melempar jauh [[binatang|binatang-binatang]] [[ternak]]. Keadaan kaum 'Aad menjadi panik, mereka berlari kesana-sini, hilir-mudik mencari perlindungan.
 
{{quote|"Maka jika kamu berpaling, maka sungguh aku (Hud) telah menyampaikan kepadamu hal yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu."|Hud (11): 57}}
Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan Allah dari bencana yang menimpa kaumnya. Setelah keadaan cuaca kembali menjadi tenang dan [[tanah]] ''Al-Ahqaf'' sudah menjadi sunyi senyap dari kaum 'Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke [[Hadramaut]], dimana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia [[wafat]] dan dimakamkan di sana. Hingga sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah [[bukit]], di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota [[Siwun]] selalu dikunjungi para peziarah yang datang dari sekitar daerah itu, terutama pada bulan [[Syaaban]].
 
=== Kebinasaan ===
== Kisah Hud dalam Al-Qur'an ==
Setelah sekian lama berdakwah, akhirnya kaum 'Ad ditimpa azab sebagaimana yang diancamkan oleh Hud. Hud sendiri selamat beserta pengikutnya yang beriman.<ref>[https://quran.com/7/72?translations=33 Al-A'raf (7): 72]</ref>
Kisah Nabi Hud diceritakan dalam 68 ayat dari 10 surah yang di antaranya adalah [[Surat Hud]], ayat 50 hingga 60, [[Surat Al Mu’minuun]] ayat 31 sehingga ayat 41, [[Surat Al Ahqaaf]] ayat 21 sehingga ayat 26 dan [[Surat Al Haaqqah]] ayat 6,7 dan 8. Berikut adalah rincian kisah Nabi Hud disurat-surat yang lain:
* Kaum 'Aad membangun tanah mereka: {{cite quran|7|69|style=nosup|expand=no}},{{cite quran|26|128|end=129|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|26|133|end=134|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|41|15|style=nosup|expand=no}} {{cite quran|89|7|end=8|style=nosup|expand=no}}
* Dakwah Nabi Hud: {{cite quran|7|65|end=72|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|11|50|end=57|style=nosup|expand=no}},{{cite quran|23|32|style=nosup|expand=no}} {{cite quran|26|124|end=127|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|26|131|end=132|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|26|135|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|46|21|end=23|style=nosup|expand=no}}
* Tantangan untuk Nabi Hud: {{cite quran|7|66|end=67|style=nosup|expand=no}},{{cite quran|11|53|end=55|style=nosup|expand=no}}{{cite quran|14|9|style=nosup|expand=no}},{{cite quran|26|123|style=nosup|expand=no}},{{cite quran|26|136|end=137|style=nosup|expand=no}} {{cite quran|38|12|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|46|21|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|50|13|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|54|18|style=nosup|expand=no}}
* Pembinasaan terhadap kaum 'Aad: {{cite quran|7|72|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|11|58|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|11|89|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|23|41|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|25|38|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|26|139|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|29|38|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|29|40|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|40|31|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|41|13|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|41|16|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|46|24|end=25|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|51|41|end=42|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|53|50|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|54|19|end=20|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|69|6|end=8|style=nosup|expand=no}}, {{cite quran|89|6|style=nosup|expand=no}}
 
Al-Qur'an menjelaskan bahwa kaum 'Ad binasa karena terkena angin dingin yang sangat kencang yang berlangsung selama tujuh malam delapan hari. Mereka mati bergelimpangan dan diibaratkan sebagai tunggul pohon kurma yang telah lapuk.<ref>[https://quran.com/69/6-8?translations=33 Al-Haqqah (69): 6-8]</ref> Disebutkan pula bahwa angin tersebut menjadikan benda-benda yang dilewatinya seperti serbuk.<ref>[https://quran.com/51/41-42?translations=33 Adz-Dzariyat (51): 41-42]</ref>
== Referensi ==
 
Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai kehidupan Hud setelah kehancuran kaum 'Ad atau usianya, tetapi sebagian sumber menyatakan bahwa dia wafat pada usia 150 tahun.<ref name=EoI>{{cite book |last1=Wensinck |first1=A.J. |last2=Pellat |first2=Ch. |entry=Hūd |editor1-first=P. |editor1-last=Bearman |editor2-first=Th. |editor2-last=Bianquis |editor3-first=C.E. |editor3-last=Bosworth |editor4-first=E. |editor4-last=van Donzel |editor5-first=W.P. |editor5-last=Heinrichs |date=1960-2007 |title=Encyclopaedia of Islam |edition=2nd |publisher=[[Brill Publishers|Brill]] |isbn=9789004161214 |entry-url=http://library.ut.ac.ir/documents/381543/3581025/Brill_-_The_Encyclopaedia_of_Islam_Vol_3_H-Iram_.pdf |doi=10.1163/1573-3912_islam_SIM_2920 |page=537 |title-link=Encyclopaedia of Islam |access-date=2020-02-14 |archive-date=2015-04-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150423225147/http://library.ut.ac.ir/documents/381543/3581025/Brill_-_The_Encyclopaedia_of_Islam_Vol_3_H-Iram_.pdf |dead-url=unfit }}</ref>
 
Didalam al-Qur‟an banyak dikisahkan kaum terdahulu, sebagian dari mereka ada yang sudah musnah. Namun begitu, penuturan kisah kisah kaum terdahulu bukan sekedar untuk mengungkapkan dimensi kesejarahannya, akan tetapi untuk dijadikan ibrah (peringatan atau pelajaran) bagi umat-umat setelahnya. Namun, hal penting yang perlu diungkap di balik kehancuran kaum itu disebabkan oleh [[Budaya]] kezaliman yang sudah membudaya. Hal itu bukan berarti setiap penduduk melakukan kezaliman, tetapi pada mulanya dilakukan oleh sebagian saja. Hanya saja, yang sebagian itu menjadi kelompok dominan di masyarakat. Kelompok inilah yang berpotensi menciptakan budaya-budaya buruk yang membudaya di tengah masyarakat.
 
Al-Qur‟an telah menceritakan kebinasaan dan kenistaan kaum pendurhaka dahulu, seperti kaum Nabi Nuh, kaum Nabi Hud („Ad), kaum Nabi Saleh (Samud), kaum Nabi Lut, kaum Nabi Syu‟aib (Madyan dan Ashab al-Aykah), “ashab al ukhdud”, bangsa Iram, bangsa Saba‟ dan lain sebagainya. mereka mendapatkan siksaan dari Allah atas semua kedurhakaan yang telah mereka lakukan dengan berbagai macam siksaan. Ada yang berupa banjir bah (kaumnya Nabi Nuh), tenggelam di lautan (fir‟aun), tertelan dibumi (Qarun), goncangan yang dahsyat, angin yang sangat dingin (kaum „Ad), bumi dijungkir balikkan. Semua itu menjadi pelajaran sejarah bagi umat islam dan manusia pada umumnya.
 
Menurut M. Quraish shihab, ”Apabila penguasa suatu negeri hidup berfoya-foya, maka hal tersebut menjadikan mereka melupakan tugas-tugasnya serta mengabaikan hak-hak orang lain, membiarkan mereka hidup miskin inilah yang mengundang kecemburuan sosial, sehingga merenggangkan hubungan masyarakat dan mengakibatkan timbulnya perselisihan dan pertikaian yang melemahkan sendi-sendi bangunan masyarakat, yang pada giliranya meruntuhkan sistem yang diterapkan oleh penguasa-penguasa tersebut. Ketika itulah akan runtuh dan hancur masyarakat atau negeri tersebut<ref>https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/421/1/SKRIPSI%20Afif%20Abdullah.pdf</ref>
#
 
== Kedudukan ==
Hud termasuk salah satu nabi dan rasul dalam Islam. Sebagaimana para rasul yang lain, Hud menyerukan agar kaumnya mengesakan Allah dan meninggalkan berbagai sesembahan yang lain. Dia juga merupakan satu dari empat nabi yang berasal dari bangsa Arab.<ref>Shahih Ibnu Hibban no. 361</ref> Ada yang berpendapat bahwa Hud adalah nabi yang pertama kali berbahasa Arab. Pendapat lain menyatakan bahwa ayah Hud adalah orang yang pertama kali berbahasa Arab. Ada juga yang berpendapat bahwa orang yang pertama kali berbahasa Arab adalah [[Nuh]] atau [[Adam]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=136}}
 
== Kaum 'Ad ==
{{artikel|Kaum 'Ad}}
Kaum 'Ad adalah suku Arab kuno yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Para ulama menyebutkan bahwa ada dua Kaum 'Ad: 'Ad awal atau pertama dan 'Ad kedua atau terakhir. Kaum 'Ad awal memiliki ibukota yang bernama Iram dan mereka tinggal di kawasan Arab selatan, antara Amman dan [[Hadramaut]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=135}} Kaum 'Ad kedua hidup setelah 'Ad awal musnah. Nabi Hud berdakwah pada kaum 'Ad awal.
 
Terkait kisah dalam Al-Qur'an, Ibnu Katsir menyatakan bahwa kaum 'Ad yang diceritakan dalam surah Al-Ahqaf adalah kaum 'Ad yang kedua. Mereka dibinasakan dengan angin panas setelah sebelumnya mengalami kekeringan. Kaum 'Ad yang disebut di surah lain mengacu pada kaum 'Ad awal.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=161}}
 
== Padanan ==
Sebagian pihak memandang bahwa Hud adalah orang yang sama dengan tokoh Alkitab bernama [[Eber]], cicit dari Sem bin Nuh. Ada juga yang menyatakan bahwa Hud adalah putra Eber.<ref name=Wensinck>Wensinck, A. J., “Hūd”, in: ''Encyclopaedia of Islam, First Edition (1913-1936)'', Edited by M. Th. Houtsma, T.W. Arnold, R. Basset, R. Hartmann.</ref> Meski demikian, tidak ada landasan kuat yang mendukung pendapat tersebut.
 
== Hud dalam agama lain ==
[[Yudaisme]] dan [[Kristen]] tidak memuliakan Hud sebagai seorang nabi dan, sebagai seorang tokoh, dia absen dari [[Alkitab]]. Namun, ada beberapa referensi pra-Quran dalam prasasti Palmyrene untuk individu bernama Hud atau memiliki nama yang terhubung dengan Hud serta referensi kepada orang-orang.<ref>{{Cite book|last=Noegel|first=Scott B.|date=2010|url=https://www.worldcat.org/oclc/607613452|title=The A to Z of prophets in Islam and Judaism|location=Lanham|publisher=Scarecrow Press|isbn=0-8108-7603-5|others=Brannon M. Wheeler, Scott B. Noegel|oclc=607613452}}</ref> Nama Hud juga muncul dalam berbagai prasasti kuno, paling umum di wilayah Hadhramaut. Hud disebut dalam Iman Baha'i sebagai Nabi yang muncul setelah Nuh dan sebelum Ibrahim, yang menasihati orang-orang untuk meninggalkan penyembahan berhala dan mempraktikkan tauhid. Upaya-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya mengakibatkan "kebutaan yang disengaja" dan penolakan-Nya. (Kitab-i-Iqan, Kitab Kepastian, hal. 9)<ref>{{Cite book|last=Baháʼuʼlláh|date=2007|url=https://www.worldcat.org/oclc/635980977|title=The Kitab-i-Iqan = Book of certitude|location=[United States]|publisher=Forgotten Books|isbn=978-1-60506-093-4|oclc=635980977}}</ref>
 
== Makam ==
Terdapat beberapa tempat yang diyakini sebagai makam Hud. Situs yang paling terkenal, ''Qabr Nabi Hud'', terletak di desa telantar di kawasan [[Hadramaut]], sekitar 140&nbsp;km di utara Kota Mukalla.<ref name=EoI/> Di sekitar makam, ditemukan beberapa prasasti dan reruntuhan kuno.<ref>{{cite book |first1=Daniel |last1=van der Meulen |first2=Hermann |last2=von Wissmann |edition=1st |author1-link=:nl:Daniel van der Meulen |author2-link= |date=1964 |url=https://books.google.com/?id=mskUAAAAIAAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false |title=Hadramaut: Some of its mysteries unveiled |series=Publication of the De Goeje Fund no. 9. |location=Leiden |publisher=E.J. Brill |isbn=978-90-04-00708-6}}</ref> '[[Ali bin Abu Thalib]] menyatakan bahwa makam Hud ada di daerah [[Yaman]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=161}} Sebagian lain menyatakan bahwa makamnya berada di dekat sumur Zamzam.<ref name="harawi">{{cite book |author=Ali ibn abi bakr al-Harawi |author-link= |title=Kitab al-Isharat ila Ma rifat al-Ziyarat |trans-title=Book of indications to make known the places of visitations}}</ref>{{rp|86/98}} Pendapat lain menyatakan bahwa makam Hud terletak di dinding selatan [[Masjid Agung Umayyah]] di Damaskus.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=161}}<ref name="harawi" />{{rp|15/38}}
 
== Lihat pula ==
* [[Nabi dan Rasul|25 Nabi]], di antaranya:
** [[Nuh]]
** [[Shaleh]]
** [[Ibrahim]]
* [[Kaum 'Ad]]
 
== Catatan ==
{{notelist}}
 
== Rujukan ==
{{Reflist}}
 
=== Daftar pustaka ===
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [httphttps://wwwkisahmuslim.dzikir.orgcom/b_ceri042558-kisah-nabi-hud-alaihis-salam.htmhtml DzikirKisahmuslim: Kisah Nabi Hud]
 
{{Nabi Islam dalam Al-Qur'an}}
{{Tokoh yang disebut namanya dalam Alquran}}
{{Islam-bio-stub}}
 
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]]