'''Sejarah [[Papua (wilayah Indonesia)|Papua]]''' mengacu kepada sejarah bagian barat [[Pulau Papua]] [[Indonesia]] dan pulau-pulau kecil lainnya di baratnya. Bagian timur pulau tersebut merupakan [[Papua Nugini]].
Permukiman manusia diperkirakan telah mulai antara 42.000 dan 48.000 tahun yang lalu.<ref name="Gillespie, Richard 2002 455–72">{{cite journal|author=Gillespie, Richard|year=2002|url=http://www-personal.une.edu.au/~pbrown3/Gillespie02.pdf|title=Dating the First Australians|journal=Radiocarbon|volume=44|issue=2|pages=455–72|accessdate=24 May 2010|archive-date=2003-07-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20030718074926/http://www-personal.une.edu.au/~pbrown3/Gillespie02.pdf|dead-url=yes}}</ref> Perdagangan antara Pulau Papua dan pulau-pulau Indonesia yang berdekatan terdokumentasi sejak abad ketujuh, dan kekuasaan nusantara di Pulau Papua sampai dengan abad ke-13. Belanda mengklaim wilayah tersebut dan mulai pekerjaan misionaris pada abad kesembilan belas. Wilayah ini dimasukkan ke dalam Republik Indonesia pada tahun 1960-an. Menyusul mulainya [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|reformasi di seluruh Indonesia]] tahun 1998, Papua dan provinsi-provinsi di Indonesia lainnya mendapat otonomi daerah yang lebih besar. Pada 2001, status "Otonomi Khusus" diberikan kepada wilayah ini, walaupun sampai saat ini, pelaksanaannya bersifat parsial.<ref>[http://stinet.dtic.mil/oai/oai?&verb=getRecord&metadataPrefix=html&identifier=ADA462594 US Dept of Defence] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080602084922/http://stinet.dtic.mil/oai/oai?&verb=getRecord&metadataPrefix=html&identifier=ADA462594 |date=2008-06-02 }}; [http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=1764&l=1 International Crisis Group]; [http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=4364&l=1 International Crisis Group] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090808074610/http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?l=1&id=4364 |date=2009-08-08 }}</ref> Wilayah ini terbagi menjadi Provinsi [[Papua]] dan [[Papua Barat]] pada tahun 2003.
== Sejarah prakolonial Belanda ==
[[Berkas:Arrows of New Guinea 1.jpg|thumb|Anak panah Papua]]
Permukiman [[Daftar suku bangsa di Papua|orang Papua]] di wilayah tersebut diperkirakan telah mulai antara 42.000 dan 48.000 tahun yang lalu.<ref name="Gillespie, Richard 2002 455–72"/> [[Suku bangsa Austronesia]] yang bermigrasi melalui [[Asia Tenggara Maritim]] mendiaminya beberapa ribu tahun yang lalu. Kelompok-kelompok ini telah mengembangkan beragam budaya dan bahasa di tempat; terdapat lebih dari 300 bahasa dan dua ratus dialek tambahan di wilayah ini.
Pada awal abad ketujuh, Kerajaan [[Sriwijaya]] yang berpusat di [[Sumatra]] (abad ke-7 hinga abad ke-13) terlibat dalam hubungan dagang dengan Pulau Papua barat, yang pada awalnya mengambil barang-barang seperti [[kayu cendana]] dan, [[burung-burung cenderawasih|burung cenderawasih]], sebagaidan [[Daftarjuga pembayarbudak upeti Kekaisaransebagai Tiongkok|upeti kepada Tiongkok]], namunyang kemudian melakukandijual perbudakanhingga terhadapsampai penduduk pribumi[[Tiongkok]].<ref>{{Cite book|title=Papua: Geopolitics and the Quest for Nationhood|first=Bilveer|last=Singh|publisher=Transaction Publishers|year=2008|page=15}}</ref> Kekuasaan kerajaan [[Majapahit]] (1293-1527) yang berpusat di [[Jawa]] menjangkau hingga pinggiran barat Pulau Papua.<ref>[{{Cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/map/majapahit.html |title=Majapahit Overseas Empire, Digital Atlas of Indonesian History] |access-date=2017-08-23 |archive-date=2011-07-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110708185756/http://www.indonesianhistory.info/map/majapahit.html |dead-url=yes }}</ref> [[Kakawin]] Majapahit abad ke-14 [[Nagarakretagama]] menyebutkan Wwanin atau Onin sebagai salah satu wilayah yang dikenal di timur, saat ini dikenal sebagai [[Semenanjung Onin]] di [[Kabupaten Fakfak]], bagiandan baratjuga Seran yang menurut sejarawan mengacu pada [[SemenanjungKerajaan BomberaiKaimana|Sran]] yangatau lebih[[Kerajaan besarNamatota|Kowiai]]<ref name="Fraassen 1976 pp. 293–305">{{cite journal | last=Fraassen | first=Ch. F. Van | title=DRIE PLAATSNAMEN UIT OOST-INDONESIË IN DE NAGARA-KERTAGAMA: GALIYAO, diMUAR selatanEN wilayahWWANIN EN DE VROEGE HANDELS-GESCHIEDENIS VAN DE AMBONSE EILANDEN | journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde | publisher=[Brill, KITLV, Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies] | volume=132 | issue=2/3 | year=1976 | issn=00062294 | jstor=27863057 | pages=293–305 | url=http://www.jstor.org/stable/27863057 | access-date=2023-11-03}}</ref> di [Kepala[Kabupaten BurungKaimana]], Papuakeduanya Baratterletak di [[Semenanjung Bomberai]].<ref>{{cite web|title=Onin Peninsula| work=Geographic Names| url=http://www.geographic.org/geographic_names/name.php?uni=-3726581&fid=2418&c=indonesia}}</ref> WaninOnin ataudan OninSran mungkin adalah nama lokal tertua dalam catatan sejarah untuk merujuk kepada bagian barat Pulau Papua.<ref>{{cite book|title=From 'Stone Age' to 'Real Time' Exploring Papuan Temporalities, Mobilities, and Religiosities | editor= Martin Slama and Jenny Munro|publisher=Australian National University Press | location=Canberra| year=2015 | page=110 | url=https://books.google.co.id/books?id=aL-UCgAAQBAJ&pg=PA110&lpg=PA110&dq=wwanin+onin+majapahit+papua&source=bl&ots=58x016KEaN&sig=NeRZIOsKfXO2fc4cPIKwEJKVqGw&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjw1fSwsIvKAhVOao4KHXLAAOAQ6AEIKDAD#v=onepage&q=wwanin%20onin%20onim&f=false |isbn=9781925022438}}</ref>
== Interaksi dengan orang Eropa ==
Selepas [[Malaka]] [[perebutan Malaka (1511)|direbut]] dipada tahun 1511, [[Afonso de Albuquerque]] mengutus [[António de Abreu]] dan [[Francisco Serrão]] ke Kepulauan Rempah, nama lain daripada daerah [[Maluku]]. Selepas mereka kembali dari sana, mereka dapati catatan soal keberadaan sejumlah masyarakat yang rasnya amat berbeda dengan orang Melayu, setelah mengumpulkan pelbagai catatan peta-peta Jawa dan Melayu, penuturan para saudagar lokal, dan budak-budak yang mereka dapatkan dari jazirah pulau itu. Barulah dari sini, de Abreu menulis peta dengan mengindikasikan suatu pulau di timur Maluku yg dinamai "Papoia". Kemungkinan daerah yang ia tunjuk adalah Halmahera atau malah gugusan [[Kepulauan Raja Ampat]].<ref>Moore (2003), hlm. 75</ref> Pada 13 Juni 1545, [[Ortiz de Retez]], yang memimpin San Juan, meninggalkan pelabuhan di [[Tidore]], sebuah pulau di Hindia Timur dan berlayar hingga mencapai pantai utara Pulau Papua, di mana dia berpetualang sepanjang muara [[Sungai Mamberamo]]. Dia merebut kepemilikan daratan tersebut bagi Raja Spanyol, dalam proses yang memberi nama pulau tersebut dengan yang nama dikenal saat ini. Dia menyebutnya ''Nueva Guinea'' karena kemiripan penduduk lokal dengan orang-orang di pantai [[Guinea]] di Afrika Barat.
== Sejarah pascakolonial Belanda ==
Tahun 1962, [[Belanda]] setuju untuk melepaskan wilayah administrasi [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]] sementara, menandatangani [[Perjanjian New York]], diantaranya memuat ketentuan [[referendum]] yang akan diadakan sebelum 1969. PBB memprakarsai referendum ini, yang disebut [[Penentuan Pendapat Rakyat]] (Pepera) pada 1969 untuk menentukan pandangan penduduk lokal untuk masa depan Papua dan Papua Barat, dengan hasil mendukung [[Integrasi sosial|integrasi]] Papua Barat ke [[Indonesia]].<ref>{{Cite web|url=https://undocs.org/en/A/RES/2504(XXIV)|title=A/RES/2504(XXIV) - E - A/RES/2504(XXIV)|website=undocs.org|access-date=2020-01-10}}</ref>
=== Soeharto (Orde Baru) ===
Pada era [[Orde Baru]] dimulai sejak 1965, terjadi sejumlah pelanggaran [[Hak asasi manusia|Hak Asasi Manusia]] (HAM) yang melibatkan [[militer]] Indonesia. Pada era tersebut pelanggaran HAM tak hanya terjadi di [[Papua]], tetapi juga di [[Aceh]], Papua, [[Tawangsari, Semarang Barat, Semarang|Talangsari]], [[Pulau Buru]], [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]], [[Kepulauan Maluku]], hingga peristiwa [[Tragedi Trisakti|Trisakti]].<ref>{{Cite webnews|url=https://nasional.kompas.com/read/2016/05/25/07220041/Kontras.Paparkan.10.Kasus.Pelanggaran.HAM.yang.Diduga.Melibatkan.Soeharto|title=Kontras Paparkan 10 Kasus Pelanggaran HAM yang Diduga Melibatkan Soeharto Halaman all|last=Media|firstwork=[[Kompas Cyber|website=KOMPAS.com]]|language=id|access-date=2020-01-10|editor-last=Galih|editor-first=Bayu|first=Kristian|last=Erdianto}}</ref>. Pelanggaran HAM orde baru ini dianggap mencederai harkat dan martabat bangsa Indonesia. Pada tahun 1998, rakyat bergerak secara masif, dipelopori oleh mahasiswa, untuk menjatuhkan rezim militer [[Soeharto|Suharto]].<ref>{{Cite webnews|url=https://nasional.kompas.com/read/2016/05/21/10100021/Cerita.di.Balik.Mundurnya.Soeharto|title=Cerita di Balik Mundurnya Soeharto Halaman all|last=Media|firstwork=[[Kompas Cyber|website=KOMPAS.com]]|language=id|access-date=2020-01-10|editor-last=Galih|editor-first=Bayu}}</ref>.
=== Abdurrahman Wahid (1999-2001) ===
[[Abdurrahman Wahid]], alias Gus Dur, yang terpilih menjadi presiden keempat Indonesia, mewujudkan wacana [[diplomasi]] yang dicetuskan [[B. J. Habibie|Habibie]]. Gus Dur melakukan dua langkah penting yaitu mengganti nama [[Papua|Irian Jaya]] (yang dicetuskan [[SoekarnoFrans Kaisiepo]] dan [[Markus Kaisiepo]]) menjadi Papua., Sertaserta memperbolehkan pengibaran bendera [[Bendera PapuaBintang BaratKejora|Bintang Kejora]] yang disebut Bintang Pagi dibawah [[bendera Merah Putih]]. Meski keputusannya banyak ditentang, Gus Dur tidak mempermasalahkan seandainya bendera Bintang Kejora dikibarkan di bawah [[Bendera Indonesia|bendera Merah Putih]]. Ormas [[Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia]] mengatakan Gus Dur menganggap bendera Bintang Kejora karya [[Nicolaas Jouwe]] tersebut sebagai umbul-umbul budaya atau spanduk yang dikibarkan dalam berbagai perayaan.<ref>{{Cite webnews|url=https://tirto.id/sejarah-gus-dur-yang-membolehkan-bintang-kejora-berkibar-di-papua-ehpc|title=Sejarah Gus Dur yang Membolehkan Bintang Kejora Berkibar di Papua|websitework=tirto[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2019-11-06}}</ref>
Tak hanya itu, ia juga memberikan ruang bagi kelompok yang menginginkan separatisme Papua dari Indonesia dengan melakukan [[dialog]] secara aman. Hal ini sesuai dengan agenda Gus Dur kala ke Papua. Di mana ia ingin bertemu dengan berbagai elemen di Papua dan melihat matahari terbit pertama milenium kedua tanggal 1 Januari 2000 pagi.<ref name=":0">{{Cite news|url=https://tirto.id/sejarah-cinta-presiden-gus-dur-dan-bangsa-papua-eg2x|title=Sejarah Cinta Presiden Gus Dur dan Bangsa Papua|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2019-11-06}}</ref> Melalui pertemuan ini terbentuklah Kongres Rakyat Papua yang didanai pemerintah Indonesia pada Mei-Juni 2000 di GOR Jayapura. Kongres kemudian membentuk komisi-komisi. Hasil dari Komisi Hak Papua kemudian diadopsi oleh tim asistensi Otsus untuk kemudian dijabarkan dan menjadi [[Otonomi Khusus Papua|UU Otonomi Khusus Papua]],<ref name="SINDOnews.com 2020">{{cite news | title=Sekjen Dewan PapuaThaha Alhamid: Otsus Jalan Menuju Perubahan | work=SINDOnews.com | date=2020-11-04 | url=https://nasional.sindonews.com/read/219700/14/sekjen-dewan-papuathaha-alhamid-otsus-jalan-menuju-perubahan-1604481115 | language=id | access-date=2023-01-29}}</ref> yang disahkan oleh pemerintahan berikutnya.
Meski keputusannya banyak ditentang, Gus Dur tidak mempermasalahkan seandainya bendera Bintang Kejora dikibarkan di samping [[Bendera Indonesia|bendera Merah Putih]]. [[Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia]] mengatakan Gus Dur menganggap bendera Bintang Kejora sebagai umbul-umbul atau spanduk yang dikibarkan dalam berbagai perayaan.
Tak hanya itu, ia juga memberikan ruang bagi kelompok yang menentang keberadaan Indonesia di tanahnya untuk melakukan [[dialog]] secara aman. Hal ini sesuai dengan agenda Gus Dur kala bertandang ke tanah subur tersebut. Di mana ia ingin bertemu dengan berbagai [[elemen]] di Papua dan melihat matahari terbit pertama milenium kedua tanggal 1 Januari 2000 pagi<ref name=":0">{{Cite web|url=https://tirto.id/sejarah-cinta-presiden-gus-dur-dan-bangsa-papua-eg2x|title=Sejarah Cinta Presiden Gus Dur dan Bangsa Papua|website=tirto.id|language=id|access-date=2019-11-06}}</ref>.
=== Megawati Soekarnoputri (2001-2004) ===
Sumbangsih:
* [[Otonomi]] khusus (UU No 21 Tahun 2001).
* Kebijakan pemimpin Papua harus Orang Asli Papua (OAP). ▼
* Pemberian dana [[Otonomi khusus Papua|otsus]] tiap tahun yang mencapai 8,36 triliun (2019).<ref name=":9">{{Cite webnews|url=https://money.kompas.com/read/2019/09/11/201400826/ini-besaran-dana-otsus-papua-dan-papua-barat-tahun-depan|title=Ini Besaran Dana Otsus Papua dan Papua Barat Tahun Depan|last=Media|firstwork=[[Kompas Cyber|website=KOMPAS.com]]|language=id|access-date=2019-11-06|editor-last=Djumena|editor-first=Erlangga|first=Yoga|last=Sukmana}}</ref>.
▲*Kebijakan pemimpin Papua harus Orang Asli Papua (OAP).
Sampai sekarang, setiap pemimpin daerah baik di tingkat kecamatan, kabupaten hingga provinsi di Papua dan Papua Barat diwajibkan Orang Asli Papua (OAP).
=== Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014) ===
Selama menjabat sebagai presiden, [[Susilo Bambang Yudhoyono]] (SBY) melakukan tiga agenda strategis yaitu [[Rekonstruksi nenek moyang|rekonstruksi]] UU 21/2001 menuju RUU ‘[[Otonomi]] Khusus Plus’, agenda penyelesaian [[konflik]] menuju Papua Tanah Damai, dan rencana melanjutkan pembangunan [[Pulau Papua|Tanah Papua]] yang komprehensif dan ekstensif.<ref name=":9" />.
Selama sepuluh tahun masa kepresidenan [[Susilo Bambang Yudhoyono|SBY,]] SBY masih belum puas dengan kemajuan di Papua.<ref>{{Cite webnews|url=https://tirto.id/papua-di-bawah-tujuh-presiden-indonesia-ehpY|title=Papua di Bawah Tujuh Presiden Indonesia|websitework=tirto[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2019-11-06}}</ref>. Dia berharap bahwa kepresidenan Jokowi akan terus fokus pada beberapa hal seperti peningkatan kepercayaan publik pada masyarakat akar rumput Papua, kemajuan keamanan di Pegunungan Tengah karena masih terganggu dan pembentukan dialog Jakarta-Papua sangat diperlukan untuk memperkuat kondisi [[politik]] di Papua.<ref>{{Cite web|url=https://www.kompasiana.com/albertgiay/titik-terang-otonomi-khusus-plus-setelah-ditandatangani-presiden-sby_54f5cc6aa333112b1f8b4572|title=Titik terang Otonomi Khusus Plus setelah ditandatangani Presiden SBY|last=Kompasiana.com|website=KOMPASIANA|language=id|access-date=2019-11-18}}</ref>
Sumbangsih:
* Mewajibkan semua perusahaan di Papua untuk mempekerjakan 70% Orang Asli Papua (OAP).
* Membuka komunikasi dengan 5 [[Suku Papua|suku]] besar Papua.
* Mencetuskan ''[[Merauke Integrated Food and Energy Estate]]'' (MIFEE) .<ref>{{Cite web|url=https://www.kompasiana.com/albertgiay/titik-terang-otonomi-khusus-plus-setelah-ditandatangani-presiden-sby_54f5cc6aa333112b1f8b4572|title=Titik terang Otonomi Khusus Plus setelah ditandatangani Presiden SBY|last=Kompasiana.com|website=KOMPASIANA|language=id|access-date=2019-11-06}}</ref>.
=== Joko Widodo (2014-sekarang) ===
Pemerintahan [[Joko Widodo]] memprioritaskan pembangunan [[infrastruktur]] dan [[SDM]] sebagai kerangka besar solusi [[konflik]] di Papua.<ref name=":2">{{Cite webnews|url=https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/28/085011465/jokowi-dan-3-janjinya-saat-berkunjung-ke-pegunungan-arfak-papua-barat|title=Jokowi dan 3 Janjinya Saat Berkunjung ke Pegunungan Arfak, Papua Barat... Halaman all|last=Media|firstwork=[[Kompas Cyber|website=KOMPAS.com]]|language=id|access-date=2019-11-06|editor-last=Wedhaswary|editor-first=Inggried Dwi|first=Vina Fadhrotul|last=Mukaromah}}</ref>. Jokowi menerapkan kebijakan [[BBM satu harga|BBM satu harga.]]. Jokowi menilai BBM satu harga adalah bentuk “keadilan” bagi warga Papua. Infrastruktur lain yang juga tengah dibangun Jokowi adalah serat optik [[Palapa Ring]]. Pada 2020, Jokowi menargetkan [[internet]] sudah dapat dinikmati hingga Papua Barat.
Pada kunjungannya ke Papua setelah dinobatkan menjadi presiden periode kedua, Jokowi berjanji akan Jokowi akan segera mengeksekusi pembangunan serta perbaikan jalan dari [[:en:Arfak_Mountains_RegencyArfak Mountains Regency|Kabupaten Arfak]] menuju [[Kabupaten Manokwari|Manokwari]] sepanjang 139 kilometer.<ref name=":3">{{Cite web|url=https://www.beritasatu.com/nasional/567516/miris-kabupaten-pegunungan-arfak-hanya-miliki-2-dokter|title=Miris, Kabupaten Pegunungan Arfak Hanya Miliki 2 Dokter|last=BeritaSatu.com|website=beritasatu.com|language=id|access-date=2019-11-06}}</ref>. Bandara pegunungan, [[pasar]], [[rumah sakit]] dan [[puskesmas]] Kabupaten Arfak sudah masuk dalam daftar infrastruktur yang akan dibangun Jokowi.<ref name=":3" />.
Jokowi beserta rombongan mendarat di Papua pada 26 Oktober 2019. Keesokan harinya, Jokowi mengunjungi Kabupaten [[Pegunungan Arfak]] dan [[Kabupaten Manokwari|Manokwari]]. Bertepatan dengan [[Sumpah Pemuda|Hari Sumpah Pemuda]] pada 28 Oktober 2019, Jokowi meresmikan [[Jembatan Youtefa]] yang menjadi ikon baru [[Kota Jayapura|Jayapura]]. [[Jembatan Youtefa]] adalah jembatan terpanjang di Papua dengan 1.800 meter dan lebar 17 meter.
DalamJokowi memperingatijuga Harimeresmikan Sumpah''Papuan PemudaYouth (28/10)Creative Hub,'' Jokowidi dan[[Kota stafJayapura|Jayapura]], khusunya[[Papua|Provinsi yangPapua]] berasaldengan darimemberdayakan Papua,anak Billymuda untuk Mambrasarmenjadikan [[inovasi]], meluncurkan[[kreativitas]] Papuandan Youth[[teknologi]] Creativealat Hub,yang didapat Jayapura,menciptakan Provinsikesejahteraan masyarakat Papua dan di Indonesia.<ref name=":4">{{Cite webnews|url=https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4763632/jokowi-resmikan-silicon-valley-di-papua|title=Jokowi Resmikan 'Silicon Valley' di Papua|last=Kusuma|first=Hendra|websitework=detikfinance[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2019-11-06}}</ref>. Diluncurkannya Papuan Youth Creative Hub bertujuan untuk memberdayakan anak muda untuk menjadikan inovasi, kreativitas dan teknologi alat yang dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat Papua dan di Indonesia.
Sebelumnya pada 11 September 2019, Jokowi bertemu dengan 23 pemuda dan pemudi Papua yang memiliki karya dan prestasi dalam berbagai bidang di Istana Negara, Jakarta Pusat. Jokowi menyatakan akan mendukung pembangunannya, dengan tujuan, menjadikan inovasi, kreativitas dan teknologi alat untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat Papua dan di Indonesia.
Sumbangsih:
* Jalan Tol Trans Papua
Penyelesaian Jalan Trans Papua Barat sebagai bagian dari Jalan Trans Papua termasuk perwujudan dari visi Presiden Joko Widodo dalam membangun Indonesia dari pinggiran dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.
Jalan tol Trans Papua terbagi menjadi dua segmen/ruas yaitu, yakni segmen I rute Sorong-Maybrat-Manokwari (595 km) yang menghubungkan dua pusat ekonomi di Papua Barat, yaitu Kota Sorong dan Manokwari, yang kini dapat ditempuh dalam waktu 14 jam. Sampai tahun 2019 jalan tol trans papua segmen I sepanjang 550 km sudah beraspal dan sisanya masih tersisa 44,5 km.
Sementara segmen II, rute Manokwari-Mameh-Wasior-Batas di Provinsi Papua juga telah berhasil tembus pada Desember 2017. Rute sepanjang 476 km telah tersambung dengan aspal sepanjang 192 km, serta perkerasan tanah 283 km.
* Bandar Udara (Bandara) di Papua
Di Papua saat ini terdapat 48 bandara yang sudah tersebar sampai ke pelosok Papua. Dengan adanya pembangunan bandara di Papua bisa mempercepat sekaligus mempermudah lalu lintas perekonomian warga papua. Salah satunya, yakni Bandara Bandara Domine Eduard Osok (DEO) di Sorong, Papua, yang ditargetkan menjadi pintu gerbang kota Sorong dapat menjadi pemicu Kawasan Timur Indonesia agar dapat terus berkembang maju.
* Pelabuhan di Papua
Dimulai sejak 2019, total akan ada 6 pelabuhan baru yang dibangun di Papua, diantaranya Pelabuhan Depapre, Pelabuhan Nabire, Pelabuhan Pomako, Pelabuhan Moor, dan Pelabuhan Serui untuk Provinsi Papua serta Pelabuhan Kaimana di Provinsi Papua Barat. Jadinya, total keseluruhan pelabuhan yang ada di Papua dan Papua Barat akan berjumlah 15 pelabuhan. Dampak dari adanya pelabuhan di Papua, seperti salah satunya pelabuhan Pelabuhan di Sorong yang menjadi hubungan utama alur tol laut di wilayah Papua akan membantu mendorong distribusi barang ke seluruh wilayah Papua dan juga bisa mengakibatkan transaksi ekonomi yang lebih tinggi.
* Rasio Elektrifikasi
Pada 2019, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) meluncurkan program ‘1.000 Renewable Energy for Papua’. Program tersebut merupakan tindak lanjut dari Ekspedisi Papua Terang. Program ini merupakan inisiatif PLN untuk mencapai target rasio elektrifikasi 100 persen pada tahun 2020.
Program 1.000 Renewable Energy for Papua dipandang sebagai solusi paling efektif untuk percepatan elektrifikasi di Papua dan Papua Barat melalui implementasi model Wireless Electricity. Berdasarkan data Kementerian ESDM, Rasio Elektrifikasi (RE) di Provinsi Papua saat ini sebesar 94,28 persen dan Papua Barat 99,99 persen. Jika diakumulasikan, saat ini rasio elektrifikasi di dua provinsi itu adalah sebesar 95,75 persen.
* Jembatan Youtefa ada di Papua
Jembatan merah Youtefa, yang mirip dengan Jembatan Golden Bay, di San Fransisco, Amerika Serikat, membentang di atas Teluk Youtefa menghubungkan Kota Jayapura, Kampung Hamadi, dan Distrik Muara Tami. Jembatan ini juga termasuk jembatan pelengkung baja terpanjang di Papua. Jembatan Youtefa memiliki total panjang 11,6 km yang terdiri atas 433 m bentang tengah, 900 m jembatan pendekat sisi Youtefa, 320 m jalan pendekat sisi Hamadi, dan 9.950 m jalan akses.
* Stadion Papua Bangkit di Papua
Stadion Papua Bangkit, stadion terbesar kedua di Indonesia, adalah stadion baru di Jayapura, Papua, yang dipersiapkan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020. Lokasi stadion ini berada di tepi jalan antara Sentani menuju Jayapura. Sampai sejauh ini, baru enam stadion di Indonesia yang terdaftar di AFC Competition dan FIFA Competition, dan Stadion Papua Bangkit termasuk didalamnya.
* Markas Avengers di provinsi Papua
Di Indonesia Timur sekarang punya monumen baru, tepatnya di Merauke, Papua. Sebuah monumen yang dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektare (ha) dan menjadi ikon baru di timur Indonesia. Namanya yakni Monumen Kapsul Waktu yang berisikan impian anak-anak Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dan nantinya akan dibuka kembali 70 tahun berikutnya atau tahun 2085. Kapsul waktu tersebut dibawa secara estafet mulai dari Aceh ke seluruh provinsi dan berakhir di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Ide pembangunan Markas Avengers untuk menyimpan Kapsul Waktu berasal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada HUT ke-70 Kemerdekaan Indonesia tahun 2015.
Luas monumen yang mirip logo Avengers ini mencapai 2,5 ha, terdiri dari 1 ha area monumen dan 1,5 ha digunakan sebagai alun-alun. Desain arsitektur Monumen Markas Avengers dibuat dengan menarik, yakni terdiri dari angka 17, 8, dan 45 dipilih menjadi angka-angka kunci ukuran monumen. Monumennya memiliki lebar 17 meter, tinggi 8 meter dan panjang 45 m. Monumen ini memiliki 5 akses masuk. Kelima akses masuk bangunan tugu kapsul itu memiliki arti yakni lima suku asli Merauke yakni Malind, Muyu, Mandobo, Mappi dan Auyu yang menjaga tugu kapsul waktu itu.
== Referensi ==
== Bacaan lanjutan ==
* {{Cite book |last=Friend |first=T. |title=Indonesian Destinies |url=https://archive.org/details/indonesiandestin00theo |publisher=Harvard University Press |year=2003 |isbn=0-674-01137-6}}
* McDonald, H., ''Suharto's Indonesia'', Fontana Books, 1980, Blackburn, Australia, {{ISBN|0-00-635721-0}}
* {{cite book|last=Moore|first=Clive|title=New Guinea: Crossing Boundaries and History|location=[[Honolulu]]|publisher=Unuversity of Hawai'i Press|year=2003|isbn=0-8248-2485-7|url=https://books.google.co.id/books?id=Sn6-x8lo3a8C}}
* {{Cite book |last=Vickers |first=Adrian |title=A History of Modern Indonesia |url=https://archive.org/details/historyofmoderni00adri |publisher=Cambridge University Press |year=2005 |isbn=0-521-54262-6}}
[[Kategori:Sejarah Papua (wilayah Indonesia)| ]]
|