Agama di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan Kesalahan Pengetikan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Kepustakaan: penambah, fmt subbagian Dalam bahasa |
||
(282 revisi perantara oleh 79 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Pie chart
|thumb = right
|caption = Agama di Indonesia (2021)<ref name="RELIGION"/>
|label1 = <small>[[Islam]]</small>
|value1 =
|color1 = Green
|label2 = <small>[[
|value2 =
|color2 = DodgerBlue
|label3 = <small>[[Gereja Katolik Roma|Kristen Katolik]]</small>
|value3 =
|color3 = DarkOrchid
|label4 = <small>[[Agama Hindu|Hindu]]</small>
|value4 = 1.
|color4 = Orange
|label5 = <small>[[Agama Buddha|Buddha]]</small>
|value5 = 0.
|color5 = Yellow
|label6 = <small>[[Agama Konghucu|Konghucu]]</small>
|value6 = 0.
|color6 =
|label7 = <small>Agama lainnya
|value7 = 0.
|color7 =
}}
[[Berkas:
'''Agama di Indonesia''' terdiri atas berbagai macam agama. Dalam sensus resmi yang dilirik oleh Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, penduduk Indonesia berjumlah 273,32 juta jiwa dengan 86,93% beragama [[Islam]], 10,55% [[Kristen]] (7,47% [[Kristen Protestan]], 3,08% [[Kristen Katolik]]), 1,71% [[Agama Hindu|Hindu]], 0,74% [[Agama Buddha|Buddha]], 0,05% [[Agama Konghucu|Konghucu]], dan 0,03% agama lainnya.
== Sejarah ==
{{utama|Penyebaran agama Buddha di sepanjang Jalur Sutra|Ajaran Siwa-Buddha|Penyebaran Islam di Nusantara}}
[[Berkas:Transasia trade routes 1stC CE gr2.png|250px|jmpl|kiri|[[Jalur Sutra]], yang menghubungkan antara India dan Indonesia.]]{{multiple image|align=right|direction=|footer=Kiri: Prosesi kremasi ''mapui'' dalam upacara ''ijam'me''' [[suku Maanyan|Maanyan]]. Kanan: [[Sedekah laut]] di [[Kabupaten Situbondo|Situbondo]].|image1=Ijam'me' - Mapui 170723003.JPG|image2=Petik laut.jpg}}
date=28 November 2016 |access-date=02-03-2019}}</ref>
Agama Hindu dan Buddha telah dibawa ke Indonesia sekitar [[abad ke-2]] dan abad ke-4 Masehi ketika pedagang dari India datang ke [[Sumatra]], [[Jawa]], dan [[Sulawesi]] dengan membawa agama mereka. Hindu mulai berkembang di pulau Jawa pada abad kelima Masehi dengan kasta Brahmana yang memuja [[Siva]]. Pedagang juga mengembangkan ajaran Buddha pada abad berikut lebih lanjut dan sejumlah ajaran Buddha dan Hindu telah memengaruhi kerajaan-kerajaan kaya, seperti [[Kerajaan Kutai Martapura|Kutai]], [[Sriwijaya]], [[Majapahit]], dan [[Sailendra]]. Sebuah candi Buddha terbesar di dunia, [[Borobudur]],
{{cite book|surname=Heine-Geldern|given=Robert |year=1956 |title=Conceptions of State and Kingship in Southeast Asia |place=Ithaca, NY |publisher=Southeast Asia Program Publications of [[Universitas Cornell|Cornell University]]}}</ref>
Teori Makkah, teori ini dikemukakan oleh Sir Thomas Arnold bersama Crawfurd, Niemann, dan de Hollander. Menurut Arnold, Coromandel dan Malabar bukan satu-satunya tempat Islam berasal, tetapi juga dari Arab. Dalam pandangan Arnold, para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan ke-8 Masehi.
Pengaruh Islam telah masuk ke nusantara sekitar abad 7, dibawa langsung oleh para pedagang Arab. Buktinya adalah adanya permukiman Islam pada tahun 674 di Baros. Uraian tersebut merupakan proses masuknya Islam dalam Teori Arab atau Makkah. Teori ini juga disetujui oleh beberapa ahli Indonesia, salah satunya adalah Hamka. Selain alasan kesamaan mazhab, Hamka melihat bahwa gelar raja-raja Pasai adalah al-Malik, bukan Shah atau Khan seperti yang terjadi di Persia dan India. Di samping itu, pada abad ke-13 Masehi, ada ulama-ulama Jawi yang mengajarkan tasawuf di Makkah.
Mengutip jurnal ''Portugis dan Misi Kristenisasi di Ternate'' oleh Usman Nomay (204), Kristen mulai memasuki wilayah Nusantara setelah penjajah Portugis berhasil merebut Malaka, pusat perdagangan di Asia Tenggara. Dari Malaka, mereka berlayar ke wilayah penghasil rempah-rempah yaitu Maluku.
Saat tiba di Maluku mereka disambut dengan baik oleh Sultan Ternate, bahkan diberi kesempatan untuk membangun benteng, sebagai bukti toleransi tinggi Sultan Ternate kepada tamunya.
Oleh sebab itu mereka mulai melaksanakan berbagai macam metode untuk mengajak orang-orang Ternate yang beragama Islam atau yang masih menganut dinamisme dan animisme untuk mengimani Kristen Katolik. Laki-laki Portugis mengawini budak-budak dan perempuan pribumi, kemudian menjadikan mereka penganut Katolik.
Melalui politik ''devide et impera'' dan kerjasama dengan penguasa lokal dalam bidang perdagangan, Portugis mulai melakukan misi Jesuitnya. Kepada orang awam, Portugis memberikan pengetahuan bahwa agama Kristen memberi kedamaian dan keselamatan.
Seorang misionaris, Franciscus Xaverius bahkan berhasil membaptis beribu-ribu orang. Selain Maluku, misi Katolik juga menyebar ke daerah-daerah lain seperti Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur, sebelum Portugis diusir dari Kepulauan Nusantara pada 1575.
Mengutip jurnal ''Misi Kristen di Indonesia: Kesaksian Kristen Protestan'' oleh Benyamin F. Intan (2015), mulanya dalam kontrak antara VOC dan Belanda tidak terdapat pasal tentang kekristenan. Namun pada 1623 VOC juga diharuskan menyebarkan misi Kristen.
Karena motif utama VOC adalah perdagangan, maka dukungan terhadap penyebaran misi Protestan dilakukan selama hal tersebut mendatangkan keuntungan.
Setelah kekuatan Portugis di Nusantara hancur, pejabat VOC beranggapan pengkonversian agama penduduk dari Katolik ke Protestan sangat penting agar loyalitas mereka berpindah dari Portugis ke Belanda.
Oleh sebab itu selama kurun waktu 1602-1800, VOC mengirimkan 254 pendeta dan 800 konselor Kristen. Mereka memang berhasil mengkristenkan banyak orang, namun karena VOC berorientasi pada keuntungan politik dan ekonomi, banyak ditemukan warga yang identitasnya saja Kristen, namun pada praktiknya tidak sesuai dengan apa yang diajarkan. Orientasi pada jumlah ini malah menghasilkan sinkretisme.
Mengutip ''Kolonialisme dan Misi Kristen di Jawa'' karya Muhammad Isa Anshory (2011), dibandingkan VOC, pemerintah Hindia Belanda memberikan lebih banyak perhatian terhadap perkembangan Kristen di wilayah koloninya. Pemerintah bahkan memberikan gaji kepada para pendeta yang berkarya di Hindia Belanda.
Namun untuk menjaga ketertiban dan keamanan, beberapa daerah yang berpenduduk mayoritas Muslim dinyatakan tertutup bagi kegiatan misi. Misionaris yang akan menyebarkan agama harus mengantongi izin terlebih dahulu dari pemerintah.
Di era politik etis, persebaran Kristen semakin meluas. Para misionaris dengan bantuan subsidi pemerintah mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakit dan balai-balai kesehatan.
Pada Periode [[Orde Lama]] [[Sukarno]] (dari tahun 1945 hingga 1965) terjadi gangguan antara agama dan negara.{{sfn|Intan|2006|pp=44–50}}{{Explain}} Perubahan penting terhadap agama-agama juga terjadi sepanjang era [[Orde Baru]]. Antara tahun 1964 dan 1965, ketegangan antara [[Partai Komunis Indonesia|PKI]] dan pemerintah Indonesia, bersama dengan beberapa organisasi mengakibatkan terjadinya konflik dan pembunuhan terburuk pada abad ke-20. Atas dasar peristiwa itu, pemerintahan Orde Baru mencoba untuk menindak para pendukung PKI, dengan menerapkan suatu kebijakan yang mengharuskan semua untuk memilih suatu agama, karena kebanyakan pendukung PKI adalah [[ateisme|ateis]].{{sfnm|1a1=Geertz|1y=1972|1pp=62–84|2a1=Bertrand|2y=2004|2pp=34–104}} Sebagai hasilnya, tiap-tiap warga negara Indonesia diharuskan untuk membawa kartu identitas pribadi yang menandakan agama mereka. Kebijakan ini mengakibatkan suatu perpindahan agama secara massal, dengan sebagian besar berpindah agama ke Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Karena Konghucu bukanlah salah satu dari status pengenal agama, banyak orang [[Tionghoa]] juga berpindah ke Kristen atau Buddha.{{sfn|Bertrand|2004|pp=34–104}}
== Enam agama utama ==
Berdasarkan ''[[:s:Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1965#Penjelasan|Penjelasan Pasal 1
<blockquote>Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen Hal ini dapat dibuktikan dalam sejarah perkembangan Agama-agama di Indonesia. Karena 6 macam Agama ini adalah agama-agama yang dipeluk hampir seluruh penduduk Indonesia, maka kecuali mereka mendapat jaminan seperti yang diberikan oleh pasal 29 ayat 2 Undang-undang Dasar, juga mereka mendapat bantuan-bantuan dan perlindungan seperti yang diberikan oleh pasal ini.
Ini tidak berarti bahwa agama-agama lain, misalnya: Yahudi, Zarasustrian [''[[sic]]''], Shinto, Taoism dilarang di Indonesia. Mereka mendapat jaminan penuh seperti yang diberikan oleh pasal 29 ayat 2 dan mereka dibiarkan adanya, asal tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam peraturan ini atau peraturan perundangan lain.
Terhadap badan/aliran kebatinan, Pemerintah berusaha menyalurkannya ke arah pandangan yang sehat dan ke arah Ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Hal ini sesuai dengan ketetapan M.P.R.S. No. II/MPRS/1960 [tentang Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961–1969], lampiran A. Bidang I, angka 6.
</blockquote>
=== Islam ===
[[Berkas:Islam Indonesia Percentage Sensus2010.svg|ka|jmpl|400px|Peta persebaran umat Islam di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010.]]
{{utama|Islam di Indonesia|Islam Nusantara}}
[[Berkas:Masjid Istiqlal - Panoramio.jpg|thumb|[[Masjid Istiqlal]] di [[Jakarta]] ]] 86,7% dari jumlah penduduk Indonesia adalah beragama Islam.<ref name="sp2010">{{citation|last=Badan Pusat Statistik|date=Oktober 2011|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2010|url=http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|location=Jakarta|publisher=Badan Pusat Statistik|archive-url=https://web.archive.org/web/20170712140438/http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf |archive-date=12 Juli 2017}}</ref> Mayoritas muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia (seperti di Jawa dan Sumatra) hingga wilayah pesisir [[Pulau Kalimantan]]. Sedangkan di wilayah timur Indonesia, persentase penganutnya tidak sebesar di kawasan barat.{{sfn|Azra|2006|pp=31–42}}{{sfn|Husain|2017|p=}}
Sejarah Islam di Indonesia sangatlah kompleks dan mencerminkan keanekaragaman dan kesempurnaan tersebut ke dalam kultur. Pada [[abad ke-13]], sebagian besar pedagang orang Islam dari [[Gujarat]], India tiba di pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan (misalnya, sekitar tahun 1297 telah ada jemaah di [[Peureulak, Aceh Timur]]). Hindu yang dominan beserta kerajaan Buddha, seperti [[Majapahit]] dan [[Sriwijaya]], mengalami kemunduran, dimana banyak pengikutnya berpindah agama ke Islam.{{sfnm|1a1=Amrullah|1y=1982|1p=|2a1=Atjeh|2y=1971|2p=|3a1=Hasymi|3y=1981|3p=|4a1=Husain|4y=2017|4p=|5a1=Laffan|5y=2015|5p=|6a1=Ricklefs|6y=2006|6p=|7a1=Ricklefs|7y=2007|7p=|8a1=Ricklefs|8y=2013|8p=|9a1=Saifullah|9y=2010|9p=}} Dalam jumlah yang lebih kecil, banyak penganut Hindu yang berpindah ke [[Bali]] karena perang saudara akibat pemberontakan Suro, Nambi dan Kuti, sebagian Jawa dan Sumatra. Dalam beberapa kasus, ajaran Islam di Indonesia dipraktikkan dalam bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan Islam daerah [[Timur Tengah]].{{sfnm|1a1=Geerts|1y=1982|1p=|2a1=Mufid|2y=2006|2p=}}
Pada abad ke 15 dan 16, penyebaran Islam dipercepat oleh pekerjaan pendakwah [[Maulana Malik Ibrahim]] di Sumatra dan di Jawa oleh Wali Songo, serta kampanye yang dipimpin oleh sultan yang menargetkan kerajaan Hindu-Budha dengan masing-masing mencoba mengukir wilayah atau pulau untuk dikendalikan. Empat kesultanan yang beraneka ragam dan berkesinambungan muncul di Sumatera bagian utara dan selatan, Jawa barat dan tengah, serta Kalimantan bagian selatan. Para sultan menyatakan Islam sebagai agama negara dan mengajarkan kesetaraan antara penduduk dengan mengecam perbudakan yang membuat ketertarikan penduduk saat itu. Juga cara pengajaran yang lembut dan memberikan pengetahuan seperti pertanian, peternakan dan kesenian yang menjadikan Islam agama yang paling diterima.
; Sunni
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Moslimmannen tijdens het gebed op vrijdag in de moskee Tulehu TMnr 20017952.jpg|jmpl|250px|Pria muslim Indonesia mengenakan [[songkok]] dan [[sarung]] tengah mengerjakan [[Shalat Berjama'ah|shalat]].]]
[[Berkas:Tradisi Unggahan Bonokeling.jpg|thumb|right|300px|Adat [[Perlon Unggahan]] kepada leluhur oleh orang Muslim Jawa di [[Pekuncen, Jatilawang, Banyumas|Pekuncen, Banyumas]], pada hari Jumat terakhir menjelang bulan Ramadan.]]
Sekitar 98% umat Muslim di Indonesia adalah penganut aliran [[Sunni]] dari [[mazhab Syafi'i]] dan sebagian mazhab-mazhab Sunni lainnya{{sfnm|1a1=Mehden|1y=1995|1p=|2a1=Husain|2y=2017|2p=|3a1=Burhanudin|3a2=Dijk|3y=2013|3p=}} serta gerakan [[Salafiyah]].{{sfnm|1a1=Hasan|1y=2007|1p=|2a1=Solahudin|2y=2011|2p=|3a1=Hauser-Schäublin|3a2=Harnish|3y=2014|3pp=144–61|4a1=Krismono|4y=2017|4p=|5a1=Baskara|5y=2017|5p=}} Dua jurusan Sunni yang utama ialah [[Islam Tradisionalis]] (misalnya ormas [[Nahdlatul 'Ulama]]) dan [[Modernisme Islam]] ([[Muhammadiyah]] dan lain-lain).{{sfn|Mehden|1995|p=}} Terdapat sejumlah [[tarekat]] dari [[Sufisme]] (Tasawuf).{{sfnm|1a1=Bruinessen|1y=1992|1p=|2a1=Kraus|2y=1997|2pp=169–89|3a1=Howell|3y=2001|3pp=701–29|4a1=Mufid|4y=2006|4p=|5a1=Sidel|5y=2006|5p=|6a1=Mulyati|6y=2010|6p=|7a1=Laffan|7y=2015|7p=}} Di beberapa daerah, orang melanjutkan kepercayaan lama mereka dan mengadopsi versi sinkretik Islam, misalnya kaum [[Abangan]] di Jawa.{{sfnm|1a1=Geertz|1y=1982|1p=|2a1=Headley|2y=2004|2p=|3a1=Hefner|3y=1989|3p=|4a1=Hurmain|4y=1991|4p=|5a1=Mufid|5y=2006|5p=|6a1=Muhaimin|6y=2006|6p=|7a1=Picard|7a2=Madinier|7y=2011|7pp=71–93|8a1=Rasjidi|8y=1967|8p=|9a1=Ricklefs|9y=2006|9p=|10a1=Romdon|10y=1993|10p=}}{{sfnm|1a1=Simuh|1y=1995|1p=|2a1=Woodward|2y=1989|2p=|3a1=Woodward|3y=2011|3p=}}
; Syiah
{{utama|Islam Syiah di Indonesia}}
Aliran [[Syiah]] memainkan peran penting dalam periode awal penyebaran Islam di
; Ahmadiyyah
{{utama|Ahmadiyyah di Indonesia}}
=== Kekristenan ===
{{utama|Kekristenan di Indonesia|Gereja di Indonesia}}
==== Kristen Protestan ====
{{utama|Kristen Protestan di Indonesia}}
[[Berkas:Protestant Indonesia Percentage Sensus2010.svg|jmpl|kiri|400px|Peta persebaran umat Kristen Protestan di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010.]]
Kristen Protestan disebarkan di Indonesia selama masa kolonial Belanda ([[VOC]]) pada sekitar abad ke-17. Kebijakan VOC yang mereformasi Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia. Agama ini berkembang dengan sangat pesat pada abad ke-20 yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari [[Eropa]] ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat [[Papua]] dan lebih sedikit di [[Kepulauan Sunda Kecil|Kepulauan Sunda]]. Pada 1965, ketika terjadi perebutan kekuasaan, orang-orang tidak beragama dianggap sebagai orang-orang yang tidak ber-Tuhan, dan karenanya tidak mendapatkan hak-haknya yang penuh sebagai warga negara. Sebagai hasilnya, gereja Protestan mengalami suatu pertumbuhan anggota.{{sfnm|1a1=Aritonang|1y=1995|1p=|2a1=Aritonang|2a2=Steenbrink|2y=2008|2p=|3a1=Cooley|3y=1968|3p=|4a1=Goh|4y=2005|4p=80|5a1=Schröter|5y=2010|5p=}}<ref name="infocathuslib">Frederick; Worden. (1993). Chapter [http://countrystudies.us/indonesia/38.htm Christianity].</ref>
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Lijkbaar met het stoffelijk overschot van het overleden christelijke dorpshoofd versierd met een afbeelding van da Vinci's Het Laatste Avondmaal tijdens een dodenfeest van de Toraja TMnr 20018485.jpg|jmpl|Pemakaman seorang kepala suku Kristen di [[Kabupaten Tana Toraja]], [[Sulawesi]] (1971). Rumah didekorasi dengan salinan lukisan [[Perjamuan Terakhir]] oleh [[Leonardo da Vinci]].]]
[[Berkas:Church at Bukit Doa Getsemane Sanggam 01.JPG|jmpl|300px|Gereja Protestan di Bukit Doa Getsemane Sanggam, [[Unjur, Simanindo, Samosir|Unjur]], [[Simanindo, Samosir|Simanindo]], [[Kabupaten Samosir|Samosir]], [[Sumatera Utara]].]]
Di Indonesia, terdapat tiga provinsi yang mayoritas penduduknya adalah Protestan, yaitu [[Papua]], [[Sulawesi Utara]], dan [[Papua Barat]], dengan persentase berurutan
[[Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia]] (PGI) merupakan wadah tunggal payung bagi kebanyakan gereja Protestan Nusantara.{{sfn|Popov|2017|p=23}}
==== Kristen Katolik ====
{{utama|Gereja Katolik di Indonesia}}
[[Berkas:Catholic Indonesia Percentage Sensus2010.svg|jmpl|ka|400px|Peta persebaran umat Kristen Katolik di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010.]]
[[Berkas:Jakarta Cathedral Afternoon.JPG|200px|jmpl|[[Gereja Katedral Jakarta]].]]
Pada abad ke-14 dan ke-15 entah sebagai kelanjutan umat di Barus atau bukan ternyata ada kesaksian bahwa abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Kristen Katolik Roma di Sumatera Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.{{sfnm|1a1=Boelaars|1y=2005|1p=|2a1=Aritonang|2a2=Steenbrink|2y=2008|2p=|3a1=Steenbrink|3y=2003|3p=}}
Banyak orang Portugis yang memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Katolik Roma di Indonesia, dimulai dari kepulauan [[Maluku]] pada tahun [[1534]]. Antara tahun
Pada abad ke-16, Portugis dan Spanyol mulai memperluas pengaruhnya di Manado dan kawasan Minahasa, serta mencapai Flores dan Timor. Portugis dan Spanyol berperan menyebarkan agama Kristen Katolik, namun hal tersebut tidak bertahan lama sejak
Agama Katolik mulai berkembang di [[Jawa Tengah]] ketika [[Franciscus Georgius Josephus van Lith|Frans van Lith]] menetap di [[Muntilan]] pada 1896 dan menyebarkan iman Katolik kepada rakyat setempat. Mulanya usahanya tidak membawa hasil yang memuaskan, hingga tahun 1904 ketika empat kepala desa dari daerah Kalibawang memintanya menjelaskan mengenai Katolik. Pada 15 Desember 1904, sebanyak 178 orang Jawa dibaptis di Semagung, Muntilan, Magelang.{{sfn|Steenbrink|2007|p=}}
Pada tahun
Di Indonesia, terdapat satu provinsi yang mayoritas penduduknya adalah penganut
==== Kristen Ortodoks ====
{{lihat pula|Gereja Ortodoks Timur|Gereja Ortodoks Oriental}}
Pada abad ke-20 [[Gereja Ortodoks Timur]] hadir secara resmi dengan nama [[Gereja Ortodoks Indonesia]] (GOI), dimana para [[imam]] Ortodoks di Indonesia berasal dari dua kewilayahan, yaitu awalnya [[Gereja Ortodoks Yunani]] Kepatriarkan Konstantinopel dan kemudian [[Gereja Ortodoks Rusia di Luar Rusia]] Kepatriarkan Moskow. Ketua umum Gereja Ortodoks Indonesia adalah Arkimandrit
=== Hindu ===
Baris 110 ⟶ 142:
{{utama|Hindu di Indonesia}}
{{lihatpula|Agama Hindu Bali|Agama Hindu Jawa}}
[[Berkas:
Kebudayaan dan [[agama Hindu]] tiba di Indonesia pada [[Abad ke-1|abad pertama Masehi]], bersamaan waktunya dengan kedatangan [[agama Buddha]], yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti [[Kerajaan Kutai|Kutai]], [[Kerajaan Medang|Mataram]], dan [[Majapahit]]. [[Candi Prambanan]] adalah kuil Hindu yang dibangun semasa kerajaan Majapahit, semasa dinasti Sanjaya. Kerajaan ini hidup hingga abad ke 16 M, ketika kerajaan Islam mulai berkembang. Periode ini, dikenal sebagai [[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|zaman Hindu-Buddha Nusantara]], bertahan selama 16 abad penuh.{{sfnm|1a1=Mantra|1y=1958|1p=|2a1=Gonda|2y=1975|2pp=1–54|3a1=Kinney
[[Berkas:UBUD SHRINE1.jpg|200px|jmpl|Seorang perempuan Hindu Bali sedang menempatkan sesajian di tempat suci keluarganya.]]
[[Agama Hindu di Indonesia]] berbeda dengan Hindu lainnya di dunia.<ref name="HinUSLC">Frederick; Worden. (1993). Chapter [http://countrystudies.us/indonesia/39.htm Hinduism].</ref>{{sfn|Lansing|1987|pp=45–49}} Sebagai contoh, Hindu di Indonesia, secara formal ditunjuk sebagai agama [[Hindu Dharma]], tidak pernah menerapkan sistem kasta. Contoh lain adalah, bahwa [[epos]] keagamaan Hindu [[Mahabharata]] (Pertempuran Besar Keturunan Bharata) dan [[Ramayana]] (Perjalanan Rama), menjadi tradisi penting para pengikut Hindu di Indonesia, yang dinyatakan dalam bentuk [[wayang]] dan pertunjukan tari. Semua praktisi agama Hindu Dharma berbagi kepercayaan dengan banyak orang umum, kebanyakan adalah Lima Keyakinan [[Sradha|Panca Srada]]. Ini meliputi kepercayaan satu Yang Maha Kuasa [[Tuhan]], kepercayaan di dalam jiwa dan semangat, serta ''[[karma]]'' atau kepercayaan akan hukuman tindakan timbal balik. Dibanding kepercayaan atas siklus kelahiran kembali dan [[reinkarnasi]], Hindu di Indonesia lebih terkait dengan banyak sekali yang berasal dari nenek moyang [[roh]]. Sebagai tambahan, agama Hindu di sini lebih memusatkan pada seni dan upacara agama dibanding kitab, hukum dan kepercayaan.<ref name="HinUSLC" />{{sfnm|1a1=Belo|1y=1960|1p=|2a1=Geertz|2y=1973|2p=|3a1=[[Roelof Goris|Goris]]|3y=1974|3p=|4a1=Hooykaas|4y=1974|4p=|5a1=Howe|5y=2001|5p=|6a1=Lansing|6y=1987|6pp=45–49|7a1=Ramstedt|7y=2004|7p=|8a1=Stuart-Fox|8y=2010|8p=|9a1=Swellengrebel|9y=1960|9p=|10a1=Swellengrebel|10y=1969|10p=}}
Menurut catatan, jumlah penganut Hindu di Indonesia pada tahun
Di [[Kalimantan Tengah]] berada umat Hindu [[Kaharingan]], agama asli [[suku Dayak]] yang digabungkan ke dalam agama Hindu (tidak semua penganutnya setuju),{{sfnm|1a1=Metcalf|1y=1987|1p=|2a1=Rousseau|2y=1998|2p=|3a1=Schärer|3y=1963|3p=|4a1=Winzeler|4y=1993|4p=}}, pula ada [[Agama Hindu Jawa]] [[suku Tengger]],{{sfn|Hefner|1989|p=}} Hindu [[Tolotang]] [[suku Bugis]],{{sfnm|1a1=Matthes|1y=1872|1p=|2a1=Pelras|2y=1987|2pp=560–61}}, dan [[Aluk Todolo]] (Hindu Alukta) [[suku Toraja]]{{sfnm|1a1=Budiman|1y=2013|1p=|2a1=Nooy-Palm|2y=1979|2p=|3a1=Nooy-Palm|3y=1986|3p=|4a1=Nooy-Palm|4y=1987|4pp=565–67|5a1=Segara|5y=2023|5p=}}.
Agama Hindu Jawa telah terbentuk dengan cara yang berbeda sehingga lebih dipengaruhi oleh versi Islam mereka sendiri, yang dikenal sebagai Islam [[Abangan]] atau Islam [[Kejawen]].{{sfnm|1a1=Geertz|1y=1982|1p=|2a1=Headley|2y=2004|2p=|3a1=Hefner|3y=1989|3p=|4a1=Mufid|4y=2006|4p=|5a1=Muhaimin|5y=2006|5p=|6a1=Picard
Telah pula disajikan beberapa gerakan [[Neo-Vedanta]]/Neohindu antarabangsa, seperti misalnya, [[Masyarakat Internasional Kesadaran Kresna]] dan organisasi dari [[Sathya Sai Baba]],<ref name="Report2008" /> [[Chinmaya Mission]], [[Brahma Kumaris]], [[Ananda Marga]], [[Sahaja Yoga]], dan [[Haidakhandi Samaj]].{{sfn|Popov|2017|pp=78–82}}
=== Buddha ===
Baris 128 ⟶ 162:
[[Berkas:Buddha Indonesia Percentage Sensus2010.svg|jmpl|kiri|400px|Peta persebaran umat Buddha di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010.]]
[[Berkas:Borobudur monks 1.jpg|250px|jmpl|ka|Bhikku Buddha melaksanakan puja bakti di [[Borobudur]]]]
[[Buddha]] merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba telah pada sekitar [[abad ke-5]] masehi atau sebelumnya dengan aktivitas perdagangan yang mulai pada awal abad pertama melalui [[Jalur Sutra]] antara India dan Nusantara. Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu, sejumlah kerajaan Buddha telah dibangun sekitar periode yang sama: kerajaan [[Sailendra]], [[Sriwijaya]] dan [[Kerajaan Medang|Mataram]]. Sejumlah warisan dapat ditemukan di Indonesia, mencakup [[Borobudur|candi Borobudur]] dan patung atau prasasti dari sejarah Kerajaan Buddha yang lebih awal.{{sfnm|1a1=Mantra|1y=1958|1p=|2a1=Kinney
Pada pertengahan tahun 1960-an, dalam Pancasila ditekankan lagi pengakuan akan satu Tuhan ([[monoteisme]]). Sebagai hasilnya, pendiri Perbuddhi (Persatuan Buddha Indonesia), Bhikku [[Ashin Jinarakkhita]], mengusulkan bahwa ada satu dewata tertinggi, [[Sanghyang Adi Buddha]] dan satu aliran bersatu [[Buddhayana]]. Hal ini didukung dengan sejarah di belakang versi Buddha Indonesia pada masa lampau menurut naskah Jawa kuno dan bentuk candi Borobudur.{{sfn|Kimura|2003|pp=53–72}}<ref>Frederick; Worden. (1993). Chapter [http://countrystudies.us/indonesia/40.htm Buddhism].</ref>
Di antara umat Buddhis Indonesia berada semua aliran Buddha utama: [[Mahayana|Mahāyāna]], [[Wajrayana|Vajrayāna]], dan [[Therawada|Theravāda]]. Kebanyakan orang [[Tionghoa-Indonesia]] mengikuti aliran yang [[Sinkretisme|sinkretis]] dengan kepercayaan Tiongkok, yaini [[Tridharma]] dan juga [[Ikuanisme]] (Maytreya).{{sfnm|1a1=Brown|1y=1987|1pp=108–17|2a1=Brown|2y=1990|2p=|3a1=Cheu|3y=1999|3p=|4a1=Hauser-Schäublin
Menurut sensus nasional tahun 2000, kurang lebih dari 2% dari total penduduk Indonesia beragama Buddha, sekitar 4 juta orang. Kebanyakan penganut agama Buddha berada di [[Jakarta]], walaupun ada juga di lain provinsi seperti [[Riau]], [[
=== Konghucu ===
{{utama|Konfusianisme di Indonesia}}
[[Berkas:Konghucu Indonesia Percentage Sensus2010.svg|jmpl|ka|400px|Peta persebaran umat Khonghucu di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010.]]
[[Agama Konghucu]] berasal dari [[Tiongkok]] daratan dan yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan imigran, diperkirakan sedari [[abad ke-3]] Masehi. Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitikberatkan pada kepercayaan dan praktik yang individual, lepas daripada kode etik melakukannya, bukannya suatu agama masyarakat yang terorganisir dengan baik, atau jalan hidup atau pergerakan sosial.{{sfn|Cheu|1999|
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, umat Konghucu di Indonesia terikut oleh beberapa huru-hara politis dan telah digunakan untuk beberapa kepentingan politis. Pada 1965, [[Soekarno]] mengeluarkan sebuah keputusan presiden No. 1/Pn.Ps/1965 1/Pn.Ps/1965, di mana agama resmi di Indonesia menjadi enam, termasuklah Konghucu. Pada awal tahun 1961, Asosiasi Khung Chiao Hui Indonesia (PKTHI), suatu organisasi Konghucu, mengumumkan bahwa aliran Konghucu merupakan suatu agama dan [[
Tahun 1967, Soekarno digantikan oleh [[Soeharto]], menandai era [[Orde Baru]]. Di bawah pemerintahan Soeharto, perundang-undangan anti Tiongkok telah diberlakukan demi keuntungan dukungan politik dari orang-orang, terutama setelah kejatuhan [[Partai Komunis Indonesia|PKI]], yang diklaim telah didukung oleh Tiongkok. Soeharto mengeluarkan instruksi presiden No. 14/1967, mengenai kultur Tionghoa, peribadatan, perayaan Tionghoa, serta mengimbau orang Tionghoa untuk mengubah nama asli mereka. Bagaimanapun, Soeharto mengetahui bagaimana cara mengendalikan [[Tionghoa-Indonesia]], masyarakat yang hanya 3% dari populasi penduduk Indonesia, tetapi memiliki pengaruh dominan di sektor perekonomian Indonesia. Pada tahun yang sama, Soeharto menyatakan bahwa “Konghucu berhak mendapatkan suatu tempat pantas di dalam negeri” di depan konferensi PKTHI.{{sfn|Yang|2005|p=}}{{sfn|Chambert-Loir|2015|pp=67–107}}
Pada tahun 1969, UU No. 5/1969 dikeluarkan—menggantikan keputusan presiden tahun 1967—mengenai enam agama resmi. Namun, hal ini berbeda dalam praktiknya. Pada 1978, Menteri Dalam Negeri mengeluarkan keputusan bahwa hanya ada lima agama resmi, tidak termasuk Konghucu.{{sfn|Yang|2005|p=}}{{sfn|Chambert-Loir|2015|pp=67–107}} Pada tanggal 27 Januari 1979, dalam suatu pertemuan kabinet, dengan kuat memutuskan bahwa Konghucu bukanlah suatu agama. Keputusan Menteri Dalam Negeri telah dikeluarkan pada tahun 1990 yang menegaskan bahwa hanya ada lima agama resmi di Indonesia.{{sfn|Syukur|2010|pp=
Karenanya, status Konghucu di Indonesia pada era Orde Baru tidak pernah jelas. ''[[De jure]]'', berlawanan hukum, di lain pihak hukum yang lebih tinggi mengizinkan Konghucu, tetapi hukum yang lebih rendah tidak mengakuinya. ''[[De facto]]'', Konghucu tidak diakui oleh pemerintah dan pengikutnya wajib menjadi agama lain (biasanya Kristen atau Buddha) untuk menjaga kewarganegaraan mereka. Praktik ini telah diterapkan di banyak sektor, termasuk dalam kartu tanda penduduk, pendaftaran perkawinan, dan bahkan dalam pendidikan kewarga negaraan di Indonesia yang hanya mengenalkan lima agama resmi.{{sfn|Yang|2005|p=}}{{sfn|Chambert-Loir|2015|pp=67–107}}
Setelah reformasi Indonesia tahun 1998, ketika kejatuhan Soeharto, [[Abdurrahman Wahid]] dipilih menjadi presiden yang keempat. Wahid mencabut instruksi presiden No. 14/1967 dan keputusan Menteri Dalam Negeri tahun 1978. Agama Konghucu kini secara resmi dianggap sebagai agama di Indonesia. Kultur Tionghoa dan semua yang terkait dengan aktivitas Tionghoa kini diizinkan untuk dipraktikkan. Warga Tionghoa Indonesia dan pemeluk Konghucu kini dibebaskan untuk melaksanakan ajaran dan tradisi mereka. Seperti agama lainnya di Indonesia yang secara resmi diakui oleh negara, maka [[Tahun Baru Imlek]] telah menjadi hari libur keagamaan resmi.{{
== Agama-agama asli ==
{{utama|Agama asli Nusantara}}
{{lihat pula|Daftar organisasi penghayat kepercayaan Indonesia|Mitologi Indonesia}}
{{Aliran kepercayaan di Indonesia}}
[[Berkas:Aliran kepercayaan by district (kecamatan) in Indonesia (2022).svg|410x410px|jmpl|Peta persebaran umat "aliran kepercayaan" di Indonesia berdasarkan data kependudukan pada tahun 2022]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een knielende man zit bij een stenen beeldje met een kris op de rug TMnr 10000889.jpg|jmpl|Sembahyang, Sumatera Utara.]]
Sejumlah [[agama asli Nusantara|agama nenek moyang]] [[suku bangsa Austronesia]] dan [[Daftar suku bangsa di Papua|Papua]] yang berdominasi di seluruh Nusantara sebelum masuk [[agama impor|agama-agama asing]]. Beberapa dari mereka masih hidup sebagai kepercayaan adat yang murni atau telah [[Sinkretisme|sinkretis]], yaitu agama:
* [[
* [[Adat Papua|Adat]] [[daftar suku bangsa di Papua|Papua]] ([[suku Asmat]], dll);
* [[Aluk Todolo]] ([[suku Toraja]]);
* [[Arat Sabulungan]] ([[suku Mentawai]], teristimewa subsuku [[Sakuddei]]);
* [[
* [[
* [[Kejawen]] ([[suku Jawa]]);
* [[Marapu]] ([[suku Sumba]]);
* [[Islam Tua|Masade]] ([[suku Sangir]]);
* [[Naurus]] ([[suku Manusela]]);
* [[Parmalim]] ([[suku Batak]]);
* [[Pelebegu]] ([[suku Nias]]);
* [[Pemena]] ([[suku Karo]]);
* [[Sunda Wiwitan]] ([[suku Sunda]], teristimewa subsuku [[Suku Badui|Sunda Badui]]);
* [[Tolotang]] ([[suku Bugis]]);
* [[Tonaas Walian]] ([[suku Minahasa]]);
* [[Wetu Telu]] ([[suku Sasak]]);
* [[Tradisi Wor|Wor]] ([[suku Biak]]).{{sfnm|1a1=Budiman|1y=2013|1p=|2a1=Endraswana|2y=2011|2p=|3a1=Ensiklopedi Kepercayaan|3y=2010|3p=|4a1=Geertz|4y=1960|4p=|5a1=Ilyas|5a2=Imam|5y=1988|5p=|6a1=Imam|6y=2005|6p=|7a1=Kartapradja|7y=1985|7p=|8a1=Koentjaraningrat|8y=1987|8pp=559–63|9a1=Maria|9a2=Limbeng|9y=2007|9p=|10a1=Matthes|10y=1872|10p=}}{{sfnm|1a1=Metcalf|1y=1987|1pp=290–92|2a1=Mulder|2y=1980|2p=|3a1=Nooy-Palm|3y=1979|3p=|4a1=Nooy-Palm|4y=1986|4p=|5a1=Nooy-Palm|5y=1987|5pp=565–67|6a1=Pelras|6y=1987|6pp=560–61|7a1=Popov|7y=2017|7pp=96–104|8a1=Rodgers|8y=1981|8p=|9a1=Rodgers|9y=1987|9pp=81–83|10a1=Rousseau|10y=1998|10p=}}{{sfnm|1a1=Schärer|1y=1963|1p=|2a1=Schefold|2y=1988|2p=5–22|3a1=Stange|3y=2009|3p=|4a1=Subagya|4y=1969|4p=|5a1=Sucipto|5a2=Limbeng|5y=2007|5p=|6a1=Volkman|6y=1985|6p=|7a1=Weinstock|7y=1983|7p=|8a1=Winzeler|8y=1993|8p=}}
Jumlah tak resmi penghayat kepercayaan di Indonesia adalah hingga 20 juta orang.{{sfn|Marshall|2018|pp=85–96}}
[[Berkas:Shaman. Dayak Tunjung village.jpg|jmpl|[[Dukun]] Dayak.]]
<ref name="Siregar" />{{sfn|Marshall|2018|pp=85–96}} [[Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia]] (MLKI) ialah wadah tunggal sebagai payung bagi kumpulan-kumpulan kepercayaan.<ref>{{cite web |url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/pembukaan-sarasehan-nasional-penghayat-kepercayaan-terhadap-tuhan-yang-maha-esa/|title=Pembukaan Sarasehan Nasional Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa |date=13-10-2014|publisher=Direktorat Jendral Kebudayaan|access-date=14-03-2020}}</ref>
== Agama dan kepercayaan lainnya ==
Beberapa agama dan kepercayaan lainnya yang ada di Indonesia, yaitu: [[Sikhisme|Sikh]]; [[Jainisme]]; [[Agama Yahudi|Yahudi]]; [[Baha'i]]; [[Taoisme]] serta [[kepercayaan tradisional Tionghoa]]; dan yang [[gerakan agama baru]], seumpama [[Teosofi]].{{sfn|Popov|2017|pp=
=== Yahudi ===
{{utama|Yahudi di Indonesia}}
Pendirian [[Yahudi]] awal di Nusantara berasal dari Portugal dan Spanyol (subsuku [[Sefardim]]) pada abad ke-17. Di abad ke-19 orang Yahudi dari Belanda, German dan India datang untuk berdagang rempah dan tinggal di Jakarta, [[Semarang]] (subsuku [[Yahudi Ashkenazi]]), dan Surabaya (Sefardim dan [[Yahudi Mizrahi|Mizrakhi Baghdadi]]). Pada tahun 1945, terdapat sekitar 2 ribu Yahudi Belanda di Indonesia. Pada tahun 1957, dilaporkan masih ada sekitar 450 orang Yahudi, terutama Ashkenazi di Jakarta dan Sefardim di Surabaya. Komunitas ini berkurang menjadi 50 pada tahun 1963. Pada tahun 1997, hanya terdapat 20 orang Yahudi, beberapa berada di Jakarta dan sedikit keluarga Baghdadi di Surabaya.<ref>{{cite web|url=http://www.bh.org.il/communities/Archive/indonesia/
[[File:Surabaya Synagogue 2007.jpg|jmpl|250px|[[Sinagoge]] di Surabaya pada 2007.]]
Yahudi di Surabaya pernah memiliki [[sinagoge]] (tempat ibadat). Mereka hanya melakukan sedikit hubungan dengan Yahudi di luar Indonesia. Tidak ada pelayanan yang diberikan pada sinagoge. Sinagoge ini telah ditutup oleh umat Muslim yang menentang [[Perang Gaza]] 2008–2009.<ref name="sinagoge">{{cite news |last=Onishi |first=Norimitsu|title=In Sliver of Indonesia, Public Embrace of Judaism |url=http://www.nytimes.com/2010/11/23/world/asia/23indo.html?_r=1&hpw |work=[[The New York Times]]|date=22 November 2010|access-date=23-11-2010}}</ref> Satu-satunya sinagoge yang masih tersisa terletak di kota [[Tondano (kota)|Tondano]], [[Sulawesi Utara]], yang dihadiri oleh sekitar 10 orang beraliran [[Yahudi Ortodoks]] (kelompok [[Yudaisme Hasidut]] dari Chabad-Labavitch).<ref name="sinagoge"/>{{sfn|Popov|2017|p=109}}
Di Indonesia saat ini telah dibentuk "''The United Indonesian Jewish Community–Gabungan Masyarakat Yahudi dan Turunan Ibrani Indonesia''" (UIJC) oleh komunitas keturunan Yahudi Indonesia semua aliran. Organisasi ini sudah dibentuk sejak tahun 2009, tetapi baru diresmikan pada Oktober 2010. UIJC ini dipimpin oleh keluarga Verbrugge. Menurut sumber dari UIJC saat ini keturunan Yahudi di Indonesia yang sudah diketahui hampir mendekati 2 ribuan orang. Yang sudah terdeteksi 500-an, tersebar hampir merata di seluruh Indonesia.{{sfn|Popov|2017|p=109}}. Dan pada 2015, pusat resmi Yahudi pertama oleh [[rabi]] [[Tovia Singer]], "''Beit Torat Chaim''" di Jakarta, diresmikan oleh Kementerian Agama.<ref>{{cite news |last=Serebryanski |first=Yossi |title=Jews of Indonesia and Papua New Guinea |url=http://www.jewishpress.com/sections/features/features-on-jewish-world/jews-of-indonesia-and-papua-new-guinea/2015/08/28/0/ |work=The Jewish Press|date=28 August 2015|access-date=19-06-2016}}</ref>
=== Baha'i ===
{{
Di Indonesia hadir 22 ribu 115 orang pemeluk agama baru [[Baha'i]] pada tahun 2005.<ref>{{cite web |title=Most Baha'i Nations (2005) |url=http://www.thearda.com/QuickLists/QuickList_40.asp |publisher=The ARDA Association of Religion Data Archives |access-date=12-02-2019 |archive-date=2015-12-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20151209035957/http://www.thearda.com/QuickLists/QuickList_40.asp |dead-url=yes }}</ref> Berapa jumlah mereka sebenarnya tidak diketahui dengan pasti karena
Sejak 2014, keadaannya telah membaik dalam rencana Pemerintah untuk kemungkinan pengakuan agama ini (ada pendapat yang salah tentang sudah diadakan pengakuan resmi Baha'i pada tahun 2014).<ref>{{Cite web|last=Muhammad Hafil|date=2014-08-08|title=Setelah Diakui Agama, Baha'i Ucapkan Terima Kasih ke Menteri Agama|url=https://republika.co.id/berita/nasional/umum/14/08/08/n9ytl1-setelah-diakui-agama-bahai-ucapkan-terima-kasih-ke-menteri-agama|website=Republika Online|language=id|access-date=}}</ref><ref>{{cite news|last=Nurish|first=Amanah|date=8 August 2014|title=Welcoming Baha'i: New official religion in Indonesia|url=https://www.thejakartapost.com/news/2014/08/08/welcoming-baha-i-new-official-religion-indonesia.html |work=[[The Jakarta Post]]|access-date=21-02-2014}}</ref><ref>{{cite journal |last=Pedersen |first=Lene|date=2016|title=Religious Pluralism in Indonesia |url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14442213.2016.1218534 |journal=The Asia Pacific Journal of Anthropology |publisher= |volume=17|issue=5: Special Issue: Communal Peace and Conflict in Indonesia: Navigating Inter-religious Boundaries|pages=
===
{{utama|Sikhisme di Indonesia}}
[[Berkas:SikhTempleBinjai.jpg|jmpl|230px|Gurdwara Shree Guru Gobind Singh Sahib Ji di [[Kota Binjai]], Sumatera Utara.]]
Migrasi kaum [[Sikhisme|Sikh]] ke Indonesia mulai sejak th 1870-an (kaum menjaga serta pedagang). Ada beberapa [[gurdwara]] (tempat ibadah) dan sekolahnya di Sumatra dan Jawa, semisal gurdwara di [[Medan]] yang dibangun pada tahun 1911. Pada tahun 2005 didirikan “Majelis Tinggi Agama Sikh Indonesia” (Matasi).{{sfn|Popov|2017|pp=110–11}}
Berjumlah sekira 7 ribu orang (atau 10–15 ribu<ref name="Report2008" />), Sikh tidak termasuk dalam enam agama yang diakui di Indonesia, para penganut Sikh mengisi kolom agama pada KTP mereka dengan kata “Hindu”.{{sfn|Kahlon|2016|p=}}
=== Jainisme ===
=== Gerakan agama baru ===
{{Lihat pula|Daftar gerakan agama baru}}
Tidak serupa gerakan dan sekte Islam atau Hindu baru, [[gerakan agama baru]] tidak dapat dikaitkan dengan agama tradisional mana pun. Gerakan-gerakan keagamaan baru yang paling terkenal di Indonesia adalah: [[Perhimpunan Teosofi]],{{sfnm|1a1=Ensiklopedi Kepercayaan|1y=2010|1pp=325–27|2a1=Popov|2y=2017|2pp=112–13}} [[Meditasi Transcendental]],{{sfn|Popov|2017|p=81}} [[Falun Gong]],<ref name="Report2008" /> [[Radha Soami Satsang Beas]] (RSSB),{{sfn|Popov|2017|pp=110–11}} dan berasal dari Indonesia [[Sedulur Sikep]] (Saminisme),{{sfnm|1a1=Benda|1a2=Castles|1y=1969|1pp=207-40|2a1=Sastroatmodjo|2y=1952|2p=|3a1=Shiraishi|3y=1990|3pp=95-122}} [[Subud]]<ref>{{cite encyclopedia |editor-surname=Clarke |editor-given=Peter B. |editor-link=:en:Peter B. Clarke |encyclopedia=Encyclopedia of New Religious Movements |year=2006 |place=London; New York |publisher=[[Routledge]] |pages=607–608 |isbn=9-78-0-415-26707-6}}</ref> serta [[Komunitas Eden]]<ref name="Report2008" />{{sfn|Popov|2017|p=103–104}}.
== Hubungan antar agama ==
Walaupun [[Pemerintah Indonesia]] mengenali sejumlah agama berbeda, konflik antar agama kadang-kadang tidak terelakkan. Pada masa Orde Baru, [[Soeharto]] mengeluarkan perundang-undangan yang oleh beberapa kalangan dirasa sebagai anti Tionghoa. Presiden Soeharto mencoba membatasi apapun yang berhubungan dengan budaya Tionghoa, mencakup nama dan agama.{{sfn|Syukur|2010|pp=
Semasa era Soeharto, program [[transmigrasi]] di Indonesia dilanjutkan, setelah diaktifkan oleh pemerintahan [[Hindia Belanda]] pada awal abad ke-19. Maksud program ini adalah untuk memindahkan penduduk dari daerah padat seperti pulau Jawa, Bali dan Madura ke daerah yang lebih sedikit penduduknya, seperti [[Pulau Ambon|Ambon]], kepulauan [[Sunda]] dan [[Papua]]. Kebijakan ini mendapatkan banyak kritik, dianggap sebagai kolonisasi oleh orang-orang Jawa dan [[Suku Madura|Madura]], yang membawa agama Islam ke daerah non-Muslim. Penduduk di wilayah barat Indonesia kebanyakan adalah orang Islam dengan Kristen merupakan minoritas kecil, sedangkan daerah timur, populasi Kristen adalah sama atau bahkan lebih besar dibanding populasi orang Islam, terjadinya konflik antar agama dan [[Ras manusia|ras]] di wilayah timur Indonesia, seperti kasus [[kerusuhan Kepulauan Maluku]] dan [[kerusuhan Poso]].{{sfnm|1a1=Lindsey|1a2=Pausacker|1y=1995|1p=|2a1=Bertrand|2y=2004|2pp=34–104|3a1=Pringle|3y=2010|3pp=143–57|4a1=Crouch|4y=2013|4p=|5a1=Duncan|5y=2013|5p=}}
Pada tahun 2007–2012 ada serangan dari kaum Sunni terhadap masjid dan rumah-rumah Syiah dan Ahmadiyyah.{{sfnm|1a1=Zulkifli|1y=2011|1p=|2a1=Rahman|2y=2014|2pp=418–20|3a1=Ida|3y=2016|3pp=194–215}} Untuk mencegah hal ini terjadi di masa depan, pada tahun 2011, khususnya, didirikan Mejlis Sunni dan Syiah (MUHSIN).<ref>{{cite news|date=21 May 2011|title=RI Sunni-Shia Council established|url=https://www.thejakartapost.com/news/2011/05/21/ri-sunni-shia-council-established.html |work=[[The Jakarta Post]]|access-date=31-03-2019}}</ref>
Pemerintah telah berniat untuk mengurangi konflik atau ketegangan tersebut dengan pengusulan kerjasama antar agama. Kementerian Luar Negeri, bersama dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia, [[Nahdlatul Ulama]], yang dipegang oleh Sarjana Islam Internasional, memperkenalkan ajaran Islam moderat, yang mana dipercaya akan mengurangi ketegangan tersebut.<ref name="kbriconf">{{cite press release |title=Transcript of Joint Press Conference Indonesian Foreign Minister, Hassan Wirajuda, with Australian Foreign Minister, Alexander Downer |publisher=Embassy of Republic of Indonesia at Canberra, Australia |date=6 Desember 2004 |url=http://www.kbri-canberra.org.au/speeches/2004/041206interfaith.htm |access-date=14-10-2006 }} {{Cite web |url=http://www.kbri-canberra.org.au/speeches/2004/041206interfaith.htm |title=Salinan arsip |access-date=2007-02-27 |archive-date=2006-08-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060824024330/http://www.kbri-canberra.org.au/speeches/2004/041206interfaith.htm |dead-url=yes }}</ref> Pada 6 Desember 2004, dibuka konferensi antar agama yang bertema “Dialog Kooperasi Antar Agama: Masyarakat Yang Membangun dan Keselarasan”. Negara-negara yang hadir di dalam konferensi itu ialah negara-negara anggota [[ASEAN]], [[Australia]], [[Timor Timur]], [[Selandia Baru]] dan [[Papua Nugini]], yang dimaksudkan untuk mendiskusikan kemungkinan kerjasama antar kelompok agama berbeda di dalam meminimalkan konflik antar agama di Indonesia.<ref name="kbriconf"/>
== Lihat pula ==
Baris 310 ⟶ 276:
== Kepustakaan ==
=== Dalam bahasa Indonesia/Melayu ===
{{refbegin|2}}
* {{cite journal |last=Ali |first=Wan Zailan Kamaruddin Wan |date=1994–95 |title=Aliran Syi'ah di Nusantara: perkembangan. Pengaruh dan Kesan |pages=67–93 |url=https://ejournal.um.edu.my/index.php/SEJARAH/article/view/9020/6369
* {{cite book |surname=
* {{cite book |surname=
* {{cite book |surname=
* {{cite book |surname=Atjeh |given=Aboebakar (Prof. Dr. KH. Aboebakar Atjeh) |authorlink=Aboebakar Atjeh |year=1971 |title=Sekitar Masuknya Islam di Indonesia |place=[[Semarang]] |publisher=Ramadhani |isbn= |url=https://www.academia.edu/27918415/SEKITAR_MASUKNYA_ISLAM_KE_INDONESIA_by_Abu_Bakar_Aceh_
* {{cite book|surname=Atjeh|given=Aboebakar (Prof. Dr. KH. Aboebakar Atjeh)|authorlink=Aboebakar Atjeh |year=1977|title=Aliran Syiah di Nusantara |place=Jakarta|publisher=Islamic Research Institute |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book|surname1=Ayatrohaedi|given1= |surname2=Saadah|given2=Sri |title=Jatiniskala: Kehidupan Kerohanian Masyarakat Sunda Sebelum Islam |place=Jakarta |publisher=[[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]] |year=1995 |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Boelaars|given=Huub J. W. M. (Dr. Huub J. W. M. Boelaars, OFM Cap.)|year=2005|orig-year=1991|title=Indonesianisasi, dari Gereja Katolik di Indonesia menjadi Gereja Katolik Indonesia|trans-title=Indonesianisasi, Het omvormingsproces van de katholieke kerk in Indonesiё tot de Indonesische katholieke kerk|place=Yogyakarta|publisher=[[Kanisius]]|url=https://books.google.co.id/books?id=KrmWgQ18-pYC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=979-21-0844-0|ref=harv|access-date=2019-03-02|archive-date=2019-03-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20190306042705/https://books.google.co.id/books?id=KrmWgQ18-pYC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|dead-url=yes}}
* {{cite book|surname=Bruinessen|given=Martin van|year=1992|title=Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: survei historis, geografis, dan sosiologis|place=[[Bandung]]|publisher=Mizan|url=https://www.academia.edu/707648/Tarekat_Naqsyabandiyah_di_Indonesia_survei_historis_geografis_dan_sosiologis|isbn=|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Endraswana |given=Suwardi |year=2011 |title=Kebatinan Jawa dan jagad mistik Kejawen |place=Yogyakarta |publisher=Lembu Jawa |url=https://books.google.co.id/books/about/Kebatinan_Jawa_dan_jagad_mistik_kejawen.html?id=nCr9ZwEACAAJ&redir_esc=y |isbn=978-9791650250 |ref=harv }}
* {{cite encyclopedia |encyclopedia=Ensiklopedi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa |format=Cet. ke-4, PDF |place=Jakarta |publisher=Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film; Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa |year=2010 |orig-year=2003 |isbn=978-979-16071-1-7 |ref=Ensiklopedi Kepercayaan |url=http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=7335&keywords= }}
* {{cite book|surname=
* {{cite book|surname=
* {{cite book|surname=
* {{cite book|surname=Hasymi|given=Ali
* {{cite book|surname=Hasymi|given=Ali|year=1983 |title=Syi’ah dan Ahlussunnah: Saling Rebut Pengaruh dan Kekuasaan Sejak Awal Sejarah Islam di Kepulauan Nusantara|place=[[Surabaya]]|publisher=Bina Ilmu|url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite
* {{cite book |author=Hurmain |year=1991 |title=Aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan mistikisme dalam Islam |place= |publisher=Bumi Pustaka |url=https://books.google.co.id/books?id=3ysXAAAAIAAJ&hl=ru&source=gbs_book_similarbooks |isbn= |ref=harv }}
* {{cite book|surname=
* {{cite book |
* {{cite book |
* {{cite book |surname=Kartapradja |given=Kamil |year=1985 |title=Aliran kebatinan dan kepercayaan di Indonesia |place=Jakarta |publisher=Yayasan Masagung |url=https://books.google.co.id/books?id=RtgXAAAAIAAJ&hl=ru&source=gbs_similarbooks |isbn= |ref=harv }}
* {{cite journal |author=Krismono |date=2017 |title=Salafisme di Indonesia: Ideologi, Politik Negara, dan Fragmentasi |issue=2 |pages=173–202 |issn= |url=https://journal.uii.ac.id/Millah/article/view/8407/7322 |format=PDF |journal=Millah: Jurnal Studi Agama |publisher=[[Universitas Islam Indonesia]] |volume=16 |doi=10.20885/millah.vol16.iss2.art2 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=
* {{cite book|surname=
* {{cite book |surname1=Maria |given1=Siti (Dra.) |surname2=Limbeng |given2=Julianus (S.Sn., M.Si.) |year=2007 |title=Marapu di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur |place=Jakarta |publisher=Departemen Kebudayaan dan Pariwisata; Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film; Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa |series=Seri pengungkapan nilai-nilai kepercayaan komunitas adat |format=PDF |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/13205/ |isbn= |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Mufid|given=Ahmad Syafi'i|year=2006|title=Tangklukan, abangan, dan tarekat: kebangkitan agama di Jawa|place=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia|url=https://books.google.co.id/books?id=lBWsPc8y22wC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=979-461-593-5|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Mulder|given=Niels |authorlink=Niels Mulder |year=1980 |orig-year=1978 |title=Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa: Kelangsungan dan Perubahan Kulturil |trans-title=Mysticism and Everyday Life in Contemporery Java: cultural persistence and change |place=Jakarta |publisher=[[Gramedia Pustaka Utama|Gramedia]] |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book|surname=
* {{cite book |surname=
* {{cite book|surname=Rasjidi|given=Mohammad (Prof. Dr. H. Mohammad Rasjidi) |authorlink=Mohammad Rasjidi |year=1967|title=Islam dan Kebatinan |isbn= |place=Jakarta|publisher=Bulan Bintang |url=|ref=harv}}
* {{cite book|surname=
* {{cite book |
* {{cite book|author=
* {{cite book|surname=Saksono|given=Ign. Gatut |year=2007|title=Paranormal. Peran dan Tanggung Jawab Moralnya|place=Yogyakarta|publisher=Yayasan Pustaka Nusantara |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Sastroatmodjo |given=Suryanto |year=1952|title=Masyarakat Samin Blora |place=Jakarta |publisher=Penerbit Central Jawa|url= |isbn=|ref=harv}}
* {{cite book |author=Simuh |authorlink=Simuh |author-mask=Simuh (Dr.) |year=1995 |title=Sufisme Jawa: transformasi tasawuf Islam ke mistik Jawa |place=Yogyakarta |publisher=[[Yayasan Bentang Budaya]] |url=https://books.google.co.id/books?id=5C3GDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=ru&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false |isbn= |ref=harv }}
* {{cite book|author=Solahudin|year=2011|title=NII Sampai JI: Salafy Jihadisme di Indonesia |place=[[Depok]] |publisher=Komunitas Bambu |url= |isbn=979-373-195-8 |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Stange |given=Paul (Dr.) |year=2009 |title=Kejawen Modern: Hakikat dalam Penghayatan Sumaroh |translator=Chandra Utama |place=Yogyakarta |publisher=[[Yayasan LKiS|LKiS]] |url=https://paulstange.net/politikperhatian.pdf |format=PDF |isbn=978-979-978-53-8-1 |ref=harv }}
* {{cite book |surname=Stange |given=Paul (Dr.) |year=2007 |orig-year=1998 |title=Politik Perhatian: Rasa dalam Kebudayaan Jawa |place=Yogyakarta |publisher=[[Yayasan LKiS|LKiS]] |edition=2 |format=PDF |url=https://paulstange.net/politikperhatian.pdf |isbn=978-979-1283-08-3 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Stuart-Fox|given=David J. |year=2010|orig-year=2002|title=Pura Besakih: Pura, agama, dan masyarakat Bali|trans-title=Pura Besakih: Temple, religion and society in Bali |place=[[Denpasar]]; Jakarta |publisher=Pustaka Larasan; [[Universitas Udayana|Udayana University Press]]; KITLV-Jakarta |url= |isbn=978-979-3790-36-7|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Subagiasta|given=I Ketut |year=2009|title=Reformasi Agama Hindu Dalam Perubahan Sisial Di Bali 1950-1959|place=[[Surabaya]] |publisher=Pāramita |url= |isbn=978-979-722-805-7 |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Subagya|given=Rakhmat |year=1969 |title=Agama asli Indonesia: penelahan dan penilaian theologis |place=[[Medan]] |publisher=Pro Manuscripto |url= |series=Seri Puskat, jld. 95 |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Subagya|given=Rahmat |year=1973 |title=Kepercayaan: Kebatinan–Kerohanian–Kejiwaan dan agama |place=Yogyakarta |publisher=[[Kanisius]] |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book |surname1=Sucipto |given1=Toto (Drs.) |surname2=Limbeng |given2=Julianus, S.Sn., M.Si. |editor=Dra. Siti Maria |year=2007 |title=Studi Tentang Religi Masyarakat Baduy di Desa Kanekes Provinsi Banten |place=Jakarta |publisher=Departemen Kebudayaan dan Pariwisata; Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film; Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa |url=https://books.google.co.id/books?id=qgLFCgAAQBAJ&dq=bibliogroup%3A |series=Seri pengungkapan nilai-nilai kepercayaan komunitas adat |isbn= |ref=harv }}
* {{cite book|author=Sukamto|year=2018|title=Perjumpaan Antarpemeluk Agama di Nusantara: Masa Hindu-Buddha Sampai Sebelum Masuknya Portugis|place=Yogyakarta|publisher=Deepublish|url=https://books.google.co.id/books?id=B1BmDwAAQBAJ&lpg=PR1&hl=ru&pg=PR1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-602-475-476-1|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Suparyanto |given=Petrus |year=2019 |title=Bhīma's Mistical Quest: As a Model of Javanese Spiritual Growth |place=[[Wien]] |publisher=Lit |url=https://books.google.co.id/books?id=k1atDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=inauthor |isbn=978-3-643-90883-4 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Syukur|given=Abdul|year=2010|chapter=Keterlibatan etnis Tionghoa dan agama Buddha: Sebelub dan Sesudah Reformasi 1998|editor-surname1=Wibowi|editor-given1=I.|editor-surname2=Lan|editor-given2=Thung Ju|title=Setelah air mata kering: masyarakat Tionghoa pasca-peristiwa Mei 1998|place=Jakarta|publisher=[[Kompas Gramedia|Kompas]]|pages=105–38|url=https://books.google.co.id/books?id=ac-xhxQXfpoC&lpg=PP1&dq=isbn%3A9797094723&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-979-709-472-0|ref=harv}}
{{refend}}
{{refbegin|2}}
* {{cite book |
* {{cite book|
* {{cite book |
* {{cite book |surname=
* {{cite book|surname=
* {{cite book |surname=Beatty |given=Andrew |year=1999 |title=Varieties of Javanese Religion: An Anthropological Account |place=Cambridge |publisher=[[Cambridge University Press]] |url=https://books.google.com.au/books?id=5iRLUvvzbz4C&lpg=PP1&hl=ru&pg=PR6#v=onepage&q&f=false |isbn=0-521-62444-4 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=
* {{cite journal|
* {{cite book|surname=Bertrand|given=Jaques|year=2004|title=Nationalism and Ethnic Conflict in Indonesia|place=Cambridge|publisher=[[Cambridge University Press]]|url=https://books.google.co.id/books?id=2oZQRuT78JIC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PR5#v=onepage&q&f=false|isbn=0-521-52441-5|oclc=237830260|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Brown|first=Iem |title=Contemporary Indonesian Buddhism and Monotheism |date=1987|url= |journal=Journal of Southeast Asian Studies|volume=18|issue=1|pages=108-17|doi= |ref=harv}}
* {{cite journal|last=Brown|first=Iem|date=1990 |title=Agama Buddha Maitreya: A Modern Buddhist Sect in Indonesia |url= |journal=Southeast Asian Anthropology |volume= |issue=9 |pages= |doi= |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Budiman |given=Michaela |year=2013 |title=Contemporary Funeral Rituals of Sa'dan Toraja: From Aluk Todolo to "New" Religions |place=[[Praha|Prague]] |publisher=Charles University in Prague |url=https://books.google.co.id/books?id=lEM3BAAAQBAJ&lpg=PA1&dq=Contemporary%20Funeral%20Rituals%20of%20Sa'dan%20Toraja%3A%20From%20Aluk%20Todolo&hl=ru&pg=PA2#v=onepage&q=Contemporary%20Funeral%20Rituals%20of%20Sa'dan%20Toraja:%20From%20Aluk%20Todolo&f=false |isbn=978-80-246-2228-6 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Buehler|given=Michael|year=2016|title=The Politics of Shari’a Law: Islamist Activist and the State in Democratizing Indonesia|place=Cambridge|publisher=[[Cambridge University Press]]|url=https://books.google.co.id/books?id=gJC5DAAAQBAJ&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-1-107-13022-7|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Burhani|first=Ahmad Najib|title=The Ahmadiyya and the Study of Comparative Religion in Indonesia: Controversies and Influences|date=2014|url=http://advokasi.elsam.or.id/assets/2015/09/20131220_Ahmadiyya-the-study-of-Comparative-Religion_Najib.pdf|format=PDF|journal=Islam and Christian–Muslim Relations|volume=25|issue=2|pages=141–58|doi=10.1080/09596410.2013.864191|ref=harv|access-date=2019-03-14|archive-date=2021-06-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210612171216/http://advokasi.elsam.or.id/assets/2015/09/20131220_Ahmadiyya-the-study-of-Comparative-Religion_Najib.pdf|dead-url=yes| issn=0959-6410}}
* {{cite book |editor-surname1=Burhanudin |editor-given1=Jajat |editor-surname2=Dijk |editor-given2=Kees van |title=Islam in Indonesia. Contrasting Images and Interpretations |year=2013 |place=Amsterdam |publisher=[[Universitas Amsterdam|Amsterdam University Press]] |isbn= |url= |ref=harv}}
* {{cite journal|last=Chambert-Loir|first=Henri |date=April 2015|title=Confucius Crosses the South Seas|journal=Indonesia|volume=99|issue= |pages=67–107 |publisher=Southeast Asia Program Publications at [[Cornell University]] |doi=10.5728/indonesia.99.0067 |issn=2164-8654 |url= |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Cheu |given=Hock Tong |year=1999 |title=Chinese Beliefs and Practices in Southeast Asia: Studies on the Chinese Religion in Malaysia, Singapore and Indonesia |place=Singapore |isbn=978-9679784527 |url=https://books.google.co.id/books/about/Chinese_Beliefs_and_Practices_in_Southea.html?id=tHXXAAAAMAAJ&redir_esc=y
* {{cite book|surname=Cooley|given=Frank L.|year=1968 |title=Indonesia: Church and Society
* {{cite book |surname=Crouch |given=Melissa |year=2013 |title=Law and Religion in Indonesia: Conflict and the Courts in West Java |place=London |publisher=[[Routledge]] |isbn=978-0415835947 |ref=harv |url=https://
* {{cite book |surname=Domenig |given=Gaudenz |year=2014 |title=Religion and Architecture in Premodern Indonesia: Studies in Spatial Anthropology |place=
* {{cite book|surname=Duncan|given=Christopher R.|year=2013|title=Violence and Vengeance: Religious Conflict and Its Aftermath in Eastern Indonesia|place=Ithaca, NY; London|publisher=[[Cornell University]] Press|url=https://books.google.co.id/books?id=bcimAQAAQBAJ&lpg=PP1&ots=wRLmqNpF10&lr&pg=PR4#v=onepage&q&f=false
* {{cite book|surname=Epton|given=Nina Consuelo|year=1974|edition=revised|title=Magic and Mysticism in Java
* {{cite book|surname=Federspiel|given=H.|year=1970 |title=Persatuan Islam: Islamic Reform in Twentieth century Indonesia
* {{cite encyclopedia|surname=Fox|given=James J. |year=1996
* {{cite book |surname=Fox |given=Richard |year=2011 |title=Critical Reflections on Religion and Media in Contemporary Bali |place=[[Leiden]]; [[Boston]] |publisher=
* {{cite book|
* {{cite book|surname=
* {{cite book|surname=Geertz|given=Clifford|authorlink=Clifford Geertz|year=
* {{cite book|surname=Geertz|given=Clifford|authorlink=Clifford Geertz|year=1968|title=Islam Observed, Religious Development in Morocco and Indonesia|place=Chicago; London|publisher=[[Pers Universitas Chicago|University of Chicago Press]]|url=https://books.google.co.id/books?id=d_ra-y_50GsC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=0-226-28511-1|ref=harv}}
* {{cite
* {{cite book|surname=
* {{cite book|surname=Goh|given=Robbie B. H.|year=2005|title=Christianity in Southeast Asia|place=Singapore|publisher=ISEAS: Institute of Southeast Asian Studies|url=https://books.google.co.id/books/about/Christianity_in_Southeast_Asia.html?id=Yh3cAAYsi2UC&redir_esc=y|isbn=9812302972|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Gonda |given=Jan |authorlink=Jan Gonda |year=1975 |chapter=The Indian Religions in Pre-Islamic Indonesia and their survival in Bali |chapter-url={{Google books|id=X7YfAAAAIAAJ|plainurl=y|page=1|keywords=|text=}} |title=Handbook of Oriental Studies. Section 3. Southeast Asia, Religions |url={{Google books|id=X7YfAAAAIAAJ|plainurl=y}} |pages=1–54 |place=Leiden |publisher=[[Brill Publishers|Brill]] |ref=harv}}
* {{cite book|surname=
* {{cite book|surname=Gross|given=L. Max|year=2016|title=A Muslim archipelago: Islam and Politics in Southeast Asia|place=[[Washington, D.C.]]|publisher=National Defense Intelligence College|url=https://books.google.co.id/books?id=tm8tSwyTa7AC|isbn=978-1-932946-19-2|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Hadiwijono|given=Harun |year=1967 |title=Man in the present Javanese Mysticism |place=[[Baarn]] |publisher=Bosch & Keuning |url= |isbn= |ref=harv}}
* {{cite journal|last=Hasan|first=Noorhaidi|date=2007|title=The Salafi Movement in Indonesia: Transnational Dynamics and Local Development|url=https://muse.jhu.edu/article/215898|journal=Comparative Studies of South Asia, Africa and the Middle East|publisher=Duke University Press|volume=27|issue=1|pages=83–94|issn=1089-201X|doi=10.1215/1089201x-2006-045|ref=harv}}
* {{cite book |
* {{cite book|surname=
* {{cite book|surname=Hefner|given=Robert W.|year=1989 |title=Hindu Javanese: Tengger Tradition and Islam| url=https://archive.org/details/hindujavaneseten0000hefn |place=Princeton, NJ|publisher=[[Princeton University Press]] |url= |isbn=0-691-09413-6|ref=harv}}
* {{cite book|surname=
* {{cite journal|last=
* {{cite book|surname=Howe|given=Leo|year=2001 |title=Hinduism & Hierarchy in Bali|place=[[Oxford]] |publisher=James Currey |url= |isbn=978-0852559147 |ref=harv}}
* {{cite journal|last=Howell|first=Julia Day|title=Sufism and the Indonesian Islamic Revival|url=https://www.researchgate.net/publication/29455271_Sufism_and_the_Indonesian_Islamic_Revival|journal=The Journal of Asian Studies|date=2001|volume=60|issue=3|pages=701–29|doi=10.2307/2700107|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Ida|first=Achmah|date=2016|title=Cyberspace and Sectarianism in Indonesia: The Rise of Shia Media and Anti-Shia Online Movements|url=https://jki.uinsby.ac.id/index.php/jki/article/download/118/71|format=PDF|journal=Jurnal Komunikasi Islam|publisher=[[Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya]]|volume=6|issue=2|pages=194–215|issn=2088-6314|ref=harv}}{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{cite book|surname=Intan|given=Benyamin Fleming|year=2006|title="Public religion" and the Pancasila-based state of Indonesia: an ethical and sociological analysis|url=https://books.google.co.id/books?id=OXmRwiYEy1IC&printsec=frontcover&dq=%22Public+Religion%22+and+the+Pancasila-based+State+of+Indonesia&hl=ru&sa=X&ved=0ahUKEwiO0tLvp4rhAhUPfysKHd57BGMQ6AEIKTAA#v=onepage&q=%22Public%20Religion%22%20and%20the%20Pancasila-based%20State%20of%20Indonesia&f=false|place=New York|publisher=Peter Lang|isbn=978-0-8204-7603-2|ref=harv}}
* {{cite book|
* {{cite journal|surname=Kimura|given=Bunki|title=Present Situation of Indonesian Buddhism: In Memory of Bhikkhu Ashin Jinarakkhita Mahasthavira|url=http://ir.nul.nagoya-u.ac.jp/jspui/bitstream/2237/19241/1/4_SAMBHASA-23.pdf|format=PDF|journal=Nagoya Studies in Indian Culture and Buddhism: Sambhasa|date=2003|volume=|issue=23|pages=53–72|doi=|ref=harv|access-date=2019-03-02|archive-date=2014-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20140325141848/http://ir.nul.nagoya-u.ac.jp/jspui/bitstream/2237/19241/1/4_SAMBHASA-23.pdf|dead-url=unfit}}
* {{cite book |surname1=Kinney |given1=Ann R. |surname2=Klokke |given2=Marijke J. |surname3=Kieven |given3=Lydia |year=2003 |title=Worshiping Siva and Buddha: The Temple Art of East Java |place=[[Honolulu]] |publisher=University of Hawaii Press |url=https://books.google.co.id/books?id=sfa2FiIERLYC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP7#v=onepage&q&f=false |isbn=978-0824827793 |ref=harv }}
* {{cite book |surname=
* {{cite encyclopedia|surname=Koentjaraningrat|given=R. M.|year=1987|title=Javanese Religion|editor-surname=Eliade|editor-given=Mircea|editorlink=Mircea Eliade|encyclopedia=The Encyclopedia of Religion |place=New York|publisher=MacMillan|volume=7|pages=559–63|url= |isbn=0029094801|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Kraus|given=Werner|year=1997|chapter=Transformations of a Religious Community: The Shattariyya Sufi Brotherhood in Aceh|editor-surname1=Kuhnt-Saptodewo|editor-given1=Sri|editor-surname2=Grabowsky|editor-given2=Volker|editor-surname3=Großheim|editor-given3=Martin|title=Nationalism and Cultural Revival in Southeast Asia: Perspectives from the Centre and Region|place=[[Wiesbaden]]|publisher=Harrassowitz Verlag|pages=169–89|url=https://books.google.co.id/books?id=1qhUp_gfybEC&lpg=PP1&dq=isbn%3A3447039582&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=3-447-03958-2|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Kroef|first=Justus M. van der|title=New Religious Sects in Java|journal=Far Eastern Survey|date=1961|volume=30|issue=2|pages=18–25|url=http://as.ucpress.edu/content/ucpfes/30/2/18|doi=10.2307/3024260|ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|surname=Lansing|given=J. Stephen|year=1987|title=Balinese Religion|editor-surname=Eliade|editor-given=Mircea|editorlink=Mircea Eliade|encyclopedia=The Encyclopedia of Religion |place=New York|publisher=MacMillan|volume=2|pages=45–49|url= |isbn=0029094801|ref=harv}}
* {{cite book |
* {{cite journal|last=
* {{cite book|year=1995|editor-surname1=Lindsey|editor-given1=Tim|editor-surname2=Pausacker|editor-given2=Helen|title=Religion, Law and Intolerance in Indonesia|place=London; New York|publisher=[[Routledge]]|url=https://books.google.co.id/books?id=ev8yDAAAQBAJ&lpg=PP1&dq=isbn%3A1317327799&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-0-7914-2025-6|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Marshall|first=Paul|date=2018|title=The Ambiguities of Religious Freedom in Indonesia|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/15570274.2018.1433588|journal=The Review of Faith & International Affairs|volume=16|issue=1|pages=85–96|doi=10.1080/15570274.2018.1433588|ref=harv}}
* {{cite journal|last=McDaniel|first=June|title=Agama Hindu Dharma Indonesia as a New Religious Movement: Hinduism Recreated in the Image of Islam|url= |journal=Nova Religio: The Journal of Alternative and Emergent Religions|date=2010|volume=14|issue=1 |pages=93–111 |doi= |ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|surname=
* {{cite encyclopedia|year=2010|title=Indonesia|editor-surname1=Melton|editor-given1=J. Gordon|editor-surname2=Baumann|editor-given2=Martin|encyclopedia=Religions of the world: a comprehensive encyclopedia of beliefs and practices|edition=2|place=[[Santa Barbara, California|Santa Barbara]]; Denver; Oxford|publisher=ABC-Clio|volume=4|pages=|url=https://books.google.co.id/books?id=v2yiyLLOj88C&printsec=frontcover&hl=ru&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false|isbn=978-1-59884-203-6|ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|surname=Metcalf|given=Peter |year=1987|title=Bornean Religion|editor-surname=Eliade |editor-given=Mircea|editorlink=Mircea Eliade |encyclopedia=The Encyclopedia of Religion|place=New York|publisher=MacMillan|volume=2|pages=290–92|url= |isbn=0029094801|ref=harv}}
* {{cite book |surname=
* {{cite book |surname=Mulder |given=Niels |authorlink=Niels Mulder |year=2005 |orig-year=1998 |title=Mysticism in Java: Ideology in Indonesia |place=Yogyakarta |publisher=[[Kanisius]] |edition=2 |url=https://books.google.co.id/books?id=YkXW2rZu0Y0C&lpg=PP1&dq=Mysticism%20in%20Java%3A%20Ideology%20in%20Indonesia&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q=Mysticism%20in%20Java:%20Ideology%20in%20Indonesia&f=false |isbn=979-21-1167-0 |ref=harv |archive-date=2020-05-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200506235431/https://books.google.co.id/books?id=YkXW2rZu0Y0C&lpg=PP1&dq=Mysticism%20in%20Java%3A%20Ideology%20in%20Indonesia&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q=Mysticism%20in%20Java:%20Ideology%20in%20Indonesia&f=false |dead-url=yes}}
* {{cite
* {{cite book |surname=
* {{cite
* {{cite
* {{cite book|surname=Pedersen|given=Lene|year=2006 |title=Ritual and World Change in a Balinese Princedom |place=[[Durham, Carolina Utara|Durham]] |publisher=Carolina Academic Press |url= |isbn=978-1594600227 |ref=harv}}
* {{cite
* {{cite book|year=2011|editor-surname1=Picard|editor-given1=Michel|editor-surname2=Madinier|editor-given2=Rémy|title=The Politics of Religion in Indonesia: Syncretism, Orthodoxy, and Religious Contention in Java and Bali|place=London; New York|publisher=[[Routledge]]|url=https://books.google.co.id/books?id=u-CrAgAAQBAJ&lpg=PR1&hl=ru&pg=PR1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-979-709-472-0|ref=harv}}
* {{cite book |year=
* {{cite book|surname=Pringle|given=Robert|year=2010|title=Understanding Islam in Indonesia: Politics and Diversity|place=Singapore|publisher=Editions Didier Millet|url=https://books.google.co.id/books?id=kpv2VSKeAsUC&lpg=PA7&dq=Islam%20di%20Indonesia&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q=Islam%20di%20Indonesia&f=false|isbn=978-981-4260-09-1|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Rahman|first=Fatima Zainab |title=State restrictions on the Ahmadiyya sect in Indonesia and Pakistan: Islam or political survival?|date=2014|url= |journal=Australian Journal of Political Science|volume=49|issue=3|pages=408–22 |doi=10.1080/10361146.2014.934656|ref=harv}}
* {{cite book|year=2004|editor-surname=
* {{cite
* {{cite book|surname=Ricklefs|given=Merle Calvin|authorlink=Merle Ricklefs|year=2007|title=Polarising Javanese society: Islamic and other visions c. 1830–1930|place=Singapore; [[Leiden]]; [[Honolulu]]|publisher=[[Universitas Nasional Singapura|NUS Press]]; KITLV Press; University of Hawai’i Press|url=https://books.google.co.id/books?id=3xxcn51j7_IC&lpg=PP1&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-9971-69-346-6|ref=harv}}
* {{cite book|surname=
* {{cite
* {{cite book |surname=Ropi |given=Ismatu |year=2017 |title=Religion and Regulation in Indonesia |place=Singapore |publisher=Palgrave Macmillan |url=https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=ApjZDQAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR6&ots=oSvEDMdGwZ&sig=8OGm-DNLb7_6KJsbIi5rUVMULh8&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false |isbn=978-981-10-2826-7 |ref=harv }}
* {{cite book|
* {{cite book|
* {{cite book|surname=Sandkühler |given=Evamaria |chapter=Popularisation of Religious Traditions in Indonesia — Historical Communication of a Chinese Indonesian Place of Worship |title=Religion, Tradition and the Popular. Transcultural Views from Asia and Europe |editor1=Schlehe, Judith |editor2=Sandkühler, Evamaria |year=2014 |place=[[Bielefeld]] |publisher=transcript |pages=157–84 |isbn=978-3-8376-2613-1 |url= |ref=harv}}
* {{cite book |editor-surname=Saran |editor-given=Syam |year=2018 |title=Cultural and Civilisational Links between India and Southeast Asia: Historical and Contemporary Dimensions |place=Singapore |publisher=Palgrave McMillan |url=https://books.google.co.id/books?id=Ye1lDwAAQBAJ&lpg=PR1&dq=isbn%3A9811073171&hl=ru&pg=PR1#v=onepage&q&f=false |isbn=978-981-10-7316-8 |ref=harv }}
* {{cite book|surname=Schärer|given=Hans|year=1963 |orig-year=1946|title=Ngaju Religion: The Conception of God among a South Borneo People |place=[[The Hague]]|publisher=Martinus Nijhoff|url= |isbn=978-90-04-24799-4|ref=harv}}
* {{cite journal |last=Schiller |first=Anne |year=1996 |title=An "Old" Religion in "New Order" Indonesia: Notes on Ethnicity and Religious Affiliation |journal=Sociology of Religion |volume=57 |issue=4 |pages=409–17 |publisher=[[Oxford University Press]] |editor-last=Schieman |editor-first=Scott |format=PDF |issn=1759-8818 |oclc=728290653 |doi=10.2307/3711895 |url=http://socrel.oxfordjournals.org/content/57/4/409.full.pdf |ref=harv }}
* {{cite book |surname=Schlehe |given=Judith |chapter=Translating Traditions and Transcendence: Popularised Religiosity and the ''Paranormal'' Practitioners' Position in Indonesia |title=Religion, Tradition and the Popular. Transcultural Views from Asia and Europe |editor1=Schlehe, Judith |editor2=Sandkühler, Evamaria |year=2014 |place=[[Bielefeld]] |publisher=transcript |pages=185–201 |isbn=978-3-8376-2613-1 |url=https://books.google.com/books?id=LMDWBQAAQBAJ&pg=PA201&lpg=PA201&dq=schlehe+judith&source=bl&ots=jW3xqbAxae&sig=ACfU3U3X6XIWB9A379X15ndI3XWaP50Cdg&hl=ru&sa=X&ved=2ahUKEwi0i4Ws0rrnAhWRX30KHTLMCfIQ6AEwEnoECAgQAQ#v=onepage&q=schlehe%20judith&f=false |ref=harv}}
* {{cite journal |surname=Schlehe |given=Judith |title=Cosmopolitanism, Pluralism and Self-Orientalisation in the Modern Mystical World of Java |journal=Asian Journal of Social Science |volume=47 |issue=3 |date=2019
* {{cite book |editor-surname=Schröter |editor-given=Susanne |title=Christianity in Indonesia. Perspectives of power |series=Southeast Asian Modernities, 12 |year=2010 |place=Berlin |publisher=Lit |isbn=9783643107985 |url=https://books.google.com/books?printsec=frontcover&vid=ISBN3643107986&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false |ref=harv}}
* {{cite
* {{cite book|surname=Seo|given=Myengkyo|year=2013|title=State Management of Religion in Indonesia|place=London; New York|publisher=[[Routledge]]
* {{cite book |surname=Shah |given=Dian A. H. |year=2017 |title=Constitutions, Religion and Politics in Asia: Indonesia, Malaysia and Sri Lanka |place=Cambridge |publisher=[[Cambridge University Press]]
* {{cite
* {{cite book|surname=
* {{cite book|surname=
* {{cite book |
* {{cite book|surname=Steenbrink|given=Karel|year=
* {{cite book|surname=Steenbrink|given=Karel|year=
* {{cite book|
* {{cite book|editor-surname=Swellengrebel|editor-given=J. L.|year=
* {{cite book|editor-surname=Swellengrebel|editor-given=J. L.|year=1969|title=Bali: Further Studies in Life, Thought, and Ritual |place=[[The Hague]] |publisher=W. van Hoeve|url= |asin=B0010P1VU2|isbn= |postscript=Selected studies on Bali by Dutch scholars |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Syryadinata|given=Leo|year=2005|chapter=Buddism and Confucianism in Contemporary Indonesia: Recent Developments|editor-surname1=Lindsey|editor-given1=Tim|editor-surname2=Pausacker|editor-given2=Helen|title=Chinese Indonesians: Remembering, Distorting, Forgetting|place=Singapore|publisher=ISEAS: Institute of Southeast Asian Studies|pages=77–94|url=https://books.google.co.id/books?id=qkaWBgAAQBAJ&lpg=PP1&dq=isbn%3A9812303030&hl=ru&pg=PP1#v=onepage&q&f=false * {{cite book |
* {{cite book|surname=Weinstock|given=Joseph |year=1983 |title=Kaharingan and the Luangan Dayaks: Religion and Identity in Central East Borneo. Thesis (Ph.D.) [[Universitas Cornell|Cornell University]] |url= |ref=harv}}
* {{cite book|editor-surname=Winzeler|editor-given=Robert L.|year=1993|title=The Seen and the Unseen: Shamanism, Mediumship and Possession in Borneo|pages= |place=[[Williamsburg, Va.]]|publisher=Borneo Research Council|url= |isbn=978-0962956812|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Woodward |given=Mark |title=Islam in Java: Normative Piety and Misticism in the Sultanate of Yogyakarta |year=1989 |place=Tucson |publisher=[[Universitas Arizona|University of Arizona Press]] |isbn= |url= |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Woodward |given=Mark |title=Java, Indonesia and Islam |year=2011 |place=Dordrecht |publisher=[[Springer Science+Business Media|Springer]] |isbn= |url= |ref=harv}}
* {{cite journal|last=Yang|first=Heriyanto|title=The History and Legal Position of Confucianism in Post Independence Indonesia|url=https://archiv.ub.uni-marburg.de/ep/0004/article/download/3627/3511/
* {{cite book |author=Zulkifli |year=2011 |title=The struggle of Shi’is in Indonesia |place=Canberra |publisher=[[Universitas Nasional Australia|ANU E Press]] |url=https://books.google.co.id/books?id=IbhIAgAAQBAJ&lpg=PR3&ots=3DmMxCB6eM&dq=The%20struggle%20of%20Shi%E2%80%99is%20in%20Indonesia.%20Canberra&hl=ru&pg=PR4#v=onepage&q=The%20struggle%20of%20Shi%E2%80%99is%20in%20Indonesia.%20Canberra&f=false |isbn=978-1925021295 |ref=harv }}
{{refend}}
{{refbegin|2}}
* {{cite book |surname=
* {{cite book
* {{cite book |surname=Schefold |given=Reimar |authorlink=:en:Reimar Schefold |title=Spielzeug für die Seelen — Kunst und Kultur der Mentawai-Inseln (Indonesien) |trans-title=Mainan untuk Jiwa: seni dan budaya Mentawai (Indonesia) |year=1980 |place=Zürich |publisher=[[Museum Rietberg]] |language=de |isbn= |ref=harv}}
* {{cite journal |surname=Schefold |given=Reimar |authorlink=:en:Reimar Schefold |title=De wildernis als cultuur van gene ziijde: tribale concepten van "natuur" in Indonesiο |trans-title=Hutan belantara sebagai budaya masa lalu: konsep suku "alam" di Indonesia |journal=Antropologische verkenningen |date=1988 |volume=7 |issue=4 |pages=5–22 |language=nl |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Schlehe |given=Judith |title=Die Meereskönigin des Südens, Ratu Kidul. Geisterpolitik im javanischen Alltag |trans-title=Ratu Laut Selatan, Ratu Kidul. Politik Roh dalam Kehidupan Harian Jawa |year=1998 |place=Berlin |publisher=Dietrich Reimer |language=de|isbn=3-496-02657-X |ref=harv}}
{{refend}}
== Pranala luar ==
{{Commonscat|Religion in Indonesia}}
* {{cite web|url=http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0 |title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut|date=15 Mei 2010|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|location=Jakarta|access-date=20-10-2011}}
* {{cite web|url=https://www.state.gov/j/drl/rls/irf/2008/108407.htm |title=International Religious Freedom Report 2008. Indonesia|publisher=[[Departemen Luar Negeri Amerika Serikat|US Department of State]]|lang=en|access-date=31-03-2014}}
|