Suku Karo: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(837 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{Short description|Indonesian ethnic group}}
[[Berkas:Rumah Karo.JPG|thumb|right|300px|Rumah Adat Karo]]
{{Bedakan|Suku Kao}}
'''Karo''' adalah suku asli yang mendiami [[Dataran Tinggi Karo]], Kabupaten [[Deli Serdang]], [[Kota Binjai]], Kabupaten [[Langkat]], Kabupaten [[Dairi]], [[Kota Medan]], dan Kabupaten [[Aceh Tenggara]]. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu [[Kabupaten Karo]]. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut [[Bahasa Karo]].
{{Kegunaan lain|Karo}}
Sebagian besar masyarakat suku Karo enggan disebut sebagai orang [[Batak]] karena merasa berbeda. Suku Karo mempunyai sebutan sendiri untuk orang Batak yaitu ''Kalak Teba''. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna [[merah]] dan penuh dengan perhiasan [[emas]].
{{Contains special characters|special=[[Surat Batak]]}}
{{infobox ethnic group
|group = Orang Karo<br /><br />''Kalak Karo''<br />{{btk|ᯂᯞᯂ᯳ ᯆᯗᯂ᯳ ᯂᯒᯭ}}
|image = <table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
<td>[[Berkas:KIB Malem Sambat Kaban.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Tifatul-sembiring.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Anthony Sinisuka Ginting - Indonesia Masters 2018.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Tanta Ginting on Wheels & Eat by HSR Wheel in 2019.png|60x80px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Malem Sambat Kaban]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Tifatul Sembiring]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Anthony Sinisuka Ginting]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Tanta Ginting]]</small></td>
</tr>
<tr>
<td>[[Berkas:Cory Sriwaty Sebayang 2021.png|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Lyodra pada tahun 2021.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Adrianus Meliala.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Danpussenif Arifin Tarigan.png|60x80px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Cory Sriwaty Sebayang]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Lyodra Ginting]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Adrianus Meliala]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Arifin Tarigan]]</small></td>
</tr>
</table>
|population = ± 1.100.000 ([[2010]])
|region1 = <!-- '''[[Sumatra Utara]]''' -->
|pop1 = <!-- ? -->
|region2 = <!-- {{nbsp|7}}[[Kabupaten Karo]] -->
|pop2 = <!-- ? -->
|region3 = <!-- {{nbsp|7}}[[Kabupaten Deli Serdang]] -->
|pop3 = <!-- ? -->
|region4 = <!-- {{nbsp|7}}[[Kabupaten Langkat]] -->
|pop4 = <!-- ? -->
|region5 = <!-- {{nbsp|7}}[[Kabupaten Dairi]] -->
|pop5 = <!-- ? -->
|region6 = <!-- {{nbsp|7}}[[Kabupaten Simalungun]] -->
|pop6 = <!-- ? -->
|region7 = <!-- {{nbsp|7}}[[Kota Medan]] -->
|pop7 = <!-- ? -->
|region8 = <!-- {{nbsp|7}}[[Kota Binjai]] -->
|pop8 = <!-- ? -->
|region9 = <!-- '''[[Aceh]]''' -->
|pop9 = <!-- ? -->
|region10 = <!-- {{nbsp|7}}[[Kabupaten Aceh Tenggara]] -->
|pop10 = <!-- ? -->
|langs = [[Bahasa Karo|Batak Karo]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Batak Simalungun|Batak Simalungun]], [[Bahasa Batak Toba|Batak Toba]], [[Bahasa Batak Pakpak|Batak Pakpak]]
|rels = {{hlist|[[Protestanisme|Kristen Protestan]] (57.5%) <ref>{{Cite journal|last=Ginting|first=Ray Brema|date=2016|title=Kristen di Dataran Tinggi Karo Tahun 1890-1906|url=http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/17540|journal=Kristen di Dataran Tinggi Karo Tahun 1890-1906|language=id|publisher=Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)}}</ref>|[[Islam]] (21,3%)<ref>{{Cite journal|last=Ginting|first=Dewi|date=2012-08-08|title=SEJARAH BERKEMBANGNYA AGAMA ISLAM DI TANAH KARO SUMATERA UTARA PADA TAHUN 1980- 2010|url=http://digilib.unimed.ac.id/17575/|journal=Ginting, Dewi (2012) SEJARAH BERKEMBANGNYA AGAMA ISLAM DI TANAH KARO SUMATERA UTARA PADA TAHUN 1980- 2010. Undergraduate thesis, UNIMED.|language=id|publisher=UNIMED}}</ref>|[[Katolik|Kristen Katolik]] (18,7%)<ref>{{Cite web|first=Ranika Br Ginting|date=Oktober 2014|title=Katolik di Tanah Karo: Kabanjahe, 1942-1970an|url=https://jurnal.ugm.ac.id/lembaran-sejarah/article/view/23810|website=jurnal.ugm.ac.id|publisher=Jurnal Lembaran Sejarah, Vol. 11, No. 2, Oktober 2014 {{!}} Mahasiswa S1 Jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada|access-date=}}</ref>|[[Agama Buddha|Buddha]] (1.4%)<ref>{{Cite journal|last=Rasmamana|first=Edi Putra|date=2016-09-03|title=PENYEBARAN AGAMA BUDDHA PADA MASYARAKAT KARO DI KABUPATEN LANGKAT|url=http://digilib.unimed.ac.id/20042/|journal=Rasmamana, Edi Putra (2016) PENYEBARAN AGAMA BUDDHA PADA MASYARAKAT KARO DI KABUPATEN LANGKAT. Undergraduate thesis, UNIMED.|language=id|publisher=UNIMED}}</ref><ref>{{cite book|title=Voice of Nature, Volumes 85-95|year=1990|publisher=Yayasan Indonesia Hijau|page=45}}</ref>|Lainnya (1.1%)
}}
|related = {{hlist|[[Suku Alas|Alas]]|[[Suku Singkil|Singkil]]|[[Suku Keluwat|Kluet]]|[[Suku Pakpak|Batak Pakpak]]|[[Suku Simalungun|Batak Simalungun]]|[[Suku Batak Toba|Batak Toba]]|[[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]]}}
}}
 
'''Batak Karo''' ([[Surat Batak]]: {{batk|ᯂᯞᯂ᯳ ᯆᯗᯂ᯳ ᯂᯒᯭ}}, [[Alih aksara|transliterasi]]: ''Kalak'' Batak Karo; lazim disebut sebagai '''Karo''' saja) merupakan salah satu kelompok [[Kelompok etnik|etnis]] [[Suku Batak|Batak]] yang menyebar dan menetap di [[Tanah Karo]] (mendiami wilayah [[Sumatra Utara]] dan sebagian [[Aceh]]; meliputi Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]], sebagian Kabupaten [[Kabupaten Aceh Tenggara|Aceh Tenggara]], [[Kabupaten Langkat|Langkat]], [[Kabupaten Dairi|Dairi]], [[Kabupaten Simalungun|Simalungun]], [[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]], Kota [[kota Medan|Medan]], dan Kota [[Kota Binjai|Binjai]]). Etnis ini merupakan salah satu etnis terbesar di [[Sumatra Utara]]. Nama etnis ini dijadikan sebagai nama salah satu kabupaten di Sumatra Utara, yaitu Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]]. Etnis ini memiliki bahasa yang disebut [[bahasa Karo]] atau ''cakap Karo''. Pakaian adat Karo didominasi dengan warna [[merah]] serta [[hitam]] dan penuh dengan perhiasan [[emas]]. Konon, Kota [[Kota Medan|Medan]] didirikan oleh seorang tokoh Karo yang bernama [[Guru Patimpus|Guru Patimpus Sembiring Pelawi]].
== Eksistensi Kerajaan Haru-Karo ==
 
== Sejarah dan etimologi ==
Kerajaan [[Haru-Karo]] mulai menjadi [[kerajaan]] besar di [[Sumatera]], namun tidak diketahui secara pasti kapan berdirinya. Namun demikian, Brahma Putra, dalam bukunya "Karo dari Jaman ke Jaman" mengatakan bahwa pada abad 1 Masehi sudah ada kerajaan di [[Sumatera Utara]] yang rajanya bernama "[[Pa Lagan]]". Menilik dari nama itu merupakan bahasa yang berasal dari suku Karo. Mungkinkah pada masa itu kerajaan haru sudah ada?, hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.(Darman Prinst, SH :2004)
Karo adalah etnis yang mendiami [[Tanah Karo]] (meliputi Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]], Kabupaten [[Kabupaten Langkat|Langkat]], Kabupaten [[Kabupaten Dairi|Dairi]], Kabupaten [[Kabupaten Simalungun|Simalungun]], Kabupaten [[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]], Kota [[Kota Medan|Medan]], Kota [[Kota Binjai|Binjai]], dan Kabupaten [[Kabupaten Aceh Tenggara|Aceh Tenggara]]). Etnis ini memiliki bahasa yang disebut [[bahasa Karo]] dan memiliki salam khas yaitu ''Mejuah-juah''. Adapun rumah tradisional masyarakat Karo atau yang dikenal dengan nama [[Siwaluh Jabu]] yang berarti rumah untuk delapan keluarga, yaitu rumah yang terdiri dari delapan bilik yang masing-masing bilik dihuni oleh satu keluarga. Tiap keluarga yang menghuni rumah itu memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan pola kekerabatan masing-masing.
 
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De bekende Karo-Batak schaker Si Narser met zijn vrouw Karolanden Noord-Sumatra TMnr 10005391.jpg|thumb|upright|Seorang wanita Karo mengenakan kain (''Gatip Ampar'') di atas bahunya dan anting-anting (''padung perak''), dan seorang pria Karo kemungkinan mengenakan ''Julu Berjongkit'' atau ''Ragi Santik'' sebagai penutup pinggul. Foto diambil di salah satu desa di Kabupaten Karo, sekitar tahun 1914-1919.]]
Kerajaan Haru-Karo diketahui tumbuh dan berkembang bersamaan waktunya dengan kerajaan [[Majapahit]], [[Sriwijaya]], [[Johor]], [[Malaka]] dan [[Aceh]]. Terbukti karena kerajaan Haru pernah berperang dengan kerajaan-kerajaan tersebut.
 
== Wilayah Karo ==
Kerajaan Haru identik dengan suku Karo,yaitu salah satu suku di [[Nusantara]]. Pada masa keemasannya, kerajaan Haru-Karo mulai dari Aceh Besar hingga ke sungai Siak di Riau. Eksistensi Haru-Karo di Aceh dapat dipastikan dengan beberapa nama desa di sana yang berasal dari bahasa Karo. Misalnya [[Kuta Raja]] (Sekarang Banda Aceh), [[Kuta Binjei]] di [[Aceh Timur]], [[Kuta Karang]], [[Kuta Alam]], [[Kuta Lubok]], [[Kuta Laksmana Mahmud]], [[Kuta Cane]], [[Blang Kejeren]], dan lainnya. (D.Prinst, SH: 2004)
{{multiple image
| align = right
| direction = vertical
| width = 200
| header = [[Siwaluh Jabu]] <br> (Rumah tradisional masyarakat Karo)
| image1 = COLLECTIE TROPENMUSEUM Het wooncomplex van Pa Mbelga met schedelhuis (geriten) en duiventil te Kabandjahe TMnr 60038147.jpg
| caption1 = Siwaluh Jabu tempo dulu di [[Kabanjahe, Karo|Kabanjahe]].
| image2 = Batak Karo House at Dokan Village (01).jpg
| caption2 = Siwaluh Jabu di Desa [[Dokan, Merek, Karo|Dokan]].
}}
 
Sering terjadi kekeliruan dalam percakapan sehari-hari dimana wilayah Karo hanya diidentikkan dengan Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]]. Padahal, [[Tanah Karo]] (''Taneh Karo'') jauh lebih luas daripada Kabupaten Karo meliputi:
Terdapat suku Karo di [[Aceh Besa]]r yang dalam logat Aceh disebut [[Karee]]. Keberadaan suku Haru-Karo di Aceh ini diakui oleh H. Muhammad Said dalam bukunya "Aceh Sepanjang Abad", (1981). Beliau menekankan bahwa penduduk asli Aceh Besar adalah keturunan mirip Batak. Namun tidak dijelaskan keturunan dari batak mana penduduk asli tersebut. Sementara itu, H. M. Zainuddin dalam bukunya "Tarikh Aceh dan Nusantara" (1961) dikatakan bahwa di lembah Aceh Besar disamping Kerajaan Islam ada kerajaan Karo. Selanjunya disebutkan bahwa penduduk asli atau bumi putera dari Ke-20 Mukim bercampur dengan suku Karo yang dalam bahasa Aceh disebut Karee. [[Brahma Putra]], dalam bukunya "Karo Sepanjang Zaman" mengatakan bahwa raja terakhir suku Karo di Aceh Besar adalah [[Manang Ginting Suka]].
 
=== Kabupaten Karo ===
Kelompok karo di Aceh kemudian berubah nama menjadi "Kaum Lhee Reutoih" atau [[kaum tiga ratus]]. Penamaan demikian terkait dengan peristiwa perselisihan antara suku Karo dengan suku Hindu di sana yang disepakati diselesaikan dengan perang tanding. Sebanyak tiga ratus (300) orang suku Karo akan berkelahi dengan empat ratus (400) orang suku Hindu di suatu lapangan terbuka. Perang tanding ini dapat didamaikan dan sejak saat itu suku Karo disebut sebagai kaum tiga ratus dan kaum Hindu disebut kaum empat ratus.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Karolanden. Si Garang Garang links een bamboe dakladder op den achtergrond de Sinaboeng.' TMnr 10017210.jpg|jmpl|200px|Tanah Karo (1917).]]
Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]] terletak di dataran tinggi Karo. Wilayah yang terkenal di kabupaten ini adalah [[Berastagi, Karo|Berastagi]] dan [[Kabanjahe, Karo|Kabanjahe]]. Berastagi merupakan salah satu kota turis di [[Sumatra Utara]] yang sangat terkenal dengan produk pertaniannya yang unggul. Salah satunya adalah buah jeruk dan produk minuman yang terkenal, jus markisa. Mayoritas suku Karo bermukim di daerah pegunungan ini, tepatnya di daerah [[Gunung Sinabung]] dan [[Gunung Sibayak]] yang sering disebut sebagai atau "[[Tanah Karo|Taneh Karo]] Simalem". Banyak keunikan-keunikan terdapat pada masyarakat Karo, baik dari geografis, alam, maupun bentuk masakan. Masakan Karo, salah satu yang unik adalah ''trites''. Trites ini disajikan pada saat pesta budaya, seperti pesta pernikahan, pesta memasuki rumah baru, dan pesta tahunan yang dinamakan -kerja tahun-. Trites ini bahannya diambil dari isi lambung sapi/kerbau, yang belum dikeluarkan sebagai kotoran. Bahan inilah yang diolah sedemikian rupa dicampur dengan bahan rempah-rempah sehingga aroma tajam pada isi lambung berkurang dan dapat dinikmati. Masakan ini merupakan makanan istimewa yang di suguhkan kepada yang dihormati.
 
=== Kota Medan ===
Dikemudian hari terjadi pencampuran antar suku Karo dengan [[suku Hindu]] dan mereka disebut sebagai [[kaum Jasandang]]. Golongan lainnya adalah [[Kaum Imam Pewet]] dan [[Kaum Tok Batee]] yang merupakan campuran suku pendatang, seperti: [[Kaum Hindu]], [[Bangsa Arab|Arab]], [[Persia]], dan lainnya.
 
Pendiri Kota [[Kota Medan|Medan]] adalah seorang putra Karo yaitu [[Guru Patimpus|Guru Patimpus Sembiring Pelawi]]. Sebagian sejarawan dan pemerhati budaya juga memercayai bahwa asal mula nama Kota Medan berasal dari bahasa [[bahasa Karo|Karo]], "''madan''" yang berarti "obat". Namun pendapat ini masih menjadi pro dan kontra karena terdapat beberapa versi mengenai asal mula nama Medan.
== Wilayah Suku Karo ==
 
=== Kota Binjai ===
Sering terjadi kekeliruan dalam percakapan sehari-hari di masyarakat bahwa ''Taneh'' ''Karo'' diidentikkan dengan Kabupaten Karo. Padahal, [[Taneh Karo]] jauh lebih luas daripada Kabupaten Karo karena meliputi:
Kota [[Kota Binjai|Binjai]] merupakan daerah yang memiliki interaksi paling kuat dengan Kota [[Kota Medan|Medan]] disebabkan oleh jaraknya yang relatif sangat dekat dari Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi [[Sumatra Utara]]. Nama "Binjai" juga dipercaya berasal dari gabungan kedua kosakata bahasa [[bahasa Karo|Karo]], "''ben''" dan "''i-jei''" yang artinya "bermalam di sini". Hal tersebut kemudian diucapkan "''Binjei''" dan menjadi "Binjai" hingga sekarang.
 
=== Kabupaten Tanah KaroLangkat ===
Orang Karo di Kabupaten [[Kabupaten Langkat|Langkat]] mendiami daerah hulu, seperti [[Bahorok, Langkat|Bahorok]], [[Kutambaru, Langkat|Kutambaru]], [[Sei Bingai, Langkat|Sei Bingai]], [[Kuala, Langkat|Kuala]], [[Salapian, Langkat|Salapian]], [[Selesai, Langkat|Selesai]], [[Batang Serangan, Langkat|Batang Serangan]], dan [[Sirapit, Langkat|Serapit]]. Teluk Aru yang berada di Langkat Hilir juga pernah menjadi pusat pemerintahan [[Kerajaan Haru]], kerajaan bercorak Karo-Melayu yang dimana menjadi leluhur dari raja dan sultan Melayu Sumatra Timur.
Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Tanah Karo. Kota yang terkenal dengan di wilayah ini adalah Brastagi dan Kabanjahe. Brastagi merupakn salah satu kota turis di Sumatera Utara yang sangat terkenal dengan produk pertaniannya yang unggul. Salah satunya adalah buah jeruk dan produk minuman yang terkenal yaitu sebagai penghasil ''Markisa Jus'' yang terkenal hingga seluruh nusantara.
Mayoritas suku Karo bermukim di daerah pegunungan ini, tepatnya di daerah [[Gunung Sinabung]] dan [[Gunung Sibayak]] yang sering disebut sebagai atau "Taneh Karo Simalem".
 
=== KotaKabupaten MedanDairi ===
Wilayah Kabupaten [[Kabupaten Dairi|Dairi]] pada umumnya subur dengan kemakmuran masyarakatnya melalui perkebunan kopinya yang berkualitas. Sebagian Kabupaten Dairi yang merupakan bagian dari Tanah Karo adalah:
Pendiri kota Medan adalah seorang putra Karo yaitu ''Guru Patimpus Sembiring Pelawi''.
 
* Kecamatan [[Tanah Pinem, Dairi|Taneh Pinem]]
=== Kota Binjai ===
* Kecamatan [[Tigalingga, Dairi|Tigalingga]]
Kota Binjai merupakan daerah yang memiliki interaksi paling kuat dengan kota Medan disebabkan oleh jaraknya yang relatif sangat dekat dari kota Medan sebagai Ibu kota provinsi Sumatera Utara.
* Kecamatan [[Gunung Sitember, Dairi|Gunung Sitember]]
* Kecamatan [[Gunung Sitember, Dairi|Gunung Sitember]]
 
=== Kabupaten DairiAceh Tenggara ===
Tanah Karo di Kabupaten [[Kabupaten Aceh Tenggara|Aceh Tenggara]] meliputi:
Wilayah kabupaten Dairi pada umumnya sangat subur dengan kemakmuran masyarakatnya melalui perkebunan kopinya yang sangat berkualitas. Sebagian kabupaten Dairi yang merupakan Taneh Karo:
 
* Kecamatan Taneh[[Lawe PinemSigala-Gala, Aceh Tenggara|Lawe Sigala-Gala]]
* Kecamatan Tiga[[Semadam, LinggaAceh Tenggara|Semadam]]
 
=== Kabupaten Deli Serdang ===
* Kecamatan [[Tanjung Morawa, Deli Serdang|Tanjung Morawa]]
* Kecamatan [[Sinembah Tanjung Muda Hulu, Deli Serdang|Sinembah Tanjung Muda Hulu]]
* Kecamatan [[Sinembah Tanjung Muda Hilir, Deli Serdang|Sinembah Tanjung Muda Hilir]]
* Kecamatan [[Sibolangit, Deli Serdang|Sibolangit]]
* Kecamatan [[Pancur Batu, Deli Serdang|Pancur Batu]]
* Kecamatan [[Kutalimbaru, Deli Serdang|Kutalimbaru]]
* Kecamatan [[Sunggal, Deli Serdang|Sunggal]]
* Kecamatan [[Deli Tua, Deli Serdang|Deli Tua]]
* Kecamatan [[Sibiru-biru, Deli Serdang|Sibiru-biru]]
* Kecamatan [[Gunung Meriah, Deli Serdang|Gunung Meriah]]
 
=== Kabupaten Simalungun ===
Sebagian kabupaten Deli Serdang yang merupakan Taneh Karo:
* Kecamatan [[Dolok Silau, Simalungun|Dolok Silau]]
* Kecamatan [[Pamatang Silima Huta, Simalungun|Pamatang Silimahuta]]
* Kecamatan [[Silimakuta, Simalungun|Silimakuta]]
 
== Marga ==
* Kecamatan Lubuk Pakam
{{main|Marga Karo}}
* Kecamatan Bangun Purba
* Kecamatan Galang
* Kecamatan Gunung Meriah
* Kecamatan Sibolangit
* Kecamatan Pancur Batu
* Kecamatan Namo Rambe
* Kecamatan Sunggal
* Kecamatan Kuta Limbaru
* Kecamatan STM Hilir
* Kecamatan Hamparan Perak
* Kecamatan Tanjung Morawa
* Kecamatan Sibiru-biru
 
Etnis Karo memiliki sistem kemasyarakatan atau [[adat]] yang dikenal dengan nama ''merga silima'', ''tutur siwaluh'', dan ''[[Rakut Sitelu|rakut sitelu]]''. Merga disebut untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan disebut ''beru''. ''Merga'' atau ''beru'' ini disandang di belakang nama seseorang. ''Merga'' dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok utama (marga inti/pokok), yang disebut dengan ''merga silima''. Kelima merga tersebut adalah:
=== Kabupaten Langkat ===
<center>
{| class="wikitable" style="border: none; background: none;"
! colspan="1" rowspan="2" style="border: none; background: none;"|[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Model van een huis van een aanzienlijke familie TMnr 137-16.jpg|none|link=|75px]]
! colspan="5"| Marga utama ''(merga silima)''
|-
! [[Ginting]] !! [[Karokaro]]!! [[Peranginangin]]!! [[Sembiring]] !! [[Tarigan]]
|-
! rowspan="21"| Sub-marga
| Ajartambun || [[Karo-Karo Barus|Barus]] || [[Peranginangin Bangun|Bangun]] || [[Sembiring Brahmana|Brahmana]] || Bondong
|-
| Babo || [[Karokaro Bukit|Bukit]]|| [[Benjerang]] || [[Bunuhaji]] || Ganagana
|-
| Beras || [[Gurusinga]]|| [[Kacinambun]] || [[Busok]] || [[Girsang|Gersang]]
|-
| Guru Patih || [[Kaban]] || [[Keliat]] || [[Colia]] || Gerneng
|-
| Garamata || [[Kacaribu]] || [[Perangin-angin Laksa|Laksa]] || [[Depari]] || Jampang
|-
| Jandibata || [[Karosekali]] || [[Limbeng]] || [[Gurukinayan]]|| Kerendam
|-
| Jawak || [[Kemit]] || [[Mano]] || [[Sembiring Keling|Keling]] || [[Purba]]
|-
| [[Manik]] || [[Ketaren]] || [[Namohaji]] || [[Keloko]] || Pekan
|-
| [[Munthe|Munte]] || [[Karokaro Manik|Manik]] || [[Pencawan]] || [[Kembaren]] || [[Siboro|Sibero]]
|-
| Pase || [[Paroka]] || [[Penggarus]] || [[Maha]] || Silangit
|-
| [[Saragih|Seragih]] || [[Karokaro Purba|Purba]] || [[Peranginangin Perbesi|Perbesi]] || [[Sembiring Meliala|Meliala/Milala]] || Tambun
|-
| Suka || [[Samura]] || [[Pinem]] || [[Muham]] || Tambak
|-
| Sugihen || [[Sinubulan]] || [[Sebayang]] || [[Pandia]] || Tegur
|-
| Sinusinga || [[Sinuhaji]] || [[Singarimbun]] || [[Pandebayang]] || Tendang
|-
| Tumangger || [[Sinukaban]] || [[Sinurat]]|| [[Pelawi]] || Tua
|-
| {{sdash}} || [[Sinulingga]] || [[Sukatendel]] || [[Sinukapar]] || {{sdash}}
|-
| {{sdash}} || [[Sinuraya]] || [[Peranginangin Tanjung|Tanjung]] || [[Sinulaki]] || {{sdash}}
|-
| {{sdash}} || [[Sitepu]] || [[Ulunjandi]] || [[Sinupayung]] || {{sdash}}
|-
| {{sdash}} || [[Surbakti]] || [[Uwir]] || [[Tekang]] || {{sdash}}
|-
| {{sdash}} || [[Torong]] || {{sdash}} || {{sdash}} || {{sdash}}
|-
| {{sdash}} || [[Karokaro Ujung|Ujung]]|| {{sdash}} || {{sdash}} || {{sdash}}
|}
</center>
Kelima marga Karo tersebut mempunyai sub-marga masing-masing, dimana setiap orang Karo mempunyai salah satu dari merga tersebut. Marga diperoleh secara turun termurun dari ayah, marga ayah juga merga anak. Orang yang mempunyai merga atau beru yang sama, dianggap bersaudara dalam arti mempunyai nenek moyang yang sama. Jikalau laki-laki bermarga sama, maka mereka disebut (b)''ersenina.'' Demikian juga antara perempuan dengan perempuan yang mempunyai ''beru'' yang sama, maka mereka disebut juga (b)''ersenina''. Namun antara seorang laki-laki dengan perempuan yang bermerga sama, mereka disebut ''erturang'', sehingga dilarang melakukan perkawinan, kecuali pada merga ''Sembiring (Sembiring Kembaren).''
 
== Falsafah kemasyarakatan ==
Taneh Karo di kabupaten Langkat meliputi:
[[File:Batak Karo Wedding.jpg|thumb|upright|Pasangan pengantin pria dan wanita menikah dengan pakaian adat Karo lengkap dengan [[Uis]] dan tudung Karo untuk perempuan, serta bekabuluh untuk laki-laki.]]
 
Hal lain yang penting dalam susunan masyarakat Karo adalah ''rakut sitelu'', yang artinya secara metaforik adalah Tungku Nan Tiga, yang berarti Ikatan yang Tiga. Arti ''rakut sitelu'' tersebut adalah ''Sangkep Nggeluh'' (Kelengkapan Hidup) bagi orang Karo. Kelengkapan yang dimaksud adalah lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat Karo yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu:
* Kecamatan Selesai
# ''Kalimbubu''
* Kecamatan Kuala
# ''Anak Beru''
* Kecamatan Salapian
# ''Sembuyak''
* Kecamatan Bahorok
* Kecamatan Pd.Tualang (Batang Serangan)
* Kecamatan Sungai Bingai
* Kecamatan Stabat
 
* Kalimbubu dapat didefinisikan sebagai keluarga pemberi [[istri]].
=== Kabupaten Aceh Tenggara ===
* Anak Beru yaitu keluarga yang mengambil atau menerima istri.
* Sembuyak adalah keluarga satu [[galur]] keturunan merga atau keluarga inti.
 
Orang Karo mempunyai salam khas yaitu ''Mejuah-juah'' atau lengkapnya adalah ''mejuah-juah kita kerina'' yang memiliki arti sehat-sehat kita semua, baik-baik kita semua, kedamaian, kesehatan, kebaikan untuk kita semua.
Taneh Karo di kabupaten Aceh Tenggara meliputi:
{{clear}}
 
== Sistem kekerabatan ==
* Kecamatan Lau Sigala-gala (Desa Lau Deski, Lau Perbunga, Lau Kinga)
[[File:Batak Karo Wedding Selendang.jpg|thumb|upright|Kedua mempelai dari etnis Karo berbusana adat Karo.]]
* Kecamatan Simpang Simadam
''Tutur Siwaluh'' adalah konsep kekerabatan masyarakat Karo, yang berhubungan dengan penuturan, yaitu terdiri dari delapan golongan:
# Puang Kalimbubu
# Kalimbubu
# Senina
# Sembuyak
# Senina Sipemeren
# Senina Sepengalon/Sedalanen
# Anak Beru
# Anak Beru Menteri
 
Dalam pelaksanaan upacara adat, ''Tutur Siwaluh'' ini masih dapat dibagi lagi dalam kelompok-kelompok lebih khusus sesuai dengan keperluan dalam pelaksanaan upacara yang dilaksanakan, yaitu sebagai berikut :
== Marga ==
# Puang Kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu seseorang
{{main|Marga Karo}}
# Kalimbubu adalah kelompok pemberi istri kepada keluarga tertentu. Kalimbubu ini dapat dikelompokkan lagi menjadi :
'''Suku Karo''' memiliki sistem kemasyarakatan atau [[adat]] yang dikenal dengan nama ''merga silima'', ''tutur siwaluh'', dan ''rakut sitelu''. Masyarakat Karo mempunyai sistem [[marga]] (klan). Marga atau dalam bahasa Karo disebut ''merga'' tersebut disebut untuk [[laki-laki]], sedangkan untuk [[perempuan]] yang disebut ''beru''. ''Merga'' atau ''beru'' ini disandang di belakang nama seseorang. ''Merga'' dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok, yang disebut dengan ''merga silima'', yang berarti marga yang lima. Kelima merga tersebut adalah:
#* Kalimbubu Bena-bena atau Kalimbubu Tua, yaitu kelompok pemberi istri kepada kelompok tertentu yang dianggap sebagai kelompok pemberi istri adalah dari keluarga tersebut. Misalnya A bermerga Sembiring bere-bere Tarigan, maka Tarigan adalah Kalimbubu Si A. Jika A mempunyai anak, maka merga Tarigan adalah Kalimbubu Bena-bena / Kalimbubu Tua dari anak A. Jadi Kalimbubu Bena-bena atau Kalimbubu Tua adalah kalimbubu dari ayah kandung.
#* Kalimbubu Simada Dareh adalah berasal dari ibu kandung seseorang. Kalimbubu Simada Dareh adalah saudara laki-laki dari ibu kandung seseorang. Disebut Kalimbubu Simada Dareh karena mereka yang dianggap mempunyai keturunan sedarah, karena sedarah maka itu juga yang terdapat dalam diri keponakannya.
#* Kalimbubu Iperdemui, yaitu yang berarti kalimbubu yang dijadikan kalimbubu oleh karena seseorang mengawini putri dari satu keluarga untuk pertama kalinya. Maka seseorang itu yang menjadi kalimbubu adalah berdasarkan perkawinan.
# Senina, yaitu mereka yang bersaudara karena mempunyai merga dan submerga yang sama.
# Sembuyak, yaitu secara harfiah artinya adalah satu dan Mbuyak yang artinya adalah kandungan. Maka artinya adalah orang-orang yang lahir dari kandungan atau rahim yang sama. Namun dalam masyarakat Karo istilah ini digunakan untuk senina yang berlainan sub-merga juga, dalam bahasa Karo disebut Sindauh Ipedeher (Yang jauh menjadi dekat).
# Sipemeren, yaitu orang-orang yang ibu-ibu mereka bersaudara kandung. Bagian ini didukung lagi oleh pihak Siparibanen, yaitu orang-orang yang mempunyai istri yang bersaudara.
# Senina Sepengalon atau Sendalanen, yaitu orang yang bersaudara karena mempunyai anak-anak yang memperistri dari beru yang sama.
# Anak beru, yang berarti pihak yang mengambil istri dari suatu keluarga tertentu untuk diperistri. Anak beru dapat terjadi secara langsung karena mengawini wanita keluarga tertentu, dan secara tidak langsung melalui perantaraan orang lain, seperti Anak Beru Menteri dan Anak Beru Singikuri. Anak beru ini terdiri lagi sebagai berikut :
#* Anak Beru Tua, adalah anak beru dalam satu keluarga turun temurun. Paling tidak tiga generasi telah mengambil istri dari keluarga tertentu (Kalimbubu-nya). Anak Beru Tua adalah anak beru yang utama, karena tanpa kehadirannya dalam suatu upacara adat yang dibuat oleh pihak kalimbubu-nya, maka upacara tersebut tidak dapat dimulai. Anak Beru Tua juga berfungsi sebagai Anak Beru Singerana (sebagai pembicara), karena fungsinya dalam upacara adat sebagai pembicara dan pemimpin keluarga dalam keluarga kalimbubu dalam konteks upacara adat.
#* Anak Beru Cekoh Baka Tutup, yaitu anak beru yang secara langsung dapat mengetahui segala sesuatu di dalam keluarga kalimbubu-nya. Anak Beru Cekoh Baka Tutup adalah anak saudara perempuan dari seorang kepala keluarga. Misalnya Si A seorang laki-laki, mempunyai saudara perempuan Si B, maka anak Si B adalah Anak Beru Cekoh Baka Tutup dari Si A. Dalam panggilan sehari-hari anak beru disebut juga Bere-bere Mama.
# Anak Beru Menteri, yaitu anak berunya si anak beru. Asal kata Menteri adalah dari kata Minteri yang berarti meluruskan. Jadi anak beru minteri mempunyai pengertian yang lebih luas sebagai petunjuk, mengawasi serta membantu tugas kalimbubu-nya dalam suatu kewajiban dalam upacara adat. Ada pula yang disebut Anak Beru Singkuri, yaitu anak beru-nya si Anak Beru Menteri. Anak beru ini mempersiapkan hidangan dalam konteks upacara adat.
 
== Bahasa dan aksara ==
#'''Karo-karo '''
{{Utama|Bahasa Karo|Surat Batak}}
#'''Tarigan '''
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Bamboe tabaks- en wichelkoker met Bataks schrift TMnr 512-4.jpg|thumb|upright|Ukiran dari sebuah tulisan ratapan Karo (Bilang-bilang) menggunakan aksara Karo pada media bambu.]]
#'''Ginting'''
#'''Sembiring'''
#'''Perangin-angin'''
 
Bahasa Karo merupakan bahasa [[rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]] dan digolongkan dalam rumpun bahasa [[Rumpun bahasa Batak#Pembagian|Batak bagian utara]]<ref>https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Sumatra%20Utara</ref> yang utamanya dituturkan oleh masyarakat Karo di wilayah Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]], Kabupaten [[Kabupaten Langkat|Langkat]], Kabupaten [[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]], Kabupaten [[Kabupaten Dairi|Dairi]], dan Kota [[Kota Medan|Medan]].
 
Aksara yang digunakan oleh orang Karo adalah ''tulisen'' Karo yang merupakan varian dari [[Surat Batak]]. Aksara ini adalah aksara kuno yang dipergunakan oleh masyarakat Karo, akan tetapi pada saat ini penggunaannya sangat terbatas bahkan hampir tidak pernah digunakan lagi.
Kelima merga ini masih mempunyai submerga masing-masing. Setiap orang Karo mempunyai salah satu dari merga tersebut. Merga diperoleh secara otomatis dari ayah. Merga ayah juga merga anak. Orang yang mempunyai merga atau beru yang sama, dianggap bersaudara dalam arti mempunyai nenek moyang yang sama. Kalau laki-laki bermarga sama, maka mereka disebut (b)''ersenina'', demikian juga antara perempuan dengan perempuan yang mempunyai beru sama, maka mereka disebut juga (b)''ersenina''. Namun antara seorang laki-laki dengan perempuan yang bermerga sama, mereka disebut erturang, sehingga dilarang melakukan perkawinan, kecuali pada merga ''Sembiring'' dan ''Peranginangin'' ada yang dapat menikah diantara mereka.
{{clear}}
 
== RakutKalender SiteluKaro ==
=== Nama-nama bulan ===
Adapun nama-nama bulan dan binatang atau benda apa yang bersamaan dengan bulan bersangkutan adalah sebagai berikut:
* Bulan ''Sipaka sada'' merupakan bulan [[kambing]]
* Bulan ''Sipaka dua'' merupakan bulan [[lembu]]
* Bulan ''Sipaka telu'' merupakan bulan ''gaya'' ([[cacing]])
* Bulan ''Sipaka empat'' merupakan bulan ''padek'' ([[katak]])
* Bulan ''Sipaka lima'' merupakan bulan ''arimo'' ([[harimau]])
* Bulan ''Sipaka enem'' merupakan bulan ''kuliki'' ([[elang]])
* Bulan ''Sipaka pitu'' merupakan bulan [[kayu]]
* Bulan ''Sipaka waluh'' merupakan bulan ''tambok'' ([[kolam]])
* Bulan ''Sipaka siwah'' merupakan bulan ''gayo'' ([[kepiting]])
* Bulan ''Sipaka sepuluh'' merupakan bulan ''belobat'', ''baluat'' atau ''balobat'' (sejenis alat musik tiup)
* Bulan ''Sipaka sepuluh sada'' merupakan bulan [[batu]]
* Bulan ''Sipaka sepuluh dua'' merupakan bulan ''binurung'' ([[ikan]])
 
=== Nama-nama hari ===
Hal lain yang penting dalam susunan masyarakat Karo adalah ''rakut sitelu'' atau ''daliken sitelu'' (artinya secara metaforik adalah tungku nan tiga), yang berarti ikatan yang tiga. Arti ''rakut sitelu'' tersebut adalah sangkep nggeluh (kelengkapan hidup) bagi orang Karo. Kelengkapan yang dimaksud adalah lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat Karo yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu:
Nama-nama hari pada suku Karo apabila diperhatikan banyak miripnya dengan kata-kata [[bahasa Sanskerta]]. Setiap hari dari [[tanggal]] itu mempunyai makna atau pengertian tertentu. Oleh karena itu apabila seseorang hendak merencanakan sesuatu, misalnya keberangkatan ke tempat jauh, [[berperang]] ke medan laga, memasuki rumah baru dan berbagai kegiatan lainnya. selalu dilihat harinya yang dianggap paling cocok. Di sinilah besarnya peranan "[[guru]] si beloh niktik wari" (dukun/orang tua yang pintar melihat hari dan bulan yang baik dan serasi), yang dengan perhitungannya secara saksama, ia menyarankan agar suatu acara yang direncanakan dilakukan pada hari X.
 
Adapun nama yang 30 dalam satu bulan adalah sebagai berikut:
#'''kalimbubu'''
{{Col|2}}
#'''anak beru'''
# ''Aditia''<!-- adalah hari/wari medalit, mehuli mena, ngumbung, arih-arih (runggu)-->
#'''senina'''
# ''Suma''<!-- adalah hari/wari sidua nahe, manusia ras manuk, wari kurang mehuli, ngkuruk lubang lamehuli, mehuli erburu, niding, ngkawil, njala.-->
# ''Nggara''<!-- adalah hari/wari merawa/merampek, mehuli erperang, ngulak, buang sial, erbahan tambar, erburu, ngerabi, ndapeti mehuli, sinidapeti latahan.-->
# ''Budaha''<!-- adalah hari/wari si empat nahe, wari page, simehuli nuan-nuan, nama page ku keben, mena merdang tah nuan, kerja-kerja pe mehuli.-->
# ''Beras pati''<!-- adalah hari/wari medalit, wari mehuli erbahan kerja-kerja, majek rumah, mengket rumah, mulai erbinaga, ngelamar dahin, ula pesimbak sora.-->
# ''Cukra enem''<!-- adalah malam/berngi hari/wari pembukui, wari salang sai, mehuli berkat erlajang, berkat ngepar lawit, ngelamar dahin, ngadap man simbelin, mulai erbinaga. Kerja-kerja nereh-empo, erkata gendang, ngumbung, mena ku juma, nungkuni ate ngena.-->
# ''Belah naik''<!-- adalah hari/wari pengguntur, wari Raja, adil berkat usur jumpa teman, nangkih, ngelamar dahin, mukul, ngaleng tendi, erpangir enggo seh sura-sura, kerina kerja-kerja simehuli, banci erkata gendang.-->
# ''Aditia naik''<!-- adalah hari/wari mehuli, kerina kerja-kerja mehuli saja, runggu, erkata gendang, erpangir kulau, erdemu bayu, mengket rumah, purpursage, mulai muka erbinaga/kede, maba nangkih, nukur barang upah tendi.-->
# ''Sumana siwah''<!-- adalah hari/wari kurang ulina, metenget erkai pe, simehuli erburu, nogeng-nogeng ku darat tah ku lau.-->
# ''Nggara sepuluh''<!-- adalah hari/wari melas, metenget ranan, ula pesimbak sora, awas api, simehuli erbahan tambar, erperang, ngulak, menaken dahin, buang sial, mengket rumah, nereh-empo, erkata gendang, wari merawa. nampeken tulan-tulan.-->
# ''Budaha ngadep''<!-- adalah hari/wari salang sai, wari mehuli, kerina kerja-kerja mehuli, runggu, ndahi kalimbubu, nereh-empo, muka usaha, ngelamar pendahin, kerja erkata gendang.-->
# ''Beras pati tangkep''<!-- adalah hari/wari simehuli, mehuli njumpai simbelin/sierpangkat, ngelamar pendahin, perumah-rumahken, erpangir rimo, kerja-kerja mindo rejeki, nereh-empo, ersembah man Dibata.-->
# ''Cukera dudu (lau)''<!-- adalah hari/wari mehuli, nereh-empo, nuan galuh lape-lape tendi, ngeluncang, ndahi orang tua/kalimbubu, mengket rumah, erpangir ku lau.-->
# ''Belah purnama raya''<!-- adalah hari/wari Raja, kerja-kerja mbelin, kerja kalak si erjabaten, erpangir ku lau/nguras, ngeluncang, guro-guro aron, nunggahken lau meciho, naruhken anak ku kalimbubu.-->
# ''Tula''<!-- adalah hari/wari sial, mekisat kalak kerja-kerja ibas wari si e, simehuli ngerabi, nuan tualah.-->
# ''Suma cepik''<!-- adalah hari/wari la mehuli, adi lit urak bilangan man bahanen bulung-bulung simalem-malem, simehuli: erburu, nogeng siding, ngkawil, njala.-->
# ''Nggara enggo tula''<!-- adalah hari/wari mehuli buang sial, erbahan tambar, muro kengalen, erpangir selamsam.-->
# ''Budaha gok''<!-- adalah hari/wari page mbuah, mulai mutik, mere page, mena nuan, nama page ku keben, mulai muat page i keben, ngerik, numbun page, wari kurang ulina.-->
# ''Beras pati''<!-- adalah hari/wari untuk menaken rabin, nabah kayu rumah, ngkawil, erbahan sapo juma.-->
# ''Cukra si 20''<!-- adalah hari/wari Mehuli erbahan tambar, mengket rumah, nampeken tulan-tulan erkata gendang, mehuli berkat gawah, perumah-rumahken.-->
# ''Belah turun''<!-- adalah hari/ wari untuk buang sial, ncibali siding, ngekawil, erburu, ngaci.-->
# ''Aditia turun''<!-- adalah hari/wari erbahan tambar, erpangir kengalen, buang sial, erburu, ngkawil, ngulakken pinakit, turun ku lawit.-->
# ''Sumana mate''<!-- adalah hari/wari mehuli erbahan togeng-togengen darat tah i lau, ncibali siding, erburu rubia-rubia.-->
# ''Nggara simbelin''<!-- adalah hari/wari mehuli erbahan tambar, erpangir buang sial/pinakit, ertoto man Dibata kerna si mehuli.-->
# ''Budaha medem''<!-- adalah hari/wari sinuan-nuan, nuan-nuan, kujuma, mere page, muti, muat page ku keben, ngerik, berkat erdalan.-->
# ''Beras pati medem''<!-- adalah hari/wari si malem-malem, mere nakan man orang tua, ndahi kalimbubu, kerja nereh empo, erbahan tambar.-->
# ''Cukrana mate''<!-- adalah hari buang sial, erbahan tambar, erburu, engkawil, ngerabi.-->
# ''Mate bulan ngulak''<!-- adalah hari untuk buang sial, nubus semangat, erburu, ngkawil turun ku lawit.-->
# ''Dalan bulan''<!-- adalah hari/wari kurang ulina, simehuli tupuk.-->
# ''Sami sara''<!-- adalah hari/wari nutup Kerja, numbuki aron, pupursage, ertoto man Dibata, man nini-nini, nendungi guru.-->
{{EndDiv}}
 
== Budaya dan kesenian ==
[[Berkas:Museum Pusaka Karo (Berastagi).jpg|thumb|upright|[[Museum Pusaka Karo]] di [[Berastagi, Karo|Berastagi]].]]
 
Orang Karo mempunyai beberapa kebudayaan tradisional, mulai dari kesenian (sastra), dan [[Tari rakyat|tari tradisional]]. Beberapa tari tradisional Karo adalah:
Kalimbubu dapat didefinisikan sebagai keluarga pemberi [[isteri]], anak beru keluarga yang mengambil atau menerima isteri, dan senina keluarga satu galur keturunan merga atau keluarga inti.
{{Col|3}}
* [[Piso Surit]]
* [[Tari Lima Serangkai]]
* Tari Terang Bulan
* Tari Baka
* Tari Ndikkar
* Tari Ndurung
* Tari Tongkat
* Tari Sigundari
* Tari Mbuah Page
* Tari Tiga Sibolangit
* Pantun
* Petatah petitih
* Petuah
* Syair (bersyair)
* Senandung/nandung (dendang)
* Gendang
* Guro Aron-aron
* Gurindam
* Anding-andingen
* Kuan-kuanen
* Bilang-bilang (ratapan)
* Cakap Lumat
* Dengang Duka
* Gundala Gundala
* Tari sambut/tari penyambutan/tari persembahan (Tari Mejuah-juah)
{{EndDiv}}
 
=== Seni bela diri (Silat Karo) ===
== Tutur Siwaluh ==
Seni bela diri orang karo merupakan [[Silat Karo]] yang dalam bahasa [[bahasa Karo|Karo]] disebut ''ndikar''. Kata tersebut mulai jarang digunakan masyarakat Karo sehingga kini asing terdengar. Masyarakat Karo dewasa ini cenderung menyebutnya dengan nama Silat Karo saja.
 
Kata ''ndikar'' untuk penamaan bela diri/silat dalam bahasa Karo kadang kerap disamakan dengan kata ''pandikar''. Kata ''ndikar'' hanya untuk menyebut silat/bela diri, sedangkan ''pandikar'' merupakan seseorang yang mempunyai ilmu bela diri yang tinggi atau bisa juga orang yang mendalami ilmu bela diri dan memiliki ilmu bela diri.
''Tutur siwaluh'' adalah konsep kekerabatan masyarakat Karo, yang berhubungan dengan penuturan, yaitu terdiri dari delapan golongan:
 
=== Seni musik ===
#'''puang kalimbubu'''
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een verzameling Karo Batak objecten waaronder muziekinstrumenten een mand een zwaard een wichelboek een palmwijnkoker en een aantal doeken TMnr 60011124.jpg|thumb|upright|Instrumen alat-alat musik tradisional Karo.]]
#'''kalimbubu'''
#'''senina'''
#'''sembuyak'''
#'''senina sipemeren'''
#'''senina sepengalon/sendalanen'''
#'''anak beru'''
#'''anak beru menteri'''
 
Alat musik tradisional Karo adalah Gendang Karo. Biasanya disebut Gendang “Lima Sedalinen” yang artinya seperangkat gendang tari yang terdiri dari lima unsur.
 
Unsur disini terdiri dari beberapa alat musik tradisional Karo seperti [[kulcapi]], [[balobat]], [[surdam]], [[Keteng-Keteng|keteng-keteng]], murhab, serune, gendang si ngindungi, sendang si nganaki, penganak dan gung. Alat tradisional ini sering digunakan untuk menari, menyanyi dan berbagai ritus tradisi.
Dalam pelaksanaan upacara adat, ''tutur siwaluh'' ini masih dapat dibagi lagi dalam kelompok-kelompok lebih khusus sesuai dengan keperluan dalam pelaksanaan upacara yang dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
 
Jadi gendang Karo sudah lengkap (lima sedalinen) jika sudah ada serune, gendang si ngindungi, gendang si nganaki, penganak dan gung dalam mengiringi sebuah upacara atau pesta.
#'''Puang kalimbubu''' adalah kalimbubu dari kalimbubu seseorang
#'''Kalimbubu''' adalah kelompok pemberi isteri kepada keluarga tertentu, kalimbubu ini dapat dikelompokkan lagi menjadi:
#*'''Kalimbubu bena-bena''' atau kalimbubu tua, yaitu kelompok pemberiisteri kepada kelompok tertentu yang dianggap sebagai kelompok pemberi isteri adal dari keluarga tersebut. Misalnya A bermerga Sembiring bere-bere Tarigan, maka Tarigan adalah kalimbubu Si A. Jika A mempunyai anak, maka merga Tarigan adalah kalimbubu bena-bena/kalimbubu tua dari anak A. Jadi kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua adalah kalimbubu dari ayah kandung.
#*'''Kalimbubu simada dareh''' adalah berasal dari ibu kandung seseorang. Kalimbubu simada dareh adalah saudara laki-laki dari ibu kandung seseorang. Disebut kalimbubu simada dareh karena merekalah yang dianggap mempunyai darah, karena dianggap darah merekalah yang terdapat dalam diri keponakannya.
#*'''Kalimbubu iperdemui''', berarti kalimbubu yang dijadikan kalimbubu oleh karena seseorang mengawini putri dari satu keluarga untuk pertama kalinya. Jadi seseorang itu menjadi kalimbubu adalah berdasarkan perkawinan.
#'''Senina''', yaitu mereka yang bersadara karena mempunyai merga dan submerga yang sama.
#'''Sembuyak''', secara harfiah se artinya satu dan mbuyak artinya kandungan, jadi artinya adalah orang-orang yang lahir dari kandungan atau rahim yang sama. Namun dalam masyarakat Karo istilah ini digunakan untuk senina yang berlainan submerga juga, dalam bahasa Karo disebut sindauh ipedeher (yang jauh menjadi dekat).
#'''Sipemeren''', yaitu orang-orang yang ibu-ibu mereka bersaudara kandung. Bagian ini didukung lagi oleh pihak siparibanen, yaitu orang-orang yang mempunyai isteri yang bersaudara.
#'''Senina Sepengalon''' atau Sendalanen, yaitu orang yang bersaudara karena mempunyai anak-anak yang memperisteri dari beru yang sama.
#'''Anak beru''', berarti pihak yang mengambil isteri dari suatu keluarga tertentu untuk diperistri. Anak beru dapat terjadi secara langsung karena mengawini wanita keluarga tertentu, dan secara tidak langsung melalui perantaraan orang lain, seperti anak beru menteri dan anak beru singikuri.Anak beru ini terdiri lagi atas:
#*'''anak beru tua''', adalah anak beru dalam satu keluarga turun temurun. Paling tidak tiga generasi telah mengambil isteri dari keluarga tertentu (kalimbubunya). Anak beru tua adalah anak beru yang utama, karena tanpa kehadirannya dalam suatu upacara adat yang dibuat oleh pihak kalimbubunya, maka upacara tersebut tidak dapat dimulai. Anak beru tua juga berfungsi sebagai anak beru singerana (sebagai pembicara), karena fungsinya dalam upacara adat sebagai pembicara dan pemimpin keluarga dalam keluarga kalimbubu dalam konteks upacara adat.
#*'''Anak beru cekoh baka tutup''', yaitu anak beru yang secara langsung dapat mengetahui segala sesuatu di dalam keluarga kalimbubunya. Anak beru sekoh baka tutup adalah anak saudara perempuan dari seorang kepala keluarga. Misalnya Si A seorang laki-laki, mempunyai saudara perempuan Si B, maka anak Si B adalah anak beru cekoh baka tutup dari Si A. Dalam panggilan sehari-hari anak beru disebut juga bere-bere mama.
#'''Anak beru menteri''', yaitu anak berunya anak beru. Asal kata menteri adalah dari kata minteri yang berarti meluruskan. Jadi anak beru minteri mempunyai pengertian yang lebih luas sebagai petunjuk, mengawasi serta membantu tugas kalimbubunya dalam suatu kewajiban dalam upacara adat. Ada pula yang disebut anak beru singkuri, yaitu anak berunya anak beru menteri. Anak beru ini mempersiapkan hidangan dalam konteks upacara adat.
 
=== AksaraSeni tari ===
[[Berkas:Tari-Seni-Landek.jpg|jmpl|Pasangan Karo menari.]]
[[Media:Karo_cons.gif|Aksara Karo]] [[Berkas:Karo_cons.gif|frame|Aksara Karo]]
Tari dalam bahasa [[Bahasa Karo|Karo]] disebut "''landek"''. Pola dasar tari Karo adalah posisi tubuh, gerakan tangan, gerakan naik turun lutut ''(endek)'' disesuaikan dengan tempo gendang dan gerak kaki. Pola dasar tarian itu ditambah dengan variasi tertentu sehingga tarian tersebut menarik dan indah.
'''Aksara Karo''' ini adalah aksara kuno yang dipergunakan oleh masyarakat Karo, akan tetapi pada saat ini penggunaannya sangat terbatas sekali bahkan hampir tidak pernah digunakan lagi.
 
Tarian berkaitan adat misalnya memasuki rumah baru, pesta perkawinan, upacara kematian dan lain-lain. Tarian berkaitan dengan ritus dan religi biasa dipimpin oleh guru (dukun). Misalnya tari mulih-mulih, tari tungkat, erpangir ku lau, tari baka, tari begu deleng, tari muncang, dan lain-lain.
== Tari tradisional ==
 
Suku Karo mempunyai beberapa [[tari tradisional]], di antaranya:
Tarian berkaitan dengan hiburan digolongkan secara umum. Misalnya tari gundala-gundala, tari ndikkar dan lain-lain. Sejak tahun 1960 tari Karo bertambah dengan adanya tari kreasi baru. Misalnya tari lima serangkai yang dipadu dari lima jenis tari yaitu tari morah-morah, tari perakut, tari cipa jok, tari patam-patam lance dan tari kabang kiung. Setelah itu muncul pula tari piso surit, tari terang bulan, tari roti manis dan tari tanam padi.
* [[Piso Surit]]
 
* [[Lima Serangke]]
=== Seni ukir/pahat ===
* [[Terang Bulan]]
Keragaman seni pahat dan ukir etnis Karo terlihat dari corak ragam bangunannya. Dulu orang yang ahli membuat bangunan Karo disebut "Pande Tukang".
 
Hal ini terlihat dari jenis-jenis bangunan Karo seperti rumah [[Siwaluh Jabu]], Geriten, Jambur, Batang, Lige-lige, Kalimbaban, Sapo Gunung, dan Lipo. Seni ukir yang menjadi kekayaan kesenian Karo terlihat pada setiap ukiran bangunannya seperti Ukir Cekili Kambing, Ukir Ipen-Ipen, Ukir Embun Sikawiten, Ukir Lipan Nangkih Tongkeh, Ukir Tandak Kerbo Payung, Ukir Pengeretret, dan Ciken.
 
Suku Karo juga memiliki [[drama]] tradisional yang disebut dengan Gundala-Gundala.
 
== Kegiatan kebudayaan dan adat-istiadat ==
* [[Kerja Tahun|Merdang Merdem]]: "Kerja tahun" yang disertai "''Gendang guro-guro aron''".
* Mahpah: "Kerja tahun" yang disertai ''"Gendang guro-guro aron"''.
* [[Mengket Rumah Mbaru]]: Pesta perayaan memasuki rumah (adat/ibadat) baru.
* Mbesur-mbesuri: "Mengenyangkan" memberi makan untuk wanita yang hamil 7 bulan, dengan harapan memenuhi keinginannya sebelum melahirkan.
* Cawir Metua: Upacara adat/ritual kematian.
* Ndilo Udan: Memanggil hujan.
* Rebu-rebu: Mirip dengan pesta "''kerja tahun"''.
* Ngumbung: Hari jeda "aron" (kumpulan pekerja di desa).
* [[Erpangir Ku Lau]]: Penyucian diri (''untuk membuang sia''l).
* Raleng Tendi: "''Ngicik Tendi''", yaitu memanggil jiwa setelah seseorang kurang tenang karena terkejut secara suatu kejadian yang tidak disangka-sangka.
* Motong Rambai: Pesta kecil keluarga-handai taulan untuk memanggkas habis rambut bayi (balita) yang terjalin dan tidak rapih.
* Ngaloken Cincin Upah Tendi: Upacara keluarga pemberian cincin permintaan dari keponakan (''dari Mama ke Bere-bere atau dari Bibi ke Permain'').
* Manok Sangkepi
* [[Mbaba Belo Selambar]] (MBS): Rangkaian ritus [[Pernikahan adat Karo]]
* Ngaloken Rawit: Upacara keluarga pemberian pisau (tumbuk lada) atau belati atau clurit kecil yang berupa permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere) - keponakan laki-laki.
 
== Kuliner khas ==
=== Makanan ===
[[Berkas:BPK Gintingta Tigapanah.jpg|thumb|upright|Rumah makan [[babi panggang karo]] di [[Tigapanah, Karo|Tigapanah]].]]
 
Kuliner Karo banyak ragamnya, salah satu yang terkenal adalah [[babi panggang karo]], sering disingkat sebagai BPK. Babi panggang karo dibuat dengan cara memanggang babi yang sebelumnya telah diberi bumbu khas, yang di dalamnya terdapat ''tuba'' atau [[andaliman]]. Umumnya orang Karo yang menjual babi panggang karo di warung makan ataupun restoran, namun tidak jarang juga ditemukan orang non-Karo yang juga menjual hidangan tersebut seperti orang [[Suku Batak Toba|Batak Toba]], [[Suku Nias|Nias]], dan lain-lain.
 
Kuliner Karo lainnya meliputi: ''kidu-kidu'', ''manuk getah'', [[Arsik|''arsik nurung mas'']], [[Cimpa|''cimpa'']], ''unung-unung'', ''cincang bohan'', [[Pagit-pagit|''pagit-pagit'']], ''trites'', ''gule kuta-kuta'' (gulai ayam kampung), [[Tasak Telu|''tasak telu'']], mi keling, bihun bebek, [[bika ambon]], lemang Karo, ''cipera'', anyang pakis, [[Gule bulung gadung|''gule bulung gadung'']], dan lain-lain.
 
=== Minuman ===
Selain makanan, minuman khas Karo pun banyak macam ragamnya. Minuman yang terkenal adalah s''usu kitik'', yaitu teh susu telur khas Karo. Minuman ini umumnya disajikan di warung kopi di daerah Karo.
{{clear}}
 
== Lagu daerah ==
Beberapa lagu yang berasal dari daerah Karo adalah:
* Piso Surit
* Mbiring Manggis
* Mejuah-juah
* Famili Teksi
* Sora Mido
* Tengguli Laneng
* Pincala
* Si Lampas Melumang
* O Taneh Karo
* Deleng Sinabung
 
== Agama (kepercayaan) ==
[[Berkas:Desa Perteguhen, Simpang Empat, Karo.jpg|thumb|upright|Gereja [[Gereja Batak Karo Protestan|GBKP]] dan masjid yang berhadapan di [[Perteguhen, Simpang Empat, Karo|Perteguhen]]. ]]
 
Mayoritas orang Karo memeluk [[agama]] [[Protestanisme|Kristen Protestan]] (57.5%), [[Katolik|Kristen Katolik]] (18.7%), [[Islam]] (21.3%), dan [[Pemena]] (1.1%). Lalu ada sebagian kecil yang beragama [[Agama Hindu|Hindu]] dan [[Agama Buddha|Buddha]] yaitu sekitar 1.4%.
 
Sebagian kecil orang Karo di [[Lau Rakit, Sinembah Tanjung Muda Hilir, Deli Serdang|Dusun Pintu Besi]] menganut agama [[Agama Hindu|Hindu]] yang dimana memiliki kemiripan dengan agama [[Hinduisme Bali|Hindu Bali]] mulai dari tempat ibadah berupa [[pura]] hingga upacara keagamaan.<ref>[https://medanbisnisdaily.com/m/news/online/read/2020/03/25/103996/melihat_umat_hindu_di_tanah_karo/]</ref>
 
Umumnya pemeluk agama [[Pemena]] (agama awal dan agama asli Karo) berada di desa yang berada di dekat atau di kaki [[Gunung Sinabung]].
 
Pemeluk [[Agama asli Nusantara|agama tradisional]]/kepercayaan lama lainnya dapat ditemui di pedalaman dan mereka nyaris punah. Agama lainnya pun terutama agama [[agama Buddha|Buddha]] dapat ditemui di perkotaan namun jumlahnya sangat sedikit.
 
=== Gereja yang didominasi masyarakat Karo ===
[[Berkas:GBKP Rg. Kabanjahe Kota, Klasis Kabanjahe 01.jpg|thumb|upright|Gereja [[Gereja Batak Karo Protestan|GBKP]] [[Kabanjahe, Karo|Kabanjahe]].]]
* [[Gereja Batak Karo Protestan|Gereja Batak dan Karo Protestan]] (GBKP) ''(Paling dominan)''
* [[Gereja Injili Karo Indonesia]] (GIKI)
{{clear}}
 
== Tokoh ==
{{Utama|Daftar tokoh Karo}}
* [[Guru Patimpus|Guru Patimpus Sembiring Pelawi]]
* [[Jamin Ginting|Djamin Ginting Suka]]
* [[Lyodra Ginting]]
* [[Tio Fanta Pinem]]
* [[Malem Sambat Kaban]]
* [[Tanta Ginting]]
* [[GT Soerbakti|Gusti Terkelin Surbakti]]
* [[Latief Sitepu]]
* [[Anthony Sinisuka Ginting]]
* [[Arman Depari]]
* [[Tifatul Sembiring]]
 
== Galeri ==
<Gallery>
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ngenkal het omwerken van de grond met puntige stokken Karo-landen TMnr 10010952.jpg|Petani Karo.
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van een jonge Karo Batak vrouw TMnr 60023653.jpg|Wanita Karo zaman dahulu berpakaian tradisional Karo.
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Primitieve grondbewerking (engkal) met stokken Karo-Hoogvlakte TMnr 10010947.jpg|Petani Karo.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De bekende mandolinespeler Si Datas van Soerbakti Karolanden Noord-Sumatra TMnr 10005387.jpg|Seorang kakek memainkan [[kulcapi]], yaitu alat musik tradisional Karo.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Karo Batak vrouw in traditionele kleding TMnr 60016026.jpg|Foto gadis Karo dengan pakaian tradisional tahun 1925, koleksi [[Tropenmuseum]].
</Gallery>
{{Commonscat|Batak Karo people|Suku Karo}}
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
== Bacaan lanjutan terkait ==
* Perangin-angin, Martin. (2004). Orang Karo Diantara Orang Batak. Pustaka Sora Mido
 
== Pranala luar ==
* [http://books.google.co.uk/books?hl=en&lr=&id=IdeKhwOIpggC books.google.co.uk]
* [http://www.hawaii.edu/indolang/downloads/Archipel65.pdf hawaii.edu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100604183047/http://www.hawaii.edu/indolang/downloads/Archipel65.pdf |date=2010-06-04 }}
 
{{Suku Karo}}
== Kegiatan Budaya ==
{{Suku Bangsa Batak}}
* [[Merdang Merdem|Merdang merdem]] atau kerja tahun
{{Suku bangsa di Indonesia}}
* [[Gendang guro-guro aron]]
 
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|KaroBatak]]
[[Kategori:SukuBatak Karo| ]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatra Utara]]
[[Kategori:Suku bangsa di Aceh]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatra]]
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia]]