Masjid Tua Patimburak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Serigala Sumatera (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(30 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
|caption = Masjid Tua Patimburak
|building_name = Masjid Tua Patimburak
|location =[[Patimburak, Kokas, Fakfak|Kampung Patimburak]], [[Kokas, Fakfak|Distrik Kokas]], [[Kabupaten Fakfak]], [[Papua Barat]], [[Indonesia]]
|religious_affiliation = [[Islam]]
|website =
Baris 20:
}}
 
'''Masjid tuaTua Patimburak''' adalah sebuah [[masjid]] tua bersejarah danyang terletak di [[Patimburak, Kokas, Fakfak|Kampung Patimburak]], [[Kokas, Fakfak|Distrik Kokas]], [[Fakfak]], [[Papua Barat]]. Masjid ini merupakan salah satu peninggalan sejarah [[Islam]] di [[Papua]] dan menjadi sebagai salah satu pusat [[agama Islam]] di [[Kabupaten Fakfak]]. Beberapa [[literatur]] sejarah Papua menyebutkan bahwa di tempat inilah awal pertama peradaban Papua dimulai dengan masuknya Islam di Fakfak dengan dibangunnya masjid ini. Manuskrip-manuskrip kuno di Jazirah Onin (Patimunin - Fakfak) menyebutkan bahwa agama Islam masuk di Fakfak pada tahun 1606 melalui proses penyebarluasan kekuasaan [[Kesultanan Bacan]] hingga [[Kesultanan Tidore]], karena pengaruh tersebut maka tokoh-tokoh masyarakat di Fakfak kemudian memeluk agama Islam. Meskipun saat itu kondisi masyarakat pedalaman masih menganut kepercayaan [[animisme]] (Gunung Nabi), tetapi khususnya rakyat pesisir Fakfak sudah menganut agama Islam.<ref>{{Cite news|url=https://daerah.sindonews.com/read/1218572/29/melihat-sejarah-masuknya-islam-di-tanah-papua-1499368170|title=Melihat Sejarah Islam di Tanah Papua|last=Sobirin|first=Nanang|date=07/07/2017|work=[[Sindonews.com]]|access-date=27 Februari 2020}}</ref>
 
== Sejarah ==
Menurut catatan sejarah, masjid ini telah berdiri lebih dari 100 tahun yang lalu, bahkan merupakan masjid tertua di [[Kabupaten Fakfak]]. Bangunan yang masih berdiri kokoh dan berfungsi hingga saat ini dibangun pada tahun 1870.<ref name="Wanggai 2008">{{cite thesis |last=Wanggai |first=Tony V.M. |date=2008 |title=Rekonstruksi Sejarah Islam di Tanah Papua |publisher=UIN Syarif Hidayatullah|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7292/1/Toni%20Victor%20M.%20Wanggai_Rekonstruksi%20Sejarah%20Umat%20Islam%20di%20Tanah%20Papua.pdf|access-date=13 Maret 2022|language=id}}</ref> Ada dua versi tentang pendiri mesjid yang pertama orang bernama [[Abuhari Kilian]] yang merupakan imam pertama mesjid<ref name="kompas">{{cite web |title=Meniti Jejak Islam di Kokas |url=https://edukasi.kompas.com/read/2009/04/06/2047536/meniti.jejak.islam.di.kokas |website=Kompas.com |access-date=31 January 2021}}</ref> atau raja ke-7 [[Kerajaan Wertuar|Petuanan Wertuar]].<ref name="beritasatu">{{cite news |last1=Suteja |first1=Jaja |title=Masjid Tua Patimburak Bukti Keberagaman di Fakfak |url=https://www.beritasatu.com/nasional/453816/masjid-tua-patimburak-bukti-keberagaman-di-fakfak |work=BeritaSatu |access-date=31 January 2021}}</ref><ref name="Wanggai 2008"/>
Masyarakat setempat mengenal [[masjid]] ini sebagai Masjid Tua [[Patimburak]]. Menurut catatan sejarah, [[masjid]] ini telah berdiri lebih dari 200 tahun yang lalu, bahkan merupakan [[masjid]] tertua di [[Kabupaten Fakfak]]. Bangunan yang masih berdiri kokoh dan berfungsi hingga saat ini dibangun pada tahun [[1870]], seorang imam bernama [[Abuhari Kilian]].
 
Pada masa penjajahan, [[masjid]] ini bahkan pernah diterjang bom tentara [[Penjajahan Jepang|Jepang]]. Hingga kini, kejadian tersebut menyisakan lubang bekas peluru di pilar masjid.<ref name="kemenag">{{cite web |title=MASJID TUA PATIMBURAK |url=https://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/81283/ |website=Mosque Information System (Simas), [[masjidKementerian Agama Republik Indonesia|Kemenag]]. |access-date=31 January 2021}}</ref>
 
Menurut [[Musa Heremba]], penyebaran Islam di [[Kokas, Fakfak|Kokas]] tak lepas dari pengaruh Kekuasaan [[Sultan Tidore]] di wilayah [[Papua]]. Pada abad XV, [[Kesultanan Tidore]] mulai mengenal [[Islam]]. [[Sultan Ciliaci]] adalah sultan pertama yang memeluk agama [[Islam]]. Sejak itulah sedikit demi sedikit agama [[Islam]] mulai berkembang di daerah kekuasaan [[Kesultanan Tidore]] termasuk [[Kokas,.<ref Fakfak|Kokas]].name="kompas" />
 
Berdasarkan Musa Heremba gedung mesjid sudah mengalami beberapa perubahan. Walau bentuknya sama, yang tidak berubah adalah empat tiang pendukung di dalam mesjid.<ref name="kemenag" />
 
== Kondisi Masjid ==
Aura tradisional muncul saat menyambangi lokasi masjid tua ini. Di kampung yang dihuni tak lebih dari 35 kepala keluarga tersebut didapati suasana kesederhanaan yang menyatu dari bangunan [[masjid]] dan kehidupan masyarakatnya.
 
Sekilas bangunan [[masjid]] seluas tidak lebih dari 100 meter persegi ini tampak biasa. Namun coba perhatikan lebih saksama. [[Masjid]] ini memiliki keunikan pada arsitekturnya, yaitu perpaduan bentuk [[masjid]] dan [[gereja]]. [[Musa Heremba]], imam [[Masjid Patimburak]] mengaku bangunan [[masjid]] ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Meski mempertahankan bentuk aslinya, namuntetapi material asli yang belum diganti adalah empat buah pilar penyangga yang terdapat di dalam [[masjid.]]
 
Di pelataran [[masjid]], sebuah pohon [[mangga]] kokoh berdiri. Namun, bukan sembarang pohon [[mangga]]., Daridari ukuran batangnya, bisa dipastikan usia pohon raksasa ini tak terpaut jauh dengan usia [[masjid]]. Syahdan, perlu empat rentang tangan orang dewasa untuk merengkuh keseluruhan batang pohon ini.
 
[[Masjid Tua Patimburak]] memiliki arsitektur yang dipengaruhi arsitektur [[Belanda]] dan [[Jawa]] yang sangat kental, hal ini dapat dilihat pada kubah masjid yang menyerupai model atap [[gereja]]-[[gereja]] di [[Eropa]], ventilasi [[masjid]] juga berbentuk lingkaran, dan kayu di dinding [[masjid]] seperti bangunan [[kolonia]]<nowiki/>lkolonial. Di dalam [[masjid]] juga terdapat empat buah tiang penyangga yang diprediksikan telah berusia lebih dari satu abad yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh ajaran [[Islam]]. Adapun bangunan yang khas berbetuk segi enam melambangkan [[rukun iman]] dalam kepercayaan [[Islam]] sebagai pondasi dalam beragama, sedangkan atas kubahnya berbentuk segi delapan yang melambangkan delapan arah mata angin, dimana mata angin barat ditandai dengan [[mihrab]] sebagai kiblat salat dalam ajaran [[agama Islam]].<ref>{{Cite web|url=https://www.inibaru.id/islampedia/masjid-patimburak-masjid-dari-tanah-papua-yang-mengajarkan-toleransi|title=Masjid Patimburak, Masjid Dari Tanah Papua yang Mengajarkan Toleransi|last=Baru|first=Ini|date=24/09/2018|website=Ini Baru Islamepedia|access-date=27 Februari 2020|archive-date=2020-02-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20200227020659/https://www.inibaru.id/islampedia/masjid-patimburak-masjid-dari-tanah-papua-yang-mengajarkan-toleransi|dead-url=yes}}</ref>
 
Masjid Tua Patimburak di [[Distrik Kokas]] [[Kabupaten Fakfak]] ini juga dibangun oleh masyarakat setempat secara gotong royong, masjid ini. selainSelain mendapat julukan masid tertua di tanah Papua masjid ini juga menjadi wujud filosofi "''[[Satusatu tungku tiga batu]]"'' yang merupakan sebuah konsep toleransi antar umat beragama di [[Kabupaten Fakfak]] [[Papua barat]]. Adapun filosofi tiga batu menjadi lambang tiga agama besar di [[Kabupaten Fakfak]] yang hidup berdampingan yakni, [[Islam]], [[ProtestaProtestanisme|Kristen Protestan]], dan [[Katolik]]. Ketiga batu tersebut menjadi tungku dan diletakkan secara melingkar dan berjarak. Ketiganya harus seimbang untuk menopang kehidupan dalam keluarga yang diibaratkan sebuah periuk.
 
== Aksesibilitas ==
Untuk mencapai '''Masjid Tua Patimburak''', sebelumnyadapat harusdicapai dengan menempuh perjalanan darat dari Fakfak ke Kokas selama kurang lebih 2 jam. Tersedia angkutan luar kota dari terminal kota Fakfak. Selama 2 jam anda akan menyusur jalan berkelok dan segarnya udara pegunungan. Tiba di kota Kokas, perjalanan menuju Kampung [[Patimburak, Kokas, Fakfak|Patimburak]] harus dilanjutkan menggunakan ''longboat'' sewaan selama 1 jam. Jika menggunakan ''long boat'', pengunjung yang ingin menuju masjid bisa menikmati keindahan pulau-pulau karang yang masih perawan di sepanjang perjalanan.<ref>[http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2010/01/sejarah-awal-islam-maluku-papua.html Sejarah awal Islam di Maluku dan Papua]</ref>
 
Pemandangan selama 1 jam mengendarai long boat.Jika menggunakan long boat, pengunjung yang ingin menuju Masjid Tua Patimburak bisa menikmati keindahan pulau-pulau karang yang masih perawan di sepanjang perjalanan<ref>[http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2010/01/sejarah-awal-islam-maluku-papua.html Sejarah awal Islam di Maluku dan Papua]</ref>.
 
== Referensi ==