Efek pemanasan global pada perkotaan dan penduduk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Pemanasan global]] sudah menunjukan konsekuensi yang negatif, termasuk pada perkotaan dan penduduk.<ref>{{Cite web|url=https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/dampak-pemanasan-global-bagi-kehidupan-manusia-dan-lingkungan-46|title=DAMPAK PEMANASAN GLOBAL BAGI KEHIDUPAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN|website=Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng|language=en-US|access-date=2019-12-11|archive-date=2019-12-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20191208175815/https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/dampak-pemanasan-global-bagi-kehidupan-manusia-dan-lingkungan-46|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://lingkunganhidup.co/dampak-pemanasan-global-bagi-kehidupan/|title=Dampak Pemanasan Global Bagi Kehidupan Manusia dan Lingkungan|last=Editor|date=2018-06-08|website=Lingkungan Hidup|language=id-ID|access-date=2019-12-11}}</ref> Tahun 2019 merupakan tahun yang memilki tahun terpanas sejan 2015 menurut laporan [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]].<ref>{{Cite webnews|url=https://news.detik.com/berita/d-4718212/tentang-pemanasan-global-dan-fakta-fakta-menariknya|title=Tentang Pemanasan Global dan Fakta-fakta Menariknya|last=Devi|first=Rizky Wika Shintya|websitework=detiknews[[Detik.com|detikcom]]|language=en|access-date=2019-12-11|date=2019-09-23}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/py9k0p382|title=Laporan PBB Ungkap Pemanasan Global Sentuh Suhu Terpanas|date=2019-09-23|website=Republika Online|access-date=2019-12-11}}</ref> Dan merupakan tahun terpanas ke-2 atau ke-3 semenjak tahun 1850 dalam laporan [[Organisasi Meteorologi Dunia]] (WHO).
{{sedang ditulis}}
 
[[Pemanasan global]] sudah menunjukan konsekuensi yang negatif, termasuk pada perkotaan dan penduduk.<ref>{{Cite web|url=https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/dampak-pemanasan-global-bagi-kehidupan-manusia-dan-lingkungan-46|title=DAMPAK PEMANASAN GLOBAL BAGI KEHIDUPAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN|website=Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng|language=en-US|access-date=2019-12-11}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://lingkunganhidup.co/dampak-pemanasan-global-bagi-kehidupan/|title=Dampak Pemanasan Global Bagi Kehidupan Manusia dan Lingkungan|last=Editor|date=2018-06-08|website=Lingkungan Hidup|language=id-ID|access-date=2019-12-11}}</ref> Tahun 2019 merupakan tahun yang memilki tahun terpanas sejan 2015 menurut laporan [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]].<ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-4718212/tentang-pemanasan-global-dan-fakta-fakta-menariknya|title=Tentang Pemanasan Global dan Fakta-fakta Menariknya|last=Devi|first=Rizky Wika Shintya|website=detiknews|language=en|access-date=2019-12-11}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/py9k0p382|title=Laporan PBB Ungkap Pemanasan Global Sentuh Suhu Terpanas|date=2019-09-23|website=Republika Online|access-date=2019-12-11}}</ref> Dan merupakan tahun terpanas ke-2 atau ke-3 semenjak tahun 1850 dalam laporan [[Organisasi Meteorologi Dunia]] (WHO).
 
== Dampak Pemanasan Global Pada Perkotaan dan Penduduk ==
Baris 9 ⟶ 7:
 
=== Kekeringan ===
Hasil penelitian [[Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat]] menyebutkan bahwa andil manusia dalam kekeringan sudah dimulai dari awal abad ke-20.<ref>{{Cite webnews|url=https://kumparan.com/kumparansains/nasa-kekeringan-di-bumi-akibat-manusia-sudah-tampak-sejak-1900-an-1r238c7Sofr|title=NASA: Kekeringan di Bumi akibat Manusia Sudah Tampak Sejak 1900-an|websitework=kumparan[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]|language=id-ID|access-date=2019-12-11|last=Ferdian|first=Habib Allbi}}</ref> [[Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa]] memperkirakan bawa perubahan iklim merupakan masalah lingkungan terbesar untuk 100 tahun kedepan dan merupakan tanggung jawab seluru manusia secara kolektif. Di [[Indonesia]], kekeringan telah dialami 822 desa di 24 daerah dari 38 kabupaten/kota di [[Jawa Timur]], dengan [[Kabupaten Bojonegoro]] dengan keadaan paling kritis. Kondisi ini juga disertai dengan kobaran api yang membakar [[Gunung Panderman]].<ref>{{Cite webnews|url=https://www.jawapos.com/opini/30/07/2019/global-warming-kekeringan-dan-nagara-krtagama/|title=Global Warming, Kekeringan, dan Nagara Krtagama|last=JawaPos.com|date=2019-07-30|websitework=[[Jawa Pos|JawaPos.com]]|language=id|access-date=2019-12-11|editor-first=Dhimas|editor-last=Ginanjar}}</ref> Tidak hanya di [[Indonesia]], [[Pemanasan global]] sudah terjadi dimana-mana termasuk [[Chili]].<ref>{{Cite webnews|url=https://news.detik.com/foto-news/d-4020935/suhu-semakin-panas-bumi-terancam-kekeringan|title=Suhu Semakin Panas, Bumi Terancam Kekeringan?|last=Reuters|websitework=detiknews[[Detik.com|detikcom]]|language=en|access-date=2019-12-11|date=2018-05-15}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/seperempat-bagian-bumi-terancam-kekeringan|title=Seperempat bagian bumi terancam kekeringan|last=Edwin|first=Yoseph|date=2018-01-05|website=Beritagar.id|language=id|access-date=2019-12-11}}</ref> Kekeringan akan menyebabkan kebakaran hutan, dan yang paling banyak terjadi saat ini penyakit daerah tropis seperti demam berdarah (akibat dari migrasi nyamuk [[aedes aegypti]]).<ref>{{Cite web|url=https://hariansib.com/Opini/Pencemaran-Udara-Terkait-Langsung-Pemanasan-Global--Perubahan-Iklim-dan-Penyakit|title=Pencemaran Udara Terkait Langsung Pemanasan Global, Perubahan Iklim dan Penyakit|website=HarianSIB.com - Sinar Indonesia Baru|access-date=2019-12-12}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
==== Penunuran Kualitas Air ====
Dikarennakan kekeringan ini penyedian air layak minum pun menurun.<ref>{{Cite web|url=http://www.unair.ac.id/global-warming-ancam-ketersediaan-berita_1314.html|title=Global Warming Ancam Ketersediaan Air Layak Minum|website=www.unair.ac.id|access-date=2019-12-11|archive-date=2019-12-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20191211102503/http://www.unair.ac.id/global-warming-ancam-ketersediaan-berita_1314.html|dead-url=yes}}</ref> Departemen Ekologi Hewan, Evolusi dan Keanekaragaman Hayati Ruhr-Universität Bochum menemukan bahwa [[Pemanasan global]] juga berdampak pada air tawar yang mengakibatkan peningkatan kadar asam dalam air tawar akibat pemanasan global.<ref>{{Cite web|url=https://gontornews.com/2018/01/16/pemanasan-global-pengaruhi-kualitas-air-tawar/|title=Pemanasan Global Pengaruhi Kualitas Air Tawar|date=2018-01-16|website=Gontornews|language=id-ID|access-date=2019-12-11}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Perubahan iklim juga mempengaruhi jumlah [[Nitrogen]] dalam air.<ref>{{Cite webnews|url=https://tirto.id/perubahan-suhu-dan-curah-hujan-berdampak-pada-kualitas-air-dm59|title=Perubahan Suhu dan Curah Hujan Berdampak pada Kualitas Air|websitework=tirto[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2019-12-11}}</ref> [[Pemanasan global]] menaikkan suhu planet dan mengurangi jumlah salju yang merupakan sumber air bersih yang penting di belahan Bumi utara. Dikarenakan hal ini, jumlah ketersedian air bersih pun terancam.<ref>{{Cite web|url=https://www.voaindonesia.com/a/pemanasan-global-ancam-pasokan-air/1543840.html|title=Pemanasan Global Ancam Pasokan Air|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2019-12-11}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://properti.kompas.com/read/2009/11/18/06075898/menilik.dilema.air.bersih|title=Menilik Dilema Air Bersih Halaman all|last=Media|firstwork=[[Kompas Cyber|website=KOMPAS.com]]|language=id|access-date=2019-12-11|editor-last=jimbon|date=2009-11-17}}</ref> Di [[Indonesia]], [[Aksi Cepat Tanggap]] telah menyalurkan bantuan jutaan liter air bersih di berbagai daerah dan membangun sumur wakaf di seluruh [[Indonesia]].<ref>{{Cite webnews|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190820181644-25-423150/hadapi-bencana-kekeringan-act-salurkan-bantuan-air-bersih|title=Hadapi Bencana Kekeringan, ACT Salurkan Bantuan Air Bersih|last=ACTAct|websitework=nasional[[CNN Indonesia]]|language=en|access-date=2019-12-11|date=2019-08-20}}</ref> Peningkatan gas [[Metana]] pun ditemukan danau, waduk dan bendungan.<ref>{{Cite web|url=https://hijauku.com/2012/08/09/kekeringan-di-danau-perparah-pemanasan-global/|title=Kekeringan di Danau Perparah Pemanasan Global|last=arief1975|website=Hijauku.com - Situs Hijau Indonesia|language=en-US|access-date=2019-12-11}}</ref><br />
 
==== Penurunan Kualitas Pangan ====
Dampak kekeringan berdampak sangat besardi sektor pertanian tanaman pangan yang menjadi tumpuan bagi sebagian besar penduduk [[Indonesia]], yang berpengaruh terhadap kerawanan pangan dan penurunan produksi.<ref>{{Cite web|url=http://balingtan.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita/202-dampak-perubahan-iklim-global-terhadap-bencana-kekeringan-di-indonesia|title=Dampak Perubahan Iklim Global Terhadap Bencana Kekeringan Di Indonesia|last=BALINGTAN|first=ADMIN|website=balingtan.litbang.pertanian.go.id|language=id-id|access-date=2019-12-11}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://www.liputan6.com/global/read/3676381/7-bencana-alam-mengerikan-ini-dipicu-pemanasan-global|title=7 Bencana Alam Mengerikan Ini Dipicu Pemanasan Global?|last=Liputan6.comAugesti|date=2018-10-25|websitework=liputan6[[Liputan6.com|language=id]]|access-date=2019-12-11|first=Afra|editor-last=Yulianingsih|editor-first=Tanti}}</ref> Di [[Nusa Tenggara Timur]] yang merupakan Provinsi kepulauan merasakan dampak kekeringan dengan cura hujan yang sangat minim dan mengalami kemungkinan gagal panen di hampir semua daerah. <ref>{{Cite webnews|url=https://www.antaranews.com/berita/185261/kekeringan-ntt-dampak-pemanasan-global|title=Kekeringan NTT Dampak Pemanasan Global|last=antaranews.com|date=2010-05-03|websitework=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2019-12-11|editor-last=Ariwibowo|editor-first=AA}}</ref> Gagal panen juga dirasakan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.<ref>{{Cite web|url=http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/dampak-fenomena-perubahan-iklim/235-gagal-panen-akibat-kekeringan-terjadi-di-kampar-riau|title=Knowledge Centre Perubahan Iklim - Gagal Panen Akibat Kekeringan Terjadi di Kampar, Riau|website=ditjenppi.menlhk.go.id|access-date=2019-12-11}}</ref> Diperkirakan [[BAPPENAS]] kelangkaan air di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara bakal meluas.<ref>{{Cite webnews|url=https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/08/190000565/mimpi-buruk-pemanasan-global-3-bukan-cuma-jawa-seluruh-dunia-akan-krisis|title=Mimpi Buruk Pemanasan Global (3): Bukan Cuma Jawa, Seluruh Dunia akan Krisis Air Halaman all|last=Media|firstwork=[[Kompas Cyber|website=KOMPAS.com]]|language=id|access-date=2019-12-11|editor-last=Nailufar|editor-first=Nibras Nada|date=2019-12-08|first=Nibras Nada|last=Nailufar}}</ref> [[Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim]] menyatakan salah satu dampak dari [[Pemanasan global]] adalah kurangnya pasokan pangan.<ref>{{Cite webnews|url=https://techno.okezone.com/read/2014/04/04/56/965475/penjelasan-terjadinya-krisis-pangan-akibat-pemanasan-global|title=Penjelasan Terjadinya Krisis Pangan Akibat Pemanasan Global : Okezone techno|last=OkezoneAditya|first=Ramadhan|date=2014-04-04|websitework=[[Okezone.com]]|language=id|access-date=2019-12-11}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/08/184500565/mimpi-buruk-pemanasan-global-2-diracun-di-udara-dan-lautan|title=Mimpi Buruk Pemanasan Global (2): Diracun di Udara dan Lautan Halaman all|last=Media|firstwork=[[Kompas Cyber|website=KOMPAS.com]]|language=id|access-date=2019-12-12|editor-last=Nailufar|editor-first=Nibras Nada|date=2019-12-08|first=Nibras Nada|last=Nailufar}}</ref>
 
[[Program Pangan Dunia]] menyatakan dikarenakan kekeringan juga jumlah orang yang kelaparan meningkat di [[Afrika]] dan [[Amerika Latin]].<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/pgll04349|title=WFP: Perubahan Iklim Percepat Kelaparan Dunia|date=2018-10-14|website=Republika Online|access-date=2019-12-11}}</ref>
 
==== Penurunan Kualitas Udara ====
Buruknya kualitas udara juga akan disebabkan oleh kekeringan. Akibat krisis iklim, tanah akan menjadi kering dan berdebu seperti gurun.<ref>{{Cite webnews|url=https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/08/184500565/mimpi-buruk-pemanasan-global-2-diracun-di-udara-dan-lautan|title=Mimpi Buruk Pemanasan Global (2): Diracun di Udara dan Lautan|last=Media|firstwork=[[Kompas Cyber|website=KOMPAS.com]]|language=id|access-date=2019-12-12|editor-last=Nailufar|editor-first=Nibras Nada|date=2019-12-08|first=Nibras Nada|last=Nailufar}}</ref> Sekitar 25% polusi udara sekitar perkotaan dari partikel halus berasal dari sektor transportasi, 20% oleh pembakaran bahan bakar domestik dan 15% oleh kegiatan industri termasuk pembangkit listrik.<ref>{{Cite web|url=https://www.mongabay.co.id/2019/06/06/hari-lingkungan-hidup-2019-13-fakta-pencemaran-udara-global-yang-mengkhawatirkan/|title=Hari Lingkungan Hidup 2019 : 13 Fakta Pencemaran Udara Global yang Mengkhawatirkan|date=2019-06-06|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2019-12-12}}</ref> Di [[Indonesia]], pencemaran udara 70% disebabkan oleh hasil emisi kendaraan bermotor.<ref name=":4">{{Cite web|url=https://lingkunganhidup.co/pencemaran-udara-pengertian-penyebab-dampak-solusi/|title=Pencemaran Udara: Pengertian, Penyebab, Dampak, Polutan dan Penanggulannya|last=Editor|date=2017-08-29|website=Lingkungan Hidup|language=id-ID|access-date=2019-12-12}}</ref> Asap dari kebakaran hutan juga akan menyebabkan ganggunan pernapasan.<ref>{{Cite web|url=https://ilmulingkungan.com/jenis-polutan-pencemar-udara-beserta-dampaknya/|title=Jenis Polutan Pencemar Udara Beserta Dampaknya|date=2014-12-08|website=ilmulingkungan.com - Informasi Mengenai Ilmu Lingkungan|language=en-US|access-date=2019-12-12}}</ref> Pada Juni 2019, Jakarta mendapat rangking pertama untuk kota dengan kondisi udara terburuk.<ref>{{Cite web|url=https://alpha-i.or.id/publikasi/artikel/kualitas-udara-jakarta-terburuk-di-dunia-sampai-kapan-kita-abai/|title=Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia: Sampai Kapan Kita Abai?|last=Nugrohojati|date=2019-07-05|website=Alpha-I|language=id-ID|access-date=2019-12-12}}</ref> Setiap tahunnya, lebih dari 7 juta orang mengalami kematian dini akibat polusi udara.<ref>{{Cite web|url=https://wri-indonesia.org/id/blog/mengatasi-perubahan-iklim-dan-mencegah-kematian-akibat-polusi-udara-harus-dilakukan-bersamaan|title=Mengatasi Perubahan Iklim dan Mencegah Kematian akibat Polusi Udara Harus Dilakukan Bersamaan {{!}} WRI Indonesia|website=wri-indonesia.org|access-date=2019-12-12|archive-date=2019-10-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20191031113701/https://wri-indonesia.org/id/blog/mengatasi-perubahan-iklim-dan-mencegah-kematian-akibat-polusi-udara-harus-dilakukan-bersamaan|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Meluasnya Penyakit ===
[[Menteri Kesehatan]] [[Indonesia]] membenarkan bahwa [[Pemanasan global]] membuat penduduk lebih rentan terhadap penyakit.<ref>{{Cite webnews|url=https://www.liputan6.com/news/read/157836/pemanasan-global-membuat-penduduk-bumi-rentan-penyakit|title=Pemanasan Global Membuat Penduduk Bumi Rentan Penyakit|last=Liputan6.com|date=2008-04-13|websitework=liputan6[[Liputan6.com|language=id]]|access-date=2019-12-11}}</ref> Perubahan suhu mempengaruhi kualitas udara yang kita hirup sehingga eskalasi di penyakit [[Asma]] dan [[Bronkitis]] merupakan dampak pertama dari [[Pemanasan global]]. Perubahan iklim juga berpengaruh pada penyakit menular seperti [[Malaria]], penyakit seperti ini kini dapat di lihat di daerah yang sebelomnya terbebas dari penyakir ini dikarenakan perubahan dipenyebaran geografis yang disebabkan oleh [[Perubahan iklim]].<ref>{{Cite web|url=https://www.voaindonesia.com/a/pemanasan-global-picu-wabah-penyakit-menular-89617327/74736.html|title=Pemanasan Global Picu Wabah Penyakit Menular|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2019-12-11}}</ref> [[Pemanasan global]] juga dapat memicu penyakit dari perubahan suhu yang terlalu ekstrem.<ref>{{Cite webnews|url=https://www.liputan6.com/tekno/read/3618584/5-penyakit-berbahaya-akibat-pemanasan-global|title=5 Penyakit Berbahaya Akibat Pemanasan Global|last=Liputan6.comDw|date=2018-08-16|websitework=liputan6[[Liputan6.com|language=id]]|access-date=2019-12-11|editor-last=R.|editor-first=Jeko I.}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.dw.com/id/5-penyakit-yang-bisa-dipicu-oleh-pemanasan-global/g-36058198|title=5 Penyakit yang Bisa Dipicu oleh Pemanasan Global {{!}} DW {{!}} 17.10.2016|last=Welle (www.dw.com)|first=Deutsche|website=DW.COM|language=id-ID|access-date=2019-12-11}}</ref> Suhu yang ekstrem juga bisa mengakibatkan kematian seperti heatstroke dan heat exhaustion.<ref>{{Cite web|url=https://www.alodokter.com/pemanasan-global-turut-membawa-penyakit|title=Berbagai Penyakit Akibat Pemanasan Global|date=2018-06-13|website=Alodokter|access-date=2019-12-11}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/dampak-pemanasan-global-bagi-kesehatan/|title=Dampak Pemanasan Global Pada Kesehatan Lingkungan dan Manusia|date=2018-05-13|website=Hello Sehat|language=id-ID|access-date=2019-12-11}}</ref> Penipisan pada lapisan ozon juga bisa menyebabkan kanker kulit, dikarenakan tidak bisa disaringnya sinar matahari yang mengandung UVA dan UVB yang dapat merusak sel kulit manusia.<ref>{{Cite web|url=https://www.halodoc.com/ini-3-penyakit-akibat-global-warming|title=Ini 3 Penyakit Akibat Global Warming|last=Halodoc|first=Redaksi|website=halodoc|language=id-ID|access-date=2019-12-11}}</ref>
 
Menurut [[Organisasi Meteorologi Dunia]] perubahan iklim menyebabkan kenaikan di angka kematian sekitar 250.000 pertahun di antara tahun [[2030]]-[[2050-an|2050]].<ref>{{Cite webnews|url=https://lifestyle.kompas.com/read/2015/12/21/090100323/Dahsyatnya.Efek.Pemanasan.Global.terhadap.Kesehatan|title=Dahsyatnya Efek Pemanasan Global terhadap Kesehatan Halaman all|last=Media|firstwork=[[Kompas Cyber|website=KOMPAS.com]]|language=id|access-date=2019-12-11|editor-last=Dewi|editor-first=Bestari Kumala|date=2015-12-21|first=Lily|last=Turangan}}</ref>
 
== Cara Penduduk di Perkotaan Beradaptasi dengan iklim ==
 
[[Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim]] mengeluarkan laporan yang merupakan hasil penelitian bagaimana kita perlu melakukan transformasi dalam skala besar dalam bidang:<ref name=":4" /><ref>{{Cite web|url=https://wri-indonesia.org/id/blog/laporan-ipcc-15%C2%B0-mengubah-cara-membangun-dan-hidup-di-perkotaan|title=Laporan IPCC 1.5°: Mengubah Cara Membangun dan Hidup di Perkotaan {{!}} WRI Indonesia|website=wri-indonesia.org|access-date=2019-12-11|archive-date=2019-12-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20191210001442/https://wri-indonesia.org/id/blog/laporan-ipcc-15%25C2%25B0-mengubah-cara-membangun-dan-hidup-di-perkotaan|dead-url=yes}}</ref><ref name=":4" />
 
=== Membangun dengan cara yang berbeda ===
Menurut Matthias Garschagen, kepala Institut Lingkungan dan Keamanan Manusia di Universitas PBB di [[Bonn]] perencanaan perkotaan ini bisa melingkupi perubahan materi yang digunakan dalam pembangunan, juga menambah lebih banyak pohon, menyediakan lahan untuk taman di perkotaan, dan membuat koridor udara segar.<ref name=":0" />
 
[[Qatar]] mewarnai jalanan aspalnya dengan warna biru untuk yang diyakini bisa mengurangi panas. [[Los Angeles]] telah mengecat jalanannya putih keabu-abuan dengan alasan yang sama.<ref>{{Cite web|url=https://news.harianjogja.com/read/2019/10/25/500/1023157/dilanda-panas-ekstrem-qatar-cat-aspal-jadi-biru-pasang-ac-di-luar-ruangan|title=Dilanda Panas Ekstrem, Qatar Cat Aspal Jadi Biru & Pasang AC di Luar Ruangan|last=Media|first=Harian Jogja Digital|date=2019-10-25|website=Harianjogja.com|access-date=2019-12-11}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://digtara.com/2019/10/25/suhu-capai-46-derajat-celcius-qatar-cat-jalan-jadi-warna-biru/|title=Suhu Capai 46 Derajat Celcius, Qatar Cat Jalan Jadi Warna Biru|date=2019-10-25|website=Digtara|language=en|access-date=2019-12-11}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://klikhijau.com/read/cat-jalanan-jadi-biru-upaya-unik-qatar-atasi-suhu-panas/|title=Cat Jalanan Jadi Biru, Upaya Unik Qatar Atasi Suhu Panas • Klik Hijau|last=Makkatutu|first=Irhyl R.|date=2019-10-24|website=Klik Hijau|language=id-ID|access-date=2019-12-11}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://kumparan.com/kumparannews/pemerintah-los-angeles-mengecat-jalanan-agar-lebih-dingin|title=Pemerintah Los Angeles Mengecat Jalanan Agar Lebih Dingin|websitework=kumparan[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]|language=id-ID|access-date=2019-12-11|last=Nurani|first=Niken}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://kabar24.bisnis.com/read/20191026/19/1163552/suhu-ekstrem-qatar-pasang-ac-di-luar-ruangan-dan-cat-aspal-jalanan-warna-biru|title=Suhu Ekstrem, Qatar Pasang AC di Luar Ruangan dan Cat Aspal Jalanan Warna Biru {{!}} Kabar24|websitework=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|access-date=2019-12-11|last=Junita|first=Nancy|editor-last=Newswire}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://wartakita.id/2019/10/suhu-ekstrem-qatar-pasang-ac-di-luar-ruangan-dan-cat-aspal-jalanan-warna-biru/|title=Suhu Ekstrem, Qatar Pasang AC di Luar Ruangan dan Cat Aspal Jalanan Warna Biru|date=2019-10-26|website=Wartakita|language=id-ID|access-date=2019-12-11}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Selain menyerap lebih sedikit panas, dengan warna yang cerah sinar matahari yang dipantulkan juga menjadi lebih rendah.<ref>{{Cite web|url=http://kitakita.id/2018/03/28/los-angeles-mengecat-putih-jalanan-kota/|title=Los Angeles mengecat putih jalanan kota.|website=kitakita.id|language=en-US|access-date=2019-12-11}}</ref> Peneliti dari Berkeley's Heat Island Group di [[California]], [[Amerika Serikat]] mengatakan, mengecat aspal dengan cat khusus berwarna cerah bisa membantu mengurangi hawa panas di perkotaan.<ref>{{Cite web|url=https://www.beritasatu.com/iptek/71876/aspal-berwarna-cerah-bisa-kurangi-hawa-panas|title=Aspal Berwarna Cerah Bisa Kurangi Hawa Panas|last=BeritaSatu.com|website=beritasatu.com|language=id|access-date=2019-12-11}}</ref>
 
Taman vertikal juga merupakan alternatif yang populer di [[Italia]], [[Meksiko]] dan [[Republik Rakyat Tiongkok]].<ref>{{Cite web|url=http://mfajri.net/2018/04/taman-vertikal-di-china-solusi-perubahan-iklim-yang-nyata/|title=Taman Vertikal di China Solusi Perubahan Iklim yang Nyata – mfajri.net|last=mfajrinet|language=en-US|access-date=2019-12-11}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Taman vertikal adalan sebuah konsep untuk mengembalikan alam ke kota-kota besar. Di [[Eropa]], di kota [[Oberhausen]] telah mencoba sebuah tembok percobaan yang bahan bangunannya merupakan bagian daris sistem irigasi.<ref>{{Cite web|url=https://www.dw.com/id/kebun-vertikal-solusi-jitu-perbaiki-kualitas-udara-perkotaan/a-42464743|title=Kebun Vertikal Solusi Jitu Perbaiki Kualitas Udara Perkotaan {{!}} DW {{!}} 06.02.2018|last=Welle (www.dw.com)|first=Deutsche|website=DW.COM|language=id-ID|access-date=2019-12-11}}</ref>
 
Studi Penilaian Ekosistem Hutan (Forest Ecosystem Valuation Study) mengungkapkan bahwa penerapan ekonomi hijau menyumbang lebih banyak manfaat bagi suatu negara dibandingkan bisnis yang berlangsung pada saat ini. Penerapan ekonomi hijau juga dinilai dapat menurunkan emisi karbon dioksida.<ref>{{Cite webnews|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150708224225-20-65299/ekonomi-hijau-sumbang-lebih-banyak-keuntungan-bagi-negara|title=Ekonomi Hijau Sumbang Lebih Banyak Keuntungan bagi Negara|last=Linggasari|first=Yohannie|websitework=nasional[[CNN Indonesia]]|language=en|access-date=2019-12-12|date=2015-07-09}}</ref> Blue print for green economy, menjelaskan bahwa ekonomi hijau (pembangunan berkelanjutan) dapat digunakan sebagai pola pembangunan yang menjaga kehidupan manusia pada hari ini, dan tetap menjaga keberlangsungan kehidupan manusia pada masa depan untuk senantiasa memiliki standar kehidupan yang lebih baik.<ref>{{Cite webnews|url=https://news.detik.com/kolom/d-4675146/keniscayaan-ekonomi-hijau|title=Keniscayaan Ekonomi Hijau|last=Aiqani|first=Nabhan|websitework=detiknews[[Detik.com|detikcom]]|language=en|access-date=2019-12-12|date=2019-08-21}}</ref> [[BAPPENAS]] juga menyetujui pentingnya pembangunan hijau membawa [[Indonesia]] ke tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.<ref>{{Cite web|url=https://www.mongabay.co.id/2018/11/21/akankah-ekonomi-hijau-terwujud/|title=Akankah Ekonomi Hijau Terwujud?|date=2018-11-21|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2019-12-12}}</ref> Konsep ekonomi hijau diharapkan menjadi jalan keluar. Menjadi jembatan antara pertumbuhan pembangunan, keadilan sosial serta ramah lingkungan dan hemat sumber daya alam.<ref>{{Cite web|url=https://alamendah.org/2012/06/03/mengenal-pengertian-ekonomi-hijau-green-economy/|title=Mengenal Pengertian Ekonomi Hijau (Green Economy)|last=alamendah|date=2012-06-02|website=Alamendah's Blog|language=id-ID|access-date=2019-12-12}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.sayasigap.org/artikel/pertumbuhan-ekonomi-hijau|title=Pertumbuhan Ekonomi Hijau|last=www.sayasigap.org|website=www.sayasigap.org|language=Indonesia|access-date=2019-12-12}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
=== Hidup dengan cara yang berbeda ===
 
berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil jika Anda mencari cara untuk mengurangi jejak karbon Anda, yang dapat Anda hitung menggunakan kalkulator jejak karbon:<ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.newsweek.com/lifestyle-changes-tackle-climate-change-1460462|title=5 easy lifestyle changes that could help tackle climate change|last=EDT|first=Rosie McCall On 9/20/19 at 11:56 AM|date=2019-09-20|website=Newsweek|language=en|access-date=2019-12-12}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://nasional.kompas.com/read/2008/08/24/16392694/rhenald.kasali.ubah.gaya.hidup|title=Rhenald Kasali: Ubah Gaya Hidup !|last=Media|firstwork=[[Kompas Cyber|website=KOMPAS.com]]|language=id|access-date=2019-12-12|date=2008-08-24}}</ref>
 
* MerubahMengubah cara kita berpergian, seperti tidak mengunakan mobil probadi untuk berpergian dan memilih transportasi umum.<ref>{{Cite web|url=https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/mengubah-gaya-hidup-bisa-mencegah-pemanasan-global|title=Mengubah gaya hidup bisa mencegah pemanasan global|last=Afrillia|first=Dian|date=2018-10-11|website=beritagar.id|language=id|access-date=2019-12-12|archive-date=2019-12-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20191212051425/https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/mengubah-gaya-hidup-bisa-mencegah-pemanasan-global|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.lamudi.co.id/journal/kurangi-global-warming-lakukan-10-gaya-hidup-ini/|title=Kurangi Global Warming, Lakukan 10 Gaya Hidup ini|last=Lamudi|date=2014-12-08|website=Lamudi|language=en-US|access-date=2019-12-12}}</ref><ref name=":2">{{Cite news|title=Kiprah generasi muda yang bergerak mengatasi perubahan iklim|url=https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-47850742|date=2019-04-16|access-date=2019-12-12|language=en-GB|first=Chad|last=Frischmann}}</ref>
* Mengurangi konsumsi dangin dan makanan olahannya.<ref name=":3">{{Cite web|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/131817980/lima-cara-yang-bisa-kita-lakukan-untuk-mencegah-pemanasan-global?page=all|title=Lima Cara yang Bisa Kita Lakukan untuk Mencegah Pemanasan Global - Semua Halaman - National Geographic|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2019-12-12}}</ref> Ini dikarenakan Memproduksi makanan dari hewan menggunakan lebih banyak sumber daya daripada makanan dari tanaman.<ref>{{Cite news|title='Only big changes' will tackle climate change|url=https://www.bbc.com/news/science-environment-49997755|date=2019-10-11|access-date=2019-12-12|language=en-GB|first=Justin|last=Rowlatt}}</ref> Di konteks yang sama, mengurangi sisa makanan juga hal yang perlu diperhatikan.<ref name=":1" />
* Gunakan kembali, daur ulang dan juga produk ramah lingkungan.<ref name=":1" /><ref name=":3" />
* Mengurangi gaya hidup konsumtif, karena ini juga berpengaruh pada jumlah sampah yang dihasilkan.<ref>{{Cite webnews|url=https://news.okezone.com/read/2008/09/18/95/147185/gaya-hidup-konsumtif-dan-global-warming|title=Gaya Hidup Konsumtif dan Global Warming : Okezone News|last=Okezone|first=|date=2008-09-18|websitework=news.okezone[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2019-12-12}}</ref>
* Memilih jenis energi yang digunakan, seperti panel surya, kincir angin, dan pembangkit panas bumi, dapat menghasilkan energi bersih dan listrik yang berlimpah.<ref name=":2" />
* Dan juga mengedukasi kepada sesama tentang masalah ini. [[Pemanasan global]] membutuhkan usaha kolektif.<ref name=":2" /><ref name=":3" /><br />
 
 
== Referensi ==