Pong Alau-alau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Budi2020 (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Pong Alau-alau''' adalah permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak Suku Sakai di pedalaman Pulau Rangsang, Desa Sokap, Kecamatan...'
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
k pengalihan
Tag: Pengalihan baru [ * ]
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
#ALIH [[Pong Alaualau-alau]]
'''Pong Alau-alau''' adalah permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak [[Orang Sakai|Suku Sakai]] di pedalaman [[Pulau Rangsang]], [[Desa Sokap]], [[Kecamatan Tebing Tinggi]], [[Kabupaten Bengkalis]], [[Riau|Provinsi Riau]]. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan berusai 7 sampai 15 tahun.
 
<br />
 
== Cara Bermain ==
Permainan ini merupakan permainan jenis hiburan di kala malam hari dalam suasana riang gembira. permainan ini diiringi dengan nyanyian dengan syair :
 
Pong Alau-alau
 
Ketipung nyaring-nyaring
 
Buntal bawa sagu
 
Ketipung belang
 
Cara bermainnya, sekelompok anak-anak duduk dalam susunan melingkar di lantai rumah dengan tangan disusun dalam keadaan tergenggam. Kemudian semuanya menyanyikan Pong Alau-alau dengan syair seperti di atas. Setelah selesai satu lagu, maka genggaman tangan paling bawah akan terbuka dan ditelungkupkan di lantai sementara yang lain masih tergenggam dan tersusun di atasnya. Seterusnya nyanyian di atas dinyanyikan kembali sampai seluruh tangan tertelungkup di lantai.
 
Setelah semua tangan dalam keadaan tertelungkup, seorang pemain bertugas tukang korek. ia mengorek dengan telunjuk ke tengah-tengah susunan tangan-tangan kawannya sambil mengucapkan "korek-korek tai ayam.." Bila tangan terbawah merasa telah sampai ke lantai lalu menjawab "sampai", kalau belum jawab "belum" sambil mengorek dengan telunjuk, ia mengait-ngaitkan tangannya ke tangan teman, bila ada yang tidak tahan hingga membuat pihak lawan ketawa, maka yang tertawa langsung digelitik si pengorek sambil mereta tertawa riuh rendah bergembira. Maka permainan diulang kembali hingga mereka merasa puas dalam permainan itu.<ref>{{Cite book|title=Permainan Tradisional Indonesia|last=|first=|date=1998|publisher=Proyek Pembinaan Permuseuman|isbn=|location=Jakarta|pages=61|url-status=live}}</ref>
<br />
 
== Referensi ==
<references />