Konten dihapus Konten ditambahkan
Ruryrachmad (bicara | kontrib)
SOCIAL DEFISITS: bagian baru
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ruryrachmad (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(16 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 50:
Terima kasih... semangat kakak..--[[Pengguna:Winarno Ganteng|Winarno Ganteng]] ([[Pembicaraan Pengguna:Winarno Ganteng|bicara]]) 17 Maret 2019 07.10 (UTC)
 
== PENILAIAN PENDIDIKAN ==
== ATTENTION DEFISIT HYPERACTIVE DISORDER ==
 
Istilah penilaian atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah evaluation, bukan merupakan istilah baru bagi insan yang bergerak pada lapangan pendidikan dan pengajaran, dalam melaksanakan tugas profesionalnya, seorang guru tidak akan terlepas dari kegiatan penilaian. Kedudukan penilaian sangat penting bagi penunaian tugas keberhasilan melaksanakan tugas utamanya, yakni melaksanakan pembelajaran.
Attention defisit hyperactive disorder adalah pemusatan perhatian terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Siswa lamban belajar dapat memusatkan perhatiannya hanya berkisar pada satu pokok bahasan saja, ia kurang mampu menyelesaikan tugas-tugas yang beraneka ragam yang membuat dirinya menjadi kacau. Gejala-gejala kelemahannya antara lain:
Pada akhir suatu program pendidikan, pengajaran atau pun pelatihan pada umumnya diadakan penilaian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu program pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum. Angka atau nilai tertentu biasanya dijadikan patokan (passing grade) untuk menentukan penguasaan program tersebut. Jika dianggap telah menguasai maka ia dinyatakan tidak lulus.
1. Ketidaksanggupan menyelesaikan sebuah masalah.
Penilaian pada hakikatnya tidak hanya dilakukan sesaat, akan tetapi harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Di samping itu bukan hanya menaksir sesuatu secara menyeluruh yang meliputi proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dicapai warga belajar. Dengan demikian untuk menetapkan seorang siswa tidak lulus ujian itu bukan hanya dari hasil sesaat, misalnya hanya diambil dari nilai ujian akhir. Sebab bisa saja terjadi seseorang yang pada saat ujian akhir sedang terganggu kesehatannya, sehingga ia tidak bisa berkonsentrasi dalam menjawab soal-soal ujian, dinyatakan gagak padahal dalam kesehariannya ia termasuk siswa yang pandai. Atau dapat juga terjadi sebaliknya, karena mendapat kesempatan menyontek, seseorang dapat lulus ujian akhir, padahal dalam kesehariannya ia termasuk siswa yang amat malas.
2. Penampilannya seperti orang yang tidak suka mendengarkan pendapat orang lain.
Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa, yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan selanjutnya. Hal ini berarti penilaian tidak hanya untuk mencapai target sesaat atau satu aspek saja, melainkan menyeluruh dan mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
3. Kebiasaan memotong pembicaraan orang lain.
Untuk dapat melaksanakan penilaian perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu, sedangkan pengukuran tidak akan mempunyai makna yanh berarti tanpa dilakukan penelitian. Pengukuran dapat diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang didasarkan pada aturan atau formulasi yang jelas. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 1 April 2020 05.41 (UTC)
4. Tidak mau diam di tempat duduk, selalu mengganggu temannya, dan selalu merasa kaget melihat benda-benda yang berada di sekelilingnya.
5. Tingkah lakunya sehendak dirinya.
6. Temperamennya hangat dan mengarah kepada agresivisme.
7. Kurang sanggup mengontrol tingkah laku yang salah.
8. Perubahan secara tiba-tiba dari sifat rajin ke sifat malas.
9. Tidak terbiasa menggunakan energi atau semangat yang membaja.
10. Suka meraba, meninju, mendorong, dan berkelahi.
Para pakar psikologi berpendapat bahwa kurang perhatian individu terhadap lingkungan atau pelajaran-pelajaran yang disampaikan gurunya di sekolah menjadi penyebab kesulitan belajar siswa. Perhatian itu adalah sangat vital dalam meraih sukses belajar di sekolah. Berkaitan dengan itu, terdapat empat macam perhatian.
1. Perhatian menangkap isi pembicaraan orang lain, menjegalnya di tengah percakapan.
2. Perhatian terpusat pada satu pekerjaan.
3. Perhatian mendukung terhadap penyelesaian sebuah masalah.
4. Perhatian selektif, dalam arti menghilangkan pengaruh yang tidak relevan terhadap tugas-tugas yang dipikulnya. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 7 Maret 2020 02.44 (UTC)
 
== FUNGSI PENILAIAN PENDIDIKAN ==
== DYSLEXIA ==
 
Penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pengajaran. Kegiatan ini merupakan salah satu dari empat tugas pokok seorang guru. Keempat tugas pokok guru tersebut adalah merencanakan, melaksanakan, menilai keberhasilan pengajaran, dan memberikan bimbingan.
Dislexia adalah kelemahan-kelemahan belajar di bidang menulis dan berbicara. Ciri-cirinya adalah sulit mengingat huruf, kata, tulisan, dan suara. Gejala-gejalanya antara lain:
Penilaian berfungsi sebagai:
1. Ganjil dalam pembicaraan, dalam arti kekurangnyambungan (tidak memahami) isi pembicaraan dengan maksud yang sebenarnya.
a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada tujuan-tujuan instruksional.
2. Tulisannya tidak jelas.
b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin dapat dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru, dan lain-lain.
3. Mengalami kekacauan di dalam melihat bentuk dan mendengar lafal huruf, seperti antara b dan d.
c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan siswa kepada orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kecakapan belajar siswa dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
4. Mengalami kekacauan kata, seperti dalam kata pergi dan perigi.
Dengan demikian, penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-komponen kegiatan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Informasi yang diberikan oleh hasil analisis terhadap hasil penilaian sangat diperlukan bagi pembuatan kebijakan-kebijakan yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk peningkatan mutu prosea belajar mengajar. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 1 April 2020 05.52 (UTC)
5. Mengalami kekacauan pengertian seperti dalam hal saling dan silang.
6. Mengalami buta kata, seperti dalam hal ungkapan panjang tangan, kaki gajah, dan lain-lain.
7. Mengalami lemah persepsi visual dan auditif. Siswa lamban belajar lemah di bidang penglihatan dan pendengaran, membuat pengetahuan yang seharusnya dikuasai dengan baik tak dapat dilakukannya dengan sempurna.
 
== FUNGSI EVALUASI HASIL BELAJAR ==
Berdasarkan penelitian para pakar psikologi, siswa lamban belajar yang disebabkan oleh kerusakan dyslexia, 80% kebanyakan wanita. Penelitian lain mengemukakan bahwa penyebab kerusakan dyslexia adalah terlampau dininya siswa masuk sekolah, di samping faktor keturunan. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 11 Maret 2020 07.48 (UTC)
 
Fungsi evaluasi hasil belajar antara lain:
== DYSCALCULIA ==
1. Fungsi Formatif
Evaluasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung dapat memberikan informasi yanh berupa umpan balik baik bagi guru/dosen maupun bagi siswa/mahasiswa. Bagi pendidik umpan balik tersebut dapat dipakai perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dimana titik kelemahan/kekurangan ditemukan di situ perbaikan dapat dilakukan. Bagi siswa/mahasiswa atau subyek didik umpan balik yang diterima akan memberikan informasi kepadanya apakah kompetensi dasar dan standar kompetensi telah dicapainya. Dengan demikian dapat dilakukan perbaikan-perbaikan dalam belajar bila ternyata kompetensi dasar dan standar kompetensi belum tercapai.
2 . Fungsi Sumatif
Tes sumatif dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar biasanya dilakukan pada akhir program pengajaran, misalnya pada akhir kwartal, akhir semester atau akhir tahun ajaran. Sebagai hasilnya akan diketahui sampai sejauh mana pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai suatu tujuan telah tercapai. Dengan demikian suatu keputusan dapat diambil misalnya, naik atau tidak naik kelas, lulus atau tidak lulus, demikian juga untuk laporan kemajuan hasil belajar dapat diberikan kepada orang tua dan wali.
3. Fungsi Diagnostik
Evaluasi dapat pula untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan subyek didik. Prosesnya dapat dilakukan pada permulaan PBM, selama PBM berlangsung ataupun pada akhir PBM. Dengan diketahuinya kesulitan-kesulitan subyek didik maka program perbaikan (remedial) dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Di samping mengungkapkan kesulitan, evaluasi dapat juga dipakai untuk mengungkapkan pengetahuan atau keterampilan prasarat maupun dasar yang akan dipakai sebagai titik berangkat suatu pengajaran yang akan dimulai.
4. Fungsi Selektif
Dengan fasilitas yang terbatas, maka evaluasi dapat dipakai untuk menyeleksi masukan (input) guna disesuaikan dengan ruangan, tempat duduk atau fasilitas lain yang tersedia.
Apabila kita hubungkan dengan masalah bakat maka evaluasi dapat digunakan untuk tujuan pemilihan bakat seseorang. Dengan demikian ramalan keberhasilan suatu program akan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan evaluasi pemilihan bakat.
Untuk kepentingan penempatan, maka evaluasi dasar dipakai untuk memilih atau mengelompokkan subyek didik atas dasar ciri-ciri atau kemampuan yang cocok.oada suatu strategi belajar mengajar tertentu.
5. Fungsi Motivasi
Apabila subyek didik tahu bahwa dalam PBM yang siswa jalani tidak dilakukan evaluasi maka akibatnya sudah dapat dibayangkan subyek didik tidak enggan untuk belajar. Dengan evaluasi maka keinginan untuk belajar akan menjadi lebih tinggi, terlebih lagi bagi mereka yang ingin menunjukkan kemampuannya. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 1 April 2020 06.14 (UTC)
 
== REMEDIAL PEMBELAJARAN ==
Dyscalculia adalah kesulitan mengenal angka dan pemahaman terhadap konsep dasar matematika. Kelemahan umum di bidang dyslexia kadang-kadang muncul di bidang pelajaran matematika. Karena itu kerusakan-kerusakan di bidang dyslexia berpengaruh terhadap kerusakan-kerusakan di bidang dyscalculia, demikian pula sebaliknya. Gejala kesulitan-kesulitan belajar di bidang dyscalculia antara lain:
1. Kesulitan mengingat-ingat angka lebih dari satu yang dipelajarinya.
2. Kesulitan menulis angka dengan jelas.
3. Kesulitan membuat kolom-kolom angka yang lurus atau jumlah yang diharapkan.
4. Kesulitan menangkap pelajaran matematika terutama materi yang disajikan melalui kata atau tulisan. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 11 Maret 2020 07.54 (UTC)
 
Guru harus percaya bahwa setiap peserta didik dalam kelasnya mampu mencapai kriteria ketuntasan setiap kompetensi, bila peserta didik mendapat bantuan yang tepat. Misalnya, memberikan bantuan sesuai dengan gaya belajar peserta didik pada waktu yang tepat sehingga kesulitan dan kegagalan tidak menumpuk. Dengan demikian peserta didik tidak frustasi dalam mencapai kompetensi yang harus dikuasainya.
== SPATIAL, MOTOR, DAN PERCEPTUAL DEFISITS ==
Remedia dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas, atau oleh guru lain yang memiliki kemampuan memberikan bantuan dan mengetahui kekurangan peserta didik. Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Kegiatan dapat berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan penilaian dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat rangkuman pelajaran, mengerjakan tugas, atau mengumpulkan data. Waktu remedial diatur berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan pada atau di luar jam efektif. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum tuntas. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 3 April 2020 15.24 (UTC)
 
== PENGAYAAN PEMBELAJARAN ==
Spatial, motor, dan perceptual defisits adalah kondisi lemah dalam menilai dirinya menurut ukuran ruang dan waktu. Gejala-gejalanya antara lain:
1. Sangat lemah dalam melakukan koordinasi motorik dan tidak seimbang, seperti dalam meloncat, berterjun, melompat, dan lain-lain.
2. Sangat lemah mengontrol gerakan otot-ototnya seperti dalam memegang pensil, menggambar, menggunakan sisir dan lain-lain.
3. Gagap saat berbicara.
4. Sulit mengukur jarak, kecepatan, dan arah gerakan benda-benda di sekitarnya.
5. Dapat dikagetkan dengan mudah, apalagi jika diperkuat oleh rangsangan yang tiba-tiba. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 11 Maret 2020 08.01 (UTC)
 
Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar ketika sebagian besar peserta didik yang lain belum. Peserta didik yang berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat memgembangkan potensi secara optimal. Salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan, latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk memperkaya kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai peserta didik pada mata pelajaran bersangkutan. Pengayaan dapat dilaksanakan setiap saat baik pada atau di luar jam efektif. Bagi peserta didik yang secara konsisten selalu mencapai kompetensi lebih cepat, dapat diberikan program akselerasi. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 3 April 2020 15.30 (UTC)
== SOCIAL DEFISITS ==
 
Social defisits adalah kesulitan mengembangkan keterampilan sosial. Kesulitan itu dapat membuat ketidaksanggupan menemukan jati dirinya. Gejala-gejalanya adalah:
1. Sulit menangkap tanda-tanda tingkah laku sosial, seperti dalam mencurahkan idea melalui raut muka dan gerakan-gerakan motorik lainnya.
2. Sering memotong pembicaraan orang lain.
3. Berbicara dengan keras.
4. Sulit berteman.
5. Ketidaksadaran terhadap cara-cara orang lain mengamati perilakunya.
 
Berdasarkan hasil penelitian para pakar psikologi bahwa siswa yang tidak sanggup mengembangkan keterampilan sosial dapat dilatih melalui bimbingan guru-gurunya. Ukuran kepercayaan yang tumbuh pada dirinya dapat menjadi alat untuk mengembangkan keterampilan bergaul dalam lingkungannya. [[Pengguna:Ruryrachmad|Ruryrachmad]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ruryrachmad#top|bicara]]) 11 Maret 2020 08.07 (UTC)