Kaca, Marioriawa, Soppeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: Bot: Menambah pengawasan otoritas
k top: clean up
 
(10 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
}}
{{untuk|material pecah-belah|Kaca}}
'''Kaca''' adalah salah satu [[kelurahan]] di pinggir danau tempe di [[Kecamatan]] [[Marioriawa, Soppeng|Marioriawa]], [[Kabupaten Soppeng]], [[Sulawesi Selatan]], [[Indonesia|Indonesia]], KelurahanNama Kaca]] merupakan sebuah Kelurahan hasil pemekaranberasal dari Kelurahansebuah Attangnama Salo.Kampung Kelurahanbernama '''AttangTaluma Salo''' sendiri diperkirakan terbentuk pada era Lamappaiyo Datu Marioriawa dimana Daeng Mamalu Pabbicara Antangsalo anak Lapagemusu Petta PonggawaE bin Lamappaiyo menduduki jabatan Pabbicara (Lurah) di AttangsaloKaca. berikut daftar nama pabbicara di Attang Salo:
 
# Daeng Mamalu Pabbicara Attang Salo I bin Lapagemusu petta ponggawaE
Asal usul nama " Talumakaca " sendiri berasal dua jenis kosa kata bahasa Bugis yakni kata " Taluma dan Kaca " Taluma adalah nama sebuah jenis rerumputan yang banyak tumbuh di rawa-rawa di pinggir danau tempe, sedangkan Kaca berasal dari nama sebuah jenis Ikan bernama " Bale Kaca-Kaca " yang banyak berkembang biak di rawa-rawa yang ditumbuhi jenis tumbuhan yang bernama Taluma di area pinggiran danau tempe. Ikan ini memiliki tubuh yang transparan, sehingga tulang dan organ dalamnya dapat terlihat dan ikan ini dapat tumbuh hingga mencapai panjang 88 mm. Di karenakan di lokasi pemukiman para nelayan-nelayan danau tempe tersebut adalah area rawa-rawa dan banyak tumbuhan jenis Taluma dan tempat berkembangnya Ikan Bale Kaca-kaca, maka area tersebut disebut dengan nama Taluma Kaca dan dipimpin seorang Matoa yang bergelar " Matoa Kaca ". dan Matoa terakhir dikaca adalah La Ma'gangka putra sullewatang padali terakhir Lacammu
# Daeng Mappilae Pabbicara Attang Salo II bin Daeng Mamalu Pabbicara Attang Salo I
 
# Daeng Pawellang Pabbicara Attang Salo III bin Daeng Mappilae Pabbicara Attang Salo II
Pada era sebelum kemerdekaan Matoa Kaca masuk bagian dari kekuasaan dari Pabbicara Attang Salo dan pada erah kemerdekaan Republik indonesia bersamaan dengan meleburnya Kerajaan Soppeng dan Kerajaan Marioriawa kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia status Pabbicara Attang Solo berubah status menjadi Desa Attang Salo kemudian hari berubah menjadi Kelurahan Attangsalo. Matoa Kaca pun berubah menjadi sebuah Dusun atau Lingkungan dengan sebutan Lingkungan Kaca.
# Lapariwusi Daeng Mapadeng Pabbicara Attang Salo IV bin Daeng Pawellang Pabbicara Attang Salo III
 
Attang Salo terbagi menjadi empat Limpo tiga limpo di pimpin oleh seorang Matoa yakni Matoa Kaca Matoa Lompoe dan Matoa Bunne dan Limpo Watangpadali dipimpin oleh seorang Sullewatang Dan pada erah kemerdekaan Republik indonesia bersamaan dengan meleburnya Kerajaan Soppeng dan Kerajaan Marioriawa bergabung dengan Republik Indonesia status Pabbicara Attang Solo berubah status menjadi Desa Attang Salo kemudian berubah menjadi Kelurahan Attangsalo. Pada Era Reformasi Kelurahan Attangsalo dimekarkan menjadi Kelurahan Attang Salo, Kelurahan Kaca dan Desa Tellulimpoe Dengan terbentunya Kelurahan Kaca maka Kelurahan Kaca sendiri meliputi bekas Limpo Kaca dimana Matoa Kaca terakhir adalah La Ma'gangka putra sullewatang padali terakhir Lacammu.{{Marioriawa, Soppeng}}
Pada Era Reformasi Kelurahan Attangsalo dimekarkan menjadi satu desa dan dua kelurahan, dan Lingkungan Kaca pun berubah menjadi sebuah Kelurahan,dengan nama Kelurahan Kaca
 
* Potensi Wisata
 
Dikarenakan letak Kelurahan Kaca berada di pesisir Danau Tempe, maka Panorama Alam Danau Tempe merupakan salah satu tempat wisata yang sangat potensial untuk dikunjungi. Panorama wisata alam Danau Tempe menjadi hal yang sangat menarik bagi para wisatawan yang berkunjung. Berbagai keunikan dapat ditemui seperti jejeran rumah terapung milik nelayan di tengah danau yang dihiasi berbagai jenis bunga air dan jenis burung yang jarang ditemui dan dapat dengan mudah dijumpai di danau ini. Selain itu. .Pemukiman nelayan ini biasanya disebut Kampung Terapung karena rumah mereka berdiri di atas permukaan air. Kawasan ini bisa jadi salah satu referensi objek pemancingan di Soppeng
 
Danau tempe juga memiliki nilai-nilai kebudayaan masih sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat sekitar. Salah satunya tradisi dan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan berbagai keunikan dan keindahan alam yang disajikan, danau tempe menjadi salah satu objek wisata yang sangat unik yang dimiliki bangsa Indonesia. Selain pemandangan alamnya, Acara Maccera Tappareng sering digelar oleh para nelayan dan merupakan acara adat yang telah dilaksanakan sejak ratusan tahun yang silam.{{Marioriawa, Soppeng}}
{{Authority control}}
 
 
{{Kelurahan-stub}}