Mencuci tangan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Berkas:04 Hegasy Hand Disinfection Wiki CCBYSA.png
Bebasnama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(37 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Fingerprint.jpg|jmpl|ka|250px|Lekukan sidik jari adalah contoh bagaimana partikel partikel dapat terperangkap di antara lekukan kulit pada telapak tangan, dan tetap tidak terlihat oleh mata.]]
 
'''Mencuci tangan''' atau '''membasuh tangan''' adalah salah satu tindakan [[sanitasi]] dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.
 
Perilaku mencuci tangan berbeda dengan perilaku [[cuci tangan]] yang merujuk pada kata kiasan.
 
Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan [[air bersih]] dalam jumlah yang mencukupi.
 
[[Organisasi Kesehatan Dunia|Organisasi Kesehataan Dunia atau WHO]] menyarankan untuk mencuci tangan 20 detik sebelum dan sesudah melakukan beberapa kegiatan berikut:<ref>{{Cite web|title=Hand Higyne : How, Why and When|url=https://www.who.int/gpsc/5may/Hand_Hygiene_Why_How_and_When_Brochure.pdf|website=World Health Organization|format=PDF|access-date=25-03-2021}}</ref>
 
* Sebelum dan sesudah merawat orang yang sakit
* Sebelum, selama, dan setelah menyiapkan makanan
* Sebelum makan
* Setelah menggunakan toilet (untuk buang air kecil, buang air besar, kebersihan haid)
* Setelah membantu seseorang yang baru saja menggunakan toilet
* Setelah membuang ingus, atau batuk dan bersin
* Setelah menyentuh hewan, pakan ternak atau kotoran hewan
* Setelah menyentuh sampah
* Setelah pulang dari rumah sakit
* Setelah bekerja
* Setelah melakukan perjalanan apa pun
 
== Mencuci tangan dengan sabun ==
[[File:Pupil washes hands during COVID-19 pandemic in Ghana.jpg|jmpl|ka|300px|Mencuci Tangan]]
[[Berkas:Cuci tangan pakai sabun.jpg|jmpl|ka|300px|Mencuci tangan dengan sabun]]
[[Berkas:Cuci tangan pake sabun.jpg|jmpl|ka|300px|Poster mencuci tangan dengan sabun]]
[[Berkas:12 Medan HWWS inside class with ESP jar.JPG|jmpl|ka|300px|Anak-anak [[SD]] belajar mempraktikkan mencuci tangan dengan sabun yang benar di dalam kelas]]
[[Berkas:04 Hegasy Hand Disinfection Wiki CCBYSA.png|jmpl|300px|Mencuci tangan]]
'''Mencuci tangan dengan sabun''' adalah salah satu tindakan [[sanitasi]] dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai [[kuman]]. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya [[pencegahan penyakit]]. Hal ini dilakukan karena tangan seringkalisering kali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan [[patogen]] berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas).
 
Tangan yang bersentuhan langsung dengan [[tinja|kotoran manusia dan binatang]], ataupun cairan tubuh lain (seperti [[ingus]], dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan <ref> {{en}} Lorna Fewtrell, Kaufmann R.B., Kay D., Enanoria W., Haller L., dan Colford J.M.C., Jr 2005. "Water, sanitation, and hygiene interventions to reduce diarrhoea in less developed countries: A systematic review and meta analysis." The Kancet Infectious Diseases, Vol. 5, Issue 1:42-52. Also, Curtis, V. and Cairncross, S. 2003. "Effect of washing hands with soap on diarrhoea risk in the community: A systematic review." The Lancet Infetious Diseases, Vol.3, May 2003, pp 275-281. </ref>)
 
[[PBB]] telah mencanangkan tanggal [[15 Oktober]] sebagai [[Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun|Hari Mencuci Tangan dengan Sabun Sedunia]]. Ada 20 negara di dunia yang akan berpartisipasi aktif dalam hal ini, salah satu di antaranya adalah Indonesia.
 
=== Sabun untuk mencuci tangan ===
[[Mencuci tangan|Mencuci tangan saja]] adalah salah satu tindakan pencegahan yang menjadi perilaku sehat dan baru dikenal pada akhir abad ke 19. Perilaku sehat dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju) pada akhir abad 19 ini,Hal ini dilakukan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan [[air bersih]] dalam jumlah yang mencukupi.
 
Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, tetapi hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan mencuci tangan dengan sabun. Menggunakan [[sabun]] dalam mencuci tangan sebenarnya menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih banyak saat mencuci tangan, tetapi penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya melepasnya. Di dalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit hidup. Efek lainnya adalah, tangan menjadi harum setelah dicuci dengan menggunakan sabun dan dalam beberapa kasus, tangan yang menjadi wangilah yang membuat mencuci tangan dengan sabun menjadi menarik untuk dilakukan.
 
=== Kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun ===
Ditempat tempat dimana mencuci tangan merupakan praktik umum yang dilakukan sehari-hari, dan banyak terdapat sabun dan air bersih, orang tidak menyadari untuk mencuci tangannya dengan sabun. Sebuah penelitian di Inggris mengungkapkan bahwa hanya separuh orang yang benar-benar mencuci tangannya setelah membuang hajat besar/ kecil. Penelitian lain di Amerika Serikat pada dokter-dokter disana terungkap bahwa dokter banyak lupa mencuci tangannya setelah menangani pasien satu dan berganti ke pasien lainnya dengan frekuensi yang cukup tinggi. Para staf kesehatan sepenuhnya mengerti betapa pentingnya mencuci tangan dengan sabun, tetapi hal ini tidak dilakukan karena: ketidadaan waktu (tidak sempat), kertas untuk pengeringnya kasar, penggunaan sikat yang menghabiskan waktu <ref> {{en}}[http://www.hi-tm.com/Documents/Handflow.html Mencuci tangan dengan sabun ganda dibarengi oleh sikat HACCP] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190517034113/http://www.hi-tm.com/Documents/Handflow.html |date=2019-05-17 }}</ref> dan lokasi [[wastafel]] yang jauh dimana tangan harus berkali-kali dicuci menggunakan sabun dan dikeringkan sehingga merepotkan.
 
Pencucian tangan khusus dalam lingkungan medis biasanya membutuhkan banyak sekali sabun dan air untuk memperoleh busa dan saat telapak tangan digosok secara sistematis dalam kurun waktu 15-20 detik dengan teknik mengunci antar tangan, setelah tangan dikeringkan pun para tenaga medis tidak diperkenankan untuk mematikan air atau membuka pegangan pintu, apabila hal ini mereka harus lakukan, tangan harus dilidungi dengan kertas tisyu atau handuk kering bersih .<ref> {{en}} [http://www.handhygiene.net/handwashing.html APIC Guidelines for handwashing and hand antisepsis in health care settings] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110723142807/http://www.handhygiene.net/handwashing.html |date=2011-07-23 }} American Journal of Infection Control. 1995;23:251-269</ref>.
 
Pada lingkungan pemukiman yang padat dan kumuh, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dengan benar dapat menurunkan separuh dari penderita [[diare]]. Penelitian ini dilakukan di [[Karachi]], [[Pakistan]] dengan intervensi pencegahan penyakit dengan melakukan kampanye mencuci tangan dengan sabun secara benar yang intensif pada komunitas secara langsung. Komunitas yang mendapatkan intervensi dan komunitas pembanding yang mirip yang tidak mendapatkan intervensi menunjukkan bahwa jumlah penderita diare berkurang separuhnya.
 
Keterkaitan perilaku mencuci tangan dengan sabun dan penyakit diare, penelitian intervensi, kontrol kasus, dan lintas sektor dilakukan menggunakan data elektronik dan data yang terkumpul menunjukkan bahwa risiko relatif yang didapat dari tidak mencuci tangan dari percobaan intervensi adalah 95 persen menderita diare, dan mencuci tangan degandengan sabun dapat mengurangi risiko diare hingga 47 persen .<ref>{{en}} [http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1473309903006066 Effect of washing hands with soap on diarrhoea risk in the community: a systematic review]. The Lancet Infectious Diseases, Volume 3, Issue 5, Pages 275 - 281 V . Curtis, S . Cairncross </ref>.
 
=== Jenis sabun untuk mencuci tangan ===
Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun (mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti bakteri seringkalisering kali dipromosikan lebih banyak pada publik. Hingga kini tidak ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa sabun antiseptik atau disinfektan tertentu dapat membuat seseorang rentan pada organisme umum yang berada di alam.<ref>{{cite journal |author=Weber DJ, Rutala WA |title=Use of germicides in the home and the healthcare setting: is there a relationship between germicide use and antibiotic resistance? |journal=Infect Control Hosp Epidemiol |volume=27 |issue=10 |pages=1107–19 |year=2006 |pmid=17006819 |doi=10.1086/507964}}</ref>.
 
Perbedaan antara sabun antiseptik dan sabun biasa adalah, sabun ini mengandung zat anti bakteri umum seperti [[Triklosan]] yang memiliki daftar panjang akan resistensinya terhadap organisme tertentu. Namun zat ini tidak resisten untuk organisme yang tidak terdapat didaftar, sehingga mereka mungkin tidak seefektif apa yang diiklankan.<ref> {{en}} [http://www.cdc.gov/cleanhands/ Clean hands from the [[Centers for Disease Control and Prevention|CDC]]]</ref>.
 
=== Mencegah penyakit ===
[[Berkas:Diagram F transmisi penyakit.PNG|pus|jmpl|425px|Diagram F transmisi penyakit diambil dari sumber: Wagner dan Lanoix]] {{clear}} Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit [[diare]] dan [[ISPA]], yang keduanya menjadi penyebab utama kematian anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak diseluruh dunia meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit [[diare]] dan ISPA. Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit,<ref name="lembarfaktawell"> {{en}} [http://www.lboro.ac.uk/well/resources/fact-sheets/fact-sheets-htm/Handwashing.htm Lembar Fakta WELL] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100619145147/http://www.lboro.ac.uk/well/resources/fact-sheets/fact-sheets-htm/Handwashing.htm |date=2010-06-19 }}</ref>, mata ,<ref name="lembarfaktawell"/>, [[cacingan|cacing yang tinggal di dalam usus]] ,<ref name="lembarfaktawell"/>, [[SARS]], dan [[flu burung]].<ref> {{en}}[http://discuss.worldbank.org/content/interview/detail/3939/ Bank Dunia: Speak Out interview dengan François Le Gall tentang Penyakit-penyakit pada hewan: Ancaman Global Baru] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100718135617/http://discuss.worldbank.org/content/interview/detail/3939 |date=2010-07-18 }}</ref>.
 
Pada sebuah penelitan yang dipublikasikan Jurnal Kedokteran Inggris (''British Medical Journal'') pada November 2007 menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan menggunakan masker, sarung tangan, dan pelindung, bisa jadi lebih efektuf untuk menahan penyebaran virus ISPA seperti flu dan SARS. Temuan ini dipublikasikan setelah Inggris mengumumkan bahwa mereka menggandakan obat-obatan anti virus sebagai persiapan pandemik flu yang mungkin terjadi dimasa depan. Berdasarkan 51 riset, peneliti menemukan bahwa pendekatan melalui perlindungan fisik yang murah sebaiknya diberikan prioritas dalam rencana nasional mengatasi pandemik flu, saat bukti-bukti banyak menunjukkan bahwa penggunaan vaksin dan obat-obatan anti virus tidak efisien untuk menghentikan penyebaran influenza.
 
Ke 51 penelitian ini membandingkan intervensi untuk mencegah penularan virus ISPA dari binatang ke manusia atau manusia ke manusia dengan isolasi, karantina, menjauhkan diri secara sosial, perlindungan diri dan perlindungan melalui perilaku sehat, intervensi lainnya hingga tidak melakukan apapun juga. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa secara individual mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker, sarung tangan dan pelindung lebih efektif untuk menahan laju penyebaran virus ISPA, dan lebih efektif lagi bila dikombinasikan. Para peneliti juga akan mengadakan evaluasi lanjutan akan kombinasi manakah yang terbaik untuk diterapkan. Penelitian lainnya yang dibulikasikan oleh Cochrane Library journal pada Oktober 2007 menemukan bahwa mencuci tangan dengan air dan sabun adalah cara yang sederhana dan efektif untuk menahan virus ISPA, mulai dari virus flu sehari-hari hingga virus pandemik yang mematikan .<ref> {{en}} [http://www.reuters.com/article/healthNews/idUSSHA25252620071128 Reuters: Mencuci Tangan Dengan Sabun Lebih Berguna Untuk Pengendalian dibandingkan dengan Obat] </ref>.
 
Sebuah penelitian lain tentang kebijakan kesehatan yang dilakukan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa perilaku sehat seperti mencuci tangan dengan sabun kurang dipromosikan sebagai perilaku pencegahan penyakit, dibandingkan promosi obat-abatan flu oleh staf kesehatan. Hal ini diperparah apabila lokasi penduduk terpencil dan sulit terjangkau media cetak maupun elektronik (seperti radio dan TV) .<ref> {{en}} [http://siteresources.worldbank.org/DEC/600659-1109953265771/20382853/17901_Weak_Links.pdf Weak Links in the Chain II: A Prescription for Health Policy in Poor Countries] </ref>.
 
=== Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun ===
# [[Diare]]. Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak [[balita]]. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita diare hingga separuh .<ref> {{en}} Lorna et al </ref>. Penyakit diare seringkalisering kali diasosiasikan dengan keadaan air, tetapi secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti [[tinja]] dan [[air kencing]], karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%) <ref>{{en}}Fewtrell et. al 2005</ref>
# [[ISPA|Infeksi saluran pernapasan]] adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak [[balita]]. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus ''entrentic'') yang menjadi penyebab tidak hanya [[diare]] namun juga gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti - [[mencuci tangan]] sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/kecil - dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen .<ref name="lembarfaktawell"/>. Penelitian lain di [[Pakistan]] menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernapasan yang berkaitan dengan [[pnemonia]] pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 persen.<ref> {{en}} S.Luby, Agboatwalla M., Feikin D., Painter J., Billhimer W, Altaf A., and Hoekstra R (2004). "The Effect of handwashing on child health: A randomised controlled trail." The Lancet Vol.366, Issue 9481:225-33</ref>.
# Infeksi [[cacingan|cacing]], infeksi mata dan penyakit kulit, . Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti [[trakoma]], dan [[cacingan]] khususnya untuk [[ascariasis]] dan [[trichuriasis]].
 
=== Perilaku dan penelitian tentang mencuci tangan dengan sabun di dunia ===
[[Berkas:Germfarm.jpg|jmpl|250px|Peternakan kuman, ilustrasi untuk mencuci tangan dengan sabun]]
Berbagai macam masyarakat di dunia mencuci tangan dengan sabun untuk alasan yang berbeda-beda, walaupun pada umumnya perilaku mencuci tangan dengan sabun itu secara luas diketahui untuk membersihkan tangan dari kuman namun perilaku ini tidak otomatis dilakukan untuk tujuan tersebut.
* Sebuah studi awal dengan pendekatan kualitatif di [[Kerala]], [[India]] menunjukkan bahwa orang dewasa menginginkan tangan yang bersih atas dasar kenyamanan, tangan yang tidak bau, menunjukkan kecintaan mereka terhadap anak-anaknya, dan mempraktikkan tanggung jawab sosial mereka dalam masyarakat.
* Di [[Ghana]], tercatat 25 persen dari seluruh kematian yang dialami oleh balita adalah diakibatkan oleh diare, penyakit ini juga menjadi tiga besar penyakit yang diderita oleh anak-anak. Balita umumnya mengalami tiga hingga lima kali diare selama satu tahun dan jumlah yang kurang lebih sama dialami oleh penderita penyakit infeksi pernapasan. Perhitungan ini berarti 9 juta kejadian penyakit diare dapat dicegah setiap tahunnya dengan mencuci tangan menggunakan sabun. Penduduk di Ghana adalah pengguna sabun yang aktif, mereka membeli banyak sabun untuk kebutuhan sehari-harinya. Namun hampir seluruh sabun digunakan untuk mencuci piring dan mandi. Pada penelitian mendasar yang dilakukan di Ghana, 75 persen ibu rumah tangga mengaku telah mencuci tangan mereka dengan sabun, tetapi setelah dilakukan penelitian terstruktur, ternyata hanya 3 persen yang benar-benar melakukannya, sementara 32 persen hanya mencuci tangan mereka dengan air. Beberapa alasan mengapa ibu-ibu ini menggunakan sabun karena mereka merasa merasa tangan terasa bersih dan segar setelah kotoran terlepas, mencuci tangan ddengandengan sabun juga merupakan salah satu cara untuk menunjukkan bahwa mereka menyayangi anak mereka, dan pada saat yang sama meningkatkan status sosial mereka. Kampanye mencuci tangan dengan sabun dimulai pada tahun 2003 di Ghana melibatkan masyarakat dan pihak swasta ([[Procter & Gamble]]) dan pada tahun 2007 menunjukkan 13 persen kenaikan perilaku mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet dan 41 persen kenaikan perilaku mencuci tangan dengan sabun sebelum makan .<ref> {{en}} [http://www.nytimes.com/2008/07/13/business/13habit.html?em&ex=1216180800&en=893d6d16b2643e20&ei=5087%0A New York Times: Warning Habbit May Be Good For You]</ref>.
* [[Indonesia]]: perilaku sanitasi pada umumnya diperkenalkan melalui program pemerintah pada tahun 1970, dimana masyarakat diajarkan untuk menggunakan [[MCK]] dan mandi dua kali sehari (Lumajang, Jawa). Lalu program ini dilanjutkan dengan memperkenalkan perilaku sehat mencuci tangan dengan sabun sebelum makan di sekolah-sekolah dasar. Guru dan staf kesehatan bersama membuat tempat air (dari kaleng cat bekas atau ember plastik, apapun yang tersedia) untuk digunakan oleh anak-anak. Lalu para staf kesehatan melatih guru untuk memeriksa kebersihan para muridnya. Di Pakel, Lumajang, guru juga menyimpan catatan kebersihan anak didiknya untuk melihat apakah perilaku mereka berubah, dalam catatan terlihat bahwa selain penurunan tingkat absensi (tidak sekolah), kini anak-anak juga menjadi rajin beribadah tengah hari karena tersedianya air untuk [[wudhu]], yang sebelumnya tidak bisa mereka lakukan karena kesulitan akses air.<ref> {{en}} [http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-1152870963030/2753486-1165385030085/3232453-1166597289458/VOPcasestudy5.pdf World Bank Report: Making Services Works for The Poor, Nine Case Studies from Indonesia. P. 109 Case Study 5] </ref>. Di daerah lain di Indonesia perilaku mencuci tangan dengan sabun juga diperkenalkan melalui program dokter kecil pada tahun 2007 .<ref>{{id}} [http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=179099 Suara Karya Online: Dokter Kecil, Sang Ujung Tombak Budaya Sehat] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120211154334/http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=179099 |date=2012-02-11 }}</ref>. Dalam sinetron Si Entong yang ditayang di TPI pada 31 Agustus 2008 ,<ref> Tayangan TPI, Sinetron si Entong: 31 Agustus 2008 </ref>, tampak Entong menjadi pelaku penyuluhan cilik mengajak masyarakat untuk mencuci tangan di pos kesehatan di kediamannya. Perilaku mencuci tangan dengan sabun untuk memutus mata rantai penularan penyakit juga menjadi salah satu strategi nasional oleh Departemen Kesehatan dengan tujuan membangun masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat. Strategi STBM ini juga merupakan implementasi strategi utama Departemen Kesehatan yaitu untuk memobilisasi dan memberdayakan masyarakat agar memilih hidup sehat .<ref> {{id}} [http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/04/19220986/terapkan.sanitasi.total.berbasis.masyarakat.. Kompas: Terapkan Sanitasi Total Berbasiskan Masyarakat]</ref>.
* Pada sebuah penelitian di [[Filipina]] yang dipublikasikan oleh Bank Dunia pada tahun [[2008]] perilaku praktik-pratek kesehatan yang baik, seperti mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi biaya-biaya kesehatan hingga US$455 juta dollar. Sumbangan terbesar dari angka ini terkait dengan angka kematian (yang menjadi biaya terbesar), dan biaya lainnya terkait dari dampak ekonomi seperti kehilangan kesempatan (waktu) untuk sekolah dan memperoleh pendidikan karena sakit, hilangnya waktu produktivitas anggota keluarga karena harus mengurus penderita, biaya-biaya yang harus dibayar di fasilitas kesehatan termasuk biaya administrasi, obat, penanganan kesehatan, dan transportasi.<ref> [http://wds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/WDSP/IB/2008/06/23/000333038_20080623011756/Rendered/PDF/443260v20WSP001mic0impacts01PUBLIC1.pdf Bank Dunia: Dampak Ekonomi di Filipina, Studi Kasus di Kamboja, Indonesia, Laos, Filipina, dan Vietnam oleh ESI]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>.
* [[Pakistan]]
* Upaya mensosialisasikan perilaku sehat sanitasi dan mencuci tangan dengan sabun di [[Nigeria]] dimulai oleh sebuah program yang diprakarsai oleh [[UNICEF]] dengan menggunakan anak sekolah sebagai agen perubahan. Dalam membentuk perilaku sanitasi mandiri dan pengetahuan akan hidup yang bersih dan sehat anak-anak sekolah dirangsang untuk membentuk kelompok kelompok sekolah seperti klub sehat & hak untuk anak, yang melibatkan orang tua dan mengajak partisipasi komunitas di desa untuk ikut serta dalam proyek-proyek sanitasi. Salah satu sekolah memprakarsai Klub Lingkungan Sehat dimana para murid mempromosikan perilaku mencuci tangan dengan sabun untuk komunitas dan memperkenalkan teknik-teknik untuk menjaga kebersihan air dalam penggunaannya sehari-hari di rumah dan berusaha agar pengetahuan untuk hidup bersih ini diterapkan dirumah. Dengan pertolongan dari guru-guru sekitar 12 anak perempuan dan 18 anak lelaki yang mendirikan klub lalu mengoperasikan dan merawat fasilitas klub serta mengawasi penggunaan sumur bor. Klub tersebut membiayai aktivitasnya dengan menjual ember plastik dan bejana tembikar yang dilengkapi dengan keran. Dua tahun setelah intervensi ini, perilaku mencuci tangan dengan sabun meningkat hingga 95 persen. Guru mulai melaporkan bahwa para murid datang kesekolah dalam keadaan bersih, dan kasus cacingan serta penyakit-penyakit kulit lainnya berkurang. Tidak hanya itu, angka kehadiran murid pun naik dengan teratur per tahunnya, dari 320 murid ketika program pertama kali diperkenalkan, hingga 538 murid pada tahun 2001.
'''Langkah tepat mencuci tangan dengan sabun'''
* [[Malawi]] <ref> {{en}} [http://www.unicef.org/infobycountry/malawi_45225.html Unicef Malawi] </ref>
 
* [[Australia]] <ref> {{en}} [http://www.foodsafety.asn.au/publications/articlesandsurveys/handwashingsurvey.cfm Hand washing understanding and behaviour by Australian consumers]</ref><ref> {{en}} [https://archive.is/20120908025135/www.news.com.au/dailytelegraph/story/0,22049,22731353-5005941,00.html Spreading more than good will] </ref>
Mencuci tangan dengan sabun harus dilakukan dengan tepat, berikut adalah langkah-langkah tepat mencuci tangan,<ref>{{Cite web|date=2020-11-24|title=When and How to Wash Your Hands {{!}} Handwashing {{!}} CDC|url=https://www.cdc.gov/handwashing/when-how-handwashing.html|website=www.cdc.gov|language=en-us|access-date=2021-03-25}}</ref>
* [[Selandia Baru]] <ref> {{en}} [http://www.scoop.co.nz/stories/GE0711/S00057.htm New Zealand Scoop Health Independent News: PHA: Some School Handwashing Facilities Appalling] </ref>
 
* Basahi tangan dengan air bersih yang mengalir (hangat atau dingin), matikan keran, dan gunakan sabun.
* gosok tangan dengan sabun
* gosok punggung tangan, sela-sela jari tangan, dan bagian bawah kuku
* Gosok tangan setidaknya selama 20 detik
* Bilas tangan dengan baik menggunakan air bersih yang mengalir
* Keringkan tangan menggunakan handuk bersih, udara terbuka, atau alat pengering yang tersedia
 
== Mencuci tangan tanpa sabun ==
Baris 68 ⟶ 88:
[[Berkas:Cuci_tangan_wudhu.jpg|jmpl|ka|250px|Berwudhu]]
[[Berkas:Kobokan.jpg|jmpl|ka|250px|Wadah pencuci tangan dan jeruk nipis yang disediakan di Rumah Makan]]
Ritual mencuci tangan di dunia dipraktikandilakukan sebagai bagian dari [[budaya]] maupun praktikpraktek keagamaan. Dalam agama [[Hindu]] terdapat ritual mencuci tangan [[Bahá'í]], dalam agama [[Yahudi]] dinamakan tevilah dan netilat yadayim. PraktikPraktek yang mirip adalah ritual [[lavabo]] untuk agama [[Kristen]], [[wudhu]] untuk agama [[Islam]], dan [[Misogi]] di kuil [[Shinto]].
 
Di beberapa rumah makan di Indonesia seperti [[rumah makan Padang]], [[rumah makan Sunda]], atau warung-warung makan lainnya dimana mengonsumsi makanan dirasakan lebih umum dengan menggunakan tangan langsung (tanpa alat makan seperti sendok dan garpu), penjual kadang-kadang menyediakan wadah berupa mangkuk kecil berisi air (sering juga disebut dengan ''[[kobokan]]'') untuk mencuci tangan disertai dengan irisan jeruk nipis untuk menghilangkan bau sesudah makan. PraktikPraktek mencuci tangan yang dianjurkan pada umumnya adalah dilakukan dibawahdi bawah air yang mengalir, karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor bisa menjadi tempat ''sup kuman'' karena berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung kuman penyakit di satu tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci tangan tersebut.
 
=== Mencuci tangan dengan air panas ===
Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan air panas lebih efektif untuk membersihkan tangan, tetapi pendapat ini tidak disertai dengan pembuktian ilmiah. Temperatur dimana manusia dapat menahan panas air tidak efektif untuk membunuh kuman. Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa air panas dapat membersihkan kotoran, minyak, ataupun zat-zat kimia, tetapi pendapat populer ini sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak membunuh mikro organisme. Temperatur yang nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat celsius, dan temperatur ini tidak cukup panas untuk membunuh mikro organisme apapun. Namun temperatur yang jauh lebih panas (umumnya sekitar 100 derajat celsius) memang dapat membunuh kuman.
Tidak efektifnya temperatur air untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana air keran dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon per menit dan kederasan air inilah yang membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak signifikan .<ref> {{en}} [http://www.hi-tm.com/Documents/Handflow.html Prosedur Standar Operasi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190517034113/http://www.hi-tm.com/Documents/Handflow.html |date=2019-05-17 }}</ref>.
 
=== Mencuci tangan dengan cairan ===
Baris 80 ⟶ 100:
Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan alkohol untuk mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan, antiseptik, atau sanitasi tangan) dan menjadi populer. Banyak dari cairan ini berasal dari kandungan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan kandungan pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, cairan, atau busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena penggunaan alkohol. Cairan ini mulai populer digunakan karena penggunaannya yang mudah, praktis karena tidak membutuhkan air dan sabun.
 
Penggunaan cairan sanitasi tangan berbentuk jel dan berbahan dasar alkohol dalam sebuah penelitian di Amerika pada 292 keluarga di Boston menunjukkan bahwa cairan ini mengurangi kasus [[diare]] di rumah hingga 59 persen. Dr. Thomas J. Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit Menular pada RS Anak-anak Boston (''Division of Infectious Diseases at Children's Hospital Boston'') dan juga penulis untuk buku "Tangan Sehat, Keluarga Sehat" (''"Healthy Hands, Healthy Families."'') mengemukakan bahwa penelitian ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan bahwa penggunaan cairan sanitasi tangan menunjukkan bahwa perilaku ini mengurangi penyebaran kuman di rumah. Keluarga yang direkrut untuk penelitian ini adalah keluarga yang menitipkan anak-anaknya di tempat penitipan anak dan menunjukkan aktivitas [[mencuci tangan dengan sabun]] dengan frekuensi yang sama saat direkrut untuk penelitian. Lalu separuh dari keluarga itu diberikan cairan sanitasi tangan dan selebaran yang memberitahu tentang pentingnya kebersihan tangan. Sementara separuhnya lagi, befungsi sebagai kontrol dan menerima selebaran tentang nutrisi dan diminta untuk tidak menggunakan cairan pencuci tangan. Hasilnya keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan mengindikasikan 59 persen angka [[diare]] yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang berfungsi sebagai kontrol. Penelitian lain oleh ''Harvard Medical School'' dan RS Anak-anak Boston (''Division of Infectious Diseases at Children's Hospital Boston'') yang dipublikasikan pada bulan April 2005 menunjukkan efek perlindungan pada penderita [[ISPA]] dalam keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan atas inisyatif mereka sendiri. Cairan sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi para orang tua yang tidak sempat berulangkali ke [[wastafel]] untuk mencuci tangan mereka saat harus merawat anak mereka yang sakit. Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk mengurangi penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukannya dibutuhkan [[wastafel]], dan sebagai tambahan rotavirus (virus yang paling sering ditemukan dalam kasus diare di tempat penitipan anak di Amerika), tidak dapat dibersihkan secara efektif dengan sabun dan air, tetapi dapat dimatikan dengan alkohol .<ref> {{en}} [http://www.sciencedaily.com/releases/2005/09/050906072744.htm Science Daily.com: Hand Sanitizer Gel Works] </ref>.
 
Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga cairan pembersih tangan non alkohol. Namun apabila tangan benar-benar dalam keadaan kotor, baik oleh tanah, darah, ataupun lainnya, maka penggunaan air dan sabun untuk mencuci tangan lebih disarankan karena cairan pencuci tangan baik yang berbahan dasar alkohol maupun non alkohol walaupun efektif membunuh kuman cairan ini tidak membersihkan tangan, ataupun membersihkan material organik lainnya.
 
Dalam perdebatan yang mana perilaku yang lebih efektif di antara menggunakan cairan pembersih tangan atau mencuci tangan dengan sabun, Wallace Kelly, ''Infection Control R.N.'' (Paramedik untuk Pengendalian Infeksi) <ref> name="wtxl.com">{{en}} [http://www.wtxl.com/Global/story.asp?S=7315358 Cairan Pencuci Tangan Vs Mencuci Tangan dengan Sabun] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090519000529/http://www.wtxl.com/Global/story.asp?S=7315358 |date=2009-05-19 }}</ref> berpendapat bahwa keduanya efektif dalam membersihkan bakteria-bakteria tertentu. Namun cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak efektif dalam membunuh bakteria yang lain seperti e-coli dan salmonela. Karena alkohol tidak menghancurkan spora-spora namun dengan mencuci tangan dengan sabun spora-spora tersebut terbasuh dari tangan. Menurutnya metode terbaik adalah menentukan saat keadaan tidak memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, maka cairan pencuci tangan jauh lebih baik daripada tidak menggunakan apapun.
 
Di [[Amerika Serikat]] cairan pencuci tangan dilarang oleh Departemen Pemadam Kebakaran dari sekolah-sekolah karena kekhawatiran bahwa cairan tersebut dapat merangsang api menjadi besar, tetapi Rumah Sakit Tallahasee Memorial Hospital diperbolehkan untuk menaruh cairan pencuci tangan dalam jumlah tertentu. Cairan pencuci tangan yang disarankan adalah yang mengandung paling sedikit 60 persen alkohol dan bahan pelembab .<ref> {{en}} [http://www.name="wtxl.com"/Global/story.asp?S=7315358 Cairan Pencuci Tangan Vs Mencuci Tangan dengan Sabun] </ref>.
 
<!--Hand sanitizers containing a minimum of 60 to 95% [[alcohol]] are very efficient germ killers. Alcohol rub sanitizers kill bacteria, multi-drug resistant bacteria ([[MRSA]] and [[VRE]]), [[tuberculosis]], and [[viruses]] (including [[HIV]], [[herpes]], [[RSV]], [[rhinovirus]], [[vaccinia]], [[influenza]], and [[hepatitis]]) and [[fungus]]. Alcohol rub sanitizers containing 70% alcohol kill 3.5 log<sub>10</sub> (99.9%) of the bacteria on hands 30 seconds after application and 4 to 5 log<sub>10</sub> (99.99 to 99.999%) of the bacteria on hands 1 minute after application. Alcohol rub sanitizers can prevent the transfer of health-care associated pathogens ([[Gram-negative bacteria]]) better than soap and water. Alcohol rub sanitizers are not appropriate for use when your hands are visibly dirty, soiled or contaminated with blood. Use soap and water for dirty or soiled hands.-->
Baris 96 ⟶ 116:
=== Mencuci tangan dengan tisu basah ===
[[Berkas:Rediwipes white.jpg|jmpl|250px|Rediwipes tisu basah yang dinyatakan dapat membunuh bakteri E-coli dan Salmonella]]
[[Tisu basah]] diperkenalkan pada awalnya untuk membersihkan tidak hanya tangan, tetapi juga kotoran bayi, permukaan meja, dan di AS dianjurkan untuk peralatan rumah tangga lainnya. Menurut ''Center for Disease Control and Prevention (CDC)'' (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular) di Amerika serikat sebayak 76 juta dari 300 juta orang yang tinggal di AS sakit setiap tahunnya karena penyakit yang dibawa bersamaan dengan masuknya makanan. Sebanyak 300.000 masuk rumah sakit dan dan setiap tahun 5.000 orang meninggal dunia karena penyakit dibawa bersamaan dengan masuknya makanan.<ref> name="bio-medicine.org">{{en}} [http://www.bio-medicine.org/medicine-news-1/Disinfecting-Rediwipes-28TM-29-Launch-Targets-E--coli-and-Salmonella-6160-1/ Bio Medicine.org: Rediwipes Menargetkan E-coli dan Salmonella] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080830035804/http://www.bio-medicine.org/medicine-news-1/Disinfecting-Rediwipes-28TM-29-Launch-Targets-E--coli-and-Salmonella-6160-1/ |date=2008-08-30 }}</ref> .
 
Tisu basah menjadi alternatif membersihkan tangan setelah mencuci tangan dengan sabun karena lebih praktis dan tidak memerlukan air. Beberapa tisu basah telah mengembangkan kandungan wewangian beralkohol, atau anti bakteri, ataupun minyak almond untuk menjaga kulit tangan agar tidak terasa kering. Namun menurut [[Handrawan Nadesul|dr. Handrawan]] tisu basah tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan .<ref> {{id}} [http://www.perspektifbaru.com/wawancara/557 Cucilah Tangan dengan Sabun Wawancara dengan [[Wimar Witoelar]] di Perspektif Baru] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080604065221/http://www.perspektifbaru.com/wawancara/557/ |date=2008-06-04 }}</ref>.
 
Dalam beberapa kasus khusus, sebuah perusahaan di AS mengeluarkan tisu basah yang berlabel Rediwipes yang menyatakan dapat membunuh 99.9 persen bakteri yang terdapat dirumah termasuk bakteri Salmonella dan E. coli. Tisu ini dianjurkan untuk digunakan dalam membersihkan tangan dan peralatan dapur lainnya sebelum masak agar mencegah kontaminasi bakteri silang antara tangan, bahan masakan, dan peralatan dapur sehingga tidak menyebar .<ref> {{en}} [http://www.name="bio-medicine.org"/medicine-news-1/Disinfecting-Rediwipes-28TM-29-Launch-Targets-E--coli-and-Salmonella-6160-1/ Bio Medicine.org: Rediwipes Menargetkan E-coli dan Salmonella] </ref>.
 
=== Mencuci tangan dengan abu atau pasir ===
[[Organisasi Kesehatan Dunia]] merekomendasikan abu atau pasir sebagai alternatif apabila sabun tidak tersedia.<ref>{{Cite web|title=WHO {{!}} How can personal hygiene be maintained in difficult circumstances?|url=http://www.who.int/water_sanitation_health/emergencies/qa/emergencies_qa17/en/|website=WHO|access-date=20-3-2021}}</ref>
 
== Sejarah ==
Selama bertahun-tahun, mencuci tangan telah menjadi komponen utama dari kebersihan pribadi, kebiasaan [[agama]] dan [[budaya]]. Namun, hubungan antara mencuci tangan dan [[kesehatan]] baru ditemukan kurang dari dua [[abad]] lalu.<ref name=":0">{{Cite web|title=The Global Handwashing Partnership|url=https://globalhandwashing.org/about-handwashing/history-of-handwashing/|website=globalhandwashing.org|language=en-US|access-date=18-3-2021}}</ref> Pada pertengahan abad ke-19, seorang dokter [[Hungaria]], [[Ignaz Semmelweis|Ignaz Philipp Semmelweis]] mengemukakan ide mencuci tangan pertama kali. Dia menyarankan para [[dokter]] untuk mencuci tangan menggunakan [[klorin]] dengan tujuan menekan [[Mortalitas|angka kematian]] akibat [[infeksi]] pada [[Kelahiran|persalinan]]. Setelah para dokter giat mencuci tangan, angka kematian pada [[pasien]] yang melahirkan di Hungaria turun dari 13-18% menjadi sekitar 2%.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|last=Ali|first=Soegianto|title=Sejarah dan keajaiban cuci tangan bisa cegah penyakit infeksi termasuk Covid-19|url=http://theconversation.com/sejarah-dan-keajaiban-cuci-tangan-bisa-cegah-penyakit-infeksi-termasuk-covid-19-140708|website=The Conversation|language=en|access-date=18-3-2021}}</ref> Sayangnya, ide ini tidak populer di kalangan semua orang. Bahkan beberapa dokter merasa dipersalahkan atas angka kematian yang tinggi di masa lalu. Ditambah adanya anggapan bahwa air yang menjadi penyebab potensial penyakit. Semmelweis pun mencoba membujuk dokter lain di rumah sakit di [[Eropa]] akan manfaat mencuci tangan, tapi tidak berhasil.<ref name=":0" />
 
Praktek mencuci tangan juga dilakukan oleh [[Florence Nightingale|Florence Nightingale―]]<nowiki/>seorang [[Keperawatan|perawat]] [[Inggris]]― di [[Scutari, Italia]] pada masa [[perang Krimea]]. Pada saat kebanyakan orang percaya bahwa [[infeksi]] disebabkan oleh bau busuk yang disebut [[Teori miasma|miasma]], Nightingale menerapkan cuci tangan dan praktek kebersihan lainnya di rumah sakit perang tempat dia bekerja. Praktek tersebut berhasil mengurangi infeksi.<ref name=":0" />
 
Praktek kebersihan tangan yang dipromosikan oleh Semmelweis dan Nightingale tidak diterapkan secara luas. Secara umum, promosi mencuci tangan terhenti selama lebih dari satu [[abad]]. Baru pada 1980-an, ketika serangkaian [[wabah]] terjadi, [[Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat]] mengidentifikasi kebersihan tangan sebagai cara penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Mereka juga mengumumkan pedoman kebersihan tangan pertama yang disahkan secara nasional, dan banyak yang mengikutinya.<ref name=":0" />
 
== Lihat pula ==
Baris 109 ⟶ 139:
 
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.esp.or.id/wp-content/uploads/2007/09/r-0191-formative-research-report-hygiene-and-health.pdf Formative Research Report Hygiene and Health Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090219111632/http://www.esp.or.id/wp-content/uploads/2007/09/r-0191-formative-research-report-hygiene-and-health.pdf |date=2009-02-19 }}
* {{en}} [http://www-wds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/WDSP/IB/2008/06/23/000333038_20080623011756/Rendered/PDF/443260v20WSP001mic0impacts01PUBLIC1.pdf Economic Impacts of Sanitation in the Philippines: A five-country study conducted in Cambodia, Indonesia, Lao PDR, the Phillippines and Vietnam under the Economics of Sanitation Initiative (ESI)]
* {{en}} [http://www.scielosp.org/scielo.php?pid=S0042-96862003001200007&script=sci_arttext&tlng=en Can developing countries achieve adequate improvements in child health outcomes without engaging the private sector?]
* {{en}} [http://pt.wkhealth.com/pt/re/tmih/abstract.00060771-200211000-00010.htm;jsessionid=L60FplyM1Xvw9dR1J12yyQvWn2HdKxKMwzWptkqTlGvZyKMqL7BG!231517226!181195629!8091!-1 Is hygiene promotion cost-effective? A case study in Burkina Faso]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}.
* {{en}} [http://www-wds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/WDSP/IB/1996/01/01/000009265_3961019173236/additional/117517322_20041117144543.pdf Bank Dunia Penentu Penyakit Diarea di Jakarta]
* {{en}} [http://www.donteatpoop.com/hand%20archives/2007/November2007.html Don't Eat Poops: Arsip November 2007 Tentang Berita-Berita Mencuci Tangan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100225094524/http://www.donteatpoop.com/hand%20archives/2007/November2007.html |date=2010-02-25 }}
* {{en}} [http://www.irc.nl/page/42844 IRC: Valerie Curtis: the ´yuck´ factor makes people wash their hands] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080927062520/http://www.irc.nl/page/42844 |date=2008-09-27 }}</ref>
* {{id}} [http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=146976 Suara Karya Online: Menkes Canangkan Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120211154246/http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=146976 |date=2012-02-11 }}</ref>
 
{{Konsep dalam penyakit infeksius}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Sanitasi]]