Musik Kristen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Paragraf pembuka tolong disertakan
Ladesman (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kekristenankristen}}
 
'''Musik Kristen''', disebut juga '''musik rohani''', adalah [[musik]] yang diciptakan untuk mengekspresikan keyakinan diri pribadi dan komunitas [[Kekristenan|Kristen]]. Nyanyian Kristen dapat berupa doa, puji-pujian, atau kidung yang bentuknya bervariasi di seluruh dunia
Baris 44:
 
== Nyanyian Gregorian ==
Nyanyian Gregorian adalah tradisi utama Baratnyanyian [biasa (plainsong) [|dari plainchant]]Barat, suatu bentuk [[monophony|monophonicmonofonik]] [[liturgi Liturgi|liturgis] liturgis] dari [[Kristen Barat]] yang menyertai perayaan Misa dan ritual lainnya dalam pelayanan. Bentuk musik berasal dari kehidupan biara, di mana menyanyikan sembilan 'Layanan Ilahi' beberapa kali sehari pada jam-jam yang tepat ditegakkan menurut [Peraturan [St Benedict | Peraturan Santo Benediktus]]. BernyanyiNyanyian Mazmur terdiri dari sebagian besar hidup dalam komunitas monastik, sementara kelompok yang lebih kecil dan solois menyanyikan nyanyian yang cukup sederhana.
 
Dalam sejarah panjang nyanyian Gregorian telah mengalami banyak perubahan bertahap dan beberapa reformasi. Ini diselenggarakan, dikodifikasikan, dan dinotasikan terutama di [[Frank]] tanah dari Eropa barat dan tengah selama abad 12 dan 13, dengan tambahan kemudian dan redactions, tetapi teks dan banyak dari melodi pendahulunya kembali beberapa berabad-abad sebelumnya. Meskipun kredit kepercayaan populer [[Paus Gregorius I|Paus Gregorius Agung]] dengan memiliki pribadi menciptakan lagu Gregorian.
 
Selama berabad-abad mengikuti tradisi nyanyian masih di jantung musik Gereja, di mana ia berubah dan diperoleh berbagai penambahan-penambahan. Bahkan polifonik musik yang berasal dari nyanyian lama dalam Organa oleh [[Leonin]] dan [[Perotin]] di Paris (1160-1240) berakhir pada [[Monophonynyanyian |] monophonic] nyanyianmonofonik dan nantinya tradisi gaya komposisi baru dipraktikkan dalam penjajaran dengan nyanyian monophonic. Praktik ini berlanjut sampai seumur hidup [[François Couperin]], Organ Misa itu dimaksudkan untuk dilakukan sesuai dengan [[homophonic|homofonik]]. Meskipun sebagian besar telah jatuh ke dalam tidak digunakan setelah periode Baroque, nyanyian tersebut mengalami kebangkitan pada abad ke-19 dalam [[Gereja Katolik Roma]] dan [[Anglo-Katolik]] sayap [[Komuni Anglikan]].
 
== Musik Misa atau Kebaktian ==
Baris 64:
# [[Agnus Dei]] ("Anak Domba Allah")
 
[[Misa Requiem]] adalah versi modifikasi dari misa biasa. Pengaturan musik misa Requiem memiliki tradisi panjang dalam musik Barat. Ada banyak karya-karya penting dalam tradisi ini, termasuk yang dilakukan oleh [[Giovanni Pierluigi da Palestrina |] Palestrina], [[Tomás Luis de Victoria]], [[Wolfgang Amadeus Mozart]], [[Hector Berlioz]], [[Johannes Brahms]], [[Anton Bruckner]], [[Gabriel Fauré|Gabriel Faure]], [[Franz Liszt]], [[Giuseppe Verdi]], [[Benjamin Britten]], [[Maurice Duruflé]], [[Ligeti György]], [[Krzysztof Penderecki]] dan [[Igor Stravinsky.]].
 
== Fungsi musik gereja ==
Baris 115:
Idealnya sebuah [[kantoria]] menyanyikan semua nyanyian jemaat yang ada dengan susunan 4 suara, SATB (atau aransemen suara sejenis), baik yang sederhana maupun aransemen khusus. Untuk dapat mencapai hal tersebut, diperlukan pendidikan paduan suara yang progresif hingga tiap anggota dapat menyanyi dengan mandiri tanpa harus “nebeng” kiri-kanan.
 
Jika nyanyian jemaat dapat dilagukan dengan baik dan benar, penuh semangat, maka dengan sendiri ibadah kita akan lebih hidup dan berarti. Ingatlah bahwa seringkalisering kali kita lebih mengingat musik yang dinyanyikan di dalam satu ibadah, dibandingkan dengan hal-hal lain.
 
Ada banyak hal yang harus diperhatikan di dalam pelayanan kita sebagai kantoria. Yang terpenting adalah persiapan kita untuk menyanyikan lagu-lagu jemaat haruslah matang. Jangan sampai kita tidak tahu pasti bagaimana cara menyanyikan lagu-lagu tersebut. Hingga jemaat tidaklah terganggu ketika beribadah, dengan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.