Orang Peranakan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Status saat ini: bentuk baku using AWB
k Etnik
 
(32 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Tentang|kelompok etnis perpaduan antara Tionghoa dan Pribumi Nusantara|keturunan Tionghoa di Indonesia|Tionghoa -Indonesia}}
{{Infobox ethnic group
|group = '''Orang Peranakan'''<br />'''<small>峇峇娘惹</small>'''<br /><small>'''土生華人'''</small>
|image =[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Machinepersoneel van de Singkep Tin Maatschappij met hun gezinnen Riouw TMnr 10007289.jpg|250px]]
|caption = Keluarga Peranakan di ''[[Riau|Riouw]]'', [[Hindia Belanda]]
|poptime =
|poptime = 9.000.000 (perkiraan)<ref name="thejakartapost">[http://www.thejakartapost.com/news/2008/05/26/chinese-indonesians-can039t-be-put-boxes.html Chinese Indonesians], The Jakarta Post</ref>
|popplace = [[Indonesia]] (6.5008.000), [[Thailand]] (1.000.000), [[Malaysia]]di (1.000.000),Asia [[Singapura]]Tenggara (500.000perkiraan) <ref name="theperanakansourcelibrarythejakartapost">[http://peranakanwww.hostoithejakartapost.com/IndonesiaPeranakansnews/2008/05/26/chinese-indonesians-can039t-be-put-boxes.htmhtml PeranakanChinese IndonesiaIndonesians], The Peranakan SourceJakarta LibraryPost</ref>
|langs = [[Bahasa Peranakan]] (asli), [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Tionghoa lisan|Tionghoa lisan]], [[Bahasa Inggris|Inggris]], [[Bahasa Belanda|Belanda]]
|rels = [[Buddha Mahayana]], [[IslamKekristenan|Kristen]], [[Kekristenan|KristenTaoisme]], [[KhonghucuIslam]], [[TaoismeKhonghucu]], lainnya
|related = [[Tionghoa perantauan]], [[Jawi Peranakan]]
}}
Baris 13:
{{Chinese|t=峇峇娘惹|s=峇峇娘惹|p=Bābā-niangrě|poj=Bā-bā-niû-liá|j=|msa=Peranakan/[[Tionghoa Benteng]]/[[Kiau-Seng]]}}
 
'''Orang Peranakan''', '''Tionghoa Peranakan''', atau hanya '''Peranakan''' (terkadang juga disebut "'''Baba-Nyonya'''" di [[Malaysia]]) adalah istilah yang digunakan oleh para keturunan [[imigran]] [[Tionghoa]] yang sejak akhir [[abad ke-15]] dan [[abad ke-16]] telah berdomisili di kepulauan [[Nusantara]] (sekarang [[Indonesia]]), termasuk [[Malaya Britania]] (sekarang [[Malaysia Barat]] dan [[Singapura]]). Di beberapa wilayah di Nusantara sebutan lain juga digunakan untuk menyebut orang Tionghoa Peranakan, seperti "'''[[Tionghoa Benteng]]'''" (khusus [[Suku Manchu|Tionghoa-Manchu]] di [[Tangerang]]) dan "'''Kiau-Seng'''" (di era kolonial [[Hindia Belanda]]).
 
Anggota etnis ini di [[Malaka]], Malaysia menyebut diri mereka sebagai "''Baba-Nyonya''". "Baba" adalah istilah sebutan untuk laki-lakinya dan "Nyonya" istilah untuk wanitanya. Sebutan ini berlaku terutama untuk populasi etnis Tionghoa dari [[Negeri-Negeri Selat]] di [[Malaya Britania|Malaya]] kala era kolonial, [[Pulau Jawa]] yang kala itu dikuasai Belanda, dan lokasi lainnya, yang telah mengadopsi kebudayaan [[Nusantara]] - baik sebagian atau seluruhnya - dan menjadi lebih berasimilasi dengan masyarakat [[pribumi]] setempat. Banyak etnis ini yang merupakan kaum elit [[Singapura]], lebih setia kepada Inggris daripada Tiongkok. Sebagian besar telah tinggal selama beberapa generasi di sepanjang [[selat Malaka]] dan sebagian besar telah memiliki garis keturunan dari perkawinan dengan orang Nusantara pribumi dan Melayu. Etnis ''Peranakan'' biasanya merupakan pedagang, perantara antara Inggris dan Tiongkok, atau Tionghoa dan Melayu, atau juga sebaliknya karena mereka dididik dalam sistem Inggris. Karena itu, orang ''Peranakan'' hampir selalu memiliki kemampuan untuk berbicara dalam dua bahasa atau lebih. Dalam generasi selanjutnya, banyak yang telah kehilangan kemampuan untuk berbicara [[rumpun bahasa Tionghoa]] karena mereka telah berasimilasi dengan budaya [[Semenanjung Malaya]] dan telah berbicara lancar [[Bahasa Melayu]] sebagai bahasa pertama atau kedua.
 
Istilah "''Peranakan''" paling sering digunakan di kalangan etnis Tionghoa bagi orang keturunan Tionghoa, di Singapura dan Malaysia orang keturunan Tionghoa ini dikenal sebagai '''Tionghoa Selat''' ({{lang|zh-Hant|土生華人}}; karena domisili mereka di [[Negeri-Negeri Selat]]), tetapi ada juga masyarakat ''Peranakan'' lain yang relatif kecil, seperti India Hindu Peranakan ([[Chetti]]), India Muslim Peranakan ([[Jawi Peranakan]] atau Jawi "''Pekan''") ([[Abjad Jawi]] menjadi tulisan Arab yang telah di-Jawa-kan,<ref name="ReferenceA">Sadaoh Nasution, ''Kamus Umum Lengkap: Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris'', University of California: 1989: 562 pages</ref> "''Pekan''" adalah istilah sehari-hari yang telah mengalami kontraksi pengucapan dari "''Peranakan''"<ref name="ReferenceA"/>) dan Peranakan Eurasia ([[Bangsa Kristang|Kristang]]<ref name="ReferenceA"/>) (Kristang = Kristen).<ref name="ReferenceA"/><ref>{{Cite web |url=http://www.peranakanmuseum.sg/themuseum/abtperanakans.asp |title=Salinan arsip |access-date=2013-07-25 |archive-date=2011-02-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110216074427/http://www.peranakanmuseum.sg/themuseum/abtperanakans.asp |dead-url=yes }}</ref> Kelompok ini memiliki hubungan paralel dengan orang [[Hokkian Kamboja]], yang merupakan keturunan [[Orang Hokkian|Tionghoa Hoklo]]. Mereka mempertahankan sebagian budaya mereka meskipun bahasa asli mereka secara bertahap menghilang beberapa generasi setelah bermukim.<ref>[http://books.google.com/books?id=MWgKAQAAIAAJ&q=peranakan+in+cambodia&dq=peranakan+in+cambodia&lr=&ei=c5NuS_7hFY7glQSwlaSuDQ&cd=4 The Chinese in Cambodia By William E. Willmott]</ref> <!-- [[YANG Jin Fong]] D.Mus., Asisten Profesor dari [[National Cheng Kung University]], yang mengatakan, Bā-bā adalah pengucapan Taiwan untuk "Ayah", dan Niû-liá adalah pengucapan Taiwan untuk "Ibu". Niû-liá adalah dialek rendah, hanya sedikit orang tua yang menggunakannya, di Taiwan.-->
 
== Terminologi ==
Baris 24:
"Peranakan" kini berarti orang keturunan bukan Indonesia-asli (misalnya, [[Tionghoa]]) yang lahir di Indonesia. Akan tetapi pada abad ke-17, istilah "Cina peranakan" ditujukan bagi orang Tionghoa muslim; yang dalam istilah [[kolonial Belanda|Belanda kolonial]] disebut ''geschoren Chinees'', yakni Tionghoa yang dipotong kuncirnya.<ref name=heuken>{{aut|[[Adolf Heuken|Heuken, A.]]}} 2016. ''Tempat-tempat bersejarah di Jakarta''. Jakarta:Cipta Loka Caraka.</ref>{{rp|223}}
 
''[[Baba (sebutan kehormatan)|Baba]]'', kata dari Persia yang dipinjam oleh penutur [[bahasa Melayu]] sebagai sebutan kehormatan hanya untuk kakek-nenek, digunakan untuk menyebut laki-laki Tionghoa Selat. Istilah ini berasal dari penutur [[Bahasa Hindustani]], seperti penjaja dan pedagang, dan menjadi bagian dari bahasa pasar yang umum.<ref>Joo Ee Khoo, ''The Straits Chinese: a cultural history'', Pepin Press: 1996 ISBN 90-5496-008-6: 288 pages</ref> Di Nusantara sendiri, pengucapan "Baba" dapat berubah sesuai dialek masyarakat Pribumi setempat, seperti "Babah" oleh [[orang Jawa]] atau "Babeh" oleh [[orang Betawi]].
 
Wanita keturunan Tionghoa Selat entah dipanggil atau menyebut dirinya sendiri sebagai "''Nyonya''". Kata "''nyonya''" (juga sering salah dieja "''nonya''") adalah sebutan kehormatan Jawa yang merupakan pinjaman dari istilah Italia "''nona[[:wikt:en:nonna#Italian|nonna]]''" ("nenek") yang berarti: wanita asing yang sudah menikah.{{fact}} Atau lebih mungkin dari kata "''Donha[[:wikt:en:dona#Portuguese|dona]]''" ("''[[:wikt:en:doña#Spanish|doña]]''" Spanyol), sebutan Portugis untuk "wanita".{{fact}} Karena orang Jawa pada saat itu memiliki kecenderungan untuk menyebut semua perempuan asing (dan mungkin orang-orang yang penampilannya seperti dari luar negeri) sebagai "''nyonya''", mereka pun menggunakan istilah tersebut untuk wanita Tionghoa Selat, dan secara bertahap menjadi lebih terkait secara eksklusif dengan mereka. "''Nona''" dalam bahasa Jawa berarti "wanita".<ref>Soeseno Kartomihardjo, ''Ethnography of Communicative Codes in East Java'' Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, Australian National University: 1981: ISBN 0-85883-255-0: 212 pages: 96</ref>
 
Tionghoa Selat didefinisikan sebagai mereka yang lahir atau tinggal di [[Negeri-Negeri Selat]]: sebuah koloni Inggris yang terdiri dari [[Pulau Pinang]], [[Malaka]] dan [[Singapura]] yang dibentuk tahun 1826.<ref name="ReferenceB"/> Tionghoa Selat tidak dianggap sebagai "''Baba Nyonya''" kecuali mereka menampilkan atribut fisik tertentu yang merupakan campuran Melayu pribumi dan Tionghoa.<ref name="ReferenceB">Keat Gin Ooi, ''Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor'' ABC-CLIO: 2004: ISBN 1-57607-770-5: 1791 pages</ref>
Baris 63:
Walaupun tidak sama, dalam perkembangannya karena alasan politik orang Peranakan dan Tionghoa Nusantara lainnya dikelompokkan sebagai satu kelompok etnis, yaitu [[Tionghoa]]. [[Tionghoa Singapura]] dan [[Tionghoa Malaysia]] menjadi semakin lebih menunjukkan budaya Tionghoa daratan, sedangkan [[Tionghoa Indonesia]] menjadi lebih terasimilasi dengan budaya Nusantara dalam budaya mereka. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan adanya "Kebijakan [[Bumiputera]]" dan Sekolah Kebangsaan Tionghoa di Malaysia; "Kebijakan Bahasa Ibu" ("''Mother Tongue Policy''") di Singapura; dan adanya larangan terhadap kesenian dan tradisi Tionghoa selama era administrasi [[Soeharto]] di Indonesia.
 
Pada masa lalu orang Peranakan dijunjung tinggi oleh orang Pribumi Melayu. Beberapa orang Melayu pada masa lalu mungkin telah mengambil kata "''Baba''", merujuk pada lelaki Tionghoa, dan memasukkannya ke dalam nama mereka, ketika nama ini masih digunakan.<ref>[{{Cite web |url=http://www.sailanmuslim.com/news/wp-content/uploads/names-and-surnames-among-the-malays.pdf |title=Nama dan nama keluarga Melayu] |access-date=2013-07-31 |archive-date=2016-03-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160304105042/http://www.sailanmuslim.com/news/wp-content/uploads/names-and-surnames-among-the-malays.pdf |dead-url=yes }}</ref><ref>[http://freedownload.is/pdf/names-and-surnames-among-the-malays-1495749.html Nama dan nama keluarga Melayu]</ref><ref>{{cite book|accessdate=14 December 2011|quote=|url=http://books.google.com/books?id=VmMVAAAACAAJ&dq=Cultural+Melaka&hl=en&sa=X&ei=u6fvTtG0OeLm0QHW3-DvCQ&ved=0CDUQ6AEwAA|title=Cultural Melaka|author=Donna Jeremiah|edition=|volume=|series=|year=2002|location=|publisher=IKSEP|language=|isbn=983-2600-01-4|page=|pages= }}</ref> Hal ini tidak diikuti oleh generasi muda Melayu, dan [[Tionghoa Malaysia]] saat ini tidak memiliki status atau kehormatan yang sama seperti yang dimiliki orang Peranakan kala itu.
 
== Kebudayaan ==
Baris 136:
Di Indonesia, budaya Peranakan kehilangan popularitas dibandingkan [[budaya Barat]] modern, tetapi dalam beberapa tingkat kaum Peranakan mencoba untuk mempertahankan [[Bahasa Peranakan|bahasa]], [[Masakan Peranakan|masakan]], dan adat istiadat mereka. Peranakan muda masih berbicara bahasa Peranakan, meskipun banyak perempuan muda Peranakan tidak memakai ''kebaya''. Pernikahan biasanya mengikuti budaya barat karena kebiasaan tradisional Peranakan kehilangan popularitas. Tercatat hanya tiga komunitas peranakan yang masih menjunjung tinggi adat pernikahan tradisional Peranakan, yaitu: [[Tangerang]] (oleh orang [[Tionghoa Benteng]]), Peranakan Makassar dan Peranakan Padang. Dari tiga komunitas tersebut, orang Tionghoa Benteng adalah yang paling patuh terhadap budaya Peranakan, tetapi jumlah mereka semakin berkurang.<ref name="Pernikahan Peranakan">{{cite web |url=http://nasional.kompas.com/read/2008/02/05/18160273/Imlek.Prosesi.Pernikahan.China.Peranakan.Hanya.Bertahan.di.Tiga.Kota |title=Imlek, Prosesi Pernikahan China Peranakan Hanya Bertahan di Tiga Kota |deadurl=no |accessdate=10 July 2012}}</ref>
 
Orang Tionghoa Benteng biasanya hidup sebagai golongan ekonomi bawah, banyak dari mereka mencari peluang di bidang lain. Beberapa organisasi mencoba untuk meringankan beban hidup mereka.<ref name="Tionghoa Benteng Get Free Health Service">{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2012/05/15/Tionghoa-benteng-get-free-health-service.html |title=Tionghoa Benteng get free health service |deadurl=no |accessdate=10 July 2012 }}{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Hingga Mei 2012, sekitar 108 keluarga Tionghoa Benteng terancam tergusur dari rumah tradisional mereka. Alasan dari pemerintah Tangerang adalah bahwa daerah tersebut sebenarnya dimaksudkan sebagai lahan hijau untuk kota. Hal ini menimbulkan masalah karena kebanyakan dari mereka adalah orang-orang berpenghasilan rendah dan tidak tahu di mana untuk berpindah, sedangkan pemerintah juga tidak memberikan uang kompensasi yang cukup untuk membeli rumah baru. Beberapa upaya penggusuran di 2010 dan 2011 yang berakhir dengan kekerasan, telah menyebabkan trauma bagi mereka.<ref name="Tionghoa Benteng Vows Fight Upcoming Eviction">{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2012/05/19/Tionghoa-benteng-vows-fight-upcoming-eviction.html |title='Tionghoa Benteng' vows to fight upcoming eviction |deadurl=no |accessdate=10 July 2012 }}{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Migrasi dari banyak keluarga Peranakan, khususnya yang berkecukupan, telah menyebabkan terciptanya diaspora Peranakan kecil di negara-negara tetangga, dari [[Vietnam]]<ref name="Vietnamese diaspora">{{cite web |url=http://www.colorq.org/MeltingPot/Asia/MalayChinese.htm |title=Chinese/Native intermarriage in Austronesian Asia |publisher=Color Q World |accessdate=10 July 2012}}</ref> ke [[Australia]].<ref name="Australian diaspora">{{cite web |url=http://www.theswanker.com/macammacam/2005/04/babas_and_nonya.html |title=babas_and_nonya.html |publisher=theswanker.com}}{{dead link|access-date=July2013-07-29 |archive-date=2012-02-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120219091541/http://www.theswanker.com/macammacam/2005/04/babas_and_nonya.html |dead-url=yes }}</ref> Namun, komunitas ini sangat kecil, dan dengan meningkatnya penggunaan berbagai bahasa di negara masing-masing, penggunaan bahasa Peranakan Melayu atau ''Baba Melayu'' telah semakin tidak terlihat.
 
== Asosiasi saat ini ==
Baris 154:
* [[Basuki Tjahaja Purnama]] - Politisi Indonesia
* [[Chris John]] - Atlet [[tinju]] profesional Indonesia
* [[Chrisye]] - Penyanyi Indonesia
* [[Desta]] - Pembawa acara Indonesia
* [[Fanny Fadillah]] - Pelawak Indonesia
* [[Ganes TH.]] - [[Komikus]] Indonesia
* [[Hanung Bramantyo]] - [[Sutradara]] Indonesia
* [[Kho Ping Hoo]] - Penulis Indonesia
* [[Kwee Tek Hoay]] - [[jurnalis]], [[sastrawan]], [[novelis]] [[Hindia Belanda]]
* [[Kwik Kian Gie]] - Ekonom Indonesia
Baris 263 ⟶ 267:
|year = 2004
|title = The Nyonya Kebaya: A Century of Straits Chinese Costume
|url = https://archive.org/details/nyonyakebayacent0000unse
|publisher = Periplus Editions
|location = Malaysia
Baris 330 ⟶ 335:
* [http://www.wayang.net/?page_id=151 "Benteng Chinese: Barely Indonesian" in "Invisible People: Poverty and Empowerment in Indonesia]
* Forbes, Andrew, dan Henley, David, ''[http://www.cpamedia.com/article.php?pg=archive&acid=120510162540&aiid=120524153854 Komunitas Peranakan bersejarah Phuket]''
* [http://www.singaporevr.com/vrs/PeranakanMuseum/Museum.html Pratinjauan 360 X 360 derajat Interaktif Museum Peranakan ] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150924102016/http://www.singaporevr.com/vrs/PeranakanMuseum/Museum.html |date=2015-09-24 }}
* [http://www.aspertina.org/ Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150520190250/http://www.aspertina.org/ |date=2015-05-20 }}
* [http://www.peranakan.org.sg/ Asosiasi Peranakan Singapura]
* [http://www.moe.gov.sg/esp/eduinfo/mt.htm Kebijakan Bahasa Ibu Singapura]
* [http://peranakantown.site90.com/ Petisi untuk Kota Peranakan di Singapura] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100810033411/http://peranakantown.site90.com/ |date=2010-08-10 }}
* [http://www.pinangperanakanmansion.com.my/ Pinang Peranakan Mansion]
* [https://www.youtube.com/watch?v=wDHKB39WBqA&ab_channel=Jakartanicus Apa/Siapa itu Peranakan?] - Ilmuwan sejarah Didi Kwartanada; Jakartanicus 2018.
* [http://www.photo-outing.com/index.php?option=com_content&view=article&id=4%3Arumah-peranakan&catid=1%3Apenang&Itemid=3&lang=en Liputan tentang salah satu peranakan di Pulau Pinang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090527130646/http://www.photo-outing.com/index.php?option=com_content&view=article&id=4%3Arumah-peranakan&catid=1%3Apenang&Itemid=3&lang=en |date=2009-05-27 }} dari [http://www.photo-outing.com photo-outing.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090618055610/http://www.photo-outing.com/ |date=2009-06-18 }}
* [http://www.wiratama.net/ Artikel tentang komunitas Peranakan di Jawa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130708081254/http://www.wiratama.net/ |date=2013-07-08 }}
 
{{Tionghoa Indonesia}}
{{Suku bangsa di Indonesia}}
 
[[Kategori:OrangKelompok Peranakan|etnik di Indonesia|Tionghoa]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia|TionghoaMalaysia]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di MalaysiaSingapura]]
[[Kategori:Suku bangsa di Singapura]]
[[Kategori:Tionghoa perantauan]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia|Tionghoa-Indonesia*]]
[[Kategori:Orang Indo]]
[[Kategori:Tionghoa-Malaysia|*]]
[[Kategori:Suku bangsa di Tionghoa-Singapura|*]]
[[Kategori:Budaya Tionghoa Indonesia]]