Cijoro Pasir, Rangkasbitung, Lebak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Sudah pindah
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(22 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 6:
|nama dati2 = Lebak
|kecamatan = Rangkasbitung
|kode pos = 42316<ref>[https://kodepos.posindonesia.co.id/kodeposnewlist?tab=190347&cmd=search&z_id_prov=%3D&x_id_prov=36&z_id_kotakab=%3D&x_id_kotakab=3602&z_id_kec=%3D&x_id_kec=360214&z_id_desa=%3D&x_id_desa=&search=&searchtype= Kode Pos Kecamatan Rangkasbitung]</ref>
|nama pemimpin = -Dadi Riyadi, S.E., M.M
|luas = -
|pendudukluas = 8.257364,97 ([[2003]])Ha
|kepadatanpenduduk = -9.917 Jiwa ([[2020]])
|kepadatan = 3.920 Jiwa / KM2
}}
'''CijoroCIJORO Pasir'''PASIR adalah sebuah [[kelurahanKelurahan]] di wilayah Kecamatan [[Rangkasbitung, Lebak|Rangkasbitung]], [[Kabupaten Lebak]], Provinsi [[Banten]], [[Indonesia]].
 
== Penamaan ==
Kemungkinan besar asal nama CijoropasirCijoro Pasir diambil dari nama sungai "Cijoro" (sebuah anak sungai dari sungai Ciujung), sedangkan kata "pasir" diambil dari bahasa sunda yang memiliki arti ''"daerah yang lebih tinggi''". Dengan demikian CijoropasirCijoro Pasir secara makna kata memiliki arti "daerah disamping sungai cijoro yang secara umum posisinya lebih tinggi dari sungai tersebut", daerah diseberangdi seberang Kelurahan CijoropasirCijoro Pasir yang ketinggiannya lebih rendah disebut Kelurahan Cijorolebak. Versi lain nama CIJORO PASIR diberikan oleh Nyai Buyut Jaro Ummu Hasan (Lurah Cijoro Pasir pertama, 1851-1856) di Kampung Tanjong, disaat ditanyai mau dinamakan apa wilayahnya oleh Patih Jahar. Nyai Buyut Jaro Ummu menamainya CIJORO PASIR. CI (Air) JORO (diambil dari Kata Jero/dalam tanah) dan PASIR (daerah yang lebih tinggi) yang berarti Air didalam Tanah yang lebih tinggi. terbukti dengan lebih banyaknya air deras dalam tanah dibanding daerah lain, sehingga di Cijoro Pasir dahulu lebih sering menggunakan sumur.
 
Sebelum menjadi kelurahan, CijoropasirCijoro Pasir merupakan sebuah desa , sebelum pemekaran wilayahnya meliputi Kelurahan CijoropasirCijoro Pasir, Desa Cimangeunteung, Desa Jatimulya, Desa Narimbang Mulya dan sebagian Desa Sukamanah. Begitu besarnya wilayah kekuasaan Sang Lurah Pendekar Wanita itu, Raden Tumenggung Adipati Karta Natanagara (Bupati Lebak) menjadikan Nyai Buyut Jaro Ummu Hasan (Lurah Cijoro Pasir) bertanggung Jawab langsung kepada Patih Jahar (Patih Lebak) tanpa melalui Demang Rangkasbitung.
 
== Pemerintahan ==
Kelurahan Cijoro Pasir dibentuk pada bulan April tahun 1851 oleh Patih Jahar (Patih Lebak Kedua Pengganti Patih Lebak pertama yaitu Patih Derus), dan untuk menentukan JARO (Lurah) di Cijoro Pasir Raden Tumenggung Adipati Karta NataNagara (Bupati Lebak Kedua, 1830-1865) memerintahkan Wakilnya yaitu Patih Jahar untuk mengadakan Acara Sayembara Adu Jago Kesaktian/perkelahian dari kalangan para Pendekar/Jawara, dan yang menang hadiahnya diangkat menjadi Jaro/Lurah di Cijoro Pasir. Juara Sayembara dimenangkan oleh seorang Pendekar Wanita yaitu Nyai Buyut Ummu Hasan dari Kampung Tanjong, beliau ialah istri Ki Buyut Abu Hasan. Namun Beliau menjadi Lurah hanya 5 tahun saja, karena dibulan januari tahun 1856 ia wafat diracuni Asisten Residen Belanda di Rangkasbitung, kemudian Nasib Asisten Residen Belanda tersebut diracuni balik oleh Raden Tumenggung Adipati Karta Natanagara (Bupati Lebak), lalu datanglah Eduard Douwes Dekker atau Multatuli sebagai Asisten Residen Belanda yang baru di Rangkasbitung.
Kelurahan CijoropasirCijoro Pasir sekarang ini membawahi beberapa kampung yakni; Malangnengah, Papanggo, Jujuluk, Kebon Cau, Tarikolot, Lebong, Pasir Limus, Malangbong, Perumahan Pepabri, Komplek Pemda, Cisalam, Lembursawah Lebak, Lembursawah Pasir dan Pasir NgeperNgeuper.
 
Posisi Kantor Kelurahan CijoropasirCijoro Pasir adalah di sekitar perempatan lampu merah Kp. [[Kampung malangnengah cijoropasirCijoro Pasir rangkasbitung|Malangnengah]].
 
Ciri khas kelurahan CijoropasirCijoro Pasir diantaranya adalah diadakan penggajianpengajian "Fathul Ulum" keliling setiap 1 bulan sekali dengan mengambil tempat selalu berpindah bergilirianbergiliran antar kampung ke 11 RW se Kelurahan CijoropasirCijoro Pasir. Kegiatan ini menyebabkan warga masyarakat antar kampung menjadi saling mengenal.
 
Pada Masa Pemerintahan Nyai Buyut Jaro Ummu Hasan (Lurah Cijoro Pasir Pertama, 1851-1856) , Nyai Buyut Lurah Ummu menertibkan perkampungan yang terpencil dan terpisah pisah menjadi satu, contohnya para penduduk mengosongkan Kampung Pasir Kerud dan dipindahkan ke Kampung Lembur Sawah Pasir. Perkampungan Gunung Puntang pun dikosongkan dan para penduduk dipindahkan ke Pasir Ngeuper dan Pasir Turi. selanjutnya hutan belantara MalangNengah dibuka dan dijadikan perkampungan. Lurah Ummu pun bergotong royong bersama warga kampung dan para pekerja untuk membuat jalan raya dan menghubungkan jalan keseluruh pelosok perkampungan, dimasa Pemerintahan Nyai Buyut Jaro Ummu, Kelurahan Cijoro Pasir aman dari gangguan, karena sang Lurah sendiri sosok Pendekar yang sangat sakti mandraguna, Para Jawara dan Pendekar lainnya di Rangkasbitung ketakutan jika menghadapinya. Lurah Ummu juga sangat memperhatikan Bahan pokok warganya agar tidak kelaparan, maka dibukalah hutan hutan belantara salah satunya hutan di Pojok Ciupas untuk dijadikan lahan pesawahan. setelah Nyai Buyut Jaro/Lurah Ummu wafat tahun 1856 diusia 65 tahun dan dimakamkan di TPU Kramat Tanjong disamping makam suaminya (Ki Buyut Abu Hasan) dan makam anaknya (Ki Buyut Jamat). pada tahun 1899 Kampung Tanjong (Kampung Halaman Nyi Buyut Ummu) terpecah menjadi dua bagian karena terkena Proyek Jalur Rel Kereta Api yang dibuat Pemerintah Belanda. setengah dari Penduduk Kampung Tanjong pindah ke Kampung Lembur Sawah Lebak, ke Kampung Ciawi, ke Kampung MalangNengah, dan sebagian menetap di pinggiran jalan raya yang kelak menjadi kampung cisalam.
=== Kampung Malangnengah ===
pada tahun 1910 warga masyarakat Cijoro Pasir dan seluruh penduduk Rangkasbitung bergotong royong menggali tanah membuat saluran Air Ciujung untuk mengalihkan aliran sungai yang mengalir dari Kalimati ke kampung Malangnengah terus ke Kolelet itu agar beralih aliran sungainya ke jln.sukarno-hatta Jembatan Baypash selahaur sekarang sampai ke pamarayan sana.
Malangnengah adalah sebuah kampung yang berada dalam wiayah Kelurahan Cijoro Pasir Kec. Rangkasbitung Kab. Lebak Prov. Banten. Nama kampung ini dahulunya dikenal dengan nama "Ranca Leutik", mungkin disebabkan oleh karena disalah satu sudut kampung ini dulunya ada sebuah kubangan air (rawa) yang dalam bahasa sunda sering disebut "ranca", luasnya rawa ini tidak terlalu besar ("leutik" dalam bahasa Sunda). Dalam perkembangannya nama rancaleutik dikalahkan oleh nama Malangnengah.
 
GAMBARAN UMUM
Di sebelah selatan kampung ini ada sebuah pekuburan umum, yang memiliki dua makam keramat, yang pertama berada didalam areal pekuburan dan yang satunya lagi dipinggir jalan umum. Konon katanya kuburan keramat yang disamping jalan ini pada malam hari suka ditunggu oleh seekor harimau yang tidur-tiduran ditengah jalam umum,"malang melintang ditengah jalan". Kemungkinan cerita ini pula yang menyebabkan munculnya nama kampung Malangnengah.
KELURAHAN CIJORO PASIR
KECAMATAN RANGKASBITUNG KABUPATEN LEBAK
Tahun 2022
 
I
Luas Wilayah
364,97
Ha
 
1
Malangnengah memiliki beberapa organisasi kemasyarakatan yang memiliki fungsi dan tugas berbeda-beda;
Jumlah RT
55
 
2
1.      Ke-Rw-an yang membawahi 5 Rt.
Jumlah RW
11
 
3
2.      Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) Almuawanah.
Jumlah Penduduk
9.917
Jiwa
 
4
3.      Majelis Ta’lim Fathul Ulum.
Rata-rata jiwa / Rumah tangga
3
Jiwa
 
5
4.      Organisasi Kepemudaan Putera Malangnengah (puma).
Kepadatan Penduduk / KM2
3.920
Jiwa
 
6
5.      Organisasi keswadayaan masyarakat Putera Malangnengah.
Rasio Beban Tanggungan
46.40
 
7
Organisasi Al-Muawanah, yang berhubungan dengan masalah kematian warga.
Rasio Jenis Kelamin
105.96
 
8
== Pranala luar ==
Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf
7.174
Jiwa
 
9
Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
 
a. SMP / MTs
1.782
Orang
 
b. SMA / MA
1.915
Orang
 
c. Sekolah Menengah Kejuruan
1.005
Orang
 
d. Diploma I / Diploma II
208
Orang
 
e. Akademi / Diploma III
370
Orang
 
f. S1 / Diploma IV
380
Orang
 
g. S2 / S3 (Master / Doktor)
25
Orang
 
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Rangkasbitung, Lebak}}
 
{{Authority control}}
 
{{Kelurahan-stub}}