Pribumi-Nusantara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k bentuk baku
k Etnik
 
(35 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
:''Artikel{{about|kelompok inipribumi mengenaidi kelompokseluruh etniswilayah Pribumi-Nusantara. Untukkepulauan Indonesia|sebutan umum penduduk asli, lihatdalam makna "[[global|Pribumi]]".''}}
{{Infobox ethnic group
|group = Pribumi- Nusantara
|poptime = 230 juta (perkiraan 2006)<ref name="Pribumi">{{cite web
| last =
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| title = Pribumi
| work = Encyclopedia of Modern Asia
| publisher = Macmillan Reference USA
| date = 2006
| url = http://www.bookrags.com/research/pribumi-ema-05/
| doi =
| accessdate = 2006-10-05 }}</ref>
| archive-date = 2011-07-08
|region1 = {{flag|Indonesia}}
| archive-url = https://web.archive.org/web/20110708083059/http://www.bookrags.com/research/pribumi-ema-05/
|pop1 = '''k. 200 juta'''<ref name="Pribumi"/>
| dead-url = yes
}}</ref>
|region1 = {{flagFlag|Indonesia}}
|pop1 = '''k.{{circa}} 200230 juta'''<ref name="Pribumi"/>
|region2 = {{flag|Malaysia}}
|pop2 = 1.085.658
|ref2 =<ref>{{cite web |url=http://www.epu.gov.my/html/themes/epu/images/common/pdf/eco_stat/pdf/1.4.1.pdf|title=Foreign Workers by Country of Origin (1999 -2008) - Official Portal of Economic Planning Unit, Prime Minister's Department Malaysia |author= 2008 |date= |work= |publisher=Economic Planning Unit|accessdate=1 Juni 2012|archive-date=2012-04-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20120416215333/http://www.epu.gov.my/html/themes/epu/images/common/pdf/eco_stat/pdf/1.4.1.pdf|dead-url=yes}}</ref>
|region3 = {{flag|Arab Saudi}}
|pop3 = 850.000
Baris 34 ⟶ 38:
|pop7 = 10.000
|ref7 =<ref>http://unesdoc.unesco.org/images/0015/001530/153053e.pdf</ref>
|image = [[Berkas:Ubud-KidsCOLLECTIE TROPENMUSEUM Kinderen dragen verschillende traditionele klederdrachten om de eenheid van Indonesië te symboliseren TMnr 20000148.jpg|pus|250px]]
|image_caption = Anak-anak Pribumi diNusantara mengenakan pakaian tradisional yang beraneka ragam untuk melambangkan [[BaliBhinneka Tunggal Ika]], 1971
|languages =
|region1 = [[Indonesia]]
{{plainlist|
|languages = [[Bahasa Indonesia]], [[Daftar bahasa di Indonesia|Bahasa-bahasa Nusantara]]
*'''Bahasa resmi nasional di Indonesia''':<br>[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|religions = [[Berkas:Allah-green.svg|15px]] [[Islam]], [[Berkas:Christian cross.svg|12px]] [[Kekristenan|Kristen]] (termasuk [[Katolik]]), [[Berkas:Om.svg|15px]] [[Hindu]], [[Berkas:Dharma Wheel.svg|18px]] [[Buddhisme|Buddha]], dan [[agama asli Nusantara]]
|languages = [[*'''Bahasa-bahasa Indonesia]],pribumi Nusantara''':<br>[[Daftar bahasa di Indonesia|Bahasa800+ bahasa-bahasa Nusantara]]
|related = [[Orang Austronesia]], [[Orang Papua]], [[Orang Negrito]], [[Orang Melanesia]]
}}
|religions =
{{plainlist|
* [[Berkas:Allah-green.svg|15px]] [[Islam]] (mayoritas [[Sunni]])
* [[Berkas:Christian cross.svg|12px]] [[Kekristenan]] ([[Protestanisme]] dan [[Katolik]])
* [[Berkas:Om.svg|15px]] [[Hindu]]
* [[Berkas:Dharma Wheel.svg|18px]] [[Buddhisme|Buddha]]
* [[Agama asli Nusantara|Agama-agama asli Nusantara]] ([[Kejawen]], [[Kaharingan]], [[Hindu Bali|Gama Tirta]], dll.)
}}
|region1related = [[IndonesiaAborigin]]
|footnotes = {{smallsup|a}} Angka di Malaysia hanya menegaskan mereka yang memegang [[kewarganegaraan|kewarganegaraan Indonesia]], angka tersebut belum termasuk warga negara Malaysia yang memiliki beberapa keturunan Nusantara yang berpotensi dua atau tiga kali angka tersebut, karena migrasi konstan sejak ribuan tahun lalu.
}}
'''Pribumi- Nusantara''' (''anak dari tanah/[[bumi]] [[Nusantara]]''), '''Pribumi- Indonesia''', atau{{aka}} '''Bumiputra- Indonesia''' adalah istilah yang mengacu pada [[Demografi Indonesia|kelompok]] [[penduduk di Indonesiaasli]] yang berasal dari berbagiwilayah warisan sosial budaya yang sama dan dianggap sebagai [[penduduk asli]]kepulauan Indonesia.<ref name="Pribumi"/>
 
Istilah "[[Pribumi]]" sendiri muncul di [[Sejarah Nusantara (1800-1942)|era kolonial Hindia Belanda]] setelah diterjemahkan dari '''''Inlander''''' ([[bahasa Belanda]] untuk "Pribumi"), istilah ini pertama kali dicetuskan dalam undang-undang kolonial Belanda tahun [[1854]] oleh [[Hindia Belanda|pemerintahan kolonial Belanda]] untuk menyamakan beragam kelompok penduduk asli di [[Nusantara]] kala itu, terutama untuk tujuan [[diskriminasi sosial]]. Selama masa kolonial, Belanda menanamkan sebuah rezim segregasi (pemisahan) rasial tiga tingkat; ras kelas pertama adalah "''[[Europeanen]]''" ("[[Bangsa Eropa|Eropa]]" [[Orang kulit putih|kulit putih]]) dan pribumi Kristen/Katolik misalnya tentara KNIL dari Ambon; ras kelas kedua adalah "''[[Vreemde Oosterlingen]]''" ("Timur Asing") yang meliputi orang [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Arab-Indonesia|Arab]], [[India-Indonesia|India]] maupun non-Eropa lain; dan ras kelas ketiga adalah "''Inlander''", yang kemudian diterjemahkan menjadi "[[Pribumi]]". Sistem ini sangat mirip dengan sistem politik di [[Afrika Selatan]] di bawah [[apartheid]], yang melarang lingkungan antar-ras ("''wet van wijkenstelsel''") dan interaksi antar-ras yang dibatasi oleh hukum "''[[passenstelsel]]''". Pada akhir [[abad ke-19]] Pribumi-Nusantara sering kali disebut dengan istilah '''''Indonesiërs''''' ("Orang Indonesia").
 
== Latar belakang ==
Jumlah Pribumi-Nusantara adalah sekitar 95% dari penduduk Indonesia.<ref name="Pribumi"/> Dengan perkiraan penduduk Indonesia pada tahun 2006, angka ini diterjemahkan menjadi sekitar 230 juta orang saat ini. Sebagai payung warisan budaya yang serupa di antara berbagai kelompok [[Kelompok etnik|etnis]] di Indonesia, budaya Pribumi-Nusantara memainkan peran penting dalam membentuk kondisi sosial ekonomi negara.
 
Ada lebih dari 300 [[suku bangsa di Indonesia]].<ref>Kuoni - Far East, A world of difference. Hal. 88. Diterbitkan 1999 oleh Kuoni Travel & JPM Publications</ref> 200 juta dari penduduknya adalah keturunan asli Nusantara.
 
Kelompok etnis terbesar di Indonesia adalah [[suku Jawa]] yang membentuk 41% dari total populasi. Populasi orang Jawa terkonsentrasi di [[pulau Jawa]], tetapi jutaan orang telah bermigrasi ke pulau-pulau lain di seluruh Nusantara.<ref name="ReferenceA">{{cite book|last =|first =|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|title =Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape|date =|year =2003|url =https://archive.org/details/indonesiaspopula0000sury|accessdate = }}</ref> [[Suku Sunda]], [[suku Melayu|Melayu]], dan [[suku Madura|Madura]] adalah kelompok terbesar berikutnya di Indonesia.<ref name="ReferenceA"/> Banyak kelompok etnis kecil, khususnya di [[Kalimantan]] dan [[Papua]], hanya memiliki jumlah ratusan. Sebagian besar bahasa daerah Indonesia berasal dari rumpun [[bahasa Austronesia]], meskipun jumlahnya signifikan, contohnya di Papua yang berbicara dalam [[bahasa Papua]].
 
[[Berkas:Indonesia Ethnic Groups Map id.svg|jmpl|400px|ka|Beberapa kelompok etno-linguistik utama Indonesia.]]
Baris 73 ⟶ 87:
| align=left | [[Suku Madura]] || 6.807 || 3.3 || align=left | [[Madura]], [[Jawa Timur]]
|-
| align=left | [[Suku Batak]] || 6.188 || 3.0 || align=left | [[SumatraSumatera Utara]]
|-
| align=left | [[Suku Bugis]] || 6.000 || 2.9 || align=left | [[Sulawesi Selatan]], [[Kalimantan Timur]]
|-
| align=left | [[Suku Minangkabau]] || 5.569 || 2.7 || align=left | [[SumatraSumatera Barat]], [[Riau]]
|-
| align=left | [[Suku Betawi]] || 5.157 || 2.5 || align=left | [[Jakarta]], [[Banten]], [[Jawa Barat]]
Baris 109 ⟶ 123:
Wilayah-wilayah di Indonesia memiliki beberapa kelompok etnis Pribumi-Nusantara mereka sendiri. Karena migrasi di Indonesia (sebagai bagian dari program [[transmigrasi]] pemerintah atau sebaliknya), terdapat populasi signifikan kelompok etnis yang berada di luar wilayah tradisional mereka.
 
* '''[[Jawa]]''': [[Suku Jawa]], [[Suku Sunda]], [[Suku Banten]], [[Suku Betawi]], [[Suku Tengger]], [[Suku Osing]], [[Suku Badui]], [[Suku Bawean]]
* '''[[Madura]]''': [[Suku Madura]]
* '''[[Sumatra]]''': [[Suku Melayu]], [[Suku Batak]], [[Suku Minangkabau]], [[Suku Aceh]], [[Suku Lampung]], [[Suku Kubu]]
* '''[[Kalimantan]]''': [[Suku Dayak]], [[Suku Tionghoa]], [[Suku Banjar]], [[Suku Kutai]], [[Suku Paser]], [[Suku Berau]], [[Suku Tidung]]
* '''[[Sulawesi]]''': [[Suku Makassar]], [[Suku Bugis]], [[Suku Mandar]], [[Suku Minahasa]], [[Suku Gorontalo]], [[Suku Toraja]], [[Suku Bajau]]
* '''[[Kepulauan Nusa Tenggara]]''': [[Suku Bali]], [[Suku Sasak]], [[Suku Sumbawa]], [[Suku Bima]]
* '''[[Kepulauan Maluku]]''': [[Suku Nuaulu]], [[Suku Manusela]], [[Suku Wemale]]
* '''[[Papua]]''': [[Suku Dani]], [[Suku Bauzi]], [[Suku Asmat]]
Baris 146 ⟶ 160:
[[Wayang]], pertunjukan [[teater bayangan]] dari Suku Jawa, Sunda, dan Bali menampilkan beberapa legenda mitologis seperti [[Ramayana]], [[Mahabharata]], dan banyak lagi. [[Wayang Orang]] adalah [[drama tari]] tradisional Jawa berdasarkan [[cerita pewayangan]]. Berbagai drama tari Bali juga dapat dimasukkan dalam bentuk tradisional drama Indonesia. Bentuk lain dari drama lokal Jawa adalah [[Ludruk]] dan [[Ketoprak]], [[Sandiwara]] Sunda, dan [[Lenong]] Betawi. Semua drama ini memasukkan humor dan canda, sering melibatkan interaksi penonton dalam penampilan mereka.
 
[[Randai]] adalah teater rakyat tradisi masyarakat [[Suku Minangkabau]] [[SumatraSumatera Barat]], biasanya dilakukan untuk upacara tradisional dan festival. Teater ini menggabungkan musik, nyanyian, tari, drama dan seni bela diri [[silat]], dengan pertunjukan sering didasarkan pada legenda semi-sejarah Minangkabau dan kisah cinta.
 
Seni pertunjukan kontemporer juga dikembangkan di Indonesia dengan gaya drama mereka yang berbeda. Rombongan teater tari dan drama terkenal, seperti [[Teater Koma]] dan [[Teater Populer]] telah mendapatkan popularitas di Indonesia karena drama mereka sering menggambarkan satir sosial dan politik masyarakat Indonesia.
Baris 153 ⟶ 167:
[[Berkas:Pencak Silat Betawi 1.jpg|jmpl|ka|Penampilan [[Pencak Silat]] [[suku Betawi]] di [[Jakarta]].]]
{{utama|Silat|Pencak Silat|Seni bela diri Indonesia}}
Seni bela diri [[pencak silat]] dan [[silat]] dianggap diciptakan dan pertama kali dikembangkan di pulau [[Jawa]] dan [[Sumatra]]. Seni bela diri ini adalah seni untuk kelangsungan hidup dan dipraktikkan di seluruh kepulauan Nusantara. [[Perang suku]] selama berabad-abad dalam sejarah Nusantara telah membentuk silat seperti yang digunakan oleh prajurit kuno Nusantara. Sepanjang sejarah Nusantara, ada banyak perang antara berbagai suku Pribumi dan kerajaan.<ref>{{cite web |url=http://www.yourdiscovery.com/martialarts/southasia/pencaksilat/index.shtml |title= Pencak Silat |author= |date= |work= |publisher=Discovery Channel |accessdate=5 April 2012 |archive-date=2012-03-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120304010814/http://www.yourdiscovery.com/martialarts/southasia/pencaksilat/index.shtml |dead-url=yes }}</ref> Selanjutnya, kemahiran dalam silat digunakan untuk menentukan peringkat dan posisi dalam kerajaan Nusantara zaman dahulu.
 
Kontak dengan [[Bangsa India]] dan [[Bangsa China]] telah memperkaya silat. Silat telah mencapai kawasan di luar Nusantara, terutama melalui diaspora masyarakat Pribumi-Nusantara. Orang-orang dari berbagai daerah seperti [[Aceh]], [[Minangkabau]], [[Riau]], [[Bugis]], [[Makassar]], [[Jawa]], [[Banjar Malaysia|Banjar]], dll pindah ke dan menetap di [[Semenanjung Malaya]] dan pulau-pulau lainnya. Mereka membawa silat dan meneruskannya ke keturunan mereka. [[Orang Indo]] yang merupakan keturunan setengah-Belanda juga diakui sebagai kaum yang telah membawa silat ke Eropa.
 
Silat digunakan oleh pejuang kemerdekaan Indonesia selama perjuangan mereka melawan penjajahan [[bangsa Belanda]]. Sayangnya setelah kemerdekaan Indonesia, silat menjadi kurang populer di kalangan pemuda Indonesia dibandingkan dengan seni bela diri asing seperti [[Karate]] dan [[Taekwondo]]. Hal ini mungkin disebabkan karena silat tidak diajarkan secara terbuka dan hanya diturunkan kepada saudara sedarah, alasan lainnya adalah kurangnya penggambaran seni bela diri ini dalam media massa.
Baris 208 ⟶ 222:
=== Kanada ===
{{utama|Orang Indonesia di Kanada}}
 
== Hukum ==
Menurut [[s:Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1998|Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1998]], istilah pribumi dan non-pribumi dilarang digunakan dalam segala jenjang peraturan pemerintahan di Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan persamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan, persamaan hak atas pekerjaan dan penghidupan, hak dan kewajiban warga negara, dan perlindungan [[Hak asasi manusia|HAM]], serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.<ref>{{Cite web|title=Ulasan lengkap : Dasar Hukum yang Melarang Penggunaan Istilah “Pribumi”|url=https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt59e581d832a82/dasar-hukum-yang-melarang-penggunaan-istilah-pribumi/|website=hukumonline.com/klinik|language=Indonesia|access-date=2020-12-23}}</ref>
 
Istilah pribumi dan non-pribumi sebenarnya tidak pernah disebutkan dalam [[Garis-garis Besar Haluan Negara|GBHN]] dan istilah yang lebih sering digunakan adalah "orang Indonesia asli." Istilah "orang Indonesia asli" pun tidak dijabarkan secara jelas tentang ukuran-ukuran ke-asli-an yang dimaksudkan dalam istilah tersebut.<ref>{{Cite book|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=kc4qAAAAMAAJ&pg=RA2-PA34&dq=istilah+pribumi&hl=su&sa=X&ved=2ahUKEwiN1qDb1ePtAhXYgtgFHfL2Cj0Q6AEwAXoECAAQAg#v=onepage&q=istilah%20pribumi&f=false|title=Parlementaria: Majalah bulanan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|publisher=Bagian Hubungan Masyarakat DPR-RI,.|language=id}}</ref> Pada amandemen kedua UUD 1945 tahun 2000, kata "orang Indonesia asli" dihapuskan dari Pasal 26 dalam Bab X tentang warga negara dan penduduk.<ref>{{Cite web|title=Isi Perubahan Kedua & Sejarah Amandemen UUD 1945 Tahun 2000|url=https://tirto.id/isi-perubahan-kedua-sejarah-amandemen-uud-1945-tahun-2000-ejFV|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-12-23}}</ref> Pada amandemen ketiga UUD 1945 tahun 2001, kata "orang Indonesia asli" dihapuskan dari Pasal 6 tentang presiden dan wakil presiden Indonesia.<ref>{{Cite web|title=Amandemen UUD 1945: Sejarah & Isi Perubahan Ketiga Tahun 2001|url=https://tirto.id/amandemen-uud-1945-sejarah-isi-perubahan-ketiga-tahun-2001-ejHB|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-12-23}}</ref> Pada 2016, [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]] sempat mengusulkan untuk mengembalikan istilah "orang Indonesia asli", tetapi usulan tersebut mendapatkan banyak penolakan dari berbagai partai lain dan dianggap sebagai suatu kemunduran.<ref>{{Cite web|date=2016-10-06|title=Wacana Capres Orang Indonesia Asli Masuk Amandemen UUD, Rumit|url=https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt57f6027bb2a80/wacana-capres-orang-indonesia-asli-masuk-amandemen-uud--rumit|website=hukumonline.com|language=Indonesia|access-date=2020-12-23}}</ref> Hal ini kembali menegaskan bahwa semua WNI di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi presiden tanpa membedakan dari suku mana mereka berasal.<ref>{{Cite web|last=antaranews.com|title=Keturunan Tionghoa jadi Presiden RI?|url=https://www.antaranews.com/berita/560440/keturunan-tionghoa-jadi-presiden-ri|website=Antara News|language=id-ID|access-date=2020-12-23}}</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 222 ⟶ 241:
 
[[Kategori:Hindia Belanda]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Malaysia]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Singapura]]
[[Kategori:Masyarakat Indonesia]]
[[Kategori:Diaspora Indonesia]]
 
 
{{budaya-stub}}