Atropin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Menambah Kategori:Penawar racun menggunakan HotCat |
||
(18 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Drugbox
| Verifiedfields = changed
Baris 58 ⟶ 57:
| StdInChIKey = RKUNBYITZUJHSG-SPUOUPEWSA-N
}}
'''Atropin''' adalah [[obat]] golongan [[antimuskarinik]] (sebelumnya disebut antikolinergik) yang digunakan untuk mengurangi motilitas (pergerakan) usus. Atropin
Atropin dapat ditemukan di dalam tanaman ''Atropa Belladona''. Obat ini berbentuk kristal putih, tidak berbau, berasa pahit, dan sensitif terhadap cahaya.<ref name=":2" /><ref name=":4">{{Cite web|url=https://www.rxlist.com/atropine-solution-drug.htm|title=Atropine (atropine sulfate): Uses, Dosage, Side Effects, Interactions, Warning|last=|first=|date=|website=RxList|language=en|access-date=20 Maret 2020}}</ref><ref name=":8" />
Efek samping penggunaan obat ini adalah detak jantung tidak teratur atau cepat, sakit kepala, [[mual]], kembung, nyeri ulu hati, [[sembelit]], sulit buang air kecil, dan mulut kering.<ref name=":4" /><ref name=":9">{{Cite web|url=https://www.farmasi-id.com/atropine/|title=Atropine {{!}} Kandungan, Indikasi, Efek Samping, Dosis, Obat Apa|date=2019-07-07|website=Farmasi-id.com|language=en-US|access-date=2020-03-22}}</ref>
== Sifat fisik dan kimia ==
Atropin adalah obat berbentuk bubuk kristal berwarna putih atau kristal berbentuk seperti jarum yang tidak berbau dan berasa pahit. Sangat mudah larut dengan [[Massa molekul relatif|berat molekul]] 289,38 g/mol. Sebagai [[alkaloid]] belladonna,
== Mekanisme kerja ==▼
Atropin adalah antagonis kompetitif untuk reseptor [[asetilkolin]] muskarinik tipe M1, M2, M3, M4, dan M5, yang akan menyebabkan inhibisi parasimpatis reseptor asetilkolin di otot polos. Hal ini akan meningkatkan [[curah jantung]] dan memberikan efek antimuskarinik. Sebagai antagonis asetilkolin nonselektif, atropin meningkatkan aktivitas [[nodus sinoatrial]] (NSA) dan konduksi [[nodus atrioventrikular]] (NAV) jantung, bekerja berlawanan dengan aksi saraf vagus, memblokir tempat reseptor asetilkolin, dan menurunkan sekresi bronkus paru. Efek konstriksi pupilnya tergantung dari aktivasi reseptor kolin. Atropin menghalangi aktivasi ini sehingga menyebabkan midriasis (pelebaran pupil mata) dan aktivitas dilasi simpatis, melemahkan kontraksi otot siliaris, dan menyebabkan sikloplegia (paralisis [[otot siliaris]]).<ref name=":4" /><ref name=":3" /><ref>{{Cite web|url=https://www.drugbank.ca/drugs/DB00572|title=Atropine|last=|first=|date=|website=www.drugbank.ca|access-date=21 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite book|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470551/|title=Atropine|last=McLendon|first=Kevin|last2=Preuss|first2=Charles V.|date=2020|publisher=StatPearls Publishing|isbn=|location=Treasure Island (FL)|pages=|pmid=29262018|url-status=live}}</ref><ref name=":10" />▼
== Farmakodinamika ==
Atropin digunakan untuk mengatasi kontraksi atau kejang otot pada perut, [[kandung kemih]], usus, dan [[saluran empedu]]. Obat ini juga digunakan untuk mengatasi [[Radang usus besar|kolitis]], [[divertikulitis]], ''irritable bowel syndrome'', mengurangi produksi cairan tubuh seperti [[asam lambung]], mengurangi produksi [[air liur]] dan [[keringat]] berlebih, stabilisasi [[Detak jantung|denyut jantung]] selama proses operasi, dan digunakan untuk mengobati keracunan pestisida golongan [[Organofosfit|organofosfat]].<ref name=":0" /><ref name=":1" /><ref name=":4" /><ref name=":5" /><ref>{{Cite web|url=https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/atropin-atropine/|title=Atropin (Atropine) : Fungsi, Dosis, Efek Samping, Cara Pakai|last=|first=|date=1 Januari 1970|website=Hello Sehat|language=|access-date=21 Maret 2020}}</ref>
Efek parasimpatolitik atropin digunakan untuk mengatasi bradiaritmia dengan cara meningkatkan kecepatan konduksi [[nodus sinoatrial]] atau NSA dan [[nodus atrioventrikuler]] NAV, meningkatkan laju pelepasan SAV, dan menurunkan periode
=== Interaksi dengan obat/zat lain ===
Atropin berinteraksi dengan berbagai obat, seperti [[amantadin]] (obat agonis dopaminergik) yang akan meningkatkan efek antikolinergiknya. Pemberian atropin dengan levodopa akan menurunkan efek atropin. Pemberiannya bersamaan dengan obat antikolinergik seperti antidepresan golongan trisiklik, [[antihistamin]], fenotiazin, disopiramid, dan quinidine akan meningkatkan aktivitas antikolinergik sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Begitupun dengan antagonis reseptor muskarinik golongan amina tersier yang digunakan untuk antispasme seperti disikloamina, oksifensiklimin, flavoksat, dan oksibutinin. Selain dengan obat, atropin juga berinteraksi dengan [[herba]] seperti ''[[Pinang|Areca catechu]]'' (dikenal di Indonesia dengan nama pinang). Interaksinya dengan pinang akan menurunkan suhu dan meningkatkan efek sistem saraf pusat. Interaksi dengan ''[[Pilocarpus microphyllus]]'' atau ''jaborandi'' akan menurunkan efek atropin, interaksi dengan ''jimsonweed'' akan memberikan efek yang kurang baik untuk sistem kardiovaskular, interaksi dengan ''Pill-Bearing Spurge ([[Patikan kebo|Euphorbia Hirta]]'' atau ''[[Euphorbia pilulifera]])'' akan menurunkan efek atropin yang serupa dengan efek pada ''jaborandi'', dan interaksi dengan ''squawvine'' (''[[Gaultheria procumbens]]'') akan mengganggu metabolisme atropin karena kandungan [[asam tanat]] yang ada di dalam ''squawvine''.<ref name=":6" /><ref>{{Cite web|url=https://www.everydayhealth.com/drugs/atropine|title=Atropine - Side Effects, Dosage, Interactions - Drugs|last=|first=|date=|website=EverydayHealth.com|language=|access-date=21 Maret 2020}}</ref>
Ada empat obat yang berinteraksi mayor dengan atropin sebagai obat antikolinergik. Pemberian [[Kalium klorida|potasium klorida]] dan [[Kalium nitrat|potasium sitrat]] akan meningkatkan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna bagian atas. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan waktu transit saluran cerna karena penurunan gerakan lambung dan usus. Kondisi ini akan menyebabkan ion potasium terlokalisasi di saluran pencernaan atas, larut, dan meningkat kadarnya di area tersebut. Kontak yang lama antara ion [[Kalium|potasium]] dengan mukosa saluran pencernaan akan menyebabkan ulserasi, stenosis, perforasi, dan obstruksi.<ref>{{Cite web|url=https://www.drugs.com/drug-interactions/atropine-with-potassium-chloride-280-0-1912-0.html?professional=1|title=Atropine and potassium chloride Drug Interactions|last=|first=|date=|website=Drugs.com|language=|access-date=25 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.drugs.com/drug-interactions/atropine-with-potassium-citrate-280-0-1914-0.html?professional=1|title=Atropine and potassium citrate Drug Interactions|last=|first=|date=|website=Drugs.com|language=|access-date=25 Maret 2020}}</ref> Pemberian atropin dengan [[topiramat]] (obat antikejang) dan [[zonisamid]] (obat antikejang dan untuk [[Penyakit Parkinson|penyakit parkinson]]) akan meningkatkan risiko oligohidrosis (berkurangnya produksi keringat) dan hipertermia. Hal ini terjadi karena kombinasi kedua obat ini akan menghambat anhidrase karbonat sehingga keseimbangan [[elektrolit]] dan cairan terganggu, menghambat proses pembentukan [[keringat]] di perifer, dan mengganggu pusat regulasi suhu tubuh di [[hipotalamus]].<ref>{{Cite web|url=https://www.drugs.com/drug-interactions/atropine-with-topiramate-280-0-2216-0.html?professional=1|title=Atropine and topiramate Drug Interactions|last=|first=|date=|website=Drugs.com|language=|access-date=25 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.drugs.com/drug-interactions/atropine-with-zonisamide-280-0-2334-0.html?professional=1|title=Atropine and zonisamide Drug Interactions|last=|first=|date=|website=Drugs.com|language=|access-date=25 Maret 2020}}</ref>
▲Efek parasimpatolitik atropin digunakan untuk mengatasi bradiaritmia dengan cara meningkatkan kecepatan konduksi NSA dan NAV, meningkatkan laju pelepasan SAV, dan menurunkan periode rafrakter efektif NAV. Ketiga hal ini akan menyebabkan peningkatan denyut jantung. Atropin juga menurunkan aktivitas sistem saraf parasimpatis terhadap beberapa kelenjar seperti kelenjar bronkus, kelenjar saliva, dan kelenjar keringat. Atropin dapat digunakan sebagai [[antidot]] untuk keracunan organofosfat dengan cara menghambat efek kolinomimetik dari pestisida ini.<ref name=":4" /><ref name=":6">{{Cite web|url=http://www.glowm.com/resources/glowm/cd/pages/drugs/a066.html|title=Atropine sulfate|last=|first=|date=|website=www.glowm.com|access-date=21 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://pharmawiki.in/pharmacodynamics-basic-notes-pdf-ppt-atropine-furosimide-heparin-basti-vamana/|title=Pharmacodynamics Basic Notes - PDF PPT - ATROPINE FUROSIMIDE HEPARIN BASTI VAMANA|last=|first=|date=6 Agustus 2018|website=Pharmawiki.in|language=|access-date=21 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Ali–Melkkilä|first=T.|last2=Kanto|first2=J.|last3=Iisalo|first3=E.|date=1993|title=Pharmacokinetics and related pharmacodynamics of anticholinergic drugs|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1399-6576.1993.tb03780.x|journal=Acta Anaesthesiologica Scandinavica|language=en|volume=37|issue=7|pages=633–642|doi=10.1111/j.1399-6576.1993.tb03780.x|issn=1399-6576}}</ref>
▲=== Mekanisme kerja ===
▲Atropin berinteraksi dengan berbagai obat, seperti [[amantadin]] (obat agonis dopaminergik) yang akan meningkatkan efek antikolinergiknya. Pemberian atropin dengan levodopa akan menurunkan efek atropin. Pemberiannya bersamaan dengan obat antikolinergik seperti antidepresan golongan trisiklik, [[antihistamin]], fenotiazin, disopiramid, dan quinidine akan meningkatkan aktivitas antikolinergik sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Begitupun dengan antagonis reseptor muskarinik golongan amina tersier yang digunakan untuk antispasme seperti disikloamina, oksifensiklimin, flavoksat, dan oksibutinin. Selain dengan obat, atropin juga berinteraksi dengan [[herba]] seperti ''[[Pinang|Areca catechu]]'' (dikenal di Indonesia dengan nama pinang). Interaksinya dengan pinang akan menurunkan suhu dan meningkatkan efek sistem saraf pusat. Interaksi dengan ''[[Pilocarpus microphyllus]]'' atau ''jaborandi'' akan menurunkan efek atropin, interaksi dengan ''jimsonweed'' akan memberikan efek yang kurang baik untuk sistem kardiovaskular, interaksi dengan ''Pill-Bearing Spurge ([[Patikan kebo|Euphorbia Hirta]]'' atau ''[[Euphorbia pilulifera]])'' akan menurunkan efek atropin yang serupa dengan efek pada ''jaborandi'', dan interaksi dengan ''squawvine'' (''[[Gaultheria procumbens]]'') akan mengganggu metabolisme atropin karena kandungan [[asam tanat]] yang ada di dalam ''squawvine''.<ref name=":6" /><ref>{{Cite web|url=https://www.everydayhealth.com/drugs/atropine|title=Atropine - Side Effects, Dosage, Interactions - Drugs|last=|first=|date=|website=EverydayHealth.com|language=|access-date=21 Maret 2020}}</ref>
▲Atropin adalah antagonis kompetitif untuk reseptor [[asetilkolin]] muskarinik tipe M1, M2, M3, M4, dan M5, yang akan menyebabkan inhibisi parasimpatis reseptor asetilkolin di otot polos. Hal ini akan meningkatkan [[curah jantung]] dan memberikan efek antimuskarinik. Sebagai antagonis asetilkolin nonselektif, atropin meningkatkan aktivitas [[nodus sinoatrial]] (NSA) dan konduksi [[nodus atrioventrikular]] (NAV) jantung, bekerja berlawanan dengan aksi saraf vagus, memblokir tempat reseptor asetilkolin, dan menurunkan sekresi bronkus paru. Efek konstriksi pupilnya tergantung dari aktivasi reseptor kolin. Atropin menghalangi aktivasi ini sehingga menyebabkan midriasis (pelebaran pupil mata) dan aktivitas dilasi simpatis, melemahkan kontraksi otot siliaris, dan menyebabkan sikloplegia (paralisis [[otot siliaris]]).<ref name=":4" /><ref name=":3"
== Farmakokinetika ==
Atropin didistribusi ke seluruh tubuh dengan sangat baik. Hanya sekitar 18% dari obat ini yang berikatan dengan protein plasma yang secara klinis tidak memberikan efek samping. Atropin dimetabolisme di hati menghasilkan beberapa [[metabolit]], dengan 30-50% dari dosis pemberian diekskresikan melalui [[ginjal]] dan sebagian kecil lagi melalui [[Tinja|feses]] dan udara ekspirasi. Waktu paruhnya bersifat bifasik, dengan fase awal 2 jam dan dilanjutkan dengan waktu paruh terminal sekitar 12 jam.<ref name=":2" /><ref name=":4" /><ref name=":6" /><ref name=":7">{{Cite web|url=https://www.drugbank.ca/drugs/DB00572|title=Atropine|last=|first=|date=|website=www.drugbank.ca|access-date=21 Maret 2020}}</ref>
Absorbsi atropin oral lebih lambat bila dibandingkan dengan atropin parenteral. Atropin diabsorbsi utamanya di [[Usus kosong|jejenum]] dan [[Usus dua belas jari|duodenum]]. Pada anak, absorbsi rektal lebih lambat bila dibandingkan absorbsi atropin yang diberikan dengan cara intramuskular. Atropin atau atropin sulfat yang diberikan melalui intramuskular akan mencapai kadar maksimum plasmanya dalam 30 menit.<ref name=":2" /><ref name=":4" /><ref name=":7" />
Baris 85 ⟶ 87:
== Efek samping ==
Efek samping pemberian atropin bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, maupun kondisi kesehatan seseorang. Atropin dapat menyebabkan reaksi [[alergi]] seperti pembengkakan bibir, lidah, atau wajah, sulit bernapas, tenggorokan menyempit, atau gatal-gatal. Selain itu dapat timbul efek samping seperti detak jantung tidak teratur atau cepat, sakit kepala, pusing, penglihatan buram, mual, kembung, nyeri ulu hati, [[sembelit]], sulit buang air kecil, bersin, hidung tersumbat, dan mulut kering.<ref name=":1" /><ref name=":4" /><ref name=":
== Sejarah ==
[[Berkas:1514 Belladona Plant.jpg|jmpl|''Atropa belladona'']]
Atropin secara alami dapat ditemukan di dalam tumbuhan ''[[Atropa belladonna
[[Berkas:Köhler's Medizinal-Pflanzen in naturgetreuen Abbildungen mit kurz erläuterndem Texte (Plate 23) (7118315575).jpg|jmpl|Ilustrasi ''Datura stramonium'']]
== Referensi ==
<references />
{{Authority control}}
[[Kategori:
[[Kategori:Antikolinergik]]
[[kategori:antidot]]
[[Kategori:Obat Esensial Nasional Indonesia]]
[[Kategori:Delirian]]
[[Kategori:Enteogen]]
[[Kategori:Alkaloid tropana]]
[[Kategori:Alkaloid Solanaceae]]
[[Kategori:Ester]]
[[Kategori:Oneirogen]]
[[Kategori:Agonis reseptor glisina]]
[[Kategori:Metabolit sekunder]]
[[Kategori:Bahan kimia untuk darurat medis]]
[[Kategori:Toksin tumbuhan]]
[[Kategori:Obat yang dikembangkan oleh Pfizer]]
[[Kategori:Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia]]
[[Kategori:Penawar racun]]
|